Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

SIFAT KOLOID

1. JUDUL
Praktikum sifat koloid

2. TUJUAN
 Mempelajari sifat koloid, yaitu efek tyndall.
 Mengamati adsorpsi dan koagulasi pada koloid

3. ALAT DAN BAHAN


I. Mempelajari sifat koloid, yaitu efek tyndall.
Alat :
1. Gelas kimia
2. Lampu senter
3. Spatula kaca
Bahan :
1. Air Oleh :
2. Gula Feni Eka Wulandari (13)
3. Kopi X MIA B
4. Deterjen
5. Susu
6. Urea

II. Mengamati adsorpsi dan koagulasi pada koloid


Alat : SMA NEGERI 1 PROBOLINGGO
1. Mangkok plastik
2. Pengaduk Jalan Soekarno-Hatta No. 137 Telepon/Fax (0335) 421566
3. Panci masak
4. Pemanas e-mail : sman1.prob@yahoo.co.id
Bahan :
1. Agar-agar
2. Air
SMA NEGERI 1 PROBOLINGGO
3. Cuka (CH3COOH)
4. Susu cair
Jalan Soekarno-Hatta No. 137 Telepon/Fax (0335) 421566

Sifat Koloid e-mail : sman1.prob@yahoo.co.id Page 1


4. CARA KERJA
I. Mempelajari sifat koloid, yaitu efek tyndall.
1. Siapkan 5 gelas kimia kemudian isilah masing – masing gelas dengan campuran
berikut ini :
a. Air dengan Gula
b. Air dengan Kopi
c. Air dengan Deterjen
d. Air dengan Susu
e. Air dengan Urea
2. Aduk campuran tersebut
3. Ambil senter dan sorot ke gelas pertama yang berisi campuran air dengan gula
4. Amati sorot cahaya yang dipancarkan
5. Kemudian ulangi langkah ke-3 dan ke-4 untuk larutan yang lain

II. Mengamati adsorpsi dan koagulasi pada koloid

Percobaan A : Penggumpalan Sol Menjadi Gel karena Perubahan Suhu


1. Campurkan agar-agar dan air dalam panci masak. Aduk hingga mendidih ( sesuai
petunjuk pada bungkusnya ).
2. Tuangkan agar-agar cair yang panas (sol) ke dalam mangkok, dan biarkan dingin
pada suhu ruang.
3. Amati dan catat perubahan yang terjadi pada sol agar-agar.

Percobaan B : Penggumpalan Koloid karena Perubahan Keasaman (pH)


1. Tuangkan 250 mL susu cair ke dalam mangkok.
2. Tambahkan 1 sendok makan (15 mL) cuka (CH3COOH) ke dalam mangkok yang
berisi susu.
3. Amati
4. Catat perubahan yang terjadi pada susu.

5. DASAR TEORI
Koloid, merupakan campuran dari dispersi kasar dengan dispersi halus dengan
ukuran partikel-partikelnya antara 10-7 dan 10-5 cm. Dalam system koloid, terdapat dua
fase, yaitu fase terdispersi dan fase pendispersi. Walaupun Nampak sebagai disperse
homogeny, namun koloid merupakan disperse heterogen.
Larutan, merupakan sistem dispersi halus yang ukuran partikel-partikelnya sangat
kecil (10-7 cm), sehingga tidak dapat diamati (dibedakan) antara partikel pendispersi dan
partikel terdispersi meskipun dengan menggunakan mikroskop ultra.Larutan adalah
campuran antara fase terdispersi berupa zat padat, gas, maupun cair dengan fase
pendisperinya yaitu zat cair.Larutan merupakan campuran homogeny.
Suspensi atau dispersi kasar, merupana sistem dispersi dengan ukuran relatif
besar (10-5cm) yang tersebar merata dalam medium pendispersinya.Suspenss yaitu
campuran heterogen antar fasa terdispersi dengan medium pendispersinya. Fasa

Sifat Koloid Page 2


terdispersi biasaanya berupa zat padat yang ukurannya lebih besar sehingga akan
membentuk endapan jika disatukan didiamkan dalam beberapa saat.

Sifat-sifat Koloid :
a. Efek Tyndall
Jika seberkas cahaya dilewatkan pada suatu sistem koloid, maka cahaya tersebut
akan dihamburkannya sehingga berkas cahaya tersebut akan kelihatan. Sedangkan jika
cahaya dilewatkan pada larutan sejati maka cahaya tersebut akan diteruskannya . Sifat
koloid yang seperti inilah yang dikenal dengan efek tyndall dan sifat ini dapat digunakan
untuk membedakan koloid dengan larutan sejati. Gejala ini pertama kali ditemukan oleh
Michael Faradaykemudian diselidiki lebih lanjut oleh John Tyndall (1820 – 1893),
seorang ahli Fisikabangsa Inggris.
Efek Tyndall juga dapat menjelaskan mengapa langit pada siang hari berwarna
biru sedangkan pada saat matahari terbenam, langit di ufuk barat berwarna jingga atau
merah. Hal itu disebabkan oleh penghamburan cahaya matahari oleh partikel koloid di
angkasa dan tidak semua frekuensi dari sinar matahari dihamburkan dengan intensitas
sama.
Jika intensitas cahaya yang dihamburkan berbanding lurus dengan frekuensi,
maka pada waktu siang hari ketika matahari melintas di atas kita frekuensi paling tinggi
(warna biru) yang banyak dihamburkan, sehingga kita melihat langit berwarna biru.
Sedangkan ketika matahari terbenam, hamburan frekuensi rendah (warna merah) lebih
banyak dihamburkan, sehingga kita melihat langit berwarna jingga atau merah.
Gejala efek tyndall yang dapat diamati dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai
berikut:
- Sorot lampu mobil pada malam yang berkabut
- Sorot lampu proyektor dalam gedung bioskop yang berasap dan berdebu
- Berkas sinar matahari melalui celah pohon-pohon pada pagi yang berkabut

b. Gerak Brown
Gerak brown merupakan gerak patah-patah (zig-zag) partikel koloid yang terus menerus
dan hanya dapat diamati denganmikroskop ultra. Gerak brown terjadi sebagai akibat
tumbukan yang tidak seimbang dari molekul-molekul medium terhadap partikel
koloid.Dalam suspensi tidak terjadi gerak Brown karena ukuran partikel cukup besar,
sehingga tumbukan yang dialaminya setimbang. Partikel zat terlarut juga mengalami
gerak Brown, tetapi tidak dapat diamati.Semakin tinggi suhu, maka gerak brown yang
terjadi juga semakin cepat, karena energi molekul medium meningkat sehingga
menghasilkan tumbukan yang lebih kuat.
Gerak Brown merupakan faktor penyebab stabilnya partikel koloid dalam medium
dispersinya. Gerak brown yang terus menerus dapat mengimbangi gaya gravitasi
sehingga partikel koloid tidak mengalami sedimentasi (pengendapan).

c. Elektroforesis
Partikel koloid dapat bergerak dalam medan listrik karena partikel koloid
bermuatan listrik. Pergerakan partikel koloid dalam medan listrik ini disebut

Sifat Koloid Page 3


elektroforesis. Jika dua batang elektrode dimasukkan kedalam sistem koloid dan
kemudian dihubungkan dengan sumber arus searah, maka partikel koloid akan bergerak
kesalah satu elektrode tergantung pada jenis muatannya. Koloid bermuatan negatif akan
bergerak ke anode (elektrode positif) sedang koloid bermuatan positif akan bergerak ke
katode (elektrode negatif).
Elektroforesis dapat digunakan untuk mendeteksi muatan partikel koloid. Jika
partikel koloid berkumpul dielektrode positif berarti koloid bermuatan negatif, jika
partikel koloid berkumpul dielektrode negatif bearti koloid bermuatan positif. Peristiwa
elektroforesis ini sering dimanfaatkan kepolisian dalam identifikasi/tes DNA pada
jenazah korban pembunuhan/ jenazah tak dikenal

d. Adsorpsi
Adsorpsi adalah peristiwa di mana suatu zat menempel pada permukaan zat lain,
seperti ion H+ dan OH- dari medium pendispersi. Untuk berlangsungnya adsorpsi,
minimum harus ada dua macam zat, yaitu zat yang tertarik disebut adsorbat, dan zat yang
menarik disebut adsorban. Apabila terjadi penyerapan ion ada permukaan partikel koloid
maka partikel koloid dapat bermuatan listrik yang muatannya ditentukan oleh muatan
ion-ion yang mengelilinginya.
Partikel koloid mempunyai kemampuan menyerap ion atau muatan listrik pada
permukaannya.Oleh karena itu partikel koloid bermuatan listrik.Penyerapan pada
permukaan ini disebut dengan adsorpsi. Contohnya sol Fe(OH)3 dalam air mengadsorpsi
ion positif sehingga bermuatan positif dan sol As2S3 mengadsorpsi ion negatif sehingga
bermuatan negatif. Pemanfaatan sifat adsorpsi koloid dalam kehidupan antara lain dalam
proses pemutihan gula tebu, dalam pembuatan norit (tablet yang terbuat dari karbon
aktif) dan dalam proses penjernihan air dengan penambahan tawas.

e. Koagulasi
Koagulasi adalah peristiwa pengendapan atau penggumpalan koloid.Koloid
distabilkan oleh muatannya. Jika muatan koloid dilucuti atau dihilangkan, maka
kestabilannya akan berkurang sehingga dapat menyebabkan koagulasi atau
penggumpalan. Pelucutan muatan koloid dapat terjadi pada sel elektroforesis atau jika
elektrolit ditambahakan ke dalam system koloid. Apabila arus listrik dialirkan cukup
lama kedalam sel elektroforesis, maka partikel koloid akan digumpalkan ketika mencapai
electrode. Koagulasi koloid karena penambahan elektrolit terjadi karena koloid
bermuatan positif menarik ion negative dan koloid bermuatan negative menarik ion
positif. Ion-ion tersebut akan membentuk selubung lapisan kedua. Jika selubung itu
terlalu dekat, maka selubung itu akan menetralkan koloid sehingga terjadi koagulasi.
System koloid dapat dibuat dengan menggabungkan ukuran partikel-partikel larutan
sejati menjadi berukuran partikel koloid atau dinamakan kondensasi. Selain itu juga
dapat dibuat dengan cara menghaluskan ukuran partikel suspense kasar menjadi
berukuran partikel koloid, cara ini dinamakan dispersi.

6. HASIL PERCOBAAN

Sifat Koloid Page 4


I. Mempelajari sifat koloid, yaitu efek tyndall.
Sampel Pengamatan
Larutan Susu Menghamburkan cahaya
Larutan Gula Meneruskan cahaya
Larutan Kopi Menghamburkan cahaya
Larutan Detergen Menghamburkan cahaya
Larutan Urea Meneruskan cahaya

II. Mengamati adsorpsi dan koagulasi pada koloid


Penggumpalan/koagulasi
Koloid
Penyebab Perubahan yang terjadi
Agar-agar menjadi padat
sehingga terjadi
A Agar-agar (sol) Perubahan Suhu
penggumpalan Sol menjadi
gel
Emulsi minyak dalam air
terjadi penggumpalan,
B Susu (emulsi) Perubahan Keasaman (pH)
perubahan warna jadi
semakin keruh

7. ANALISIS DATA
I. Mempelajari sifat koloid, yaitu efek tyndall.

Pada percobaan tersebut dapat diketahui bahwa pada larutan gula dan larutan
urea , berkas sinar yang berasal dari senter tidak terlihat karena berkas sinar hanya
berjalan lurus tanpa penghamburan saat melewati zat tersebut. Oleh karena itu larutan
gula dan larutan urea tergolong larutan sejati.
Sedangkan pada campuran detergen dan susu berkas sinar yang berasal dari
senter yang kemudian melewati larutan detergen dan susu akan dihamburkan dan
menimbulkan berkas sinar pada layar dan menyebar, berkas cahaya yang melalui
larutan ini dapat diamati dari arah samping. Hal ini disebabkan karena partikel-
partikelnya mempunyai ukuran partikel-partikel yang relatif besar untuk dapat
menghamburkan sinar tersebut. Oleh karena itu larutan detergen dan susu tergolong
koloid. Sebaliknya, pada larutan sejati, ukuran partikel-partikelnya relatif kecil
sehingga hamburan yang terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati.

II. Mengamati adsorpsi dan koagulasi pada koloid


Agar-agar termasuk sol. Perubahan yang terjadi setelah dipanaskan yaitu timbul
penggumpalan dari sol menjadi gel dan apabila ditinjau dari terdispersinya agar-agar
terdispersi dalam air. Susu termasuk dalam elmusi. Perubahan yang terjadi setelah
diberi cuka terbentuk gumpalan-gumpalan susu, dan warna menjadi semakin keruh.
Hal ini disebut proses Adsorpsi, dimana terjadi peristiwa penyerapan suatu zat

Sifat Koloid Page 5


sehingga partikel zat tersebut menempel pada bidang penyerapannya.Apabila ditinjau
dari terdispersinya susu termasuk emulsi minyak dalam air.

8. KESIMPULAN
Bedasarkan Efek Tyndall
 Sistem koloid : bila dikenai seberkas cahaya, maka oleh sistem tersebut akan
dihamburkan
 Larutan sejati : bila di kenai seberkas cahaya, maka oleh larutan tersebut akan di
teruskan.
Sol adalah sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair disebut
sol. Gel adalah koloid yang wujudnya berada diantara padat dan cair yang dapat
terbentuk dari suatu sol yang zat terdispersinya mengadsorpsi medium dispersinya
sehingga terjadi koloid yang agak padat. Agar-agar cenderung masuk dalam jenis koloid
berupa sol. Emulsi adalah sistem koloid yang fase terdispersi dan medium pendispersinya
zat cair sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain disebut emulsi.
Syarat terjadinya emulsi ini adalah kedua jenis zat cair itu tidak saling melarutkan.

Sifat Koloid Page 6

Anda mungkin juga menyukai