Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PSIKIATRI

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. D
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 40 tahun
Agama : Islam
Alamat : Jakarta Timur
Pendidikan : Management Perbankan
Pekerjaan : Pedagang

II. RIWAYAT PSIKIATRI


Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 18 Maret 2016
pukul 13.00 WIB di Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan Jakarta.

a. Keluhan Utama
Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan untuk kontrol
karena obat habis.

b. Riwayat Gangguan Sekarang


Pasien datang pada tanggal 18 Maret 2016 pukul 13.00 WIB di
Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan Jakarta. Pasien datang bersama
anak-anaknya menggunakan motor.
Pasien datang untuk kontrol dan meminta obat lagi karena obat habis.
Pasien mengatakan pasien rutin kontrol setiap bulan, terakhir kontrol pada
bulan Februari 2016. Pasien mengatakan bahwa pasien merasa lebih enak
dengan mengkonsumsi obat yang diberikan dokter.
Pasien mengeluh mudah marah dan selalu berprasangka buruk
terhadap orang lain yang tidak ia sukai. Pasien mengatakan bahwa ia masih
suka mendengar bisikan suara ibunya yang sudah meninggal dimana
sumber bunyinya tidak tampak. Pasien masih mengeluh tidak bisa menahan
marah saat sedang emosi, bahkan bisa sampai memukul anak-anaknya.
Pasien tidak mengeluh ada gangguan tidur. Menurut pasien, tidur pasien

1
enak setelah mengkonsumsi obat tetapi selalu terbangun pada pukul 3 dini
hari. Pasien merasa cocok dengan obat yang diberikan dokter.
Pasien datang bersama anak-anaknya ke dalam Poliklinik Psikiatri
RSUP Persahabatan dengan menggunakan pakaian rapih, sopan dan bersih.
Pasien menggunakan kaos berwarna hijau garis-garis putih dan
menggunakan celana jeans. Sejak awal dilakukan tanya jawab sampai akhir
dilakukan tanya jawab, pasien dapat menjawab pertanyaan yang diberikan
dokter dan pasien bersikap kooperatif.
Pasien mengatakan pasien datang ke RSUP Persahabatan
menggunakan motor. Hal ini menunjukkan daya ingat jangka pendek pasien
baik atau tidak ada gangguan. Ketika diberi pertanyaan tentang jenjang
pendidikan pasien, pasien mengaku bahwa pendidikan SD pasien di SD
Taman Siswa, kemudian SMP di SMPN 137. Hal ini menunjukkan bahwa
daya ingat jangka panjang pasien adalah baik atau tidak ada gangguan.
Pasien dapat mengulang lima nama kota yang disebutkan oleh dokter,
seperti Jakarta, Medan, Bandung, Semarang dan Surabaya dengan
pengulangan sebanyak satu kali. Hal ini menunjukkan bahwa daya ingat
segera pasien baik atau tidak ada gangguan.
Pasien memahami pada saat diberikan pertanyaan mengenai tempat,
waktu, orang dan situasi. Pasien dapat menjawab bahwa pasien sedang
melakukan konsultasi tentang penyakitnya di Poliklinik Psikiatri RSUP
Persahabaran pada siang hari bersama dokter muda. Hal ini menunjukkan
bahwa tidak terdapat gangguan pada orientasi tempat, orientasi waktu,
orientasi orang dan orientasi situasi.
Pasien dapat menjawab ketika diberikan pertanyaan mengenai
Matematika sederhana yaitu 100 dikurangi 7, pasien dapat menjawab
dengan jawaban yang tepat yaitu 93. Hal ini menunjukkan bahwa fungsi
kognitif pasien baik.
Kemudian pasien diberikan pertanyaan mengenai pengetahuan umum
oleh dokter, seperti siapa Presiden kita kemudian pasien menjawab Jokowi.
Dan ketika ditanya siapa Gubernur Jakarta sekarang, pasien menjawab
Ahok. Disini pasien masih dapat menjawab pertanyaan tentang
pengetahuan umum dengan benar menunjukkan bahwa tingkat intelegensi
pasien baik.

2
Kemudian pasien diberikan contoh kasus seperti, “jika ibu menemukan
anak kecil terpisah dengan orang tuanya di Mall, apa yang ibu lakukan”,
kemudian pasien menjawab “akan mengantar anak itu ke satpam di Mall
tersebut”, hal ini menunjukkan bahwa uji daya nilai pasien baik. Lalu
diberikan soal tentang makna peribahasa “besar pasak daripada tiang dan
air susu dibalas dengan air tuba”, pasien dapat menjawab pertanyaan
dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa uji daya abstraksi pasien masih
baik.
Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang telah diberikan seperti yang
dijabarkan diatas dan pasien dapat menjawab dengan benar, sehingga hal
ini dapat menunjukkan bahwa pada pasien ini tidak terdapat Gangguan
Mental Organik atau tidak terdapat gangguan fungsi otak.
Pasien mengatakan pasien masih suka merokok tetapi tidak setiap hari,
hanya pada saat punya uang lebih saja. Pasien mengaku pernah
mengkonsumsi minuman beralkohol dan sampai saat ini masih dilakukan
hanya jika ada kumpul dengan teman saja. Pasien mengaku pernah
menggunakan obat-obatan terlarang seperti shabu dan cocain sejak SMA
dan berhenti pada saat sedang hamil anak kedua. Pada saat itu pasien sering
sakau jika tidak mengkonsumsi obat terlarang tersebut.
Pasien masih suka melihat bayangan ibunya yang sudah meninggal,
yang tidak bisa dilihat oleh orang lain. Pasien juga masih sering mendengar
suara ibunya yang orang lain juga tidak mendengarnya. Pasien juga
menyangkal pernah mencium bau-bauan yang tidak dapat dicium oleh
orang normal lain.pasien juga tidak pernah merasakan sesuatu pada indera
pengecap ketika tidak sedang memasukkan makanan atau minuman ke
dalam mulutnya. Pasien juga menyangkal merasa ada yang meraba atau
menjalar pada kulit pasien.
Pasien mengeluh bahwa pasien merasa tersindir jika pasien menonton
televisi dan ada iklan tentang anti bau badan dan bau mulut sehingga pasien
selalu mematikan televisinya. Pasien tidak merasa ada yang ingin menjahati
pasien atau ingin membunuh pasien. Pasien juga tidak merasa ada yang bisa
membaca pikiran pasien atau ada yang mengontrol pikiran pasien.
Pasien mengatakan tidak merasakan rasa sedih yang mendalam dan
tidak terpikirkan ingin bunuh diri, pasien menyangkal merasakan

3
kehilangan minat. Pasien juga menyangkal terdapat perasaan gembira yang
berlebihan atau euphoria yang berlebihan. Pasien juga tidak memiliki fobia
atau ketakutan terhadap apapun. Pasien juga tidak sedang merasakan cemas
atau kekhawatiran yang berlebihan.
Pasien lahir normal di bidan. Pasien merupakan anak bungsu dari tiga
bersaudara, yang terdiri dari dua laki-laki dan satu perempuan. Pasien
sudah menikah tetapi sudah bercerai dengan suaminya dan pasien memiliki
dua orang anak.
Pasien bercerita bahwa ketika sekolah, pasien adalah anak yang
normal. Semasa sekolah, pasien memiliki banyak teman. Hal ini
menunjukkan bahwa pasien dapat bersosialisasi dengan baik.
Saat ini pasien tinggal bersama kakak kandung, kakak ipar dan kedua
anaknya. Ibu pasien sudah meninggal sejak 2 tahun yang lalu. Hubungan
pasien dengan ayah pasien juga tidak baik karena ayah pasien menikah lagi
dengan orang lain. Pasien tidak memiliki pekerjaan tetap, hanya berdagang
di warung. Aktivitas pasien sehari-hari adalah mengurus anak dan
berdagang di warung.
Hubungan pasien dengan keluarga pasien baik. Pasien mengatakan
bahwa semenjak ibunya meninggal, pasien memiliki rasa penyesalan
karena telah menyumpahi ibunya. Selain itu hubungan pasien dengan
tetangga pasien kurang baik, karena pasien jarang keluar rumah.
Pasien mengatakan bahwa keluhan awalnya dirasakan sejak ibunya
meninggal. Pasien berobat ke RS Persahabatan sejak 2 tahun yang lalu,
keluhan dirasakan membaik dengan mengkonsumsi obat Kalsetin, Dekona
dan Risperidone yang diberikan oleh dokter.
Ketika ditanya bagaimana perasaan pasien saat ini, pasien menjawab
bahwa pasien merasa baik-baik saja. Tetapi pasien mengaku bahwa pasien
sangat temperamental jika sedang marah, bahkan pasien sering
melampiaskan kemarahannya dengan memukul anak-anaknya jika mereka
tidak menuruti perintah pasien. Pasien juga masih dendam dengan
suaminya sehingga ia memukul anaknya saat rasa dendam itu muncul.
Ketika ditanya mengenai 3 harapan pasien, jawaban pasien adalah
pasien ingin ibunya hidup kembali, pasien ingin sembuh dan ingin anak-
anaknya tidak seperti dirinya.

4
c. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Gangguan Psikiatri : tidak ada keluhan yang sama sebelumnya
2. Riwayat Gangguan Medis : pasien memiliki penyakit asma, OMSK
AD, asam urat dan caries dentist
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif: pasien pernah mengkonsumsi zat
psikoaktif tetapi sudah berhenti sejak 4 tahun yang lalu
4. Riwayat Gangguan Neurologi : pasien tidak ada riwayat cedera pada
kepala

d. Riwayat Kehidupan Pribadi


1. Riwayat pranatal : pasien lahir normal di bidan
2. Riwayat masa kanak-kanak awal : pasien tumbuh kembang sesuai
usianya, tidak terdapat masalah dalam pertumbuhan maupun
perkembangan
3. Riwayat masa kanak-kanak pertengahan : pasien dapat bersosialisasi
dengan baik
4. Riwayat masa kanak-kanak akhir : pasien tumbuh baik dan tidak ada
masalah dalam bersosialisasi
5. Riwayat pendidikan : pendidikan terakhir pasien D3 management
perbankan
6. Riwayat pekerjaan : pedagang
7. Riwayat pernikahan : pasien sudah bercerai dengan suaminya
8. Riwayat agama : Islam
9. Aktivitas sosial : pasien tidak mau bersosialisasi dengan lingkungannya

e. Riwayat Keluarga
Dalam keluarga pasien tidak terdapat anggota keluarga yang memiliki
keluhan serupa dengan pasien.

f. Situasi Sekarang
Pasien tinggal di rumah milik neneknya bersama kakak kandung,
kakak ipar dan kedua anaknya di daerah Jakarta Timur. Hubungan pasien
dengan keluarganya cukup harmonis. Pasien sudah bercerai dengan

5
suaminya. Saat ini pasien tidak memiliki pekerjaan tetap hanya berdagang
di warung saja. Pasien berobat menggunakan BPJS.

g. Persepsi Pasien Tentang Dirinya Dan Kehidupannya


Pasien menjawab harapan yang diinginkan pasien adalah ingin bertemu
kembali dengan ibunya, ingin sembuh dan ingin menjadi orang yang lebih
baik.

III. STATUS MENTAL


a. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Seorang perempuan berusia 40 tahun, penampilan sesuai dengan
usianya, warna kulit sawo matang, berpakaian rapih, bersih dan sopan,
serta tidak menggunakan aksesoris yang aneh.
a. Kesadaran Umum : compos mentis
b. Kontak Psikis : dapat dilakukan dengan baik oleh pasien, dapat
berkomunikasi dengan baik

2. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor


 Cara berpakaian : baik
 Aktivitas Psikomotor : pasien kooperatif, tenang, kontak mata baik,
serta dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan baik, serta
tidak terdapat gerakan-gerakan involunter

3. Pembicaraan
 Kuantitas : pasien dapat menjawab semua pertanyaan yang
diberikan oleh dokter dan dapat mengungkapkan isi hati pasien
 Kualitas : baik, bicara spontan, artikulasi jelas, volume pas, isi
pembicaraan dapat dimengerti

4. Sikap terhadap pemeriksa


Pasien kooperatif

6
b. Keadaan Afektif
1. Mood : biasa-biasa saja
2. Afek : luas
3. Keserasian : sesuai mood
4. Empati : pemeriksa tidak dapat merasakan apa yang dirasakan
pasien

c. Intelektualitas
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan
Pendidikan terakhir pasien adalah D3. Pengetahuan umum dan
kecerdasan baik.
2. Daya konsentrasi
Daya konsentrasi pasien baik. Pasien dapat mengikuti proses tanya
jawab dari awal hingga selesai. Pasien dapat menjawab pertanyaan
hitung-hitungan seperti 100-7=93 serta dapat mengulang menyebutkan
5 kota yang sebelumnya disebutkan oleh dokter.
3. Orientasi
 Orientasi waktu : baik, mengetahui waktu saat dilakukan tanya
jawab yaitu pada siang hari
 Orientasi tempat : baik, mengetahui tempat saat dilakukan tanya
jawab yaitu di RSUP Persahabtan
 Orientasi orang : baik, dapat mengetahui sedang berbicara
dengan siapa yaitu dengan dokter muda
 Orientasi situasi : baik, pasien mengetahui sedang melakukan
konsultasi
4. Daya ingat
 Daya ingat jangka panjang : baik, pasien dapat mengingat jenjang
pendidikan saat SD dan SMP

7
 Daya ingat jangka pendek : baik, pasien dapat mengingat
bagaimana pasien ke rumah sakit yaitu dengan menggunakan sepeda
motor
 Daya ingat segera : baik, pasien dapat mengulang 5 kota yang
sebelumnya disebutkan oleh dokter
5. Pikiran abstrak
Baik, pasien dapat mengartikan arti pribahasa besar pasak daripada
tiang
6. Kemampuan menolong diri sendiri
Baik, pasien dapat mengurus diri sendiri dengan baik.

d. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi
 Halusinasi auditorik : ada
 Halusinasi visual : ada
 Halusinasi olfaktori : tidak ada
 Halusinasi gustatori : tidak ada
 Halusinasi taktil : tidak ada
2. Depersonalisasi dan Derealisasi
 Depersonalisasi : tidak ada
 Derealisasi : tidak ada

e. Proses Pikir
1. Arus piker :
 Produktivitas : baik, menjawab spontan tentang dirinya
 Kontinuitas : baik, pembicaraan sampai pada tujuan
2. Isi pikiran :
 Preokupasi : tidak ada
 Gangguan pikiran : tidak ada

f. Pengendalian Impuls
Buruk, pasien kadang menangis dan tertawa sehingga disimpulkan
bahwa pasien tidak dapat mengendalikan perasaannya.

8
g. Daya Nilai
1. Nilai sosial : pasien tidak mau berinteraksi dengan lingkungan sekitar
rumahnya
2. Uji daya nilai : baik, saat ditanyakan apa yang akan dilakukan pasien
ketika melihat anak kecil terpisah dengan orang tuanya di Mall, pasien
menjawab akan mengantar anak tersebut ke satpam
3. Penilaian realitas : terdapat gangguan dalam menilai realitas

h. Persepsi Pemeriksa Tentang Diri dan Kehidupan Pasien


Pasien masih mengalami halusinasi auditorik, visual dan waham
rujukan. Pasien memiliki keinginan untuk sembuh dengan meminum obat
secara teratur dan kontrol rutin.

i. Tilikan
Tilikan derajat 5 yaitu pasien menyadari bahwa penyakitnya berasal
dari faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakitnya namun tidak
diterapkan dalam perilaku praktisnya

j. Taraf Dapat Dipercaya


Pemeriksa mendapat kesan bahwa jawaban yang diberikan pasien
dapat dipercaya karena konsistensi jawaban pasien dari pertanyaan-
pertanyaan yang diberikan dari awal proses tanya jawab hingga akhir tanya
jawab.

IV. PEMERIKSAAN FISIK


a. Status Generalis
Keadaan Umum : baik, compos mentis
Tanda Vital : 120/70 mmHg, Nadi: 84 x/menit
Sistem Kardiovaskular : dalam batas normal
Sistem Pulmonal : dalam batas normal
Sistem Endokrin : dalam batas normal
Sistem Gastrointestinal : dalam batas normal
Sistem Urogenital : dalam batas normal
Gangguan Khusus : tidak ada

9
b. Status Neurologis
Saraf kranial : dalam batas normal
Saraf motorik : dalam batas normal
Sensibilitas : dalam batas normal
Susunan Saraf Vegetatif : dalam batas normal
Fungsi Luhur : dalam batas normal
Gangguan Khusus : tidak ada

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


a. Pasien seorang perempuan berusia 40 tahun datang untuk kontrol karena
obat habis
b. Pasien tidak memiliki masalah pada kesadaran, daya ingat, fungsi kognitif
fan orientasi pada pasien ini baik
c. Mood pasien euthym dan afek luas
d. Pasien mengingat riwayat sekolah pasien dengan pendidikan SD di SD
Taman Siswa dan pasien menyelesaikan kuliah di management perbankan,
sehingga menunjukkan bahwa ingatan jangka panjang pasien baik.
e. Ketika diberi pertanyaan apabila pasien melihat anak kecil terpisah dengan
orang tuanya di Mall, pasien menjawab akan mengantar anak tersebut ke
satpam
f. Pasien pernah mengkonsumsi NAPZA ataupun alcohol sejak SMA dan
sudah berhenti saat sedang hamil anak kedua
g. Pasien suka merasa iklan pengharum badan di televisi selalu menyindir
dirinya, tetapi tidak merasa ada yang ingin menjahatinya, tidak merasa ada
yang memata-matai pasien.
h. Pasien tidak merasakan senang atau sedih yang berlebihan. Pasien tidak
merasakan rasa sedih yang medalam, keinginan untuk bunuh diri dan
kehilangan minat.
i. Pasien merasa sangat menyesal ketika ibunya meninggal
j. Tumbuh kembang pasien baik, pasien dapat bersosialisasi dengan baik
sehingga tidak terdapat gangguan kepribadian
k. Di keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan serupa
l. Pasien lahir normal di bidan. Masa kanak-kanak dan remaja memiliki
kemampuan bersosialisasi dengan baik.

10
m. Pasien dapat menyelesaikan pendidikan terakhir di management perbankan
n. Pasien memiliki riwayat penyakit asma, asam urat, OMSK dan infeksi gigi
o. Pasien sudah bercerai dengan suaminya
p. Pasien bekerja sebagai pedagang di warung rokok dan makanan ringan
q. Sumber perekonomian pasien berasal hasil berdagang
r. Pada pasien ini ditemukan gejala minimal, bersifat sementara, dapat diatasi,
dan tidak terdapat disabilitas.

VI. FORMULASI DIAGNOSIS


Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan yang telah dilakukan pada
pasien, terdapat gejala atau perilaku yang secara klinis ditemukan bermakna
sehingga menimbulkan penderitaan (distress) dan yang berkaitan dengan
terganggunya fungsi (disfungsi). Berdasarkan hasil tersebut, maka pasien
dikatakan menderita gangguan jiwa.
a. Diagnosis Aksis I
1. Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik tidak terdapat gangguan
fisik yang menyebabkan disfungsi otak. Hal ini dapat dinilai dari tingkat
kesadaran, daya ingat atau daya konsentrasi, orientasi yang masih baik,
sehingga pasien ini bukan penderita Gangguan Mental Organik (F.0)
2. Berdasarkan anamnesis terdapat riwayat penggunaan zat-zat psikoaktif
(NAPZA) tetapi sudah berhenti total sejak 4 tahun yang lalu, sehingga
pasien ini bukan penderita Gangguan Mental dan Perilaku Akibat
Zat Psikoaktif atau Alkohol (F.1)
3. Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan dalam menilai realita yang
ditandai dengan adanya halusinasi visual, auditorik dan waham rujukan,
maka pasien ini penderita Gangguan Psikotik (F.2) sejak 2 tahun yang
lalu, sehingga pasien ini adalah penderita Skizofrenia (F.20). Namun
gejala yang terjadi pada pasien mulai menurun sehingga pasien ini
dikatakan menderita Skizofrenia Paranoid (F20.0) dalam remisi
parsial.

b. Diagnosis Aksis II
Pasien tumbuh dan berkembang pada masa kanak-kanak sampai dewasa
secara normal. Pasien mau berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain

11
sebagaimana orang normal lainnya tidak menderita gangguan
kepribadian. Pasien dapat menyelesaikan pendidikan sampai tamat kuliah
dan fungsi kognitif baik, sehingga pasien tidak terdapat gangguan
retardasi mental. Karena tidak terdapat gangguan kepribadian dan tidak
terdapat gangguan retardasi mental, maka diagnosis pasien pada axis II
adalah tidak ada diagnosis.

c. Diagnosis Aksis III


Pada anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan adanya riwayat penyakit
asma, caries dentist, OMSK AD dan asam urat.

d. Diagnosis Aksis IV
Pasien perempuan usia 40 tahun. Pola asuh pasien yang terlalu dimanja oleh
orang tuanya dan pasien salah pergaulan pada saat SMA sehingga
terjerumus dalam pergaulan bebas. Pasien berdagang dan tinggal bersama
kedua anak dan kakak dan iparnya di rumah milik nenek pasien. Pasien
sudah bercerai dengan suaminya karena suaminya telah mengkhianatinya.
Pasien bekerja sebagai pedagang. Perekonomian pasien berasal dari hasil
berdagang.

e. Diagnosis Aksis V
Pada aksis V, dinilai kemampuan penyesuaian diri pasien dengan
menggunakan Global Asessment of functioning (GAF). Pada pasien ini
terdapat beberapa gejala sedang tetapi dapat diatasi, terdapat disabilitas
sedang dalam kehidupan social. Maka pada axis V didapatkan GAF Scale
60-51.

VII. EVALUASI MULTIAKSIAL


Aksis I : Skizofrenia Paranoid dalam remisi parsial
Aksis II : Tidak ada diagnosis
Aksis III : Asma, asam urat, OMSK AD dan caries dentist
Aksis IV : Sudah bercerai dengan suaminya, pola asuh orang tua yang kurang
baik, tidak mau bersosialisasi dengan lingkungan sekitar
Aksis V : GAF Scale 60-51

12
VIII. DAFTAR PROBLEM
Organobiologik : Asma, asam urat, OMSK AD dan caries dentist
Psikologis : Halusinasi visual, auditorik dan waham rujukan
Sosioekonomi : Perekonomian mengandalkan hasil berdagang dan pasien
sudah bercerai dengan suaminya
Keluarga : Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga

IX. PROGNOSIS
a. Prognosis ke arah baik
 Pasien menyadari sepenuhnya tentang situasi dirinya
 Pasien mempunyai keinginan untuk sembuh
 Tidak terdapat riwayat keluarga yang memiliki keluhan seperti pasien
(tidak genetik)
 Respon terapi baik

b. Prognosis ke arah buruk


 Perjalanan penyakit sudah berlangsung lama, kurang lebih 2 tahun
 Ada kemungkinan kambuh jika obat dihentikan
 Tidak ada daya dukung dari suami
 Permasalahan ekonomi yang terbatas

Berdasarkan data-data diatas dapat disimpulkan prognosis pasien ini adalah :


 Ad vitam : ad bonam
 Ad functionam : ad bonam
 Ad sanationam : dubia

X. TERAPI
Psikofarmaka
Serequel 1x400 mg

Psikoterapi
 Berusaha untuk melakukan kegiatan yang positif seperti berolahraga
 Minum obat teratur dan rutin kontrol jika obat habis

13
 Semakin mendekatkan diri untuk beribadah
 Mencoba bergaul dengan tetangga disekitar rumah
 Abaikan jika halusinasi mulai muncul
 Mengalihkan perhatian dengan kegiatan positif jika rasa emosi mulai
timbul, sehingga tidak dilampiaskan dengan memukul anaknya

14
DAFTAR PUSTAKA

1. Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Cetakan
Pertama. PT. Nuh Jaya. Jakarta. 2001.
2. Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi Ketiga.
PT. Nuh Jaya. Jakarta. 2007.
3. Elvira. Sylvia. Dr. Sp.KJ. Buku Ajar Psikiatri. Edisi Kedua. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. 2013.

15

Anda mungkin juga menyukai