Postnatal Care
Postnatal Care
Search
BERANDA
LP POST NATAL
LAPORAN PENDAHULUAN
4012180010
TAHUN 2017
A. Pengertian
Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat
kandung kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil) yang berlangsung kurang lebih 6 minggu.
2. Puerperium adalah suatu keadaan dimana tubuh menyesuaikan diri baik fisik maupn psikologi
terhadap proses melahirkan/ bersalin, tubuh menyesuaikan secara sempurna dan kembali keadaan
sebelum hamil
3. Puerperium : masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ – organ reproduksi kembali ke keadaan
normal sebelum hamil (bobak, dkk, 2004)
4. Puerperium : masa setelah partus selesai dan berakhirnya setelah kira – kira 6 minggu
B. Tujuan :
Wanita pasca persalinan harus cukup istirahat 8 jam pasca persalinan ibu harus tidur terlentang untuk
mencegah pendarahan. Dari 8 jam, ibu boleh mika/ miki untuk mencegah trombosis, ibu dan bayi
ditempatkan dalam 1 kamar. Pada hari ke – 2, lebih perlu dilakukan latihan senam, Pada hari ke – 3,
sudah dapat duduk, Pada hari ke – 4, sudah dapat berjalan, Pada hari ke – 5, sudah dapat pulang.
Makanannya harus diberikan yang bermutu tinggi dan cukup kalori, cukup protein serta banyak makan
buah.
2 kg karena divresis
Keadaan umum
Keadaan Perineum
Keadaan serviks uterus dan adneksa, harus juga diperiksa secara seksama
Adanya erosio, radang, kelainan – kelainan harus segera diobati agar tidak menjadi lebih berat.
Jika terjadi pendarahan pada masa 40 hari biasa disebabkan oleh adanya subinvolusi uteri. Penderita
disuruh tidur diberikan tablet ergometrin dan pendarahan dapat berhenti. Bila pendarahan masih ada
maka sebaiknya dierjakan kerokan untuk menyingkirkan kemungkinan adanya sisa – sisa plasenta.
Pembekakan payudara pada hari ke – 2/ ke – 3 dapat menyebabkan kenaikan suhu tidak akan lebih dari
24 jam
System Kordiovaskuler
- Terjadinya penurunan tekanan sistolik 20 mmHg atau pada saat klien merubh posisi dari
terlentang ke posisi duduk. Hal ini menggambrkan hipotensi ortostatik dan merupaka gangguan
sementara pada kompensasi kardiovaskuler terhadap penurunan tekanan vaskuler pada panggul
- Kenaikan tekanan sistolik 30 mmHg/ mastolik 15 mmHg terutama bila disetai sakit kepala/
perubahan penglihatan dapat dicuragi adanya pre eklampsi post partum
Karena iritabilitas vasomotor, bila tidak disertai panas hal ini tidak berarti untuk mengeluarkan jumlah
cairan yang banyak, sisa pembakaran banyak dikeluarkan melalui keringat dan sering terjadi pada malam
hari sehingga klien terbangun
c. Komponen Darah
Hb hematokrit dan eritrosit mendekati keadaan sebelum melahirkan. Terjadi Hemakonsentrasi karena
diuresis, lymposit menurun, leukosit darah dari 15.000 – 30.000/mm3. mekanisme pembekuan darah
menjadi aktif pada periode immediate post partum sampai beberapa saat setelah melahirkan akibatnya
menaikan trombo emboli. Hb normal menurut WHO adalah > 1 sama dengan II mg %
d. Cardiac Output
Tetap tinggi selama 48 jam psot partum karena peningkatan volume sekuncup (normal 70 ml/ denyut)
bertambahnya arus balik vena akibat penurunan denyut jantung
e. Nadi
f. Volume Darah
- Terjadi penurunan jumlah (volume darah) pada 72 jam pertama post partum
- 3 s/d 7 hari kemudia terjadi penurunan plasma, pengembalian volume darah jumlah normal
karena adanya hemokosentrasi akibat diuresis
System Reproduksi
a. Uterus
- Uterus terletak tepat dibawah umbilicus turun 1 – 2 cm tiap hari s/d minggu pertama THU sejajar
dengan tulang pubis
Waktu Sejak
Partus
Posisi
Partus – Uteri
Lochea
Berat Uterus
1 – 2 jam
12 jam
3 hari
2 minggu
5 – 6 minggu
1 cm dibawah pusat/ 3 cm
3 cm dibawah pusat/ ↓ 1 cm
Rubra
Rubra
Serosa
Alba
Tidak ada
1000 garm
500 gram
350 gram
40 – 60 gram
b. Serviks
- Melunak kembali memendek 18 jam post partum s/d 2 minggu bentuk serviks seperti warna
merah kehitaman karena dengan pembuluh darah
c. Ligament
- Ligament diafragma pelvis dan fascian yang merenjang pada saat hamil dan bersalin akan
berangsur – angsur normal kembali ke bentuk semula
- 2 hari PP dilakukan fisioterapi untuk memulihkan kondisi jaringan penunjang karena mencegah
status darah yang dapat menyebabkan trombus
d. Delviks
- Untuk melatih kekuatan otot pelviks dilakukan kegel exercise dengan cara
e. Vagina
- Rugae tidak ada dan kembali dalam 3 minggu bentuk yang tidak sama dengan semula
- Pengeluaran lochea
- Normal lochea mempunyai bau apek, bau amis, bau busuk, mengindikasikan infeksi
Kriteria Lochea
Jenis
Pengeluaran
normal
Pengeluaran
tidak normal
Rubra
Serosa
Alba
Hari ke 1 – 3
Hari ke 4 – 9
Hari ke 10
Darah beserta bekuan sedikit berbau, pengeluaran sedikit, meningkat waktu menyusui at exercise
Berbau busuk, tetap lochea serosa pengeluaran kembali pink/ merah pengeluaran > 2 – 3 mg
f. Perineum :
Bila dilakukan efisiotomi pemulihan lebih lambat tanpa/ dengan efisiotomi, perineum mengalami edema
dan kelihatan agak memar pada early PP.
g. Payudara :
Menjadi bengkak hangat dan sakit, sel yan menghasilkan ASI mulai perfungsi pada hari ketiga PP.
Turunnya prosesteron X ekstrogen menyebabkan pengeluaran oxitosin yang membantu proses involusio
uteri dan Prolaktin yang menyebabkan pertukaran ASI.
h. After Pain
Umumnya terjadi pada multipara utens yang sangat diregangkan seperti pada kelainan kembar dimana
tonus utens yang intermittens (mirip dengan kram pada saat menstruasi).
System Pernafasan
- Pemulihan defekasi lambat, terjadi secara normal dalam waktu satu minggu hal ini disebabkan
karena penurunan motilitas usus gangguan kenyamanan pada perinem. Pemberian huknah pada kala 1
dan pe ↓ kekenyalan otot abdomen juga merupakan predisposisi terjadinya konstipasi
- Frekuensi BAB menaikan dengan ambulasi, nutrisi tinggi serat serta minum yang cukup
System Endoksin
a. Fisiologi Laktasi
- Kadar Prolaktin pada klien menyusul akan mengalami peningkatan karena rangsangan dari bayi
saat produksi ASI dimulai sekitar hari ke tiga PP dan akan terus diproduksi sampai lebih 1 tahun jika
menyusul. > enam kali sehari. Produksi ASI dibuat oleh sel arsilin pada alveoli atas pengaruh prolaktin
keluarnya susu ke duktus laktivens disebabkan oleh kontraksi sel myocpithelium dan tergantung oleh
sekresi oksitosin dan rangsang dari isapan bayi
b. Hormone Plasenta
- Keadaan Plasma Hormone plasenta menurun dengan cepat setelah persalinan dan mencapai
keadaan tidak dapat dideteksi dalam 24 jam
- Estrogen dalam plasma menurun sampai 10 % dimulai ketika hamil dalam waktu 3 jam setelah
persalinan. Tungkai terendah terjadi pada hari ± hari ke 7 keadaan plasma estrogen tidak meningkat
pada keadaan polikilain hingga 27 hari PP hal ini mempengaruhi siklus haid
- Keadaan progesterone dalam plasma dibawah nilai luteal pada hari ke 3 PP tidak dapat dideteksi
pada serum setelah minggu pertama post partum, produksi progesterone dimulai pada ovulasi pertama
Fungsi Ovarium
- Untuk semua menstruasi pertama menurut suatu siklus aovulasi atau suatu siklus yang
diasosiasikan dengan ketidakcukupan fungsi corpus luteum (rendahnya LH X progesterone)
System Perkemihan
Selama proses persalinan, kandung kemih mendapat trauma yang dapat mengakibatkan edema X
kehilangan sensitivitas pada cairan. Perubahan ini dapat menyebabkan tekanan yang berlebih dan
pengosongan yang tidak sempurna dari kadung kemih.
- Kandung kemih biasanya cepat terisi karena kehamilan terjadi peningkatan cairan ekstraseluler 50
%
- Hematuria pada early PP menandakan adanya trauma pada kandung kemih waktu persalinan –
bias terjadi infeksi pada saluran kemih
- Biasanya klien mengalami ketidakmampuan BAK dalam 2 hari pertama PP dan aliran darah
keginjal. GFR diuretra dalam waktu 1 bulan secara bertahap akan kembali seperti sebelum hamil atau
melahirkan
System Muskuloskeletal
- Dinding otot akan kembali normal ± 6 mg PP dan akan lebih cepat kembali ke keadaan semula
dengan senam nifas
- stabilitas sendi sempurna terjadi pada enam sampai 8 minggu PP, akan tetapi seluruh persendian
yang lain kembali normal, bagian kaki wanita tidak (ada pet menetap)
System Neurosensorik
- Disebabkan oleh karena adanya ibu terhadap kehamilan dan trauma selama kehamilan dan
persalinan
- Diuresis yang mengikuti persalinan dapat mengurangi Sindrom Turner Carlal karena adanya
penekanan syarap median
- menjadi orang tua merupakan suatu krisis dan sebagai masa transisi (Perubahan yang terjadi pada
wanita PP menyebabkan terjadi Pet perubahan emosional)
- Pada masa transisi yang harus diperhatikaqn oleh perawat adalah fase honeymoon yaitu fase
setelah bayi lahir, terjadi intimidasi & kontak lama pada ayah, ibu dan anak
Depresi
Suatu keadaan dimana ibu post partum menjadi mudah tersinggung dan terluka sehingga nafsu makan
dan pola tidurnya menjadi terganggu
Klien merasa tidak nyaman, kekelahan yang sangat merasa kehabisan tenaga, klien mudah menangis
Penyebab
Waktu
- Antara 2 - 3 minggu
Intervensi Keprewatan
- Menunjukan realita
Depresi bersalah yang disebabkan oleh adanya kekecewaan, kelelahan post partum yang tidak
dimengerti oleh klien yang menyebabkan depresi.
Perasaan bersalah, cemas, menjaga jarak dengan bayi, kecewa, mudah tersinggung dan terluka dan
gangguan nafsu makan.
13. Penyebab
- Ekspresikan perasaan
- Menunjukan realita
Adaptasi Keluarga :
- Fase antisipasi
- Fase honeymoon
- Sejak periode PP – orang tua punya tugas dan tanggung jawab baru kebiasaan lama harus
dimodifikasi
- Struktur dan fungsi keluarga berubah sehingga memerlukan pemeliharaan hubungan dan
negosiasi peran (suami, istri, orang tua, bayi)
Adaptasi ayah
- Menjadi anggota keluarga yang baru yang terlupakan (bila anak yang pertama)
Adaptasi ibu
- Kemampuan mengatasi peran, baru tergantung pada kesehatan fisik, sikap yang diperhatikan pada
kehidupan dan pekerjaan
- Kehamilan dan persalinan akan mempersiapkan ibu menjalankan peran baru mengatur rumah dan
merawat bayinya tidak akan menyusahkan
- Kehamilan dan penyakit dalam persalinan akan menyebabkan ibu tidak dipersiapkan untuk
merawat anak, sehingga perlu dukungan/ bantuan anggota keluarga
- Anak toddler menjaga jarak atau merasa diacuhkan oleh orang tuanya
- Anak akan kembali/ bertingkah laku tidak sesuai dengan usia perkembangannya
- Nenek adalah role model atau sumber informasi dan pemberian support
Berfokus pada pemenuhan kebutuhan wanita usia subur (WUS) berkaitan dengan system reproduksi
tanpa adanya kehamilan wanita masa persalinan, wanita pada nifas s/d perminggu bayi lahir s/d 28 hari
beserta keluarganya mengadakan adaptasi terhadap adanya perubahan fisik dan fsikologis, fsikososial
dengan tujuan kesehatan.
Pendekatan kepala keluarga sebagai suatu kesatuan (ayah, ibu, dan anak)
- Supervisi
Pada persiapan pulang klien diberi pengarahan melalui (menyusul) Control, bonding, subling, vulva
hygiene
Pada supervisi/ pelaksanaan home care klien dikai pengetahuan tentang perilaku hubungan sex post
partum – persiapan mental ibu post partum
Patofisioligi
Data Fokus
1. Wawancara
a. Bioidata Klien
f. Riwayat PP sekarang :
2. Pemeriksaan fisik
a. Penampilan umum
- Nadi dan TD ukur dan catat tanda vital sesuai dengan proposal nadi dan tekanan darah dan
pernafasan diukur setiap 15 menit untuk satu jam pertama sampai stabil dan kemudian setiap 4 jam
bradikardi ada normal pada minggu pertama PP (50 – 70 x/menit)
- Payudara : kaji kondisi kesimetrisan, ada pembengkakan/ ± akibat laktasi, kebersihan putting,
secara umum, luka, pembengkakan laktasi kebersihan ada benjolan, dan putting susu lecet dan keluhan
dari putting susu
- Abdomen : involusio uteri, kontraksi, irnea/ striae gravidarum, drastasis rectum abdiminis insisi SC
c. Pemeriksaan Diagnostik
- Pemeriksaan Hematologi
27. Infeksi PP
ANALISA DATA
No
Data
Etimologi
Masalah
2
3
4
5
7
8
9
10
11
12
DS klien mengatakan masih ada perdarahan DO : lochea (+) warna, ibu , PP spontan
DS :
Klien mengatakan takut dan tidak tahu perawatan bayi DO : klien terlihat klien terlihat khawatir klien
selalu bertanya tentang kondisi diri dan anaknya klien mengatakan tidak tahu tentang cara menyusui
yang baik
DO :
DS :
DS :
DO :
33. Hb < 10
DO :
DO : pe ↓ motilitas usus
Masa nifas
DO :
Proses persalinan
Lochea
Masuknya kuman/
Mikroorganisme
↓
Resti infeksi
kecemasan
Persalinan
↓
Luka episiotomi
Merangsang hipotalamus
Cortex celebri
Persepsi nyeri
Keterbatasan gerak
Edema jaringan
Tekanan yang berlebih dan pengosongan yang tidak sempurna di kandung kemih
BAB konstipasi
krisis situasi
kurang privasi
1. Gangguan pola eleminasi BAK b.d trauma ditandai dengan DS : klien mengatakan mereka takut
pada saat BAK DO : Trauma setelah melahirkan, edema disekitar vagina
2. Nyeri b/d luka episiotomi/ laserasi jalan lahir ditandai dengan : Do : klien meringins menahan nyeri,
skala nyeri 5 dari 5, DS : kien mengatakan nyeri pada luka efisiotomi
5. Resiko kekurangan volume cairan b.d terjadinya penurunan jumlah volume darah
Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d ketidak ada kekuatan masukan/ memenuhi keb. Metabolic
Gangguan pola eliminasi BAB b.d penurunan motilitas usus/ G3 kenyamanan pada perineum
Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d ketidak ada kekuatan masukan peningkatan kebutuhan kalori (laktasi)
No
Tujuan
Intervensi
Rasional
1.
Tupan:
Tupan:
Dalam jangka waktu ± 24 jam pola eliminasi tak terganggu dengan criteria :
2. Palpasi kandung kemih pantau TFU x lokasi, serta jumlah aliran lochea
- Pada periode pasca partus awal kira – kira 4 kg cairan hilang melalui keluaran urine dan kehilangan
tidak kasat mata termasuk diaporesis
- Pada aliran plasma ginjal yang me ↑ 25 % - 50 % selama periode prenatal tetap tinggi pada minggu
pertama pasca PP
- Terutama kandung kemih uretral/ edema, dapat mengganggu berkemih, anestesi dapat mengge
sensasi penuh pada kandung kemih
- Dapat meningkatkan sirkulasi pada perineum, membantu menyembuhkan dan memulihkan tonus
otot pubkok sigeal dan mencegah/ me ↓ inkontinen stress
2.
Tupan:
Tupan:
2. Kaji sifat dan derajat ketidaknyamanan, jenis melahirkan, sifat, kejadian intra partus
3. Berikan informasi yang tepat tentang perawatan rutin selama periode pasca partum
5. Melakukan distraksi
- Mengetahui bagian mana yang nyeri dan mempermudah dalam melakukan intervensi
- Informasi dapat mengurangi asietas berkenaan dengan rasa takut tentang ketidaktahuan yang dapat
memperberat/ memperingan nyeri
- Trauma edema me ↑ derajat kenyamanan dan dapat menyestres pada trauma jahitan
3.
Tupan:
Tupan:
Dalam jangka waktu 2 hari mobilisasi fisik menjadi normal dan tidak terganggu dengan criteria :
- Dapat merangsang otot rahim u/ kembali bekerja sehingga penyembuhan dapat terjadi
4.
Tupan :
Tupan :
Dalam jangka waktu ± 24 jam kekurangan cairan tidak terjadi dengan criteria :
- Hb 12 – 14 mmHg
2. Kaji hal yang memperberat kejadian intra partum khususnya persalinan yang diindikasi sebagai
persalinan lama
3. Perhatikan jenis persalinan dan anesresi, kehilangan darah pada persalinan dan lama persalinan
tahap II
- Mengoptimalkan aliran darah serebral, memudahkan pemanfaatan fundus dan aliran vaginal
5.
Tupan :
Tupan :
- Klien tidak bertanya tentang kondisi dirinya dan tahu perawat u/ bayi
1. Pastikan persepsi klien tentang persalinan lama persalinan dan tingkat kelelahan klien
- Terdapat hubungan antara lama persalinan dan kemampuan u/ melakukan tentang jawaban tugas
dan aktivitas perawatan diri
- Periode PP dapat merupakan pengalaman positif bila penyuluhan yang tepat diberikan u/ membantu
mengembangkan pertumbuhan bayi
- Membantu menstandarisasi informasi yang diterima ortu
Periode Early
No
Tujuan
Intervensi
Rasional
1.
Tupan:
Tupan:
Dalam jangka waktu 1 hari kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi dengan criteria :
53. Klien tampak segar
2.
Tupan :
Tupan :
- BAB (+)
3. Berikan informasi diet yang tepat tentang pentingnya makan kasar dan pet cairan dan upaya u/
memberi pola pengosongan distasis rekti
5. Kaji luka efisiotomi perhatikan adanya laserasi dan derajat keterlibatan jaringan
3.
Tupan :
Tupan :
Dalam jangka waktu 2 hari 93 konsep diri tidak terjadi dengan criteria :
2. Perhatikan respon klien/ pasangan terhadap kelahiran dan peran menjadi ortu interpersonal
pasangan
- Mengidentifikasi factor resiko potensial dan sumber pendukung klien u/ menerima tantangan klien
u/ menerima tantangan peran ortu
- Hubungan yang kuat diartikan dengan komunikasi dicirikan dengan komunikasi yang jujur
4.
Tupan :
Tupan :
- BAK lancar
5.
Tupan :
Tupan :
Dalam jangka waktu 4 hari resiko infeksi tidak terjadi dengan criteria :
- Lochea normal
3. Catat jumlah bau, rabas lochea, perubahan pada kemajuan dari rubra ke serosa
- Lochea secara normal berbau amis namun endometritis rabas menjadi purulen dan bau busuk
Periode Late
No
Tujuan
Intervensi
Rasional
1.
Tupan:
Tupan:
Dalam jangka waktu 1 hari kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi dengan criteria :
2. Buat pilihan menu yang ada dan ijinkan klien u/ mengontrol pilihan sebanyak mungkin
- Membantu mengidentifikasi dan memperbaiki ketidak ada kekuatan protein dan vitamin
2.
Tupan :
Dalam jangka waktu 6 mg klien bisa melakukan hubungan seksual dengan keinginan
Tupan :
Dalam jangka waktu ± 10 hari perubahan seksual tidak terjadi dengan criteria :
1. Diskusikan hubungan seksual kien/ pasangan seb kehamilan dan efek energi klien secara fisiologis
2. Tentukan citra tubuh klien dan pasangan tentang ketertarikan fisik setelah kelahiran
3. Berikan informasi tentang perubahan pada respon seksual seb 3 bulam pertama setelah kelahiran
4. Siapkan pasangan terhadap kemungkinan adanya kesulitan sementara bagi pencapaian ereksi/
rangsangan
- Sifat hubungan seksual seb kehamilan mempengaruhi pelaksanaan kembali aktivitas seksual
- Hasrat dirasakan merupakan fisiologis sebagai citra tubuhnegatif dapat menurunkan dorongan
seksual
- Kelemahan dan pe ↑ harapan dapat meningkatkan /me ↓ libido mengubah respon seksual
DAFTAR PUSTAKA
Green,C. J and J. M. Wilkinson. 2012. Rencana Asuhan Keperawatan Maternal & Bayi Baru Lahir. Jakarta :
EGC
Wilkinson, Judith M & Ahern, Nancy R. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9 Nanda Nic Noc.
Jakarta : EGC
Wilkinson, Judith M & Ahern, Nancy R. 2011. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnisa Medis
& Nanda Nic Noc. Jakarta : EGC
Saleha, Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika
Morgan, Geri.2009.Obstretri & Ginekologi Panduan Praktik (Practice Guidelines For Obstretri&
Gynecology).Jakarta:EGC
Manuaba,C., Manuaba, F.,& Manuaba.2008.Gawat Darurat Obstretri Ginekologi & Obstretri Ginekologi
Sosial untuk Profesi Bidan.Jakarta:EGC
Manuaba,C., Manuaba, F., & Manuaba. 2007. Pengantar Kuliah Obstretri. Jakarta:EGC
Carpenito, Lynda Jual. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC
Oxorn, Harry dan Forte W.R. 2010. Ilmu Kebidanan.Jakarta. Yayasan Essentia Medica
Depkes RI, 2011, Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA),
Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Direktorat Kesehatan Keluarga, Jakarta.
Dinas Kesehatan Jawa Tengah. Menkes Upayakan Kejar Target MDG’s. (2013, http://www.
dinkesjatengprov.go.id diakses tanggal 25 april 2015).
Rasjidi, Imam. 2009. Sectio Saesarea dan Laparotomi Kelainan Adneksa. CV Sagung Seto Jakarta.
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
0 komentar:
Posting Komentar
LP SYOK HIPOVOLEMIK
SYOK HIPOVOLEMIK A. Definisi Syok adalah kondisi hilangnya volume darah sirkulasi efektif.
Kemudian diikuti perfusi jaringan...
SOCIAL PROFILES
Popular
Tags
Blog Archives
LP KELUARGA BERENCANA
LP PERITONITIS
LP POST NATAL
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PERIODE POST NATAL Disusun untuk
Memenuhi Salah Satu Tugas Tahap Profe...
SAMPLE TEXT
ADS 468X60PX
Laporkan Penyalahgunaan
ABOUT ME
Foto Saya
Keep Spirit
FOLLOWERS
FEATURED POSTS
ARCHIVE
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "
BLOGGER TEMPLATES
BLOGROLL
ABOUT
PAGES
Beranda
Copyright © 2019 PROFESI NERS STIKES BINA PUTERA BANJAR | Powered by Blogger