LP HDR Muj
LP HDR Muj
OLEH :
NI WAYAN MUJANI
P07120216021
TK. 3A/ D4 KEPERAWATAN
4. Klasifikasi
Gangguan harga diri yang disebut harga diri rendah dapat terjadi secara:
a. Harga diri rendah situasional yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba.
Misalnya harus operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah,
putus hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu (korban
perkosaan, dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba). Pada pasien yang
dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena:
1) Privasi yang kurang diperhatikan, misalnya: pemeriksaan fisik
yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan (pencukuran
pubis, pemasangan kateter, pemeriksaan perineal).
2) Harapan akan struktur, bentuk, dan fungsi tubuh yang tidak
tercapai karena dirawat/sakit/penyakit.
3) Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya
berbagai pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan, tanpa
persetujuan. Kondisi ini banyak ditemukan pada pasien gangguan
fisik.
b. Harga diri rendah kronik, yaitu perasaan negative terhadap diri telah
berlangsung lama, yaitu sebelum sakit atau dirawat. Pasien mempunyai
cara berpikir yang negative. Kejadian sakit dan dirawat akan
menambah persepsi negative terhadap dirinya. Kondisi ini
mengakibatkan respon yang maladaptive, Kondisi ini dapat ditemukan
pada pasien gangguan fisik yang kronis atau pada pasien gangguan
jiwa (NANDA NIC-NOC, 2015)
5. Rentang Respon Harga Diri Rendah
Menurut Stuart dan Sundeen (2013) respon individu terhadap
konsep dirinya sepanjang rentang respon konsep diri yaitu adaptif dan
maladaptif.
a. Respon Adaptif
Yaitu respon individu dalam penyesuaian masalah yang dapat diterima
oleh norma- norma sosial dan kebudayaan.
b. Respon Maladaptif
Yaitu respon individu dalam penyesuaian masalah yang tidak dapat
diterima oleh norma – norma sosial dan kebudayaan.
7. Penatalaksanaan Medis
Menurut Stuart dan Sundeen (1998) penatalaksanaan pada pasien
dengan gangguan konsep diri berfokus pada tingkat penilaian kognitif
terhadap kehidupan yang terdiri dari :
a. Persepsi
b. Kesadaran pasien akan emosi dan perasaan
c. Menyadari masalah dan perubahan sikap
Prinsip asuhan keperawatan yang diberikan terlihat dari kemajuan
pasien meningkatkan dari satu tingkat ke tingkat berikutnya yaitu :
a. Meluaskan kesadaran diri yaitu dengan meningkatkan hubungan
keterbukaan dan saling percaya.
b. Menyelidiki dan mengeksplorasi diri (self exploration) yaitu
membantu pasien untuk menerima perasaan dan pikirannya.
c. Perencanaan realita (realita planing) membantu pasien bahwa hanya
saja di yang dapat merubah bukan rang lain.
d. Tanggung jawab bertindak (comitment to action) membantu pasien
melakukan tindakan yang perlu untuk merubah respon maladaptif dan
mempertahankan respon adaptif.
TUK 5 : Setelah .... x interaksi 1. Beri kesempatan pada pasien 1. Memberikan kesempatan
Pasien dapat
diharapkan pasien dapat untuk mencoba kegiatan yang kepada pasien mandiri
melakukan
melakukan kegiatan telah direncanakan. dapat meningkatkan
kegiatan sesuai 2. Pantau kegiatan yang
sesuai jadwal yang telah motivasi dan harga diri
dengan dengan dilaksanakan pasien
dibuat pasien.
3. Beri pujian atas keberhasilan
rencana yang 2. Reinforcement positif
pasien
telah dibuat dapat meningkatkan harga
4. Diskusikan kemungkinan
pelaksanaan kegiatan setelah diri pasien.
3. Memberikan kesempatan
pasien pulang.
kepada pasien untuk tetap
melakukan kegiatan yang
biasa dilakukan.
TUK 6 : Setelah .... x interaksi 1. Beri pendidikan kesehatan 1. Mendorong keluarga untuk
Pasien dapat
diharapkan pasien mampu pada keluarga tentang cara mampu merawat pasien
memanfaatkan
memanfaatkan sistem merawat pasien dengan harga mandiri di rumah.
sistem 2. Support system keluarga
pendukung yang ada di diri rendah.
pendukung 2. Bantu keluarga memberikan akan sangat
keluarga
yang ada dukungan selama pasien mempengaruhi dalam
dirawat. mempercepat proses
3. Bantu keluarga menyiapkan
penyembuhan pasien.
lingkungan rumah. 3. Meningkatkan peran serta
keluarga dalam merawat
pasien di rumah.
TUK 7: Setelah .... x interaksi 1. Diskusikan dengan pasien dan 1. Memudahkan dalam
Pasien mampu
diharapkan pasien mampu keluarga tentang dosis, pemberian therapy
memanfaatkan 2. Pasien teratur dalam
memanfaatkan obat frekuensi, dan manfaat obat
obat dengan 2. Anjurkan pasien meminta minum obat, sehingga
dengan benar dengan
benar sendiri obat pada perawat dan menunjang keberhasilan
kriteria hasil:
1. Pasien dan keluarga merasakan menfaatnya therapy
3. Anjurkan pasien dengan 3. Menunjang keberhasilan
dapat menyebutkan
bertanya kepada dokter tentang program terapeutik
manfaat, dosis, dan
efek dan efek samping obat
efek samping obat yang dirasakan
2. Pasien dapat 4. Bantu pasien menggunakan
mendemonstrasikan obat dengan prinsip 12 B
penggunaan obat
3. Pasien termotivasi
untuk berbicara
dengan perawat
apabila dirasakan ada
efek samping obat
4. Pasien memahami
akibat berhentinya
obat
5. Pasien dapat
menyebutkan prinsip
12 benar penggunaan
obat
DAFTAR PUSTAKA
Hawari, D. 2001. Pendekatan Holistik Pada Gangguan Jiwa Skizofrenia. Jakarta: EGC
Keliat & Akemat. 2005. Keperawatan Jiwa: terapi aktivitas kelompok. Jakarta: EGC.
Keliat, Budi Anna dkk. 2006. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Maramis, W.F. 2005. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga University Press
NANDA NIC-NOC. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
Stuart, G. W. dan Sundeen, S.J. 2013. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3. Jakarta : EGC
Townsend, Mary C. 2012. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan Psikiatri:
Keliat, Budi Anna dll. (1999). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa.. EGC: Jakarta.
LEMBAR PENGESAHAN
Bangli,
Mengetahui,
……………………………… ………………………………
NIP. NIM.
Nama Pembimbing/ CT
………………………………
NIP.