Sifat Senyawa Organik
Sifat Senyawa Organik
WINISTY
H031 17 1 011
Winisty
H031171011
Asisten,
PENDAHULUAN
Kimia organik adalah percabangan studi ilmiah dari ilmu kimia mengenai
struktur, sifat, komposisi, reaksi, dan sintesis senyawa organik. Senyawa organik
dibangun terutama oleh karbon dan hidrogen, dan dapat mengandung unsur-unsur
seperti nitrogen, oksigen, fosfor, halogen dan belerang. Definisi asli dari kimia
organik ini berasal dari kesalahpahaman bahwa semua senyawa organik pasti
berasal dari organiksme hidup, namun telah dibuktikan bahwa ada beberapa
unsur penyusun senyawa organik bergabung melalui suatu ikatan. Rumus molekul
sudah bisa ditentukan jauh sebelum teori struktur molekul ditemukan oleh para
ahli. Untuk persenyawaan organik bila rumus molekulnya diketahui tidak serta
mengenal kaedah identitas yaitu suatu rumus molekul untuk satu struktur karena
Senyawa karbon, baik yang berasal dari makhluk hidup atau yang dibuat
organik.
kelarutansenyawaorganikdenganmencampurkanbeberapasenyawaorganikdengan
air
dandietiletersertamenentukanbeberapareaksisenyawaorganikdenganmengamatiper
zatpengoksidasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
tidak terlalu banyak yaitu: karbon dan hidrogen yang utama serta oksigen,
nitrogen, fosfor, belerang dan beberapa metaloid namun senyawa organik menjadi
kompleks karena fenomena isomer tersebut di atas. Dengan demikian bila rumus
molekul (RM) diketahui tidak serta merta strukturnya diketahui. Dalam senyawa
organik tidak berlaku kaedah identitas seperti senyawa anorganik (Sitorus, 2010).
kulit terluar. Untuk mencapai konfigurasi elektron yang stabil, seperti konfigurasi
elektron gas mulia, atom karbon memerlukan empat elektron. Oleh karena itu,
atom karbon bertindak sebagai tangan yang dapat memegang atom-atom karbon
Banyak senyawa organik disebabkan oleh dua faktor, yaitu struktur atom
karbon yang dapat membentuk ikatan kovalen dan kemampuan atom karbon
untuk bergabung dengan atom karbon lain membentuk rantai panjang, rantai
tertutup dan terbukam rantai berlingkatm rantai bercabang, dan rantai karbon
berbentuk jaringan. Ikatan yang menghubungkan atom karbon yang satu dengan
atom karbon yang lain dapat berupa ikatan tunggal, ikatan rangkap dua, atau
senyawa organik karena jumlah senyawa orgain sangat banyak. Jadi, sudah tentu
ada beberapa perkecualian. Sebagian besar senyawa organik tidak larut dalam air,
tetapi dapat larut di dalam pelarut-pelarut nonpolar, seperti eter, benzen, dan
(seperti –OH, SO3H, dan –COOH) dapat larut dalam air. Jadi, ini beerbeda
dengan sifat-sifat senyawa anorganik yang pada umunya larut dalam air dan tidak
menjadi uap atau gas. Pengarangan ini menunjukkan adanya karbon (Sumardjo,
2006).
lebur yang rendah. Ini berbeda dengan senyawa-senyawa anorganik yang pada
umumnya mempunyai titik didih dan titik lebur yang tinggi. Senyawa-senyawa
organik jarang mempunyai titik lebur di atas 300 C, sedangkan senyawa-
senyawa anorganik jarang yang mempunyai titik lebur di bawah 700 C. Dalam
anorganik yang dalam keadaan cair atau bentuk larutan yang dapat
dipengaruhi oleh berbagai keadaan, terurtama oleh zat itu sendiri, temperatur,
katalisator, atau pelarut yang dipakai. Hal semacam inilah yang menyababkan
merupakan reaksi antara ion dan ion sehingga reaksinya dapat berjalan tanpa
yang kita perlukan untuk memenuhi kebutuhan primer kita sebagian besar
obat-obatan, bahan bakar, bahan pembunuh hama, dan bahan-bahan lain yang kita
(Sumardjo, 2006):
a. Bahan Makanan
b. Bahan Pakaian
Bahan pakaian yang terutama terdiri dari senyawa organik adalah bahan
pakaian yang berasal dari alam (misalnya wol, sutera, tenun dan kapas) dan
c. Bahan Obat-obatan
e. Bahan Aditif
f. Bahan Bakar
Batu bara, minyak bumi, dan gas alam merupakan bahan bakar yang
atau penentuan struktur adalah hal yang paling penting pada senyawa organik,
karena bila rumus molekul diketahui tidak serta merta strukturnya diketahui
karena adanya fenomena isomer. Penetapan rumus molekul didasarkan pada sifat
koligatif larutan berupa: penurunan tekanan uap (p), kenaikan titik didih (Tb),
penurunan titik beku (Tf) dan tekanan osmosis () (Sitorus, 2010).
yaitu: kabon dan hidrogen sebagain unsur utama (homo atom) dan oksigen,
nitrogen, belerang, fosfor, halogen dan metaloid (logam) sebagai unsur mikro
penyusun) dapat dilakukan dengan tabung reaksi yang didesain secara khusus.
Adanya titik pada dinding tabung reaksi adalah analisis kualitatif terhadap
hidrogen (H). Untuk analisis adanya karbon (C), maka gas CO2 hasil pembakaran
dialirkan pada tabung reaksi yang berisi Ba(OH)2 akan menghasilkan endapan
Bahan pencemar yang berasal dari zat organik yaitu pestisida. Bahan
satu jenis pestisida adalah insektisida. Insektisida menimbulkan efek secara umum
kematian. Biasanya menimbulkan nekrosis akut dengan nekrosis pada hati dan
fibrosis pada area nekrosis dan pemulihan jaringan. Pada insang menyebabkan
edema dikuti dengan deskuamasi epitel lamela sekunder dan nekrosa sel epitel
Kerusakan yang ditimbulkan oleh zat organik adalah pada jaringan saraf
sehingga merusak sistem fisiologis jaringan dan sel itu sendiri. Sedangkan logam
berat akan menyebabkan kerusakan jaringan pada insang ikan. Oleh karena itu,
METODOLOGI PERCOBAAN
glukosa, vitamin C, KMnO4, fehling A dan B, I2/ betadin, tisu dan sabun.
Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi,
tabung 1 diisi dengan 0,5 mL air dan tabung 2 diisi dengan 0,5 mL dietil eter.
Diamati perubahan yang terjadi pada setiap tabung dan dicatat hasilnya.
DAFTAR PUSTAKA
5(2): 20-23.
Rennika, Aunurohim dan Abdulgani, N., 2013, Konsentrasi dan Lama Pemaparan
organik lain.
Hasil
B. Reaksi-Reaksi senyawa Organik
vitamin C (7).
- Ditambahkan pada tabung (1) dan (2), (3) dan (4) dengan
dipanaskan.
kemudian dicatat.
Hasil