LP Jiwa Isos
LP Jiwa Isos
OLEH :
NI WAYAN MUJANI
P07120216021
2. Etiologi
Proses terjadinya isolasi sosial pada pasien akan dijelaskan dengan
menggunakan konsep stres adaptasi Stuart yang meliputi stressor dari
faktor predisposisi dan presipitasi.
a. Faktor predisposisi
Hal-hal yang dapat mempengaruhi terjadinya isolasi sosial, meliputi:
a. Faktor biologis
Hal yang dikaji pada faktor biologis meliputi adanya faktor
herediter mengalami gangguan jiwa, adanya risiko bunuh diri,
riwayat penyakit atau trauma kepala, dan riwayat penggunaan
NAPZA.
b. Faktor psikologis
Pada pasien yang mengalami isolasi sosial, dapat ditemukan
pengalaman negatif pasien terhadap gambaran diri, ketidakjelasan
atau berlebihnya peran yang dimiliki, kegagalan dalam mencapai
harapan atau cita-cita, krisis identitas dan kurangnya penghargaan
baik dari diri sendiri maupun lingkungan, yang dapat menyebabkan
gangguan dalam berinteraksi dengan orang lain, yang akhirnya
menjadi masalah isolasi sosial.
c. Faktor sosial budaya
Pasien dengan isolasi sosial umumnya berasal dari tingkat sosial
ekonomi rendah, riwayat penolakan lingkungan pada usia
perkembangan anak, tingkat pendidikan rendah dan kegagalan
dalam hubungan sosial (perceraian, hidup sendiri).
d. Faktor komunikasi dalam keluarga
Masalah komunikasi dalam keluarga dapat menjadi kontribusi
penting dalam mengembangkan gangguan tingkah laku seperti
sikap bermusuhan/ hostilitas, sikap mengancam, merendahkan dan
menjelek-jelekkan anak, selalu mengkritik, menyalahkan, dan anak
tidak diberi kesempatan untuk mengungkapkan pendapatnya,
kurang kehangatan, kurang memperhatikan ketertarikan pada
pembicaraan anak, hubungan yang kaku antara anggota keluarga,
kurang tegur sapa, komunikasi kurang terbuka, terutama dalam
pemecahan masalah tidak diselesaikan secara terbuka dengan
musyawarah, ekspresi emosi yang tinggi, double bind, dua pesan
yang bertentangan disampaikan saat bersamaan yang membuat
bingung dan kecemasannya meningkat.
b. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi yang dapat menimbulkan isolasi sosial adalah
riwayat penyakit infeksi, penyakit kronis atau kelainan struktur otak,
kekerasan dalam keluarga, kegagalan-kegagalan dalam hidup,
kemiskinan, adanya aturan atau tuntutan dikeluarga atau masyarakat
yang sering tidak sesuai dengan pasien, konflik antar masyarakat.
3. Pohon Masalah
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan dirumuskan berdasarkan tanda dan gejala
Isolasi sosial yang ditemukan. Jika hasil pengkajian menunjukkan tanda
dan gejala isolasi sosial, maka diagnosis keperawatan yang ditegakkan
adalah :
a. Isolasi sosial
3. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Menurut (Workshop Standar Asuhan & Bimbingan Keperawatan
Jiwa RSJ Prof. Dr. Soeroyo Magelang, 2007) strategi pelaksanaan
tindakan keperawatan menggunakan SP, yaitu :
Diagnosa : Isolasi Sosial
Tujuan:
Dapat berinteraksi dengan orang lain secara bertahap
I. Pasien
SP 1 (pasien) :
1.1. Membina hubungan saling percaya
1.2. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosia pasien.
1.3. Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan
orang lain.
1.4. Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian tidak berinteraksi
dengan orang lain.
1.5. Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang.
1.6. Menganjurkan pasien memasukan kegiatan latihan berbincang-
bincang dengan orang lain dalam kegiatan harian.
SP 2 (pasien) :
2.1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
2.2. Memberikan kesempatan kepada pasien mempraktekan cara
berkenalan dengan dua orang.
2.3. Membantu pasien memasukan kegiatan berbincang-bincang
dengan orang lain sebagai salah satu kegiatan harian.
SP 3 (pasien) :
3.1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
3.2. Memberikan kesempatan kepada pasien berkenalan dengan dua
orang atau lebih.
3.3. Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian.
II. Keluarga
SP 1 (keluarga) :
1.1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat
pasien.
1.2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi sosial yang
dialami pasien beserta proses terjadinya.
1.3. Menjelaskan cara-cara merawat pasien isolasi sosial
SP 2 (keluarga) :
2.1. Melatih keluarga mempraktekan cara merawat pasien dengan
isolasi sosial.
2.2. Melatih keluarga cara merawat langsung kepada pasien isolasi
sosial.
SP 3 (keluarga) :
3.1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk
minum obat (discharge planning).
3.2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang.
4. Rencana Tindakan Keperawatan Isolasi Sosial
Diagnosa Perencanaan
No.
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
1 Isolasi Sosial TUM : Setelah 1x ... menit Bina hubungan saling percaya dengan: Dengan terbinanya
Pasien dapat interaksi pasien 1. Beri salam setiap interaksi hubungan saling percaya
beerinteraksi menunjukkan tanda- 2. Perkenalkan nama, nama panggilan merupakan dasar untuk
dengan orang tanda percaya kepada/ perawat, dan tujuan perawat interaksi perawat dengan
lain. terhadap perawat: berkenalan pasien dan dasar untuk
1. Wajah cerah, 3. Tanyakan dan panggil nama merencanakan
TUK/SP : tersenyum kesukaaan pasien perencanakan selanjutnya.
1. Pasien dapat 2. Mau berkenalan 4. Tunjukkan sikap jujur dan
membina 3. Ada kontak mata menepati janji
hubungan 4. Bersedia 5. Tanyakan perasaan pasien dan
saling menceritakan masalah yang dihadapi pasien
percaya perasaan 6. Buat kontrak interaksi yang jelas
5. Bersedia 7. Dengarkan dengan penuh perhatian
mengungkapkan ekspresi perasaan pasien
masalahnya
2. Pasien Setelah 1x ... menit 1. Tanyakan pada pasien tentang: Diketahuinya penyebab akan
mampu interaksi pasien dapat a. Orang yang tinggal serumah/ dapat dihubungkan dengan
menyebutkan menyebutkan minimal teman sekamar pasien faktor presipitasi yang
penyebab satu penyebab menarik b. Orang yang paling dekat dialami pasien
menarik diri diri dari: dengan pasien di rumah/ di
1. Diri sendiri ruang perawatan
2. Orang lain c. Apa yang membuat pasien
3. Lingkungan dekat dengan orang tersebut
d. Orang yang tidak dekat dengan
pasien di rumah/di ruang
perawatan
e. Apa yang membuat pasien
tidak dekat dengan orang
tersebut
f. Upaya yang sudah dilakukan
agar dekat dengan orang lain
2. Diskusikan dengan pasien
penyebab menarik diri
3. Beri pujian terhadap kemampuan
pasien mengungkapkan
perasaannya
3. Pasien Setelah 1x.... menit 1. Tanyakan pada pasien tentang: Dengan mengetahui
mampu interaksi dengan pasien a. Manfaat hubungan sosial keuntungan dari berinteraksi
menyebutkan dapat meneybutkan b. Kerugian menarik diri pasien diharapkan terdorong
keuntungan keuntungan 2. Diskusikan bersama pasien tentang untuk berinteraksi
berhubungan berhubungan sosial, manfaat berhubungan sosial dan
sosial dan misalnya: kerugian menarik diri
kerugian 1. Banyak teman 3. Beri pujian terhadap kamampuan
menarik diri. 2. Tidak kesepian pasien mengungkapkan
3. Bisa diskusi perasaannya
4. Saling menolong
Dan kerugian menarik
diri, misalnya:
1. Sendiri
2. Kesepian
3. Tidak bisa diskusi
4. Pasien dapat Setelah 1x... menit 1. Observasi perilaku pasien saat Pasien harus mencoba
melaksanaka interaksi pasien dapat berhubungan sosial berinteraksi secara bertahap
n hubungan melaksanakan 2. Beri motivasi dan bantu pasien agar terbiasa membina
sosial secara hubungan sosial secara untuk berkenalan/ berkomunikasi hubungan yang sehat dengan
bertahap. bertahap dengan: dengan: orang lain
1. Perawat a. Perawat lain
2. Perawat lain b. Pasien lain
3. Pasien lain c. Kelompok
4. Kelompok 3. Libatkan pasien dalam Terapi
Aktivitas Kelompok Sosialisasi
4. Diskusikan jadwal harian yang
dapat dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan pasien
bersosialisasi
5. Beri motivasi pasien untuk
melakukan kegiatan sesuai dengan
jadwal yang telah dibuat
6. Beri pujian terhadap kemampuan
pasien memperluas pergaulannya
melalui aktivitas yang dilaksanakan
5. Pasien Setalah 1x... menit 1. Diskusikan dengan pasien tentang Mengungkapkan perasaan
mampu interaksi pasien dapat perasaannya setelah berhubungan akan membantu pasien
menjelaskan menjelaskan sosial dengan: menilai keuntungan
perasaannya perasaannya setelah a. Orang lain berinteraksi dengan orang
setelah berhubungan sosial b. Kelompok lain.
berhubungan dengan: 2. Beri pujian terhadap kemampuan
sosial. 1. Orang lain pasien mengungkapkan
2. Kelompok perasaannya
6. Pasien 1. Setelah 1x.... menit 1. Diskusikan pentingnya peran serta Keterlibatan keluarga sangat
mendapat pertemuan keluarga keluarga sebagai pendukung untuk mendukung terhadap proses
dukungan dapat menjelaskan mengatasi perilaku menarik diri perubahan perilaku pasien.
keluarga tentang: 2. Diskusikan potensi keluarga untuk
dalam a. Pengertian membantu pasien mengatasi
memperluas menarik diri perilaku menarik diri
hubungan b. Tanda dan 3. Jelaskan pada keluarga tentang:
sosial gejala menarrik a. Pengertian menarik diri
diri b. Tanda dan gejala menarik diri
c. Penyebab dan c. Penyebab dan akibat menarik
akibat menarik diri
diri d. Cara merawat pasien menarik
d. Cara merawat diri
pasien menarik 4. Latih keluarga cara merawat pasien
diri menarik diri
2. Setelah 1x20 menit 5. Tanyakan perasaan keluarga
pertemuan keluarga setelah mencaba cara yang
dapat dilatihkan
mempraktekan cara 6. Beri motivasi keluarga agar
merawat pasien membantu pasien untuk
menarik diri bersosialisasi
7. Beri pujian kepada keluarga atas
keterlibatnnya merawapasien di
rumah sakit
7. Pasien dapat Setelah 1x.... menit 1. Diskusikan dengan pasien tentang Komunikasi yang terapeutik
memanfaatka interaksi pasien manfaat dan kerugian tidak minum dan disertai dengan
n obat menyebutkan: obat, nama, warna, dosis, cara, efek penggunaan obat secara
dengan baik. 1. 12 benar terapi, dan efek samping benar melalui prinsip 5 benar
2. Meminta minum penggunaan obat akan sangat membantu
obat kepada 2. Pantau pasien saat penggunaan obat pasien dalam mengatasi
perawat jika sudah 3. Beri pujian jika kliien permasalahannya yang
waktunya menggunakan obat dengan benar sedang dihadapi.
3. Manfaat minum 4. Diskusikan akibat berhenti minum
obat obat tanpa konsultasi dokter
5. Anjurkan pasien untuk konsultasi
kepada dokter/perawat jika terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan
DAFTAR PUSTAKA
Budi Anna Keliat. 1999. Asuhan Klien Gangguan Hubungan Sosial: Menarik
Diri. Jakarta : FIK UI
Dalami, E. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa dengan Masalah Psikososial,
Jakarta: Trans Info Media
Dinas Provinsi Jawa Barat. 2012. Panduan Standar Pemeriksaan Penunjang
Diagnostik Berdasarkan Kewenangan Pemberi Pelayanan Kesehatan
Di Provinsi Jawa Barat.
Http://www.diskes.jabarprov.go.id/assets/data/menu/standar_pemeriks
aan_penunjang.pdf. Diakses pada Rabu, 7 Desember 2016. Pukul
18.20 wita.
Herdman, T.H. 2015.NANDA International Nursing Diagnoses Definition and
Classification, 2015-2017. Oxford: Wiley-Blackwell
Keliat, B.A., dkk. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas (CMHN - Basic
Course). Jakarta: EGC
Kusumawati dan Hartono. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa . Jakarta: Salemba
Medika
Stuart dan Sundeen .2005. Buku Keperawatan Jiwa . Jakarta: EGC
LEMBAR PENGESAHAN
………………………2019
Nama Pembimbing / CT Nama Mahasiswa
Nama pembimbing / CI
……………………………………….
NIP.