PHB KLP 4
PHB KLP 4
1
Berdasarkan ketentuan pasal 1618 KUHPdt bahwa dalam persekutuan perdata itu
semua anggotanya mempunyai kewajiban memasukkan sesuatu ke dalam persekutuan.
Sesuatu yang dimaksudkan disini dapat berupa uang, barang, goodwilling, konsesi, cara
kerja, tenaga biasa dll. Dalam hal cara membagi keuntungan harus seimbang dengan
besarnya modal yang dimasukan kedalam persekutuan. Suatu hal yang dilarang adalah jika
adanya keuntungan hanya diperuntukkan bagi seorang anggota persekutuan saja.
2
b. Bentuk – Bentuk Persekutuan Perdata
Persekutuan perdata dapat terjadi antara pribadi-pribadi yang melakukan
suatu pekerjaan bebas (profesi). Dalam bentuk ini, asosiasinya tidak
menjalankan perusahaan tetapi mengutamakan anggotanya dan tidak
menjadikan elemen modal organisatorisnya sebagai unsur utama.
Misalnya asosiasi akuntan, dokter, pengacara dan lain-lain.
Persekutuan bertindak keluar kepada pihak ketiga secara terang-terangan
dan terus menerus untuk mencari laba maka persekutuan perdata tersebut
dikatakan menjalankan perusahaan. Misalnya pengusaha A dan B
membentuk persekutuan untuk melakukan usaha di bidang lain.
Perjanjian kerja sama dari suatu transaksi sekali segera setempat.
Contoh: kerja sama membeli barang bersama-sama kemudian dijual
dengan mendapatkan laba.
3
b. Sifat Persekutuan Perdata
Bertujuan mencari keuntungan secara material untuk dibagikan kepada
anggota.
Tidak komersial yaitu bertujuan untuk membantu kelancaran
kepentingan anggota.
Cara pendirian sederhana.
Cara pembubarannya tidak memerlukan persyaratan formal.
Cara pendirian persekutuan perdata dimulai saat ditandatanganinya akta
pendirian di notaris dan selanjutnya didaftarkan di Kepaniteraan
Pengadilan negeri.
4
tersebut harus dilakukan berdasarkan asas keseimbangan dengan ketentuan bahwa
pemasukan uang / benda yang terkecil.
Selain itu, Pasal 1635 KUH Perdata menjelaskan bahwa janji untuk membagi keuntungan
hanya pada satu pihak maka perjanjian tersebut akan batal demi hukum, sedangkan
perjanjian untuk membagi kerugian hanya pada satu pihak diperbolehkan.
5
8. Berakhirnya Persekutuan Perdata
Berakhirnya persekutuan perdata: Berdasarkan ketentuan pasal 1646 KUHPdt
persekutuan perdata menjadi bubar apabila:
1. Karena jangka waktu berdirinya persekutuan perdata tersebut sudah habis.
2. Karena barang yang menjadi objek persekutuan perdata itu menjadi lenyap,
atau telah diselesaikannya perbuatan yang menjdai pokok persekutuan perdata
tersebut.
3. Karena salah seorang anggota persekuruan perdata meninggal dunia, dikuratil,
jatuh falit.
4. Karena anggota persekutuan perdata itu sendiri meminta agar persekutuan itu
dibubarkan.
6
DAFTAR PUSTAKA