Anda di halaman 1dari 5

BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dan wawancara dilaksanakan di salah satu rumah warga yang
ikut terendam banjir yaitu di Lorong Kopi AAA, Jl. Diponegoro No. 72
Kecamatan Jelutung, Kelurahan Talang Jauh, Kota Jambi dan waktu
penelitiannya dilaksanakan tepat pada hari Minggu, 25 November 2018, pukul
16.20 sampai pukul 17.10

2.2 Bentuk Penelitian


Penelitian ini berbentuk kualitatif dan penelitian yang dilakukan pun
secara langsung dengan cara wawancara dengan pihak yang ada kaitannya.

2.3 Sumber Data


Sumber data yang saya gunakan untuk membentuk makalah ini ada dua
sumber yaitu dari wawancara narasumber dan beberapa informasi diambil di
internet. Wawancara yang dilakukan pun bersama narasumber yang tinggal di
dekat Daerah Koni.

2.4 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel.


Populasinya adalah seluruh warga atau masyarakat di Daerah Koni, Kota
Jambi dan saya melakukan teknik wawancara Sampelnya adalah Ibu Lusyani.

2.5 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data untuk penelitian ini adalah melalui observasi
dan wawancara.
BAB III

HASIL PENELITIAN
3.1 Hipotesis
Banjir yang terjadi di Daerah Koni, Kota Jambi sudah lama terjadi bahkan
kurang lebih sejak 2011 banjir masih sering terus terjadi, dan di setiap tahunnya
Insensitas banjir kerap bertambah.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya banjir ini saling berkaitan,
pertama kurang adanya kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada
tempatnya, lalu beberapa sungai di daerah Koni ini yang saling berkesinambungan
dari beberapa daerah Jambi dan didekat sungai sudah bisa dilihat banyaknya
sampah yang bertebaran sehingga banjir ini sering terjadi.
Dampak-dampak yang terjadi setelah terjadinya banjir adalah Rumah-rumah
warga ikut kemasukan air, apalagi pada saat malam hari air bisa mencapai 35cm
sehingga membuat semua warga menjadi resah dan tidak nyaman.
Rumah yang ikut terendam banjir di daerah Koni, Kota Jambi ini juga
semakin meningkat, pada saat banjir rumah yang ikut terendam bisa mencapai 15
bahkan lebih sehingga ini juga membuat warga merasa tidak nyaman untuk
menempati keadaan rumah yang seperti itu.
Untuk tindakan yang dilakukan pemerintah sejauh ini sudah lumayan banyak,
terutama dilakukannya pembersihan jembatan dibelakang rumah yang merupakan
saluran dari sungai-sungai kecil dari beberapa daerah, sampah-sampah yang
bertebaran juga sudah mulai dibersihkan dan terkadang juga pemerintah sudah
mulai memberi peringatan melalui Ibu Lurah lalu jembatan pembatas juga sudah
mulai dirobohkan agar sampah-sampah tidak menyangkut pada saat hujan lebat.
3.2 Hasil Wawancara
 Arthaa: “Selamat Sore ibu”
 Narasumber: “Sore juga dek, ada apa ya??”
 Arthaa: “Nama saya Arthaa, bu Bisakah saya meminta tolong kepada
ibu? Terkait dengan beberapa tugas dari sekolah dalam mata pelajaran
Geografi?”
 Narasumber: “Bisa sekali dek, Mau meminta tolong apa?
 Arthaa: “Pertama-tama, bisakah saya lebih dahulu mengetahui nama
ibu?”
 Narasumber: “Nama saya, Ibu Lusyani Nini dek”
 Arthaa: “Jadi begini bu Lusyani, saya diberi tugas dari sekolah saya,
SMA XAVERIUS 1 terkait penelitian mengenai masalah banjir yang
ada di dekat rumah ibu ini, setelah saya baca-baca melalui internet
ataupun dikoran, daerah yang ibu tempati ini merupakan salah satu
tempat yang sering terkena banjir bukan? jadinsaya akan bertanya
beberapa pertanyaan mengenai banjir yang sering terjadi ini, Ibu tinggal
menjawab pertanyaan saya”
 Narasumber: “Ohh... baiklah nak”
 Arthaa: “Pertama-tama berapa lama banjir yang sudah terjadi didaerah
Koni ini, bu?”
 Narasumber: “Untuk bencana banjir yang terjadi di daerah sini sudah
berlangsung beberapa tahun yang lalu, kalau saya sudah pindah ke
daerah ini sejak tahun 2011 dan sejak itupun sudah banjir, dan
belakangan ini intensitas banjir itu malah semakin tinggi”
 Arthaa: “Pertanyaan kedua, apa menyebabkan banjir ini terjadi?”
 Narasumber: “Menurut ibu penyebabnya ini saling berkaitan ya nak,
mulai dari awal yaitu pembuangan sampah yang sembarangan karena
sungai-sungai yang ada di belakang ini saling berkesinambungan ya dari
beberapa daerah Kota Jambi mungkin ada banyak penumpukan sampah
atau yang lainnya sehingga banjir itu penyebabnya sangat banyak, kalau
di daerah sini menurut ibu kebiasaan masyarakat yang sering membuang
sampah sembarangan atau kurangnya kesadaran masyarakarat”

 Arthaa: “Selanjutnya bu, dampak atau kerugian apa saja yang telah ibu
alami setelah banjir ini terjadi?
 Narasumber: “Dampak dari terjadinya banjir ya rumah-rumah ikut
terendam banjir, apalagi ya nak hujan lebat pada saat malam hari air bisa
mencapai lebih dari 35cm ini yang membuat kita menjadi tidak nyaman”
 Arthaa: “Kalau boleh tahu, berapa rumah yang sudah ikut terendam
banjir bu...?”
 Narasumber: “di daerah ibu sendiri ada sekitar lebih dari15 rumah nak...”
 Arthaa: “waw... banyak juga ya bu, kalau begitu pertanyaan terakhir
dari saya apa saja tindakan yang sudah dilakukan pemerintah untuk
mengurangi tingkat kebanjiran yang terus bertambah ini bu?”
 Narasumber: “Sejauh ini yang sudah dilakukan pemerintah yaitu
pembersihan jembatan dibelakang yang merupakan saluran dari sungai-
sungai dari beberapa daerah, sampah-sampah juga sudah mulai
dibersihkan, kadang-kadang juga ada peringatan dari pemerintah melalui
Ibu Lurah. terus juga terakhir saya lihat jembatan pembatasnya sudah
dihancurkan agar sampah tidak nyangkut disana ketika banjir besar...”
 Arthaa: “Ohh seperti itu bu, berhubung pertanyaan saya juga sudah
habis saya ingin mengucapkan Terimakasih kepada ibu yang sudah
meluangkan waktunya untuk membantu.”
 Narasumber: “baik nak sama-sama...”
3.3 Informasi dari internet
1. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Koa Jambi, Patri Suandri mengatakan bahwa
“berdasarkan datanya ada 19 titik banjir di Kota Jambi diantaranya Kelurahan
Lorong Koni Talang Jauh kecamatan Jelutung, RT 12 Kasang Jaya
Kecamatan Jambi Timur, Belakang Hotel Makmur Kecamatan Pasar Jambi,
belakang Klenteng Kelurahan Budiman Kecamatan Jambi Timur, RT 29 Payo
Selincah Kecamatan Pall Merah, Lalu di lokasi samping Asrama PM Jalan
Gajah Mada Kelurahan Jelutung Kecamatan Jelutung, RT 13 Pasar Putih
Kecamatan Jambi Selatan, RT 25 Kelurahan Thehok, Lorong Gado-gado Paal
VII Kotabaru, Jalan H. Juanda Kelurahan Simpang III Sipin, Belakang Jamtos
Kelurahan beliung Kecamatan Alam Barajo dan Juga SPBU Jalan Pattimura
Depan UPCA Kelurahan Rawasar.
2. Pemerintahan Kota Jambi telah menganggarkan dana sebesar Rp 50 Miliar
untuk penanggulangan Kota Jambi agar bebas dari Banjir
3. Banjir di daerah Koni ini bisa mencapai lebih dari 35-45cm
4. Pemerintah sudah menghimbau masyarakat Kota Jambi untuk selalu menjaga
lingkungannya dan selalu membuang sampah pada tempatnya bukan
sembarangan sehingga bisa membuatt aliran sungai-sungai yang kecil menjadi
tersumbat

Anda mungkin juga menyukai