Anda di halaman 1dari 8

DATA PASIEN

A. Identitas Pasien
Nama : Tn. T
Umur : 35 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Diagnosa : Nefrolithiasis Hidroneprosis

Keluhan : Perut terasa sesek dan BAK keluar batu kecil-kecil, warna kuning

B. Nutrition Care Process

1. Assesment
a. Antropometri
1) Berat Badan : 65 kg
2) Tinggi badan : 165 cm
3) Perhitungan BBI
BB idaman/ideal :
BBI = (TB-100)-10%(TB-100)
= (165 - 100) – 10%(165 - 100)

= (65– 6,5)

= 58,5 kg

𝐵𝐵(𝑘𝑔) 65 𝑘𝑔
4) IMT = 𝑇𝐵2 (𝑚) = 1,652 = 23,9 𝑚2

(Asia Fasifik)

Tabel 1. kategori IMT Kriteria asia Pasifik


Kategori Nilai IMT (kg/m2)
Underweight <18.5
Normal 18.5-22.9
Overweight (berisiko) 23.0-24.9
Obesitas 1 25.0 - 29.9
Obesitas 2 > 30
Sumber : Asia Fasifik (WHO 2006)
Kesimpulan :
Tn. T memilki status gizi overweight. Berdasarkan perhitungan status gizi
pada dewasa yang dilakukan dengan cara menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT).
Perhitungan tersebut diklasifikasikan berdasarkan kategori menurut WHO 2006.

b. Biokimia

Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Bioimia


Pemeriksaan darah Nilai normal Hasil Ket.

Monosit 2-10% 12% Tinggi


RDW-CV 11,6-14,4 12,9 Normal
Uric Acid 4,5-7,0 mg/dl 8,3mmg/dl Tinggi
Kolesterol <200 mg/dl 263 mg/dl Tinggi

Kesimpulan :
Berdasarkan hasil pemeriksaan labolatorium pasien diketahui bahwa
monosit, Uric acid dan kolesterol pasien termasuk dalam mategori tinggi.

c. Fisik/klinis
1) Data fisik
a) sewaktu BAK keluar batu kecil-kecil, warna kuning
b) Pasien terpasang infus dekstrosa 5% 1 ampul/hari
c) Perut terasa begah
2) Data klinis

Tabel 3. Pemeriksaan klinis pasien


Pemeriksaan Nilai Normal Hasil Keterangan

Tekanan Darah ≤120/80 130/90 mmHg Pre-Hipertensi

Suhu 36-370C 370C Normal

Respirasi 20-30 X/menit 22 x /menit Normal

Nadi 60-100 X/menit 84 x/menit Normal


Kesimpulan :
Berdasarkan data klinis nadi, suhu, dan respirasi pasien
menunjukan hasil yang normal, namun pada hasil pemeriksaan tekanan
darahpasien termasuk dalam kategori pre-hipertensi.
d. Diatary history
1) Pola makan pasien
Pola makan pasien 3x/hari. pasien menyukai sayuran terutama bayam
dan kangkung, goreng-gorengan (tahu dan tempe).
a) Makanan pokok
(1)Nasi : 3x sehari @ 2 ctg/makan
b) Lauk hewani
(1)Daging ayam : 2xseminggu @ 1 ptg
(2)Telur : 2xseminggu @ 1 ptg
c) Lauk nabati
(1) Tempe : 1x sehari @ 1 ptg
(2) Tahu : 1x sehari @ 1 ptg
d) Sayuran
(1) bayam : 1-2 x sehari @ 1 sds
(2) kangkung : 1-2 x sehari @ 1 sds
e) Lainnya
(1) Gorengan : tahu/tempe sehari @ 2bh
(2) teh campur susu atau kopi campur susu
2) Hasil recall

Tabel 4. hasil recall 3 x 24 jm


Energi Karbohidrat
Protein (gram) Lemak (gram)
Hari (kkal) (gram)

% Asupan oral 29,16 31,64 17,58 31,97


Kebutuhan 2217 83,1 49,3 360,3
Kategori Kurang Kurang Kurang kurang

Tabel 5. Kategori Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi, 2004


Nilai Kategori
<80% Kurang
80-110% Baik
>110 Lebih
Sumber : Klasifikasi kecukupan zat gizi berdasarkan WNPG 2004
Kesimpulan : Berdasarkan hasil recall asupan makan selama 1 hari sebelum masuk
rumah sakit didapatkan hasil energi sebesar 29,16%, protein sebesar 31,64 %, lemak
sebesar 17,58 %, dan karbohidrat yaitu sebesar 31,97 atau dalam kategori kurang .

e. Client history
1) Keluhan pasien
Pasien mengeluh perut terasa sesek, sewaktu BAK keluar batu kecil-
kecil, warna kuning.
2) Riwayat pasien :
a) pernah berobat ke dokter dan diberikan obat
3) Riwayat penyakit keluarga :
a) -
4) Terapi medis (fungsi obat dan interaksi dengan zat gizi)
a) Allopurinol
b) diuretic thiazide
c) Terazosin.

Tabel 6. Interaksi obat dengan makaann


Obat Fungsi Efek samping Interaksi dan Makanan
diuretic Peningkatan  1. meningkatkan tekanan darah Mengonsumsi makanan
thiazide urine.  2. meningkatkan hipokalemia tinggi K dan Mg. hindari
 3. meningkatkan glukosa darah konsumsi licorice.
 perhatikan kadar elektrolit
dan pertimbangkan untuk
 suplementasi. hati-hati
pada suplementasi Ca

2. Diagnosa gizi
a. Domain intake
NI.1.2 asupan energi inadekuat

Asupan energi inadekuat berkaitan dengan kurangnya pengetahuan dan zat gizi
terkait energi ditandai dengan hasil recall 1 x 24 jam asupan makan pasien energi
29,16%, protein 31,64%, lemak 17,58%, dan karbohidrat 31,97% terasuk kategori
kurang.
b. Domain Klinis

NC.2.2. Perubahan nilai laboratorium terkait gizi

Perubahan nilai laboratorium terkait gizi berkaitan dengan gangguan metabolisme


kalsium dan fungsi ginjal ditandai dengan kadar Monosit 12%, Creatinin 2,19
mg/dl, Uric Acid 8,3 mg/dl dan Cholesterol 263 mg/dl pasien yang tinggi.

c. Domain Behaviour
NB.1.1. Kurang pengetahuan terkait makanan dan zat gizi
Kurang pengetahuan terkait makanan dan zat gizi berkaitan dengan kurang
terpapar informasi yang akurat terkait gizi ditandai dengan mengonsumsi makanan
tinggi kalsium (tempe,tahu dan susu), tinggi oksalat (bayam, kangkung, teh dan
kopi) dan goreng-gorengan setiap hari.

3. Intervensi gizi
a. Tujuan Diet:
1) mencegah atau memperlambat terbentuknya batu kalsium oksalat atau kalsium
fosfat.
2) mencapai nilai labolatorium pada pemeriksaan Monosit, Creatinin, Uric Acid
dan Cholesterol normal.
3) meningkatkan pengetahuan pasien
b. Syarat diet:
1) Energi sesuai kebutuhan untu metabolisme basal sebesar 30 kkal/BB normal,
di tambah faktor aktivitas fisik dan keadaan khusus.
2) Protein sedang yaitu 15% dari toral kebutuhan energi.
3) Lemak sedang yaitu 20% dari kebutuhan energi total
4) Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energi total
5) cairan tinggi, yaitu 2,5 – 3 L/hari, separuh dari minuman
6) natrium sedang, yaitu 2300 mg (5 g garam dapur), karena natrium dapat
memicu hiperkaliuria
7) kalsium normal, yatiu 500-800 m/hari. pembatasan kalsium tidak dianjrkan
karena dapat mengganggu keseimbangan kalsium negatif
8) Asupan serat tidak larut air tinggi, karena serat dapat mengikat kasium,
sehingga membatasi penyerapannya.
9) oksalat rendah dengan membatasi makanan tinggi oksalat
10) fosfat normal. Diet rendah fosfat ternyata tidak dapat mencegah pembentukan
batu fosfat.

c. Perhitungan Kebutuhan Gizi


Konsesus Ginjal usia <60 tahun

1) BMR = 30 x BBI

= 30 x 58,5

= 1755 kkal

Energi = (BMR x F. Aktivitas x F. Stress)


= (1755 x 1,1 x 1,2)
= 2317 kkal
karena pasien mendapatkan infus (dextrose 5% dalam 500 ml) maka
kebutuhan energi dari makananan dikurangi energi dari infus sebesar
100 kkal.
= 2317 kkal -100 kkal
= 2217 kka

2) Protein 15% dari total kebutuhan

15% 𝑥 2217
Protein = 4

= 83,1 g

20% 𝑥 2217
3) Lemak = 9

= 49,3 g

2317−86,9(4)−51,5(9)
4) Karbohidrat = 4

= 360,3 g (65% dari total kebutuhan)

d. Implementasi
1) Nama Diet : diet rendah oksalat, tinggi sisa asam
2) Bentuk makanan : Makanan biasa
3) Frekuensi : 3x makanan utama dan 2x selingan
4) Rute : Oral
5) Preskripsi Diet : Tn. T diberikan diet diet rendah oksalat, tinggi sisa
asam kkal dengan energy sebesar 2217 kkal, protein 83,1 gr lemak 49,3 g,
karbohidrat 360,3 gr.
e. Edukasi Gizi
1) Topik : Diet rendah oksalat, tinggi sisa asam
2) Sasaran : Tn. T dan keluarga
3) Waktu : ±15 menit
4) Peraga : Leaflet
5) Bentuk edukasi : Konseling
6) Tempat : Ruang rawat inap
7) Materi :
a) Pengertian penyakit batu ginjal
b) Penyebab penyakit batu ginjal
c) Tanda-tanda penyakit batu ginjal
d) Kaitan penyakit batu ginjal dengan status gizi
e) Diet penyakit batu ginjal
f) Makanan yang dianjurkan dan dihindari

4. Monitoring evaluasi
Tabel 7. monitoring evaluasi
Parameter Evaluasi Pelaksanaan Target
Asupan Membandingkan Setiap hari Mencapai kebutuhan
Energi, Protein, antara rata-rata asupan makan sampai
Lemak, dan intake nutrisi 80 % kebutuhan yang
Karbohidrat dengan diberikan.
kebutuhan
Biokimia Membandingkan Setiap ada 1. Nilai Monosit
antara nilai pemeriksaan mencapai normal : 2-
laboratorium darah dan 10%
sebelum urin 2. Nilai Creatinin
intervensi mencapai normal :
dengan sesudah 0,67-1,17
intervensi. 3. Nilai Uric Acid
mencapai normal :
4,5-7,0 mg/dl
4. Nilai Cholesterol
mencapai normal :
<200 mg/dl

Fisik/Klinik Membandingkan Setiap hari Mencapai kondisi yang


antara kondisi normal pada tekanan
fisik dan tanda- darah >120 mmHg
tanda vital
sebelum
dilakukan
intervensi
dengan sesudah
intervensi.

Antropometri Membandingkan Hari Mencapai IMT normal.


hasil terakhir
pengukuran intervensi
sebelum
dilakukan
intervensi
dengan sesudah
intervensi.

Anda mungkin juga menyukai