Anda di halaman 1dari 2

Muhammad fakhri aziz

1702988

PSB

1. Pengertian Penalaran Deduktif


Penalaran deduktif adalah menarik kesimpulan khusus dari premis yang lebih umum.
Jika premis benar dan cara penarikan kesimpulannya sah, maka dapat dipastikan hasil
kesimpulannya benar. Jika penalaran induktif erat kaitannya dengan statistika, maka
penalaran deduktif erat dengan matematika khususnya matematika logika dan teori
himpunan dan bilangan.

Contoh penalaran deduktif :


1. Semua manusia akan mati (premis mayor)
2. Bambang adalah manusia (premis minor)
3. Jadi : Bambang akan mati (konklusi)

2. Pengertian Penalaran Induktif


Menurut Tim Balai Pustaka (dalam Shofiah, 2007 : 14) istilah penalaran mengandung
tiga pengertian, diantaranya :

1. Cara (hal) menggunakan nalar, pemikiran atau berfikir secara logis.


2. Hal mengembangkan atau mengendalikan sesuatu dengan nalar dan bukan dengan
perasaan atau pengelaman.
3. Proses mental dalam mengembangkan atau mengendalikan pikiran dari beberapa
fakta atau prinsip.

Contoh penalaran Induktif :


 Logam 1 memuai kalau dipanaskan (premis mayor)
 Logam 2 memuai kalau dipanaskan (premis minor)
 Semua logam memuai kalau dipanaskan (konklusi)

3. Pengertian Penalaran Aposteriori


KBBI : Setelah diketahui (dilihat, diselidiki, dan sebagainya) keadaan yang
sebenarnya.
Posteriori adalah sebuah analitik yang merupakan bagian dari pengetahuan analitis.
Posteriori lebih mengandalkan pada pengalaman. Artinya apa yang dihasilkan
merupakan apa yang dia rasakan (merasakan langsung kejadian tersebut).
Kelemahannya yaitu kemampuan kognitifnya belum terasah secara maksimal, karena
banyak kejadian jika orang yang berpikir seperti ini cenderung kurang bisa dalam
memvisualisasikan apa yang dia rasakan kedalam bentuk tulisan.
4. Pengertian Penalaran Apriori
KBBI : berpraanggapan sebelem mengetahui (melihat, menyelidiki, dan sebagainya)
keadaan yang sebenarnya. Dimulai dengan teori atau penyebab untuk kemudian
memastikan penyebab atau ketentuan umum Apriori adalah sebuah analitik yang
merupakan bagian dari pengetahuan analitis. Analitik a Priori adalah cara berpikir yang
dilakukan sebelum melihat atau mengalami, cara berpikir Analitik a Priori lebih
mengandalkan pada kemampuan visualisasi seseorang dalam mengimajinasikan
sesuatu dengan menggunakan pendekatan-pendekatan logika tanpa harus merasakan
atau mengalaminya terlebih dahulu. Cara berpikir ini dapat melatih kita dalam
meningkatkan kemampuan kognitif dalam memandang suatu persoalan, namun
kelemahannya yaitu apa yang dihasilkan tidak benar-benar valid karena tidak
mengalami kejadian secara langsung.

5. Pengertian Penalaran Empiris


Empirisme merupakan aliran yang megakui bahwa pengetahuan itu pada ahkikatnya
berdasarkan pengalam atau empiris melalui alat indera. Empirisme menolak
pengetahuan yang semata-mata berdasarkan akal karena dipandang sebagai spekulasi
belaka yang tidak berdasarkan realitas, sehingga berisiko tidak sesuai dengan
kenyataan. Pengetahuan sejati harus dan seharusnya berdasarkan kenyataan sejati yakni
realitas.

6. Pengertian Penalaran Non Empiris


Empiris yaitu tidak nyata atau tidak benar-benar terjadi dalam masyarakat; tidak
sesuai fakta dan masih diragukan kebenarannya. Non empiris berarti selain ilmu -
ilmu yang bersifat indrawi, maka dengan sendirinya itu bersumber dari rasio dan
pengetahuan intuitif. Pada akhirnya ilmu ini sering di sebut sebagai ilmu pasti, yang
didalamnya termasuk logika. Nonempiris tidak berarti empiri atau pengalaman
indrawi tidak mempunyai peran. Emipiri/pengalaman indrawi tentu saja selalu
memainkan peranan kerana dalam pengenalan manusiawi, unsur-unsur indrawi tidak
mungkin dilepaskan dari unusr-unsur intelektual.
Suatu ilmu disebut ilmu nonempiris (formal) karena ilmu ini dalam seluruh kegiatannya
tidak bermaksud menyelidiki secara sistematis data-data indrawi yang konkret. Dua
contoh ilmu formal atau ilmu nonempiris: matematika, dan filsafat.

Anda mungkin juga menyukai