PENULIS :
YUANDA KUSUMA
(18790005)
MALANG,2018
1
COVER..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A.................................................................................................................................Latar
Belakang.....................................................................................................................
B.................................................................................................................................Rumus
an Masalah.................................................................................................................
C.................................................................................................................................Tujuan
....................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A.................................................................................................................................Penger
tian Tazkiyatun Nafs...................................................................................................
B.................................................................................................................................Prinsip
-Prinsip Tazkiyatun Nafs............................................................................................
C.................................................................................................................................Metod
e Tazkiyatun Nafs.......................................................................................................
BAB III PENUTUP
A.................................................................................................................................Kesim
pulan...........................................................................................................................
B.................................................................................................................................Kritik
dan Saran....................................................................................................................
DaftarPustaka
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam perspektif pendidikan Islam, jiwa merupakan substansi dari manusia yang
harus diarahkan kepada kesempurnaan akhlak, dan itulah merupakan salah satu tujuan
akhir pendidikan islam. Pendidikan Islam yang berorientasi kepada .pembentukan dan
pembinaan akhlak inilah yang relevan dengan misi dan tugas Muhammad SAW. Ketika
pendidikan Islam diarahkan mencapai derajat kemuliaan akhlak, maka itu akan membawa
kepada bangkitnya ruh pendidikan Islam secara hakiki.
Maka terdapat beberapa metode yang ditempuh dalam melaksanakan pendidikan
akhlak dan pembinaan mental Salah satu diantaranya adalah metode Pembersihan Diri
(Tazkiyah al-nafs) Metode ini banyak dikaji al-Ghazali dalam ajaran akhlak tasawufnya
yang banyak dimuat dalam buku ihya’ulumuddin. tema sentral kitab ihya’ul ulumuddin
berkisar pada pembentukan manusia yang taat, yang memiliki keserasian hubungan
dengan tuhan, manusia, dan dirinya sendiri.
Tazkiyatun aI-Nafs adalah salah satu metode dalam pembinaan jiwa dan
pendidikan akhlak manusia.Tazkiyatun al-Nafs seacara etimologis mempunyai dua
makna yaitu penyucian dan penyembuhan. Menurut lstilah berarti penyucian jiwa dari
segala penyakit dengan menjadikan asma dan sifat Allah sebagai akhlaknya (Takhalluq)
yang pada akhirya tazkiyah adalah tathahhur, tahaqquq dan takhalluq
Tazkiyah al-nafs hanya bisa dicapai melalui ibadah dan amal perbuatan yang
dilaksanakan secara sempurna dan memadai. Pada saat itulah akan terealisir, dalam hati
sejumlah makna yang menjadikan jiwa tenang. Hasil yang paling nyata dari jiwa yang
tenang adalah adab yang baik kepada Allah SWT dan kepada sesama manusia.
Berdasarkan paparan di atas maka penulis hendak menulis makalah dengan judul
Metode Tazkiyatun Al-Nafs untuk memahami lebih dalam mengenai Tazkiyatun Al-nafs
pengertian, konsep serta metodenya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Tazkiyatun nafs?
2. Bagaimnana konsep Tazkiyatun nafs?
3. Bagaimana metode Tazkiyatun nafs?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Tazkiyatun nafs
2. Untuk mengetahui konsep Tazkiyatun nafs
1
3. Untuk mengetahui metode Tazkiyatun nafs
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
terdapat dalam ruh munjiyat. Dengan bebasnya jiwa dari akhlak tercela dan penuh
dengan akhlak terpuji, orang akan mudah mendekatkan diri kepada Allah SWT. 1
Sedangkan Al-Nafs sama dengan makna ruh yang berarti jiwa. 2 Untuk
mendefiniskan jiwa nampaknya sulit karena merupakan sesuatu yang tidak bisa
dijangkau oleh pikiran manusia, bahkan untuk membuktikannya pun tidak bisa.
Manusia hanya bisa menangkap gejala-gejala jiwa, jiwa merupakan rahasia Allah
dalam Ciptan-Nya dan ayat-ayat-Nya yang ada dalam diri hambanya yang merupakan
teka-teki Allah yang belum terpecahkan.3 Meskipun demikian manusia sejak
perkembanganya ingin selalu mengetahui dan terus-menerus berusaha memahanlinya,
mengetahui hakekatnya hubungan jiwa dengan badan dan akhir kesudahannya.
Nafs mempunyai beberapa makna yaitu;
1. Nafs yang berkaitan dengan syahwat atau hawa. Hawa berasal dari bahasa
Arab sebagaimana disebutkan dalam QS. al-Nasiyat 79: 40. artinya dan adapun
orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari
keinginan hawa nafsunya. Yaitu hawanya mata, telinga, mulut kemaluan otak dan
lain-lain.
Hawa-hawa atau syahwat inilah selalu cenderung kepada asal kejadiannya
yaitu saripati tanah, dengan demikian nafs berarti fisik (tanah yang diberi bentuk).
Dia akan bergerak secara naluri mencari bahan-bahan materi asal fisiknya ketika
keurangan energi atau unsur-unsur asalnya, maka ia akan segera mencari atau ia
akan berkata saya lapar, saya haus
2. Nafs yang berarti jiwa, jiwa mempunyai beberapa sifat yaitu; nafs
lawwamah (pencela),nafs mutmainnah (tenang),nafs ammarah bi al-Su
(senantiasa menyuruh berbuat jahat).Sebagaimana dijelaskan dalam Qs. al-Fajr:
27-28,al-Qiyamah: 2, QS.Yusuf:53.4
1 Masyhuri. Prinsip-prinsip tazkiyah al-nafs dalam Islam dan hubungannya dengan kesehatan mental. Jurnal
Pemikiran Islam. Vol 37, No. 2 Juli- Desember 2012. Hal 96-98)
Wahyudin, Asmin dan Ahmad Halim Mudzakir dengan judul Filsafat Islam Metode dan Penerapannya (Jakarta:
4 Fatimah Halim. Kajian Kritis Terhadap Pemikiran Tentang Jiwa (Al-Nafs) Dalam Filsafat Islam. Aldaulah. Vol. 1
No. 2. Juni 2013
5
berhubungan dengan diri sendiri ditempuh dengan ajaran akhlak. Dengan demikian,
pola pembentukan hubungan manusia menurut tazkiyah al-nafs bersifat tiga arah,
yaitu vertical (Allah), horizontal (sesama manusia dan makhluk lain) dan individual
(diri manusia sendiri). Karena luasnya ide tazkiyah al-nafs yang terkandung dalam
Ihya’Ulumuddin, tazkiyah dari segi pendidikan tidak saja berarti pembersihan dari
ibadah, al-adat, dan akhlak tercela,tetapi juga berarti pembinaan diri dengan ibadah,
al-adat, dan akhlak yang terpuji. Sedangkan tazkiyah dari segi kejiwaan tidak terbatas
artinya pada ilmu penyakit dan sebab-sebabnya, tetapi juga berarti ilmu pengobatan
dan pembinaan diri. Dengan kata lain, tazkiyah al-nafs dari segi kejiwaan adalah
konsep pembentukan jiwa yang tahir, zakiyah, dan mutmainnah yang dimiliki oleh
orang-orang yang taqwa, taat dan beramal saleh. Konsepnya ditandai dengan banyak
ibadah kepada Allah dalam hubungannya dengan manusia dan makhluk, berakhlak
mulia, dan sehat jiwa. Konsep atau pola tazkiyah adalah pola kehidupan yang baik,
pola kehidupan orang yang bertaqwa dan pola kehidupan orang yang beriman dan
beramal saleh.
ت لذيغدَد يوُٱلتنقوُا۟ ٱ ل ي
ل ل يوُتليتن ن
ظتر ينتف س
س لماَ يقلديم ت ۟ ييٰ ٰأ ييييهاَ ٱللذذيين يءايم ن
نوُا ٱلتنقوُا۟ ٱ ل ي
إذلن ٱ ل ي
ل يخذبيسرۢ ذبيماَ يتتعيمنلوُين
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya untuk hari
esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
6
2. Taubat
Taubat artinya perbaikan diri. Taubat merupakan tindak lanjut dari
introspeksi diri. Saat kita melaksanakan introspeksi diri, tentu kita akan
menemukan kekurangan-kekurangan diri. Apabila kita mampu memperbaiki
diri dan tidak mengulangi lagi, berarti kita telah melakukan taubat.
ع ة ع ع
ضتت ُ أتع تددت ت ت
تت تتت ُ لواَ تللت تتر أ لولستتاَ عرعأتوُاَ ُ إعت ل لل تت ُ لم تتغ تف تلرةتت ُ م تتنتت ُ لر تبتأك تتمتت ُ لولج تنتد تةتت ُ لع تتر أ
ض تلهتتاَ ُاَل دست تلمتتاَ لواَ أ
يت ت ع ع
لتتلتأمتتتد تق ت ل
ُك يعتننهتمك يميع ٱللذذيين ييتدنعوُين يرلبنهمُ ذبٱتليغيدوُٰذة يوُٱتليعذشىِى نيذريندوُين يوُتجيهنهۥ يوُيل يتتعند يعتييناَ ي صذبتر ينتفيس ي
يوُٱ ت
َنتذريند ذزيينية ٱتليحييوُٰذة ٱليدتنيياَ يوُيل نتذطتع يمتن أيتغيفتليناَ يقتليبنهۥ يعن ذذتكذريناَ يوُٱلتيبيع يهيوُىَٰنه يوُيكاَين أيتمنرهنۥ فننرططا
ب ُلأكتم ُإعدن ُٱلدعذيِلن ُيِلتستلتكع أبولن ُلعتن ُععلباَلدعتىِ ُلسيلتدأخألوُلن ُلجلهندلم ُلداَعخعريِن ع
لولقاَلل ُلربأكأم ُٱتدأعوُعنٓ ُألتستلج ت
“Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan
Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri
dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina".
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka.
dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui”.
2. Takut terhadap siksaan Allah dan menjalankan ibadah shalat,
sebagaimana dijelaskan dalam ayat berikut:
ُ ۗ ٓع ُأمثُتتلقلمة ُإع ل لل ُعحتلعلهاَ ُلل ُ أتيلمتل ُعمتنأه ُلشتىِمء ُلولتوُ ُلكاَلن ُلذاَ ُقأتترل لب
لولل ُتلعزأر ُلواَعزلرمة ُعوتزلر ُ أتخلرلى ُۚ ُلوعإن ُتلتد أ
ُۚ ة ُ ُلولمن ُتلتلزدكلىِ ُفلعإدلناَ ُيِلتتلتلزدكلىِ ُعلنلتتفعسۦعه ُإعدلناَ ُأتنعذر ُٱلدعذيِن ُليتلشوُلن ُربتدأهم ُعبٱِلتغلتي ع
ب ُلوأللقاَأموُاَ۟ ُٱل د
ۚ صللوُل أ ل ت ل
ع ع ع
ُلوإلل ُٱللده ُٱلتلمصيأ
“Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. dan jika
seseorang yang berat dosanya memanggil (orang lain) untuk memikul dosanya itu
tiadalah akan dipikulkan untuknya sedikitpun
meskipun (yang dipanggilnya itu) kaum kerabatnya. Sesungguhnya
yang dapat kamu beri peringatan Hanya orang-orang yang takut
kepada azab Tuhannya (sekalipun) mereka tidak melihatNya dan
mereka mendirikan sembahyang. dan barangsiapa yang mensucikan
dirinya, Sesungguhnya ia mensucikan diri untuk kebaikan dirinya sendiri. dan
kepada Allahlah kembali(mu)”.
اَ ترعجتعأتوُاَ ُ فتلتاَ ترعج تعأتوُاَ ُ ۖ ُ أه تلوُتت ُ ألتتزلك تلىِتت ُ لتأك تتمتت ُ ۚ ُ لواَل لتد تهأتت ُعبلتتاَ ُتل تتع تلم تلتأتوُلنتت ُ لع تلعتتي مم ت
“Jika kamu tidak menemui seorangpun didalamnya, Maka janganlah
kamu masuk sebelum kamu mendapat izin. dan jika dikatakan
kepadamu: "Kembali (saja)lah, Maka hendaklah kamu kembali. itu
bersih bagimu dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
10
ثتت ُ فعتتي عه تتمتت ُ لرأستتوُةلتت ُ عم تتنتت ُ ألتنت تأف تعس تعه تتمتت ُيِلت تتت تلتأتوُ ُ لع تلتتي تعه تتمتت ُآ يِتلتاَ تعتعهت
يتت ُ إعتتذتت ُبل تلع ت ل عع
لتلقتتدتت ُ لم تدنتت ُاَل لتد تهأتت ُ لع تلتتىِ ُاَ لتتأم تتؤم تن ت ل
ضتللت تةلتت ُ أم تبعت ة ع ع ع ع
يت ت بتت ُ لواَ تلت تتك تلم تةلتت ُ لوإعتتنتت ُلكتتاَ نأتوُاَ ُ م تتنتت ُ قل تتب تألتت ُ لتفتتيِ ُ ل
ُ لويِأتلزبكتتي عه تتمتت ُ لويِأتلع تلتب تأم تأه تأمتت ُاَ لتتك تتلتتاَ ل
“Sungguh Allah Telah memberi karunia kepada orang-orang yang
beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang Rasul dari golongan
mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah,
membersihkan )(jiwa mereka, dan mengajarkan kepada mereka
Al Kitab dan Al hikmah. dan Sesungguhnya sebelum (kedatangan
Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata”.
يتت ُ لرأستتوُةلتت ُ عم تتن تأه تتمتت ُيِل تت تلتأتوُ ُ لع تلتتي تعه تتمتت ُآ يِتلتاَ تعتعهتت ُ لويِأتلزبكتتي عه تتمتت ُ لويِأتلع تلتب تأم تأه تأمتت ُ ع
أهتلوُتت ُاَ لتد تذتتيِ ُبل تلع ت ل
ثتت ُ عفتت ُاَ تلأت تبمت تيتب ت ل
ض تللت تةلتت ُ أم تبعت ة ع ع ع ع
يت ت بتت ُ لواَ تلت تتك تلم تةلتت ُ لوإعتتنتت ُلكتتاَ نأتوُاَ ُ م تتنتت ُ قل تتب تألتت ُ لتفتتيِ ُ ل
اَ لتتكتتلتتاَ ل
“Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di
antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka,
mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan hikmah (As
Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan
”yang nyata,
ُ عمتتنتت ُ ألتلحتةدتت ُ ألتبلتةد تاَ ُ لو للت تعك تدنتت ُاَل لتد تهلتت ُيِأتلزبكتتيِ ُ لم تتنتت ُ يِلتلشتتاَ ءتأت ُ ۗ ُ لواَل لتد تهأتت ُ لعس تتي معتت ُ لع تلعتتي مم ت
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-
langkah syaitan. barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan,
Maka Sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan
11
yang mungkar. sekiranya tidaklah Karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada
kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-
perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan
siapa yang dikehendaki-Nya. dan Allah Maha mendengar lagi Maha
Mengetahui”.
ألتللتتت ُتل تلرتت ُ إعتللتت ُاَ لتد تعذ تيِ لنتت ُيِأتلزبكتتوُلنتت ُ ألتنت تأف تلس تأه تتمتت ُ ۚ ُ بلتعلتت ُاَل لتد تهأتت ُيِأتلزبكتتيِ ُ لم تتنتت ُ يِلتلشتتاَ ءتأت ُ لوللتت ُ يِأتظتتل تأمتتوُلنتت ُ فلتتعتتي ةلت ت
“Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang menganggap dirinya
bersih?. Sebenarnya Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya dan
mereka tidak aniaya sedikitpun”.
لونل تتفت ة
َ( ُ قلتتدتت ُ ألتفت تلتلحتت ُ لم تتنتت ُ لزدكتتاَ لهتتا8 )ُ َ( ُ فلتألتتلتلتلم تلهتتاَ ُ فأتأجتتوُلرلهتتاَ ُ لوتل تتق تلوُاَ لهتتا7 )ُ َستت ُ لولمتتاَ ُ لس تدوُاَ لهتتا
5 Hamdani Bakran Adz-Dzakiy, Psikologi Kenabian; Prophetic Psychology: Menghidupkan Potensi dan
Kepribadian Kenabian dalam Diri, (Yogyakarta, Beranda Publishing, 2007), hlm. 115
13
Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, Dan Sesungguhnya
merugilah orang yang mengotorinya”.
Kemenangan dan keberuntungan akan selalu dapat diraih oleh orang- orang yang
mensucikan jiwanya, sehingga ia dapat menangkap isyarat ketakwaan,
Itulah jiwa muthmainnah, radhiyah dan mardhiyah. Sedangkan kekalahan dan
kerugian akan selalu diterima oleh orang-orang yang mengotori.
dan memberi penyakit pada jiwanya, sehingga ia lebih memilih isyarat
kefasikan dan kejahatan.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Al-Ghazali mengartikan tazkiyah al-nafs dengan takhliyatun nafs atau
mengosongkan diri dari akhlak tercela dan itu terdapat dalam ruh muhlikat, dan
mengisinya dengan tahliyatun nafs yaitu mengisi dengan akhlak telpuji dan hal itu
terdapat dalam ruh munjiyat. Dengan bebasnya jiwa dari akhlak tercela dan penuh
dengan akhlak terpuji, orang akan mudah mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Konsep Tazkiyah al-nafs menurut al-Ghazali Konsep Tazkiyah al-nafs menurut
al-Ghazali secara umum didasarkan atas ruh-rub yang terdapat dalam kitab
ihya’ul ulumuddin yang terdiri dari:
1. Ruh Ibadah
2. Ruh al-adat
3. Ruh al-akhlak yang terdiri dari akhlak al-muhlikat dan akhlak al-munjiyat
Sedangkan kaitannya dengan metode tazkiyah al-nafs, setiap tokoh mempunyai
perbedaan masing-masing, adapaun metode tazkiyah al-nafs menurut penulis
berdasarkan dari berbagai pendapat para tokh dapat disimpulkan sebagai berikut
Muhasabatunnafs, Taubat, Mengisi detik-detik yang dilewati dengan berbagai
amal saleh, Bergaul dengan orang-orang saleh, Menghadiri majlis ta’lim, Doa
15
DAFTAR PUSTAKA
Djohan Effendi, dalam Jurnal Ilmu dan Kebudayaan: Ulumul Quran No. 8, Volume II,1991
Fatimah Halim. Kajian Kritis Terhadap Pemikiran Tentang Jiwa (Al-Nafs) Dalam Filsafat Islam.
Aldaulah. Vol. 1 No. 2. Juni 2013
Simuh. 1996. Tasawwuf dan Perkembangan Dalam Islam. Jakarta:PT. Raja Grafindo Pustaka,
Wahyudin, Asmin dan Ahmad Halim Mudzakir. 1991 Filsafat Islam Metode dan Penerapannya.
Jakarta: Rajawali
16