Episode ketiga

Neng dan segala hal baik dalam dirinya

“selamat pagi, lembar keempat di penghujung tahun dan rasa ini tetap sama. Usaha yang tetap
sama. Harapan yang tetap sama.”

Neng mungkin akan marah kala membaca tulisanku kemarin. Aku terlalu detail menjelaskan, hingga
lupa dia juga punya perasaan. Tapi bagaimanalagi, sisi jelek dari dia pun aku tetap suka. Kali ini aku
mau menjelaskan dengan cara yang biasa, Neng dan segala kebaikannya.

Tentang rendah hati. Neng pribadi yang baik, semua orang pasti nyaman dekat dengannya. Didikan
dari sang bunda, ampuh menjadikan dia primadona bagi banyak kepala. Neng begitu terbuka.
Setidaknya itu yang kurasa saat pertama jumpa. Menyodorkan tangan dengan maksud berkenalan,
mampu membekaskan perasaan sayang hingga tahun kedelapan.

Tentang komunikasi. Neng sangat pandai dalam hal ini. Aku senang melihat dia bicara didepan muka.
Raut wajahya saat remaja masih kuingat. Sangat jelas. Sangat cantik. Kesampingkan tentang
kelabilan di masa itu, terbukti cinta pertama takkan pernah hilang dari imaji. Neng mudah sekali
mengawali pembicaraan, membuat orang lain nyaman, tapi semoga tidak meninggalkan. Aku benci
dengan cinta yang diperkosa. Pergi saat hasratnya sudah tiada.

Tentang manja dan mandiri. Neng tumbuh