Analisis Laporan Keuangan Perbankan
Analisis Laporan Keuangan Perbankan
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:1), laporan keuangan meliputi bagian dari
proses laporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba
rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam
berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas/laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta
Menurut Munawir (2010:5), pada umumnya laporan keuangan itu terdiri dari neraca dan
jumlah aset, kewajiban dan ekuitas dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Sedangkan
perhitungan (laporan) laba-rugi memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan
serta beban yang terjadi selama periode tertentu, dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan
sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan ekuitas perusahaan.
dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis
laporan keuangan yang lazim dikenal adalah neraca, laporan laba-rugi atau hasil usaha, laporan
perusahaan terdiri dari laporan-laporan yang melaporkan posisi keuangan perusahaan pada suatu
waktu tertentu, yang dilaporkan dalam neraca dan perhitungan laba-rugi serta laporan perubahan
ekuitas dan laporan arus kas, dimana neraca menunjukkan jumlah aset, kewajiban dan ekuitas
perusahaan. Laporan laba-rugi menunjukkan hasil operasi perusahaan selama periode tertentu.
Sedangkan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan
menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi. Sedangkan menurut Fahmi (2011:28), tujuan utama dari laporan keuangan
adalah memberikan informasi keuangan yang mencakup perubahan dari unsur-unsur laporan
keuangan yang ditujukan kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam menilai kinerja
keuangan terhadap perusahaan di samping pihak manajemen perusahaan. Para pemakai laporan
akan menggunakannya untuk meramalkan, membandingkan, dan menilai dampak keuangan yang
timbul dari keputusan ekonomis yang diambilnya. Informasi mengenai dampak keuangan yang
timbul tadi sangat berguna bagi pemakai untuk meramalkan, membandingkan dan menilai
keuangan. Seandainya nilai uang tidak stabil, maka hal ini akan dijelaskan dalam laporan
keuangan. Laporan keuangan akan lebih bermanfaat apabila yang dilaporkan tidak saja aspek-
aspek kuantitatif, tetapi mencakup penjelasan-penjelasan lainnya yang dirasakan perlu. Dan
Beberapa tujuan laporan keuangan dari berbagai sumber di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa :
1. Informasi posisi laporan keuangan yang dihasilkan dari kinerja dan aset perusahaan sangat
dibutuhkan oleh para pemakai laporan keuangan, sebagai bahan evaluasi dan perbandingan untuk
melihat dampak keuangan yang timbul dari keputusan ekonomis yang diambilnya.
2. Informasi keuangan perusahaan diperlukan juga untuk menilai dan meramalkan apakah
perusahaan di masa sekarang dan di masa yang akan datang sehingga akan menghasilkan
3. Informasi perubahan posisi keuangan perusahaan bermanfaat untuk menilai aktivitas investasi,
pendanaan dan operasi perusahaan selama periode tertentu. Selain untuk menilai kemampuan
perusahaan, laporan keuangan juga bertujuan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan investasi.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:5-8), laporan keuangan yang berguna bagi
pemakai informasi bahwa harus terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu dapat dipahami,
1. Dapat dipahami
kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini, pemakai
diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis,
akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun
demikian, informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat
dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tesebut terlalu sulit untuk dapat
2. Relevan
Informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan
keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi
pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan,
menegaskan, atau mengkoreksi hasil evaluasi mereka dimasa lalu. Peran informasi dalam
peramalan (predictive) dan penegasan (confirmatory) berkaitan satu sama lain. Misalnya informasi
struktur dan besarnya aset yang dimiliki bermanfaat bagi pemakai ketika mereka berusaha
meramalkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan peluang dan bereaksi terhadap situasi
yang merugikan. Informasi yang sama juga berperan dalam memberikan penegasan (confirmatory
role) terhadap prediksi yang lalu, misalnya tentang bagaimana struktur keuangan perusahaan
diharapkan tersusun atau tentang hasil dari operasi yang direncanakan. Informasi posisi keuangan
dan kinerja di masa lalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan
dan kinerja masa depan dan hal-hal lain yang langsung menarik perhatian pemakai, seperti
pembayaran dividen dan upah, pergerakan harga sekuritas dan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo. Untuk memiliki nilai prediktif, informasi tidak perlu
harus dalam bentuk ramalan eksplisit. Namun demikian, kemampuan laporan keuangan untuk
membuat prediksi dapat ditingkatkan dengan penampilan informasi tentang transaksi dan peristiwa
masa lalu. Misalnya nilai prediktif laporan laba-rugi dapat ditingkatkan kalau akun-akun
penghasilan atau badan yang tidak biasa, abnormal dan jarang terjadi diungkapkan secara terpisah.
3. Keandalan
Informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari
pengertian yang menyesatkan, material, dan dapat diandalkan pemakaiannya sebagai penyajian
yang tulus atau jujur dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat
disajikan. Informasi mungkin relevan tetapi jika hakekat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan
maka penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan. Misalnya jika tindakan
hukum masih dipersengkatakan, mungkin tidak tepat bagi perusahaan untuk mengakui jumlah
seluruh tuntutan tersebut dalam neraca, meskipun mungkin tepat untuk mengungkapkan jumlah
a) Penyajian jujur
Informasi harus digambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya
disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan. Jadi misalnya, neraca harus
menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya dalam bentuk aset, kewajiban dan
Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur transaksi serta peristiwa lain yang
seharusnya disajikan, maka peristiwa tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi
c) Netralitas
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Tidak boleh ada usaha
untuk menyajikan informasi yang menguntungkan beberapa pihak, sementara hal tersebut akan
d) Pertimbangan sehat
Penyusunan laporan keuangan ada kalanya menghadapi ketidakpastian peristiwa dan keadaan
tertentu, seperti ketertagihan piutang yang diragukan, perkiraan masa manfaat prabrik serta
peralatan, dan tuntutan atas jaminan garansi yang mungkin timbul. Ketidakpastian semacam itu
diakui dengan mengungkapkan hakekat serta tingkatnya dan dengan menggunakan pertimbangan
sehat dalam penyusunan laporan keuangan. Pertimbangan mengandung unsur kehati-hatian pada
saat melakukan perkiraan dalam kondisi ketidakpastian, sehingga aset atau penghasilan tidak
sengaja menetapkan aset atau penghasilan yang lebih rendah atau pencatatan kewajiban atau beban
yang lebih tinggi, sehingga laporan keuangan menjadi tak netral, dan karena itu tidak memiliki
kualitas andal.
e) Kelengkapan
Informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan beban.
Kesengajaan untuk tidak mengungkapkan mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau
menyesatkan dan karena itu tidak dapat diandalkan dan tidak sempurna ditinjau dari segi
relevansinya.
4. Dapat dibandingkan
Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan antara periode untuk
mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat
secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan, transaksi, dan
peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk perushaan bersangkutan, antar
1. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan interim report (laporan
yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara) dan bukan merupakan laporan yang
final.
2. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatannya bersifat pasti dan tepat,
tetapi sebenarnya dengan standar nilai yang mungkin berbeda atau berubah-ubah.
3. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai rupiah dari
berbagai waktu atau tanggal yang lalu dimana daya beli (purchasing power) uang tersebut
menurun, dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya, sehingga kenaikan volume penjualan yang
dinyatakan dalam rupiah belum tentu menunjukkan atau mencerminkan unit yang dijual semakin
besar, mungkin kenaikan tersebut disebabkan naiknya harga jual barang tersebut yang mungkin
4. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi posisi
atau keadaan keuangan perusahaan karena faktor-faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dengan
suatu uang.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:2), laporan keuangan yang lengkap biasanya
meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas
laporan keuangan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan neraca dan laporan laba-rugi.
1.Neraca
Menurut Harahap (2009:107), neraca atau daftar neraca disebut juga laporan posisi
keuangan perusahaan. Laporan ini menggambarkan posisi aset, kewajiban dan ekuitas pada saat
tertentu. Neraca atau balance sheet adalah laporan yang menyajikan sumber-sumber ekonomis
dari suatu perusahaan atau aset kewajiban-kewajibannya atau utang, dan hak para pemilik
perusahaan yang tertanam dalam perusahaan tersebut atau ekuitas pemilik suatu saat tertentu.
Neraca harus disusun secara sistematis sehingga dapat memberikan gambaran mengenai posisi
keuangan perusahaan. Oleh karena itu neraca tepatnya dinamakan statements of financial position.
Karena neraca merupakan potret atau gambaran keadaan pada suatu saat tertentu maka neraca
adalah aset yang habis dalam satu kali perputaran dalam proses produksi dan proses berputarnya
adalah dalam waktu yang pendek (umumnya kurang dari satu tahun). Dalam perputarannya yang
satu kali ini, elemen-elemen dari aset lancar tidak sama cepatnya ataupun tingkat perputarannya,
misalnya piutang menjadinya kas adalah lebih cepat daripada inventory (apabila penjualan
dilakukan secara kredit), karena piutang menjadi kas hanya membutuhkan satu langkah saja,
sedangkan inventory melalui piutang dahulu barulah menjadi kas. Dengan kata lain, aset lancar
ialah aset yang dapat diuangkan dalam waktu yang pendek. Sedangkan aset tetap adalah aset yang
tahan lama yang tidak atau secara berangsur-angsur habis turut serta dalam proses produksi. Syarat
lain untuk dapat diklasifikasikan sebagai aset tetap selain aset itu dimiliki perusahaan, juga harus
digunakan dalam operasi yang bersifat permanen (aset tersebut mempunyai umum kegunaan
jangka panjang atau tidak akan habis dipakai dalam satu periode kegiatan perusahaan).
kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal
perusahaan yang berasal dari kreditur. Hutang atau kewajiban-kewajiban perusahaan dapat
dibebankan ke dalam kewajiban lancar (kewajiban jangka pendek) dan kewajiban jangka panjang.
Kewajiban jangka pendek atau kewajiban lancar adalah kewajiban keuangan perusahaan yang
pelunasannya atau pembayarannya akan dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun sejak tanggal
neraca) dengan menggunakan aset lancar yang dimiliki perusahaan, sedangkan kewajiban jangka
panjang adalah kewajiban keuangan yang jangka waktu pembayaran (jatuh temponya) jangka
Menurut Riyanto (2010:240), modal sendiri merupakan ekuitas yang berasal dari pemilik
perusahaan dan tertanam di dalam perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya. Ekuitas
dari sumber ini merupakan dana yang berasal dari pemilik perusahaan atau dapat pula bersumber
2.Laporan Laba-Rugi
Menurut Munawir (2010:26), laporan laba-rugi merupakan suatu laporan yang sistematis
tentang penghasilan, beban, laba-rugi yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode
tertentu. Walaupun belum ada keseragaman tentang susunan laporan laba-rugi bagi tiap-tiap
1. Bagian yang pertama menunjukkan penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok perusahaan
(penjualan barang dagangan atau memberikan service) diikuti dengan harga pokok dari barang
2. Bagian kedua menunjukkan beban-beban operasional yang terdiri dari beban penjualan dan beban
3. Bagian ketiga menunjukkan hasil-hasil yang diperoleh di luar operasi pokok perusahaan, yang
diikuti dengan beban-beban yang terjadi di luar usaha pokok perusahaan (non operating/financial
4. Bagian keempat menunjukkan laba atau rugi yang insidentil (extra ordinary gain or loss) sehingga
keuangan yang terdiri dari penelaahan atau mempelajari daripada hubungan dan tendensi atau
kecenderungan (trend) untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan
perusahaan yang bersangkutan. Menurut Harahap (2009:190), analisis laporan keuangan berarti
menguraikan akun-akun laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat
hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara yang satu dengan yang
lain baik antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui
kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang
tepat. Sedangkan menurut Sundjaja dan Barlian (2001:37), analisis laporan keuangan perusahaan
pada dasarnya merupakan perhitungan rasio-rasio untuk menilai keadaan keuangan perusahaan di
merupakan proses untuk mempelajari data-data keuangan agar dapat dipahami dengan mudah
untuk mengetahui posisi keuangan, hasil operasi dan perkembangan suatu perusahaan dengan cara
mempelajari hubungan data keuangan serta kecenderungannya terdapat dalam suatu laporan
keuangan, sehingga analisis laporan keuangan dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dan juga dalam melakukan analisisnya tidak
akan lepas dari peranan rasio-rasio laporan keuangan, dengan melakukan analisis terhadap rasio-
rasio keuangan akan dapat menentukan suatu keputusan yang akan diambil.
1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan
keuangan biasa.
2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu laporan
laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern maupun kaitannya dengan informasi
5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori-teori
6. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan. Dengan perkataan
lain yang dimaksudkan dari suatu laporan keuangan merupakan tujuan analisis laporan keuangan
c. Dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari aspek waktu
tertentu:
3) Likuiditas
4) Solvabilitas
5) Aktivitas
7. Dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah dikenal
1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik aset, kewajiban,
ekuitas, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode.
4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan berkaitan
5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak
6. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka
capai.
Menurut Munawir (2010:31), tujuan analisis laporan keuangan merupakan alat yang
sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil
yang telah dicapai perusahaan yang bersangkutan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi
pihak-pihak yang berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan untuk dua periode atau
lebih, dan dianalisa lebih lanjut sehingga akan dapat diperoleh data yang akan dapat mendukung
Menurut Munawir (2010:36), ada dua metode analisis yang digunakan oleh setiap
penganalisis laporan keuangan, yaitu analisis horisontal dan analisis vertikal. Analisis horisontal
adalah analisis dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan untuk beberapa periode atau
beberapa saat sehingga akan diketahui perkembangannya. Analisis vertikal adalah apabila laporan
keuangan yang dianalisis hanya meliputi satu periode atau satu saat saja, yaitu dengan
memperbandingkan antara akun yang satu dengan akun yang lain dalam laporan keuangan tersebut
sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja.
1) Analisis Perbandingan Laporan Keuangan, adalah metode dan teknik analisis dengan cara
memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih, dengan menunjukkan:
Analisis dengan menggunakan metode ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan yang terjadi
2) Trend atau tendensi atau posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam
persentase (Trend Percentage Analysis), adalah suatu metode atau teknik analisis untuk
mengetahui tendensi daripada keadaan keuangannya, apakah menunjukkan tendensi tetap, naik
3) Laporan dengan persentase per komponen (Common Size Statement), adalah suatu metode analisis
untuk mengetahui persentase investasi pada masing-masing aset terhadap total asetnya, juga untuk
mengetahui struktur permodalannya dan komposisi perongkosan yang terjadi dihubungkan dengan
jumlah penjualannya.
4) Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja, adalah suatu analisis untuk mengetahui sumber-
sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja
5) Analisis Sumber dan Penggunaan Kas (Cash Flow Statement Analysis), adalah suatu analisis
untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-
6) Analisis Rasio, adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan dari akun-akun tertentu
dalam neraca atau laporan laba-rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.
7) Analisis Perubahan Laba Kotor (Gross Profit Analysis), adalah suatu analisis untuk mengetahui
sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari suatu periode ke periode yang lain atau
perubahan laba kotor dari suatu periode dengan laba yang dibudgetkan untuk periode tersebut.
8) Analisis Break Even, adalah suatu analisis untuk menentukan tingkat penjualan yang harus
dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak mengalami kerugian, tetapi juga
belum memperoleh keuntungan. Dengan analisis ini juga akan diketahui berbagai tingkat
Metode dan teknik analisis manapun yang digunakan, kesemuanya itu merupakan
permulaan dari proses analisis yang diperlukan untuk menganalisis laporan keuangan, dan setiap
metode analisis mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk membuat agar data lebih dimengerti
sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang
membutuhkan.
keuangan harus selalu diingat agar kesimpulan dari analisis itu tidak salah.
2. Objek analisis laporan keuangan hanya laporan keuangan. Untuk menilai suatu laporan keuangan
tidak cukup hanya angka-angka laporan keuangan. Kita juga harus melihat aspek-aspek lainnya
seperti tujuan perusahaan, situasi ekonomi, situasi industri, gaya manajemen, budaya perusahaan
3. Objek analisis adalah data historis yang menggambarkan masa lalu dan kondisi ini bisa berbeda
Kinerja Perusahaan
28 Juni 1989, kinerja adalah prestasi yang dicapai oleh perusahaan selama periode tertentu yang
mencerminkan tingkat kesehatan dari perusahaan tersebut. Pengukuran kinerja mempunyai tujuan
untuk mengukur kinerja bisnis dan manajemen dibandingkan dengan tujuan atas sasaran
perusahaan, terutama profitablitas diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya
ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan. Informasi fluktuasi kinerja ini adalah penting
dalam hubungan ini. Informasi kinerja keuangan bermanfaat untuk memprediksi kapasitas
perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada. Di samping itu, informasi
tersebut juga berguna dalam perumusan pertimbangan tentang efektivitas perusahaan dalam
efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran,
standar dan kriteria yang telah ditetapkan. Penilaian kinerja dimanfaatkan oleh manajemen untuk
1. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan secara
maksimum.
2. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan, seperti promosi, transfer
dan pemberhentian.
4. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerja
mereka.
Beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja perusahaan adalah prestasi
yang telah dicapai oleh suatu perusahaan yang menggambarkan tingkat kesehatan perusahaan
dengan tolak ukur berdasarkan sasaran, standar atau kriteria tertentu pada periode tertentu.
dasar penilaian mengenai kondisi keuangan perusahaan yang dilakukan berdasarkan analisa
terhadap rasio keuangan perusahaan. Pihak yang berkepentingan sangat memerlukan hasil dari
pengukuran kinerja keuangan perusahaan untuk dapat melihat kondisi perusahaan dan tingkat
dalam menilai kinerja keuangan yang menggunakan analisis rasio keuangan perlu diketahui
standar rasio keuangan tersebut. Menurut Yuwono, Sukarno, dan Ichsan (2003:31), dengan adanya
standar rasio keuangan, perusahaan dapat menentukan apakah kinerja keuangannya baik atau
tidak. Penilaian ini dilakukan dengan membandingkan rasio keuangan yang diperoleh dengan
standar rasio keuangan yang ada. Pada umumnya, kinerja keuangan perusahaan dikategorikan baik
jika besarnya rasio keuangan perusahaan bernilai sama dengan atau di atas standar rasio keuangan.
rasio, kinerja keuangan juga dapat dinilai dengan membandingkan rasio keuangan tahun yang
dinilai dengan rasio keuangan pada tahun-tahun sebelumnya. Dengan membandingkan rasio
keuangan pada beberapa tahun penilaian dapat dilihat bagaimana kemajuan ataupun kemunduran
1. Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
2. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
3. Untuk mengetahui tingkat profitabilitas dan rentabilitas, yaitu kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba selama periode tertentu yang dibandingkan dengan penggunaan aset atau
4. Untuk mengetahui tingkat aktivitas usaha, yaitu kemampuan perusahaan dalam menjalankan dan
mempertahankan usahanya agar tetap stabil, yang diukur dari kemampuan perusahaan dalam
membayar pokok utang dan beban bunga tepat waktu, serta pembayaran dividen secara teratur
kepada para pemegang saham tanpa mengalami kesulitan atau krisis keuangan.
perbandingan dari satu akun laporan keuangan dengan akun lainnya yang mempunyai hubungan
yang relevan dan signifikan. Menurut Simamora (2002:357), analisis rasio merupakan cara penting
laporan-laporan keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu
dengan jumlah lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio yang akan menjelaskan
atau menggambarkan kepada penganalisa baik atau buruknya keadaan posisi keuangan suatu
perusahaan.
antaranya :
tahun-tahun yang lalu dengan tujuan agar dapat dilihat trend dari rasio-rasio perusahaan selama
b. Analisis vertikal, yaitu membandingkan data rasio keuangan perusahaan dengan rasio semacam
dari perusahaan lain yang sejenis atau standar industri untuk waktu yang sama.
a. Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio-rasio dari waktu-waktu yang lalu
(rasio historis) atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk waktu-waktu yang akan datang
dari perusahaan yang sama. Dengan cara pembanding ini akan dapat diketahui perubahan-
perubahan dari rasio tersebut dari tahun ke tahun. Kalau diketahui perubahan dari angka rasio
tersebut maka dapatlah diambil kesimpulan mengenai tendensi atau kecenderungan keadaan
lain yang sejenis atau industri (rasio industri/rasio standar) untuk waktu yang sama. Dengan cara
ini akan dapat diketahui apakah perusahaan yang bersangkutan dalam aspek keuangan tertentu
berada di atas rata-rata industri, berada pada rata-rata atau terletak dibawah rata-rata industri.
maka diperlukan adanya pembanding. Pada pokoknya ada dua cara yang dapat dilakukan dalam
1. Cross sectional approach, merupakan suatu cara mengevaluasi dengan jalan membandingkan
rasio-rasio antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya yang sejenis pada saat
bersamaan.
2. Time series analysis, merupakan suatu cara dengan membandingkan rasio-rasio keuangan
perusahaan dari satu periode ke periode lainnya. Pembanding antara rasio yang dicapai saat ini
dengan rasio-rasio pada masa lalu akan memperhatikan apakah perusahaan mengalami kemajuan
atau kemunduran.
Menurut Riyanto (2010:330), apabila dilihat dari sumber darimana rasio ini dibuat, maka
1. Rasio neraca (Balance Sheet Ratios), yang digolongkan dalam katagori ini adalah semua data yag
2. Rasio-rasio laporan laba-rugi (Income Statement Ratios), yang tergolong dalam katagori ini adalah
3. Rasio-rasio antar laporan (Interstatement Ratios), yang tergolong dalam katagori ini adalah semua
dasar, yaitu :
1. Rasio Likuiditas, adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi
2. Rasio Leverage, adalah rasio yang mengukur seberapa jauh perusahaan dibelanjai dengan hutang.
3. Rasio Aktivitas, adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber
dananya.
4. Rasio Profitabilitas, adalah rasio yang mengukur hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan
keputusan-keputusan.
dengan variasinya:
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan aspek rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan
profitabilitas.
1. Rasio Likuiditas
kewajibannya yang sewaktu-waktu ini, maka perusahaan harus mempunyai alat-alat untuk
membayar yang berupa aset-aset lancar yang jumlahnya harus jauh lebih besar dari pada
Rasio ini merupakan perbandingan antara aset lancar dengan kewajiban lancar. Rumus yang
Aset Lancar
Current Ratio = ------------------------
Kewajiban Lancar
Rasio ini merupakan cara untuk mengukur kesanggupan suatu perusahaan untuk memenuhi
kewajiban-kewajibannya, dengan pedoman 2:1 atau 200% ini adalah rasio minimum yang akan
dipertahankan oleh suatu perusahaan. Menurut Fahmi (2011:61), kondisi perusahaan yang
memiliki current ratio yang baik adalah dianggap sebagai perusahaan yang baik dan bagus, namun
jika current ratio terlalu tinggi juga dianggap tidak baik karena dapat mengindikasikan adanya
masalah seperti jumlah persediaan yang relatif tinggi dibandingkan taksiran tingkat penjualan
sehingga tingkat perputaran persediaan rendah dan menunjukkan adanya over investment dalam
persediaan tersebut atau adanya saldo piutang yang besar yang tak tertagih.
Rasio ini merupakan perbandingan antara aset lancar dikurangi persediaan dengan kewajiban
Aset
Lancar - Persediaan
Quick Ratio = --------------------------------------------
Kewajiban Lancar
dengan tidak memperhitungkan persediaan, karena persediaan memerlukan waktu yang retaif lama
untuk direalisir menjadi uang kas, walaupun kenyataannya mungkin persediaannya lebih likuid
dari pada piutang. Menurut Fahmi (2011:62), apabila menggunakan rasio ini maka dapat dikatakan
bahwa jika suatu perusahaan mempunyai nilai quick ratio sebesar kurang dari 100% atau 1:1, hal
2. Rasio Leverage
Menurut Harahap (2009:306), rasio leverage merupakan rasio yang mengukur seberapa
jauh perusahaan dibiayai oleh kewajiban atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang
digambarkan oleh ekuitas. Setiap penggunaan utang oleh perusahaan akan berpengaruh terhadap
rasio dan pengembalian. Rasio ini dapat digunakan untuk melihat seberapa resiko keuangan
perusahaan. Mengenai rasio-rasio leverage sebagaimana yang diutarakan, menurut Riyanto (2010:
Rasio ini merupakan perbandingan antara total kewajiban dengan total aset. Rumus yang
Total
Kewajiban
Debt Ratio = -------------------------
Total Aset
Rasio ini menunjukkan sejauh mana kewajiban dapat ditutupi oleh aset. Menurut Fahmi (2011:63),
semakin rendah rasio ini semakin baik karena aman bagi kreditor saat likuidasi.
b. Time Interest Earned
Rasio ini merupakan perbandingan antara laba sebelum bunga dan pajak atau laba operasi (EBIT)
E
BIT
Time Interest Earned = ------------------------
Beban Bunga
Rasio ini menunjukkan sejauh mana besarnya jaminan keuntungan sebelum bunga dan pajak atau
laba operasi (EBIT) untuk membayar beban bunganya. Menurut Fahmi (2011:63), semakin tinggi
rasio semakin baik karena perusahaan dianggap mampu untuk membayar beban bunga periode
tertentu dengan jaminan laba operasi yang diperolehnya pada periode tertentu.
3. Rasio Aktivitas
perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian, dan
kegiatan lainnya. Rasio ini dinyatakan sebagai perbandingan penjualan dengan berbagai elemen
aset. Elemen aset sebagai pengguna dana seharusnya bisa dikendalikan agar bisa dimanfaatkan
secara optimal. Semakin efektif dalam memanfaatkan dana semakin cepat perputaran dana
tersebut, karena rasio aktivitas umunya diukur dari perputaran masing-masing elemen aset.
Mengenai rasio-rasio aktivitas sebagaimana yang diutarakan, menurut Riyanto (2010: 334), dapat
antara harga pokok penjualan dengan rata-rata persediaan. Rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut :
Rasio ini menunjukkan berapa cepat perputaran persediaan dalam siklus persediaan normal.
Menurut Harahap (2009:308), semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap bahwa
Rasio ini merupakan perbandingan antara piutang dengan penjualan dibagi jumlah hari dalam
Piutang
Day’s Sales Outstanding = ----------------------------------
Penjualan / 360 hari
Rasio ini mengukur waktu rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang dari penjualan.
Menurut Munawir (2010:76), kalau rata-rata periode pengumpulan piutang lebih dari 60 hari
menunjukkan perusahaan tersebut kurang baik, terutama bagian penagihan, sehingga tidak mampu
menagih piutang pada saatnya, atau perusahaan tersebut telah memberikan syarat-syarat kredit
yang terlalu lunak pada langganannya. Di samping itu semakin besar rasio ini bagi suatu
Rasio ini merupakan perbandingan antara penjualan dengan total aset. Rumus yang digunakan
Penjualan
Total Asset Turnover = ------------------------
Total Aset
Rasio ini merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan
berdasarkan aset yang dimiliki perusahaan. Menurut Harahap (2009:309), semakin besar rasio ini
semakin baik karena perusahaan tersebut dianggap efektif dalam mengelola asetnya.
4. Rasio Profitabilitas
perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuannya, dan sumber yang ada seperti
kegiatan penjualan, kas, ekuitas, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya. Mengenai
rasio-rasio profitabilitas sebagaimana yang diutarakan, menurut Riyanto (2010: 335), dapat dilihat
Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap
penjualan. Menurut Harahap (2009:304), semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap
Rasio ini merupakan perbandingan antara laba bersih dengan total aset. Rumus yang digunakan
Laba Bersih
Return On Assets = ----------------------
Total Aset
Rasio ini menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai
asetnya. Menurut Harahap (2009:305), semakin besar rasionya semakin bagus karena perusahaan
dianggap mampu dalam menggunakan aset yang dimilikinya secara efektif untuk menghasilkan
laba.
Rasio ini merupakan perbandingan antara laba bersih dengan ekuitas. Rumus yang digunakan
Laba Bersih
Harahap (2009:305), semakin besar rasionya semakin bagus karena dianggap kemampuan
5. Analisis Du Pont
Menurut Syamsudin (2000:64), analisis Du Pont adalah ROA yang dihasilkan melalui
pekalian antara keuntungan dari komponen-komponen sales serta efisiensi penggunaan total aset
Du Pont adalah suatu analisis yang digunakan untuk mengontrol perubahan dalam rasio aktivitas
dan net profit margin dan seberapa besar pengaruhnya terhadap ROA.
mengetahui faktor mana yang paling kuat pengaruhnya antara profit margin dan total asset
turnover terhadap ROA. Disamping itu dengan menggunakan analisis ini, pengendalian beban
dapat diukur dan efisiensi perputaran aset sebagai akibat turun naiknya penjualan dapat diukur.
Menurut Soediyono (2001:137), yang dapat diuraikan dengan menggunakan analisis Du Pont
adalah ROA (Return On Assets) yang merupakan angka pembanding atau rasio antara laba yang
Laba Bersih
ROA = -------------------
Total Aset
analisis yang digunakan untuk mengontrol perubahan dalam aktivitas rasio dan marjin laba, serta
sejauh mana pengaruhnya terhadap tingkat pengembalian (rate of return). Sistematika kerja
analisis Du Pont ini adalah dengan menguraikan ROA yang merupakan angka banding atau rasio,
antara laba yang diperoleh perusahaan (Marjin laba bersih) dengan besarnya total aset perusahaan.
Melalui persamaan Du Pont dapat dilihat bahwa ROA diperoleh dengan mengalikan marjin laba
bersih dan perputaran total aset. Perputaran total aset diperoleh dari hasil bagi antara hasil
penjualan dengan jumlah aset, sedangkan marjin laba bersih merupakan hasil bagi antara laba
bersih dengan hasil penjualan. Laba bersih merupakan hasil dari penjualan dikurangi beban-beban.
1. Sebagai salah satu teknik analisis keuangan yang sifatnya menyeluruh dan manajemen bisa
2. Dapat membandingkan efisiensi penggunaan ekuitas pada perusahaannya dengan perusahaan lain
yang sejenis, sehingga dapat diketahui apakah perusahaannya berada di bawah, sama, atau di atas
rata-ratanya.
3. Dapat digunakan untuk mengukur efisiensi tindakan-tindakan yang dilakukan oleh divisi/bagian,
yaitu dengan mengalokasikan semua beban dan ekuitas ke dalam bagian yang bersangkutan.
4. Dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas dari masing-masing produk yang dihasilkan oleh
perusahaan.
5. Dapat digunakan untuk keperluan kontrol, juga berguna untuk keperluan perencanaan.
1. ROI suatu perusahaan sulit dibandingkan dengan ROA perusahaan lain yang sejenis, karena
2. Kelemahan lain dari teknik analisa ini adalah terletak pada adanya fluktuasi nilai dari uang (daya
belinya).
3. Dengan menggunakan ROA saja tidak akan dapat digunakan untuk mengadakan perbandingan
antara dua permasalahan atau lebih dengan mendapatkan kesimpulan yang memuaskan.
6. Analisis Perbandingan
keuangan yang dilakukan dengan cara menyajikan laporan keuangan secara horizontal dan
membandingkan antara satu dengan yang lain, dengan menunjukkan informasi keuangan atau data
lainnya baik dalam rupiah atau dalam unit. Teknik perbandingan ini juga dapat menunjukkan
kenaikan dan penurunan dalam rupiah atau unit dan juga dalam persentase atau perbandingan
dalam bentuk angka perbandingan atau rasio. Tujuan analisis perbandingan ini adalah untuk
atau data lainnya dalam dua atau lebih periode yang dibandingkan.
angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka
lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen yang ada di antara
laporan keuangan. Kemudian angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu
perbandingan ini, kita dapat membandingkannya dengan angka-angka laporan keuangan tahun
lalu, angka laporan keuangan perusahaan sejenis, rasio rata-rata industri, dan rasio normatif
dilakukan melalui:
1. Perbandingan dalam dua atau beberapa tahun (horisontal) misalnya laporan keuangan tahun 1993,
dibandingkan dengan laporan keuangan tahun 1994. Perbandingan antara tahun 1996, 1995, 1994,
dan seterusnya.
3. Perbandingan dengan angka-angka standar industri yang berlaku (industrial norm). Di Indonesia
standar ini belum ada tetapi di USA beberapa perusahaan mengkhususkan diri mensupply
informasi rasio ini misalnya Moody’s, Standar & Poor dan lain-lain.
5. Perbandingan dengan bagian, divisi, atau seksi yang ada dalam suatu perusahaan.
1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.
2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang
4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model
prediksi.
6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan
7. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi dimasa yang akan datang.
1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakai.
2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi keterbatasan teknik
seperti ini.
3. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio.
Dua perusahaan yang dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi yang dipakai tidak
sama. Oleh
karenanya jika dilakukan perbandingan bisa menimbulkan kesalahan.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:1), laporan keuangan meliputi bagian dari
proses laporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba
rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam
berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas/laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta
jumlah aset, kewajiban dan ekuitas dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Sedangkan
perhitungan (laporan) laba-rugi memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan
serta beban yang terjadi selama periode tertentu, dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan
sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan ekuitas perusahaan.
dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis
laporan keuangan yang lazim dikenal adalah neraca, laporan laba-rugi atau hasil usaha, laporan
perusahaan terdiri dari laporan-laporan yang melaporkan posisi keuangan perusahaan pada suatu
waktu tertentu, yang dilaporkan dalam neraca dan perhitungan laba-rugi serta laporan perubahan
ekuitas dan laporan arus kas, dimana neraca menunjukkan jumlah aset, kewajiban dan ekuitas
perusahaan. Laporan laba-rugi menunjukkan hasil operasi perusahaan selama periode tertentu.
Sedangkan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan
menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi. Sedangkan menurut Fahmi (2011:28), tujuan utama dari laporan keuangan
adalah memberikan informasi keuangan yang mencakup perubahan dari unsur-unsur laporan
keuangan yang ditujukan kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam menilai kinerja
keuangan terhadap perusahaan di samping pihak manajemen perusahaan. Para pemakai laporan
akan menggunakannya untuk meramalkan, membandingkan, dan menilai dampak keuangan yang
timbul dari keputusan ekonomis yang diambilnya. Informasi mengenai dampak keuangan yang
timbul tadi sangat berguna bagi pemakai untuk meramalkan, membandingkan dan menilai
keuangan. Seandainya nilai uang tidak stabil, maka hal ini akan dijelaskan dalam laporan
keuangan. Laporan keuangan akan lebih bermanfaat apabila yang dilaporkan tidak saja aspek-
aspek kuantitatif, tetapi mencakup penjelasan-penjelasan lainnya yang dirasakan perlu. Dan
Beberapa tujuan laporan keuangan dari berbagai sumber di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa :
1. Informasi posisi laporan keuangan yang dihasilkan dari kinerja dan aset perusahaan sangat
dibutuhkan oleh para pemakai laporan keuangan, sebagai bahan evaluasi dan perbandingan untuk
melihat dampak keuangan yang timbul dari keputusan ekonomis yang diambilnya.
2. Informasi keuangan perusahaan diperlukan juga untuk menilai dan meramalkan apakah
perusahaan di masa sekarang dan di masa yang akan datang sehingga akan menghasilkan
3. Informasi perubahan posisi keuangan perusahaan bermanfaat untuk menilai aktivitas investasi,
pendanaan dan operasi perusahaan selama periode tertentu. Selain untuk menilai kemampuan
perusahaan, laporan keuangan juga bertujuan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan investasi.
pemakai informasi bahwa harus terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu dapat dipahami,
1. Dapat dipahami
kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini, pemakai
diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis,
akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun
demikian, informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat
dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tesebut terlalu sulit untuk dapat
2. Relevan
Informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan
keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi
pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan,
menegaskan, atau mengkoreksi hasil evaluasi mereka dimasa lalu. Peran informasi dalam
peramalan (predictive) dan penegasan (confirmatory) berkaitan satu sama lain. Misalnya informasi
struktur dan besarnya aset yang dimiliki bermanfaat bagi pemakai ketika mereka berusaha
meramalkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan peluang dan bereaksi terhadap situasi
yang merugikan. Informasi yang sama juga berperan dalam memberikan penegasan (confirmatory
role) terhadap prediksi yang lalu, misalnya tentang bagaimana struktur keuangan perusahaan
diharapkan tersusun atau tentang hasil dari operasi yang direncanakan. Informasi posisi keuangan
dan kinerja di masa lalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan
dan kinerja masa depan dan hal-hal lain yang langsung menarik perhatian pemakai, seperti
pembayaran dividen dan upah, pergerakan harga sekuritas dan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo. Untuk memiliki nilai prediktif, informasi tidak perlu
harus dalam bentuk ramalan eksplisit. Namun demikian, kemampuan laporan keuangan untuk
membuat prediksi dapat ditingkatkan dengan penampilan informasi tentang transaksi dan peristiwa
masa lalu. Misalnya nilai prediktif laporan laba-rugi dapat ditingkatkan kalau akun-akun
penghasilan atau badan yang tidak biasa, abnormal dan jarang terjadi diungkapkan secara terpisah.
3. Keandalan
Informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari
pengertian yang menyesatkan, material, dan dapat diandalkan pemakaiannya sebagai penyajian
yang tulus atau jujur dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat
disajikan. Informasi mungkin relevan tetapi jika hakekat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan
maka penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan. Misalnya jika tindakan
hukum masih dipersengkatakan, mungkin tidak tepat bagi perusahaan untuk mengakui jumlah
seluruh tuntutan tersebut dalam neraca, meskipun mungkin tepat untuk mengungkapkan jumlah
a) Penyajian jujur
Informasi harus digambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya
disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan. Jadi misalnya, neraca harus
menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya dalam bentuk aset, kewajiban dan
seharusnya disajikan, maka peristiwa tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi
c) Netralitas
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Tidak boleh ada usaha
untuk menyajikan informasi yang menguntungkan beberapa pihak, sementara hal tersebut akan
d) Pertimbangan sehat
Penyusunan laporan keuangan ada kalanya menghadapi ketidakpastian peristiwa dan keadaan
tertentu, seperti ketertagihan piutang yang diragukan, perkiraan masa manfaat prabrik serta
peralatan, dan tuntutan atas jaminan garansi yang mungkin timbul. Ketidakpastian semacam itu
diakui dengan mengungkapkan hakekat serta tingkatnya dan dengan menggunakan pertimbangan
sehat dalam penyusunan laporan keuangan. Pertimbangan mengandung unsur kehati-hatian pada
saat melakukan perkiraan dalam kondisi ketidakpastian, sehingga aset atau penghasilan tidak
sengaja menetapkan aset atau penghasilan yang lebih rendah atau pencatatan kewajiban atau beban
yang lebih tinggi, sehingga laporan keuangan menjadi tak netral, dan karena itu tidak memiliki
kualitas andal.
e) Kelengkapan
Informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan beban.
Kesengajaan untuk tidak mengungkapkan mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau
menyesatkan dan karena itu tidak dapat diandalkan dan tidak sempurna ditinjau dari segi
relevansinya.
4. Dapat dibandingkan
Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan antara periode untuk
mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat
secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan, transaksi, dan
peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk perushaan bersangkutan, antar
1. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan interim report (laporan
yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara) dan bukan merupakan laporan yang
final.
2. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatannya bersifat pasti dan tepat,
tetapi sebenarnya dengan standar nilai yang mungkin berbeda atau berubah-ubah.
3. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai rupiah dari
berbagai waktu atau tanggal yang lalu dimana daya beli (purchasing power) uang tersebut
menurun, dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya, sehingga kenaikan volume penjualan yang
dinyatakan dalam rupiah belum tentu menunjukkan atau mencerminkan unit yang dijual semakin
besar, mungkin kenaikan tersebut disebabkan naiknya harga jual barang tersebut yang mungkin
atau keadaan keuangan perusahaan karena faktor-faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dengan
suatu uang.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:2), laporan keuangan yang lengkap biasanya
meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas
laporan keuangan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan neraca dan laporan laba-rugi.
1.Neraca
Menurut Harahap (2009:107), neraca atau daftar neraca disebut juga laporan posisi
keuangan perusahaan. Laporan ini menggambarkan posisi aset, kewajiban dan ekuitas pada saat
tertentu. Neraca atau balance sheet adalah laporan yang menyajikan sumber-sumber ekonomis
dari suatu perusahaan atau aset kewajiban-kewajibannya atau utang, dan hak para pemilik
perusahaan yang tertanam dalam perusahaan tersebut atau ekuitas pemilik suatu saat tertentu.
Neraca harus disusun secara sistematis sehingga dapat memberikan gambaran mengenai posisi
keuangan perusahaan. Oleh karena itu neraca tepatnya dinamakan statements of financial position.
Karena neraca merupakan potret atau gambaran keadaan pada suatu saat tertentu maka neraca
Menurut Riyanto (2010:19), aset dapat dibagi atas dua kelompok besar, yaitu aset lancar
adalah aset yang habis dalam satu kali perputaran dalam proses produksi dan proses berputarnya
adalah dalam waktu yang pendek (umumnya kurang dari satu tahun). Dalam perputarannya yang
satu kali ini, elemen-elemen dari aset lancar tidak sama cepatnya ataupun tingkat perputarannya,
misalnya piutang menjadinya kas adalah lebih cepat daripada inventory (apabila penjualan
dilakukan secara kredit), karena piutang menjadi kas hanya membutuhkan satu langkah saja,
sedangkan inventory melalui piutang dahulu barulah menjadi kas. Dengan kata lain, aset lancar
ialah aset yang dapat diuangkan dalam waktu yang pendek. Sedangkan aset tetap adalah aset yang
tahan lama yang tidak atau secara berangsur-angsur habis turut serta dalam proses produksi. Syarat
lain untuk dapat diklasifikasikan sebagai aset tetap selain aset itu dimiliki perusahaan, juga harus
digunakan dalam operasi yang bersifat permanen (aset tersebut mempunyai umum kegunaan
jangka panjang atau tidak akan habis dipakai dalam satu periode kegiatan perusahaan).
kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal
perusahaan yang berasal dari kreditur. Hutang atau kewajiban-kewajiban perusahaan dapat
dibebankan ke dalam kewajiban lancar (kewajiban jangka pendek) dan kewajiban jangka panjang.
Kewajiban jangka pendek atau kewajiban lancar adalah kewajiban keuangan perusahaan yang
pelunasannya atau pembayarannya akan dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun sejak tanggal
neraca) dengan menggunakan aset lancar yang dimiliki perusahaan, sedangkan kewajiban jangka
panjang adalah kewajiban keuangan yang jangka waktu pembayaran (jatuh temponya) jangka
Menurut Riyanto (2010:240), modal sendiri merupakan ekuitas yang berasal dari pemilik
perusahaan dan tertanam di dalam perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya. Ekuitas
dari sumber ini merupakan dana yang berasal dari pemilik perusahaan atau dapat pula bersumber
2.Laporan Laba-Rugi
Menurut Munawir (2010:26), laporan laba-rugi merupakan suatu laporan yang sistematis
tentang penghasilan, beban, laba-rugi yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode
tertentu. Walaupun belum ada keseragaman tentang susunan laporan laba-rugi bagi tiap-tiap
1. Bagian yang pertama menunjukkan penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok perusahaan
(penjualan barang dagangan atau memberikan service) diikuti dengan harga pokok dari barang
2. Bagian kedua menunjukkan beban-beban operasional yang terdiri dari beban penjualan dan beban
3. Bagian ketiga menunjukkan hasil-hasil yang diperoleh di luar operasi pokok perusahaan, yang
diikuti dengan beban-beban yang terjadi di luar usaha pokok perusahaan (non operating/financial
4. Bagian keempat menunjukkan laba atau rugi yang insidentil (extra ordinary gain or loss) sehingga
keuangan yang terdiri dari penelaahan atau mempelajari daripada hubungan dan tendensi atau
kecenderungan (trend) untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan
perusahaan yang bersangkutan. Menurut Harahap (2009:190), analisis laporan keuangan berarti
menguraikan akun-akun laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat
hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara yang satu dengan yang
lain baik antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui
kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang
tepat. Sedangkan menurut Sundjaja dan Barlian (2001:37), analisis laporan keuangan perusahaan
pada dasarnya merupakan perhitungan rasio-rasio untuk menilai keadaan keuangan perusahaan di
merupakan proses untuk mempelajari data-data keuangan agar dapat dipahami dengan mudah
untuk mengetahui posisi keuangan, hasil operasi dan perkembangan suatu perusahaan dengan cara
mempelajari hubungan data keuangan serta kecenderungannya terdapat dalam suatu laporan
keuangan, sehingga analisis laporan keuangan dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dan juga dalam melakukan analisisnya tidak
akan lepas dari peranan rasio-rasio laporan keuangan, dengan melakukan analisis terhadap rasio-
rasio keuangan akan dapat menentukan suatu keputusan yang akan diambil.
1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan
keuangan biasa.
2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu laporan
4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu
laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern maupun kaitannya dengan informasi
5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori-teori
lain yang dimaksudkan dari suatu laporan keuangan merupakan tujuan analisis laporan keuangan
c. Dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari aspek waktu
tertentu:
3) Likuiditas
4) Solvabilitas
5) Aktivitas
7. Dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah dikenal
1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik aset, kewajiban,
ekuitas, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode.
4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan berkaitan
5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak
6. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka
capai.
Menurut Munawir (2010:31), tujuan analisis laporan keuangan merupakan alat yang
sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil
yang telah dicapai perusahaan yang bersangkutan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi
pihak-pihak yang berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan untuk dua periode atau
lebih, dan dianalisa lebih lanjut sehingga akan dapat diperoleh data yang akan dapat mendukung
Menurut Munawir (2010:36), ada dua metode analisis yang digunakan oleh setiap
penganalisis laporan keuangan, yaitu analisis horisontal dan analisis vertikal. Analisis horisontal
adalah analisis dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan untuk beberapa periode atau
beberapa saat sehingga akan diketahui perkembangannya. Analisis vertikal adalah apabila laporan
keuangan yang dianalisis hanya meliputi satu periode atau satu saat saja, yaitu dengan
memperbandingkan antara akun yang satu dengan akun yang lain dalam laporan keuangan tersebut
sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja.
memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih, dengan menunjukkan:
Analisis dengan menggunakan metode ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan yang terjadi
2) Trend atau tendensi atau posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam
persentase (Trend Percentage Analysis), adalah suatu metode atau teknik analisis untuk
mengetahui tendensi daripada keadaan keuangannya, apakah menunjukkan tendensi tetap, naik
3) Laporan dengan persentase per komponen (Common Size Statement), adalah suatu metode analisis
untuk mengetahui persentase investasi pada masing-masing aset terhadap total asetnya, juga untuk
mengetahui struktur permodalannya dan komposisi perongkosan yang terjadi dihubungkan dengan
jumlah penjualannya.
4) Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja, adalah suatu analisis untuk mengetahui sumber-
sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja
5) Analisis Sumber dan Penggunaan Kas (Cash Flow Statement Analysis), adalah suatu analisis
untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-
dalam neraca atau laporan laba-rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.
7) Analisis Perubahan Laba Kotor (Gross Profit Analysis), adalah suatu analisis untuk mengetahui
sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari suatu periode ke periode yang lain atau
perubahan laba kotor dari suatu periode dengan laba yang dibudgetkan untuk periode tersebut.
8) Analisis Break Even, adalah suatu analisis untuk menentukan tingkat penjualan yang harus
dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak mengalami kerugian, tetapi juga
belum memperoleh keuntungan. Dengan analisis ini juga akan diketahui berbagai tingkat
Metode dan teknik analisis manapun yang digunakan, kesemuanya itu merupakan
permulaan dari proses analisis yang diperlukan untuk menganalisis laporan keuangan, dan setiap
metode analisis mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk membuat agar data lebih dimengerti
sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang
membutuhkan.
1. Analisis laporan keuangan didasarkan pada laporan keuangan, oleh karenanya kelemahan laporan
keuangan harus selalu diingat agar kesimpulan dari analisis itu tidak salah.
2. Objek analisis laporan keuangan hanya laporan keuangan. Untuk menilai suatu laporan keuangan
tidak cukup hanya angka-angka laporan keuangan. Kita juga harus melihat aspek-aspek lainnya
seperti tujuan perusahaan, situasi ekonomi, situasi industri, gaya manajemen, budaya perusahaan
Kinerja Perusahaan
28 Juni 1989, kinerja adalah prestasi yang dicapai oleh perusahaan selama periode tertentu yang
mencerminkan tingkat kesehatan dari perusahaan tersebut. Pengukuran kinerja mempunyai tujuan
untuk mengukur kinerja bisnis dan manajemen dibandingkan dengan tujuan atas sasaran
perusahaan, terutama profitablitas diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya
ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan. Informasi fluktuasi kinerja ini adalah penting
dalam hubungan ini. Informasi kinerja keuangan bermanfaat untuk memprediksi kapasitas
perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada. Di samping itu, informasi
tersebut juga berguna dalam perumusan pertimbangan tentang efektivitas perusahaan dalam
efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran,
standar dan kriteria yang telah ditetapkan. Penilaian kinerja dimanfaatkan oleh manajemen untuk
1. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan secara
maksimum.
2. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan, seperti promosi, transfer
dan pemberhentian.
3. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan untuk menyediakan
4. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerja
mereka.
Beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja perusahaan adalah prestasi
yang telah dicapai oleh suatu perusahaan yang menggambarkan tingkat kesehatan perusahaan
dengan tolak ukur berdasarkan sasaran, standar atau kriteria tertentu pada periode tertentu.
dasar penilaian mengenai kondisi keuangan perusahaan yang dilakukan berdasarkan analisa
terhadap rasio keuangan perusahaan. Pihak yang berkepentingan sangat memerlukan hasil dari
pengukuran kinerja keuangan perusahaan untuk dapat melihat kondisi perusahaan dan tingkat
dalam menilai kinerja keuangan yang menggunakan analisis rasio keuangan perlu diketahui
standar rasio keuangan tersebut. Menurut Yuwono, Sukarno, dan Ichsan (2003:31), dengan adanya
standar rasio keuangan, perusahaan dapat menentukan apakah kinerja keuangannya baik atau
tidak. Penilaian ini dilakukan dengan membandingkan rasio keuangan yang diperoleh dengan
standar rasio keuangan yang ada. Pada umumnya, kinerja keuangan perusahaan dikategorikan baik
jika besarnya rasio keuangan perusahaan bernilai sama dengan atau di atas standar rasio keuangan.
rasio, kinerja keuangan juga dapat dinilai dengan membandingkan rasio keuangan tahun yang
dinilai dengan rasio keuangan pada tahun-tahun sebelumnya. Dengan membandingkan rasio
keuangan pada beberapa tahun penilaian dapat dilihat bagaimana kemajuan ataupun kemunduran
1. Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
2. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
3. Untuk mengetahui tingkat profitabilitas dan rentabilitas, yaitu kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba selama periode tertentu yang dibandingkan dengan penggunaan aset atau
4. Untuk mengetahui tingkat aktivitas usaha, yaitu kemampuan perusahaan dalam menjalankan dan
mempertahankan usahanya agar tetap stabil, yang diukur dari kemampuan perusahaan dalam
membayar pokok utang dan beban bunga tepat waktu, serta pembayaran dividen secara teratur
kepada para pemegang saham tanpa mengalami kesulitan atau krisis keuangan.
Menurut Harahap (2009:297), rasio keuangan merupakan angka yang diperoleh dari hasil
perbandingan dari satu akun laporan keuangan dengan akun lainnya yang mempunyai hubungan
yang relevan dan signifikan. Menurut Simamora (2002:357), analisis rasio merupakan cara penting
laporan-laporan keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu
dengan jumlah lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio yang akan menjelaskan
atau menggambarkan kepada penganalisa baik atau buruknya keadaan posisi keuangan suatu
perusahaan.
antaranya :
tahun-tahun yang lalu dengan tujuan agar dapat dilihat trend dari rasio-rasio perusahaan selama
b. Analisis vertikal, yaitu membandingkan data rasio keuangan perusahaan dengan rasio semacam
dari perusahaan lain yang sejenis atau standar industri untuk waktu yang sama.
a. Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio-rasio dari waktu-waktu yang lalu
(rasio historis) atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk waktu-waktu yang akan datang
dari perusahaan yang sama. Dengan cara pembanding ini akan dapat diketahui perubahan-
perubahan dari rasio tersebut dari tahun ke tahun. Kalau diketahui perubahan dari angka rasio
tersebut maka dapatlah diambil kesimpulan mengenai tendensi atau kecenderungan keadaan
b. Membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahaan dengan rasio-rasio semacam dari perusahaan
lain yang sejenis atau industri (rasio industri/rasio standar) untuk waktu yang sama. Dengan cara
ini akan dapat diketahui apakah perusahaan yang bersangkutan dalam aspek keuangan tertentu
berada di atas rata-rata industri, berada pada rata-rata atau terletak dibawah rata-rata industri.
Menurut Fahmi (2011:133), untuk dapat menginterpretasikan hasil perhitungan rasio,
maka diperlukan adanya pembanding. Pada pokoknya ada dua cara yang dapat dilakukan dalam
1. Cross sectional approach, merupakan suatu cara mengevaluasi dengan jalan membandingkan
rasio-rasio antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya yang sejenis pada saat
bersamaan.
2. Time series analysis, merupakan suatu cara dengan membandingkan rasio-rasio keuangan
perusahaan dari satu periode ke periode lainnya. Pembanding antara rasio yang dicapai saat ini
dengan rasio-rasio pada masa lalu akan memperhatikan apakah perusahaan mengalami kemajuan
atau kemunduran.
Menurut Riyanto (2010:330), apabila dilihat dari sumber darimana rasio ini dibuat, maka
1. Rasio neraca (Balance Sheet Ratios), yang digolongkan dalam katagori ini adalah semua data yag
2. Rasio-rasio laporan laba-rugi (Income Statement Ratios), yang tergolong dalam katagori ini adalah
3. Rasio-rasio antar laporan (Interstatement Ratios), yang tergolong dalam katagori ini adalah semua
Menurut Riyanto (2010:331), umumnya rasio dapat dikelompokkan dalam 4 (empat) tipe
dasar, yaitu :
1. Rasio Likuiditas, adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi
2. Rasio Leverage, adalah rasio yang mengukur seberapa jauh perusahaan dibelanjai dengan hutang.
3. Rasio Aktivitas, adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber
dananya.
4. Rasio Profitabilitas, adalah rasio yang mengukur hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan
keputusan-keputusan.
dengan variasinya:
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan aspek rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan
profitabilitas.
1. Rasio Likuiditas
kewajibannya yang sewaktu-waktu ini, maka perusahaan harus mempunyai alat-alat untuk
membayar yang berupa aset-aset lancar yang jumlahnya harus jauh lebih besar dari pada
rasio-rasio likuiditas sebagaimana yang diutarakan, menurut Riyanto (2010: 332), dapat dilihat
Rasio ini merupakan perbandingan antara aset lancar dengan kewajiban lancar. Rumus yang
Rasio ini merupakan cara untuk mengukur kesanggupan suatu perusahaan untuk memenuhi
kewajiban-kewajibannya, dengan pedoman 2:1 atau 200% ini adalah rasio minimum yang akan
dipertahankan oleh suatu perusahaan. Menurut Fahmi (2011:61), kondisi perusahaan yang
memiliki current ratio yang baik adalah dianggap sebagai perusahaan yang baik dan bagus, namun
jika current ratio terlalu tinggi juga dianggap tidak baik karena dapat mengindikasikan adanya
masalah seperti jumlah persediaan yang relatif tinggi dibandingkan taksiran tingkat penjualan
sehingga tingkat perputaran persediaan rendah dan menunjukkan adanya over investment dalam
persediaan tersebut atau adanya saldo piutang yang besar yang tak tertagih.
Rasio ini merupakan perbandingan antara aset lancar dikurangi persediaan dengan kewajiban
Aset
Lancar - Persediaan
Quick Ratio = --------------------------------------------
Kewajiban Lancar
dengan tidak memperhitungkan persediaan, karena persediaan memerlukan waktu yang retaif lama
untuk direalisir menjadi uang kas, walaupun kenyataannya mungkin persediaannya lebih likuid
dari pada piutang. Menurut Fahmi (2011:62), apabila menggunakan rasio ini maka dapat dikatakan
bahwa jika suatu perusahaan mempunyai nilai quick ratio sebesar kurang dari 100% atau 1:1, hal
2. Rasio Leverage
Menurut Harahap (2009:306), rasio leverage merupakan rasio yang mengukur seberapa
jauh perusahaan dibiayai oleh kewajiban atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang
digambarkan oleh ekuitas. Setiap penggunaan utang oleh perusahaan akan berpengaruh terhadap
rasio dan pengembalian. Rasio ini dapat digunakan untuk melihat seberapa resiko keuangan
perusahaan. Mengenai rasio-rasio leverage sebagaimana yang diutarakan, menurut Riyanto (2010:
Rasio ini merupakan perbandingan antara total kewajiban dengan total aset. Rumus yang
Total
Kewajiban
Debt Ratio = -------------------------
Total Aset
Rasio ini menunjukkan sejauh mana kewajiban dapat ditutupi oleh aset. Menurut Fahmi (2011:63),
semakin rendah rasio ini semakin baik karena aman bagi kreditor saat likuidasi.
Rasio ini merupakan perbandingan antara laba sebelum bunga dan pajak atau laba operasi (EBIT)
Rasio ini menunjukkan sejauh mana besarnya jaminan keuntungan sebelum bunga dan pajak atau
laba operasi (EBIT) untuk membayar beban bunganya. Menurut Fahmi (2011:63), semakin tinggi
rasio semakin baik karena perusahaan dianggap mampu untuk membayar beban bunga periode
tertentu dengan jaminan laba operasi yang diperolehnya pada periode tertentu.
3. Rasio Aktivitas
perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian, dan
kegiatan lainnya. Rasio ini dinyatakan sebagai perbandingan penjualan dengan berbagai elemen
aset. Elemen aset sebagai pengguna dana seharusnya bisa dikendalikan agar bisa dimanfaatkan
secara optimal. Semakin efektif dalam memanfaatkan dana semakin cepat perputaran dana
tersebut, karena rasio aktivitas umunya diukur dari perputaran masing-masing elemen aset.
Mengenai rasio-rasio aktivitas sebagaimana yang diutarakan, menurut Riyanto (2010: 334), dapat
antara harga pokok penjualan dengan rata-rata persediaan. Rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut :
Rasio ini menunjukkan berapa cepat perputaran persediaan dalam siklus persediaan normal.
Menurut Harahap (2009:308), semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap bahwa
Rasio ini merupakan perbandingan antara piutang dengan penjualan dibagi jumlah hari dalam
Piutang
Day’s Sales Outstanding = ----------------------------------
Penjualan / 360 hari
Rasio ini mengukur waktu rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang dari penjualan.
Menurut Munawir (2010:76), kalau rata-rata periode pengumpulan piutang lebih dari 60 hari
menunjukkan perusahaan tersebut kurang baik, terutama bagian penagihan, sehingga tidak mampu
menagih piutang pada saatnya, atau perusahaan tersebut telah memberikan syarat-syarat kredit
yang terlalu lunak pada langganannya. Di samping itu semakin besar rasio ini bagi suatu
Rasio ini merupakan perbandingan antara penjualan dengan total aset. Rumus yang digunakan
Rasio ini merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan
berdasarkan aset yang dimiliki perusahaan. Menurut Harahap (2009:309), semakin besar rasio ini
semakin baik karena perusahaan tersebut dianggap efektif dalam mengelola asetnya.
4. Rasio Profitabilitas
perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuannya, dan sumber yang ada seperti
kegiatan penjualan, kas, ekuitas, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya. Mengenai
rasio-rasio profitabilitas sebagaimana yang diutarakan, menurut Riyanto (2010: 335), dapat dilihat
Laba Bersih
Profit Margin = ------------------
Penjualan
Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap
penjualan. Menurut Harahap (2009:304), semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap
Rasio ini merupakan perbandingan antara laba bersih dengan total aset. Rumus yang digunakan
Laba Bersih
Return On Assets = ----------------------
Total Aset
Rasio ini menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai
asetnya. Menurut Harahap (2009:305), semakin besar rasionya semakin bagus karena perusahaan
dianggap mampu dalam menggunakan aset yang dimilikinya secara efektif untuk menghasilkan
laba.
Rasio ini merupakan perbandingan antara laba bersih dengan ekuitas. Rumus yang digunakan
Laba Bersih
Rasio ini mengukur berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik. Menurut
Harahap (2009:305), semakin besar rasionya semakin bagus karena dianggap kemampuan
5. Analisis Du Pont
Menurut Syamsudin (2000:64), analisis Du Pont adalah ROA yang dihasilkan melalui
pekalian antara keuntungan dari komponen-komponen sales serta efisiensi penggunaan total aset
di dalam menghasilkan keuntungan tersebut. Sedangkan pendapat Sutrisno (2001:256), analisis
Du Pont adalah suatu analisis yang digunakan untuk mengontrol perubahan dalam rasio aktivitas
dan net profit margin dan seberapa besar pengaruhnya terhadap ROA.
mengetahui faktor mana yang paling kuat pengaruhnya antara profit margin dan total asset
turnover terhadap ROA. Disamping itu dengan menggunakan analisis ini, pengendalian beban
dapat diukur dan efisiensi perputaran aset sebagai akibat turun naiknya penjualan dapat diukur.
Menurut Soediyono (2001:137), yang dapat diuraikan dengan menggunakan analisis Du Pont
adalah ROA (Return On Assets) yang merupakan angka pembanding atau rasio antara laba yang
Laba Bersih
ROA = -------------------
Total Aset
Berdasarkan keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa analisis Du Pont merupakan
analisis yang digunakan untuk mengontrol perubahan dalam aktivitas rasio dan marjin laba, serta
sejauh mana pengaruhnya terhadap tingkat pengembalian (rate of return). Sistematika kerja
analisis Du Pont ini adalah dengan menguraikan ROA yang merupakan angka banding atau rasio,
antara laba yang diperoleh perusahaan (Marjin laba bersih) dengan besarnya total aset perusahaan.
Melalui persamaan Du Pont dapat dilihat bahwa ROA diperoleh dengan mengalikan marjin laba
bersih dan perputaran total aset. Perputaran total aset diperoleh dari hasil bagi antara hasil
penjualan dengan jumlah aset, sedangkan marjin laba bersih merupakan hasil bagi antara laba
bersih dengan hasil penjualan. Laba bersih merupakan hasil dari penjualan dikurangi beban-beban.
1. Sebagai salah satu teknik analisis keuangan yang sifatnya menyeluruh dan manajemen bisa
2. Dapat membandingkan efisiensi penggunaan ekuitas pada perusahaannya dengan perusahaan lain
yang sejenis, sehingga dapat diketahui apakah perusahaannya berada di bawah, sama, atau di atas
rata-ratanya.
3. Dapat digunakan untuk mengukur efisiensi tindakan-tindakan yang dilakukan oleh divisi/bagian,
yaitu dengan mengalokasikan semua beban dan ekuitas ke dalam bagian yang bersangkutan.
4. Dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas dari masing-masing produk yang dihasilkan oleh
perusahaan.
5. Dapat digunakan untuk keperluan kontrol, juga berguna untuk keperluan perencanaan.
2. Kelemahan lain dari teknik analisa ini adalah terletak pada adanya fluktuasi nilai dari uang (daya
belinya).
3. Dengan menggunakan ROA saja tidak akan dapat digunakan untuk mengadakan perbandingan
antara dua permasalahan atau lebih dengan mendapatkan kesimpulan yang memuaskan.
6. Analisis Perbandingan
keuangan yang dilakukan dengan cara menyajikan laporan keuangan secara horizontal dan
membandingkan antara satu dengan yang lain, dengan menunjukkan informasi keuangan atau data
lainnya baik dalam rupiah atau dalam unit. Teknik perbandingan ini juga dapat menunjukkan
kenaikan dan penurunan dalam rupiah atau unit dan juga dalam persentase atau perbandingan
dalam bentuk angka perbandingan atau rasio. Tujuan analisis perbandingan ini adalah untuk
atau data lainnya dalam dua atau lebih periode yang dibandingkan.
angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka
lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen yang ada di antara
laporan keuangan. Kemudian angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu
perbandingan ini, kita dapat membandingkannya dengan angka-angka laporan keuangan tahun
lalu, angka laporan keuangan perusahaan sejenis, rasio rata-rata industri, dan rasio normatif
sebagai standar perbandingan (yardstick). Perbandingan antarpos laporan keuangan dapat
dilakukan melalui:
1. Perbandingan dalam dua atau beberapa tahun (horisontal) misalnya laporan keuangan tahun 1993,
dibandingkan dengan laporan keuangan tahun 1994. Perbandingan antara tahun 1996, 1995, 1994,
dan seterusnya.
3. Perbandingan dengan angka-angka standar industri yang berlaku (industrial norm). Di Indonesia
standar ini belum ada tetapi di USA beberapa perusahaan mengkhususkan diri mensupply
informasi rasio ini misalnya Moody’s, Standar & Poor dan lain-lain.
5. Perbandingan dengan bagian, divisi, atau seksi yang ada dalam suatu perusahaan.
1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.
2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang
4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model
prediksi.
6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan
1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakai.
2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi keterbatasan teknik
seperti ini.
3. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio.
Dua perusahaan yang dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi yang dipakai tidak
sama. Oleh
karenanya jika dilakukan perbandingan bisa menimbulkan kesalahan.
Laporan keuangan adalah laporan yang berisi informasi keuangan sebuah organisasi. Laporan
keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan hasil proses akuntansi yang dimaksudkan
sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal.
Menurut Soemarsono (2004: 34) “Laporan keuangan adalah laporan yang dirancang untuk para
pembuat keputusan, terutama pihak diluar perusahaan, mengenai posisi keuangan dan hasil usaha
perusahaan”. Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “ Laporan Keuangan adalah
suatu penyajian terstuktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas”.
Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “tujuan laporan keuangan adalah memberikan
informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi
sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi”. Laporan
keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber
daya yang dipercayakan kepada mereka. Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009),
“dalam rangka mencapai tujuan laporan keuangan, laporan keuangan menyajikan informasi
mengenai entitas yang meliputi: asset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban termasuk
keuntungan dan kerugian, kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya
sebagai pemilik dan arus kas”.
Informasi tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan,
membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas masa depan dan khususnya, dalam hal
waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas.
Investor
Penanam modal berisiko dan penasehat mereka berkepentingan dengan risiko yang melekat serta
hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk
membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut.
Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai
kemampuan perusahaan untuk membayar deviden.
Karyawan
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai
stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang
memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa,
manfaat pensiun, dan kesempatan kerja,
Pemberi Pinjaman
Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk
memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka
untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo.
Pelanggan
Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasannya berkepentingan dengan
alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga
membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak
sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
Masyarakat
Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan
(trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.
Analisa laporan keuangan adalah kegiatan menganalisa laporan keuangan. Yang lahir dari suatu
konsep dan sistem akutansi keuangan. Dengan memahami sifat dan konsep akutansi keuangan
maka akan lebih mengenal sifat dan konsep laporan keuangan sehingga dapat menjaga
kemungkinan salah tafsir terhadap informasi yang diberikan melalui laporan keuangan
sehinggakesimpulan yang disapat akan lebih akurat.
Menurut Myer (2004:5) definisi analisa laporan keuangan adalah “Analisa laporan keuangan
adalah analisa mengenai dua daftar yang disusunoleh akuntan pada akhir periode untuk suatu
perusahaan”.
Menurut Dwi Prastowo (2008:56) definisi analisis laporan keuangankeuangan adalah: “Analisa
laporan keuangan adalah penguraian suatu pokok atas berbagaibagiannya dan penelaahan bagian
itu sendiri serta hubungan antar bagianuntuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman
arti keseluruhan”.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa analisa laporan keuangan (financial statement
analysis) adalah proses penganalisaan atau penyidikan terhadap laporan keuangan yang terdiri
dari neraca dan laporan laba rugi beserta lampiran-lampirannya untuk mengetahui posisi
keuangan dan tingkat “kesehatan” perusahaan yang tersusun secara sistematis dengan
menggunakan teknik-teknik tertentu.
Laporan keuangan merupakan alat yang penting untuk memperoleh informasi sehubungan
dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan. Laporan keuangan
merupakan salah satu sumber informasiyang cukup penting untuk mengambil keputusan yang
bersifat ekonomi. Analisa laporan keuangan mencakup pengaplikasian berbagai alat dan teknik
analisa pada laporan keuangan dan data keuangan dalam rangka untukmemperoleh ukuran-
ukuran dan hubungan yang berarti dan berguna dalam proses pengambilan keputusan. Analisa
laporan keuangan dilakukan untuk mencapai tujuan:
1. Untuk mengetahui perubahan posisi keuangan perusahaan pada satu periodetertentu baik
aktiva, kewajiban, dan harta maupun hasil usaha yang telahdicapai untukbeberapa p
2. Untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan apa saja yang dimiliki oleh perusahaan.
3. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukankedepan
yang berkaitan dengan posisi keuangan saat ini.
4. Untuk melakukan penilaian atau evaluasi kinerja manajemen kedepan,apakah perlu
penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau
2. Metode Analisis.
Analisis ini harus menggunakan teknik perbandingan laporan keuangan beberapa tahundan dari
sini digambarkan trendnya. Trend analysis ini biasanya dibuat melalui grafik.Dan untuk itu
perlu dibantu oleh pengetahuan statistik misalnya menggunakan linear programming , rumuschi
square, rumus y = a + bx.
Metode ini merupakan metode analisis yang menjadikan laporan keuangan dalambentuk
presentasi. Presentasi itu biasanya dikaitkan dengan suatu jumlah yang dinilaipenting, misalnya
asset untuk neraca, penjualan untuk laba rugi.
Metode ini dihitung dengan indeks dan digunakan untuk mengkonversikan angka-angkalaporan
keuangan. Biasanya ditetapkan tahun dasar yang diberi indeks 100. Untuk menghitung indeks
maka digunakan rumus sebagai berikut :
Angka Dasar
Rasio laporan keuangan adalah perbandingan antara pos-pos tertentu dengan pos lain yang
memiliki hubungan signifikan (berarti). Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan hubungan
antara pos tertentu dengan pos lainnya. Adapun rasio keuangan yang popular adalah :
1. Rasio Likuiditas
1. Rasio Lancar adalah kemampuan untuk membayar kewajiban yang segera harus dipenuhi
denganaktiva lancar. Apabila rasio lancar ini 1 : 1 atau 100 %, berarti aktiva lancar dapat
menutupi semua hutang lancar.
2. Rasio Cepat (Quick ratio), Rasio ini menunjukan kemampuan aktiva lancar yang paling
likuid mampu menutupi hutang lancar. Semakin besar rasio ini maka semakin baik, rasio
ini disebut juga dengan acid test ratio. Angka rasio ini tidak harus 100 % atau 1 : 1.
3. Rasio Kas atas Aktiva Lancar, Rasio ini menunjukan porsi jumlah kas dibandingkan
dengan total aktiva lancar.
4. Rasio Kas atas Hutang Lancar, Rasio ini menunjukan porsi jumlah kas yang dapat
menutupi hutang lancar.
5. Rasio Aktiva Lancar dan Total Aktiva, Rasio ini menunjukan porsi aktiva lancar atas
total aktiva.
6. Aktiva Lancar dan Total Hutang, Rasio ini menunjukan porsi aktiva lancar atas total
kewajiban perusahaan.
2. Rasio Solvabilitas
Rasio ini menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutang-hutang
kepada pihak luar. Semakin kecil rasio ini semakin baik.
Rasio ini menggambarkan sejauh mana laba setelah dikurangi bunga dan penyusutan serta biaya
nonkas dapat menutupi kewajiban bunga dan pinjaman. Semakin besar rasio ini semakin besar
perusahaan dapat menutupi semua hutang-hutangnya.
Rasio ini menunjukan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva, lebih besar rasionya maka
lebih aman, supaya aman porsi hutang terhadap aktiva harus lebih kecil.
3. Rasio Profitabilitas.
Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba melalui semua
kemampuan dan sumber yang ada, seperti kegiatan penjualan, kas,
modal, jumlah karyawan dan sebagainya. Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba disebut juga operating ratio. Rasio profitabilitas antaralain :
1. Profit Margin.
Angka ini menunjukan berapa besar presentase pendapatan bersih yang diperoleh dari
setiap penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan
perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi.
2. Return On Total Assets. Rasio ini menunjukan berapa besar laba bersih diperoleh
perusahaan bila diukur dari nilai aktiva.
3. Return On Investment. Rasio ini menunjukan berapa persen diperoleh laba bersih bila
diukur dari modalpemilik. Semakin besar maka akan semakin baik.
4. Operating Ratio. Menunjukan biaya operasi per rupiah penjualan, semakin besar rasio ini
berarti semakin buruk.
4. Rasio Aktivitas.
Rasio ini menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya
baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya. Rasio ini menunjukan
bagaimana sumber daya telah dimanfaatkan secara optimal, kemudian dengan cara
membandingkan rasio aktivitas dengan standar industri, maka dapat diketahui tingkat efisiensi
perusahaan dalam industri. Yang termasuk dalam rasio ini adalah :
Rasio ini menunjukan berapa cepat penagihan piutang. Semakin besar semakin baikkarena
penagihan piutang dilakukan dengan cepat.
Rasio ini menunjukkan seberapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksinormal.
Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap bahwa kegiatan penjualan berjalan cepat.
Rasio ini menunjukkan berapa kali nilai aktiva berputar jika diukur dari nilai penjualan. Semakin
tinggi rasio ini semakin baik artinya kemamapuan aktiva tetap menciptakan penjualan tinggi.
Rasio ini menunjukkan perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan dengandengan kata
lain seberapa jauh kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan. Semakin tinggi rasio ini
semakin baik.
Angka ini menunjukkan berapa lama perusahaan melakukan penagihan piutang. Semakin pendek
periodenya semakin baik. Rasio ini sejalan dengan informasi yang digambarkan receivable turn
over.
Misalnya tahun 2002, 2003, 2004 dan 2005, karena tahun 2002 koperasi dianggap mulai
menjalankan operasi usaha dengan lancar dan stabil makatahun 2002 digunakan sebagai tahun
dasar (starting point) untuk dasar analisa tahun-tahun selanjutnya.
Dengan membandingkan tahun sebelumnya, penganalisa ingin melihat perkembangan dua tahun
terakhir. Misalnya tahun 2002, 2003, 2004, dan 2005 maka analisa perbandingan akan
membandingkan antara tahun 2002 dengan 2003 atau 2003 dengan 2004 dan 2004 dengan 2005.
Dari tahun-tahun yang telah berjalan, akan diambil tahun yang dianggap koperasi berjalan
dengan sangat stabil, dan paling berprestasi sehingga tahun-tahun yang lain akan diukur atau
dibandingkan dengan tahun tersebut.
Pada penulisan ini akan dijelaskan tentang cara analisis laporan keuangan menggunakan rasio
likuiditas, Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas guna mengukur kinerja keuangan
perusahaan.
Berikut adalah data dari PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk berupa Laporan Posisi Keuangan
(Neraca) dan Laporan Laba Rugi 31 Desember 2012 dan 2013.
Current Ratio merupakan rasio likuiditas. Current Ratio yaitu kemampuan untuk membayar
hutang yang harus dipenuhi dengan aktiva lancar. Rasio ini paling sering digunakan untuk
mengukur kemampuan membayar hutang jangka pendek total, karena mununjukkan seberapa
besar tuntutan kreditur jangka pendek yang dapat dipenuhi oleh aktiva yang diharapkan dapat
menjadi kas dalam periode yang hampir sama dengan masa jatuh tempo tuntutan tersebut (Murti,
2011).
Aktiva lancar yang dimaksud terdiri dari kas, surat berharga, piutang dagang, dan persediaan
sedangkan kewajiban lancar terdiri dari utang dagang, wesel bayar jangka pendek ; utang jangka
panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun, pajak penghasilan yang terutang, dan
beban-beban lain yang terutang (terutama gaji dan upah).
Semakin tinggi current ratio berarti semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban finansial jangka pendek (Sartono, 2001). CR merupakan perbandingan antara aktiva
lancar dengan hutang lancar. CR dapat dihitung dengan formula sebagai berikut : (Prastowo,
2011)
CR = Aktiva Lancar
Utang Lancar
Current ratio yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya masalah dalam likuiditas
dan sebaliknya jika perusahaan yang current ratio-nya terlalu tinggi juga kurang bagus, karena
menunjukkan banyaknya dana yang menganggur pada akhirnya dapat mengurangi kemampuan
laba perusahaan (Murti, 2011). Current ratio yang tinggi bisa disebabkan oleh kondisi
perdagangan yang kurang baik atau manajemen yang yang bobrok. Dalam masa resesi pihak
manajemen mungkin enggan mengganti barangnya. Dengan demikian, persediaan barang dan
utang dagang ditekan sampai tingkat yang paling rendah, atau saldo piutang yang terlalu besar
karena adanya kebijakan kredit dan penagihan yang kurang efektif.
11.897.977.000.000 12.123.790.000.000
Berarti Kemampuan untuk membayar utang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancer.
Setiap utang lancar Rp. 1,00 dijamin oleh aktiva lancar Rp 1,78 pada tahun 2012 dan Rp 1,75
pada tahun 2013.
Return on assets merupakan rasio profitabilitas. Return on assets juga sering disebut sebagai
Return on Investment (ROI). Return on Assets mengukur kemampuan perusahaan dalam
memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba. Rasio ini mengukur tingkat kembalian
investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan seluruh dana (aktiva) yang
dimilikinya dan dapat dibandingkan dengan tingkat bunga bank yang berlaku (Prastowo, 2011).
Return on Assets (ROA) atau sering disebut Return on Investment (ROI). ROI merupakan salah
satu bentuk rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam
aktiva yang digunakan untuk operasional perusahaan (Sunardi, 2010). Dengan demikian, rasio
ini membandingkan keuntungan yang diperoleh dari sebuah kegiatan operasi perusahaan (net
operating income) dengan jumlah investasi atau aktiva (net operating assets) yang digunakan
untuk menghasilkan keuntungan tersebut.
Jumlah Aktiva
ROA mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih setelah pajak dan
total asset yang digunakan untuk operasional perusahaan. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan
bahwa perusahaan semakin efektif dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba bersih
setelah pajak (Stella, 2009). Hal ini akan menarik investor untuk memiliki saham perusahaan
tersebut.
27.404.594.000.000 26.247.527.000.000
Artinya, perusahaan berada pada zona aman. Karena, menurut surat ketetapan BI
No.23/67/KEP/DIR nilai batas minimal ROA adalah 1%. Jika nilai ROA berada dibawah 1%
maka perusahaan berada di zona tidak aman.
Debt to Equiy Ratio merupakan rasio solvabilitas atau financial leverage ratio yang
menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya
(Prastowo, 2011). Semakin tinggi rasio ini maka semakin besar resiko yang dihadapi dan
investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi dan rasio yang tinggi juga
menunjukkan proporsi modal sendiri yang rendah untuk membiayai aktiva.
DER merupakan perbandingan antara total hutang yang dimiliki perusahaan dengan total
ekuitasnya. DER dapat dihitung dengan formula sebagai berikut :
13.308.420.000.000 14.155.035.000.000
Artinya, Bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan
utang. Pada tahun 2012 Rp 97,00 dari setiap rupiah modal sendiri menjadi jaminan utang dan
pada tahun 2013 Rp 94,00 dari setiap rupiah modal sendiri menjadi jaminan utang.
Pada buku The Investing Policy (TIP), penulis mengatakan bahwa batas kewajaran utang suatu
perusahaan adalah maksimal tiga kali dari modalnya, atau DER-nya 300% dan dengan catatan
utang-utang tersebut bukan merupakan utang ‘berbahaya’.