PENGENALAN SISTEM
GST seeks to understand the universality of systemic order, behavior and interdependency of part that characterize
living and non living systems.
It studies “wholes” and “wholeness”
Definisi System
Design ?
Control ?
1
Pendekatan Riset
1. Pendekatan Berencana
Operation Research Models – Standard Management Science (F.W. Taylor, 1927)
Linear Programming
Goal Programming
Multi Criteria Decision Making
Dengan tahapan:
a. Observasi.
Pandangan selintas atau terkonsentrasi, terinci, dan panjang lebar berdasarkan keperluan
atas permasalahan yang dipelajari.
Mencari fakta-fakta pemahaman masalah
Pengajuan pertanyaan : apa, dimana, kapan, siapa, bagaimana dan mengapa.
b. Pendefinisian masalah yang sebenarnya
Interaksi yang efektif dari fakta-fakta yang ada.
Penentuan faktor-faktor peubah yang akan mempengaruhi kebijakan yang dibuat.
2
2. Pendekatan system
a. Soft System Methodology (SSM)
Model Konseptual (Normatif)
Planning & Strategy
b. Hard System Methodology (HSM)
Model Manajerial (Numerik)
Optimal / Operational
1. Hard systems
– Easy to define
– concerned with how we deal with the problem(s)
2. Soft system
– Not well defined
– Concerned with what shall we do
– Organizations and businesses are typically soft systems
5
SOFT SYSTEM METHODOLOGY
6
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
Pengertian
A supply chain is a coordinated system of organizations, people, activities, information and resources involved in
moving a product or service in physical or virtual manner from supplier to customer
7
Model Generik Supply Chain
BUSINESS INTELIGENT
Pengertian.
Business Intelligence is about making effective business decisions
The process by which an organization manages large amounts of data, extracting pertinent information,
and turning that information into knowledge upon which actions can be taken.
Business intelligence (BI) is a broad category of application programs and technologies for gathering,
storing, analyzing, and providing access to data to help enterprise users make better business decisions.
Involves PEOPLE and Technology
Involves using a rational approach to management
Involves a continuous cycle of measurement, adjustment & re-measurement
Tahapan BI
Alasan Pentingnya BI
BI enables organizations to make well informed business decisions and gain competitive advantage.
BI enables organizations to use information to quickly and constantly respond to changes.
Keuntungan Penerapan BI
Improved performance based upon timely and accurate information
Elimination of guesswork (Pekerjaan yg tidak diundang)
Expedited decision making
Early visibility of changes:
Customer buying patterns
Supply chain activity
Financial arrangements
“Single Version of the truth”
Accurate, timely data available to all levels of the organization
8
Konsep SIB
Model SIB
9
GENETIC ALGORITM
Pengertian
Suatu algoritma pencarian berdasarkan mekanisme seleksi natural dan genetik.
Individu mengalami perubahan gen untuk menyesuaikan dengan lingkungan hidupnya
Individu yang kuat yang bertahan
Algoritma genetika ditemukan oleh John Holland (1975) untuk meniru beberapa proses yang terjadi di
seleksi natural.
Proses kerja GA
Cara Roulette
1. Biru Tua
2. Merah Tua
3. Hijau
4. Ungu
5. Biru Muda
10
Teknik Pengolahan:
Tahapan ISM
1. Identifikasi Elemen dan Sub-elemen melalui brainstorming, dll
2. Perumusan Hubungan Kontekstual.
3. Perumusan Matrik Interaksi Tunggal Terstruktur (Structural Self Interaction Matrix/SSIM)
melalui survei pakar
4. Merubah matrik SSIM menjadi Matrik Reachability (Reachability Matrix/RM) dan kemudian
menjadi matriks biner.
5. Klasifikasi elemen dalam level yang berjenjang.
11
6. Matrik Canonical : Pengelompokkan elemen-elemen dalam level yang sama.
7. Menyusun matrik Digraph : adalah konsep yang berasal dari Directional Graph dan, sebuah grafik
dari elemen-elemen yang saling berhubungan secara langsung pada suatu level hirarki.
8. Interpretive Structural Model: ISM dibangkitkan dengan memindahkan seluruh jumlah elemen
dengan deskripsi elemen aktual.
Contoh ISM
Pembentukan Asean Maritime Security Coordinating Board (Amscb) Terhadap Penencegahan Dengan
Metode Interpretive Structural Modelling (ISM)
12
Hubungan kontekstual antar sub-elemen dari setiap elemen desain dalam pembentukan ASEAN Maritime
Security Coordinating Board (AMSCB) yang telah diidentifikasi.
1. Elemen Kendala Yang Dihadapi dalam rangka pembentukan ASEAN Maritime Security
Coordinating Board (AMSCB):
Terdapat 5 sub elemen kendala yang telah dirumuskan dan Saudara dimohon untuk memberikan pendapat
tentang Hubungan Kontekstual (tingkat penyebab atau dampak) antar Sub-Elemen Kendala yang dihadapi dalam
rangka ASEAN Maritime Security Coordinating Board (AMSCB), dengan mengisi pada Sel Matrik Hubungan
Kontekstual Kendala dengan :
V : Apabila menurut pendapat Saudara Sub-elemen Kendala ke – i Menyebabkan adanya Sub-elemen
Kendala ke – j, dan Sub elemen Kendala ke- j Tidak Menyebabkan adanya Sub-elemen Kendala ke-i.
A : Apabila menurut pendapat Saudara Sub-elemen Kendala ke – i Tidak Menyebabkan adanya Sub-elemen
Kendala ke – j, dan Sub elemen Kendala ke- j Menyebabkan adanya Sub-elemen Kendala ke-i.
X : Apabila menurut pendapat Saudara Sub-elemen Kendala ke – i dan Kendala ke-j Sama-sama Saling
Menyebabkan.
O : Apabila menurut pendapat Saudara Sub-elemen Kendala ke – i dan Kendala ke-j Sama-sama Tidak
Saling Menyebabkan.
1.1. Matrik hubungan kontekstual (tingkat pengaruh/penyebab) antar sub-elemen kendala yang dihadapi dalam
rangka identifikasi dan strukturisasi ASEAN maritime security coordinating board (AMSCB) :
1.3. Perumusan matrik interaksi tunggal terstruktur (structural self interaction matrix/SSIM) melalui survei
pakar.
Menentukan matrik interaksi tunggal terstruktur (SSIM) berdasarkan hasil pengisian kuesioner yang telah
dibuat, meliputi 5 elemen dalam ASEAN maritime security coordinating board (AMSCB):
13
a. Elemen kendala/masalah, dengan sub elemen yang terdiri dari:
1) belum adanya kebijakan dan regulasi (K1),
2) belum adanya perjanjian ekstradisi (K2),
3) permasalahan perbatasan antar negara tetangga (K3),
4) sarana dan prasarana (K4), dan
5) sumber daya manusia (K5).
K1 K2 K3 K4 K5
K1 1 1 0 0 0
K2 1 1 0 0 0
K3 1 0 1 1 1
K4 1 0 0 1 1
K5 1 0 0 0 1
1.4. Merubah matrik SSIM menjadi matrik reachability (reachability matrix/RM) dan kemudian menjadi
matriks biner.
a. Menentukan matrik interaksi tunggal terstruktur (SSIM) berdasarkan hasil pengisian kuesioner
yang telah dibuat, meliputi 5 elemen:
K1 K2 K3 K4 K5 D L
K1 1 1 0 0 0 2 3
K2 1 1 0 0 0 2 3
K3 1 0 1 1 1 4 1
K4 1 0 0 1 1 3 2
K5 1 1 0 0 1 3 2
DP 5 3 1 2 2
R 1 2 4 3 3
D : Dependence
DP : Driver Power
R : Rangking
L : Level
b. Pemeriksaan transitivity rule-nya guna membentuk matriks yang tertutup. Pada sel-sel yang
nilainya 0, apakah nilainya telah memenuhi aturan transitivitnya atau belum.
- Sel (K5,K2) = 0 ; Sel (K5,K1) = 1 ; Sel (K1,K2) = 1, maka Sel (K5,K2) = 1
1.5. Klasifikasi elemen dalam level yang berjenjang dengan menggunakan diagram.
DEPENDENCE(D) (K2)
3
0 1 2 4 5
2 (K4; K5)
(K3)
1
SEKTOR I SEKTOR II
0
14
Bentuk penjenjangan pada elemen Kendala/Permasalahan dalam pembentukan ASEAN Maritime
Security Coordinating Board (AMSCB).
Level 3 : K2
Level 2 : K3 K4 K5
Level 1 :
K1 Sub-Elemen Kunci
Penjelasan:
1) Sebagai sub elemen kunci adalah ; kebijakan dan regulasi (K1) dalam konsepsi pembentukan
ASEAN Maritime Security Coordinating Board (AMSCB) yang berada pada Level I yang
merupakan sub elemen kunci. Hal tersebut mengindikasikan bahwa kebijakan dan regulasi
(K1) dalam konsepsi pembentukan ASEAN Maritime Security Coordinating Board (AMSCB),
memiliki kekuatan pendorong (driver power) dan ketergantungan (dependence) paling rendah.
2) Pada level 2, sub elemen permasalahan perbatasan antar negara tetangga (K3), sarana dan
prasarana (K4) dan sumber daya manusia (K5) dipengaruhi oleh sub elemen kebijakan dan
regulasi (K1)
3) Pada Level 3, sub-elemen belum adanya perjanjian ekstradisi (K2), yang berada pada sektor I,
dipegaruhi sub-elemen permasalahan perbatasan antar negara tetangga (K3), sarana dan
prasarana (K4) dan sumber daya manusia (K5). Sub-elemen belum adanya perjanjian
ekstradisi (K2) merupakan sub elemen yang memiliki dependence sangat tinggi dan kekuatan
pendorong paling rendah dan berada pada kuadran I.
Jaringan syaraf merupakan salah satu representasi buatan dari otak manusia yang selalu mencoba
untuk mensimulasikan proses pembelajaran pada otak manusia tersebut
Buatan karena di implementasikan dengan program komputer
Komponen JST
1. Jaringan syaraf terdiri atas beberapa neuron
2. Ada hubungan antar neuron
3. Neuron mentransformasikan informasi yg diterima melalui sambungan keluarnya menuju neuron-
neuorn yg lain
4. Pada jaringan syaraf hubungan ini dikenal dengan bobot
15
CANVAS BUSNESS
16