Anda di halaman 1dari 25

SKINGRAFT

A. PENGERTIAN

Skin graft adalah tindakan pembedahan berupa pemindahan sebagian atau


seluruh bagian tebal kulit dari suatu daerah asal (donor) tanpa disertai vaskularisasinya
kedaerah lainnya (resipien) untuk menutupi suatu defek. Skin graft digunakan ketika metode
tindakan bedah rekonstruksi lainnya tidak cocok atau penyembuhan luka tidak menunjukkan
keberhasilan. Skin graft biasanya digunakan pada kasus-kasus luka yang luas, luka bakar
derajat tiga, luka yang tidak menunjukkan penyembuhan seperti ulkus diabetik, dan ulkus
vascular. Skin graft berfungsi untuk mencegah kehilangan cairan, mencegah infeksi,
mencegah perluasan lebih lanjut dari luka tersebut.(1,2,3)
Umumnya setiap luka yang tidak dapat ditutup secara primer diindikasikan
untuk dilakukannya tindakan skin graft. Jaringan yang dapat ditutup dengan skin graft adalah
semua jaringan terbuka yang memiliki permukaan luka dengan vaskularisasi yang cukup
seperti otot, fascia, dermis, perikondrium, periosteum, peritoneum, pleura dan jaringan
granulasi. Luka yang kurang suplai pembuluh darah sulit untuk dapat menghidupi skin graft,
misalnya tulang,tulang rawan, tendon, saraf, maka tidak dapat dilakukan teknik skin graft.
Atau daerah yang seharusnya dilakukan skin graft tetapi karena mengalami trauma berat
menyebabkan vaskularisasi daerah tersebut menjadi berkurang sehingga tidak baik untuk
(4,22)
dilakukan skin graft. Skin graft pada umumnya menggunakan kulit dan individu yang
sama sebagai upaya untuk meningkatkan keberhasilan tindakan.
Teknik skin graft pertama kali diperkenalkan oleh Tagliacozzi thn 1597 dalam
karyanya De Ceertorum Chirurgia Per Insitionem yang menjelaskan flaf lengan bawah untuk
merekonstruksi hidung. Bunger thn. 1823 melakukan pemindahan kulit dari paha ke hidung,
Reverdin thn. 1869 melakukan eksisi kulit kecil dan tipis (epidermis graft) yang diletakkan di
permukaan granulasi dan beliau berpendapat bahwa ketahanan hidup graft membutuhkan
pertumbuhan pembuluh darah baru dari resipien juga menjelaskan ketahanan hidup Split
Thickness graft lebih baik dibanding Full Thickness graft. Thiersch thn 1886 mengemukakan
dan mengembangkan tentang thin split thickness skin graft. Schone thn. 1912 dan Lexer thn
1914 menjelaskan bahwa graft ini tidak tahan hidup tidak lebih dari 3 minggu setelah
transplantasi. Setelah itu muncul nama-nama yang berperan dalam perkembangan skin
grafting.Pada perang dunia II memacu perkembangan di bidang pencangkokan yang
menimbulkan masalah baru dan bentuk-bentuk kelainan yang baru pula.Hanya dengan
kemajuan diatas revolusi bedah plastik dan rekonstruksi dapat di capai. (1,2,14)
B. ANATOMI KULIT

Kulit adalah organ tubuh yang terluas yang terletak paling luar dan
melindung manusia dari lingkungan sekitar, juga merupakan organ essensial dan
vital serta sebagai sarana komunikasi non verbal antara individu. Kelembutan kulit
bervariasi, begitu juga ketebalan dan elastisitasnya. Luas kulit orang dewasa adalah
satu setengah sampai dua persegi. Tebalnya antara satu setengah sampai lima
millimeter, tergantung dari letak, umur, jenis kelamin, suhu dan keadaan gizi.
Fungsi utama kulit yaitu proteksi, absorpsi, ekskresi, pengindraan sensori,
termoregulasi, pembentukan pigmen, produksi vitamin D serta untuk ekspresi
emosi.

Secara histologis, kulit tersusun atas beberapa lapis yaitu lapisan epidermis, lapisan
dermis serta lapisan subkutis. (19,20,21)
1. Epidermis
Epidermis merupakan lapisan terluar kulit yang tersusun atas epitel
squamos yang terdiri atas terutama oleh keratinosit. Epidermis tidak memiliki
pembuluh darah, sehingga mendapatkannya melalui difusi dari dasar dermis,
menuju ke membrane basalis yang memisahkan epidermis dan dermis.
A. Stratum Korneum

Disebut juga lapisan tanduk. Merupakan lapisan kulit yang paling luar, terdiri
atas sel-sel gepeng yang mati, tidak berinti dan protoplasmanya berubah
menjadi keratin (zat tanduk)

B. Stratum Lusidum

Merupakan lapisan yang terdiri dari sel-sel gepeng tidak berinti dengan
protoplasma yang berubah menjadi protein eleidin. Lapisan ini tampak jelas
pada telapak tangan dan kaki.

C. Stratum granulosum

Terdiri dari dua sampai tiga lapis sel gepeng dengan sitoplasma yang kasar yang
terdiri atas keratohialin.

D. Stratum basalis

Merupakan dasar epidermis, berproduksi dengan cara mitosis. Terdiri atas dua
jenis sel yaitu sel kolumnair dan melanosit. (14,20,21)

2. Dermis

Lapisan dermis jauh lebih tebal daripada epidermis, terbentuk oleh jaringan
elastic dan fibrosa dengan elemen selular, kelenjar dan rambut ssebagai
adneksa kulit. Terdiri atas dua bagian yaitu pars papilaris dan pars
retikularis. (14,20,21)
3. Subkutis

Lapisan ini adalah kelanjutan dari dermis, terdiri atas jaringan ikat
longgar berisi sel-sel lemak. (14,20,21)

C. JENIS SKIN GRAFT

Berdasarkan asalnya, skin graft dibagi menjadi:

1. Autograft

Graft dari kulit yang digunakan berasal dari individu yang sama (dari tubuh
yang sama). Hal ini dilakukan jika cukup tersedianya kulit sehat dan jika
kesehatan pasien memenuhi untuk perawatan tambahannya yaitu perawatan
donor.

2. Homograft

Graft yang digunakan (donor) berasal dari individu lain yang sama
spesiesnya dengan resipien (berasal dari tubuh yang lain).

3. Heterograft

Graft yang digunakan berasal dari makhluk lain yang berbeda spesies
dengan resipien (binatang).

Berdasarkan ketebalan jaringan asalnya, skin graft dibagi atas :

1. Split Thickness Skin Graft (STSG)

STSG merupakan tindakan definitif sebagai penutup defek yang permanen atau
hanya sebagai tindakan yang sementara sambil menunggu tindakan yang defenitif.
Tindakan ini dimaksudkan untuk mengontrol serta mengurangi kemungkinan
terjadinya infeksi dan menutup struktur vital tubuh.(7)
STSG diindikasikan untuk menutup defek kulit yang luas, digunakan saat kosmetik
tidak menjadi pertimbangan utama atau jika ukuran defek terlalu luas sehingga
tidak dapat dilakukan FTSG. Penggunaan lainnya untuk menutup ulkus kulit yang
kronik yang tidak sembuh-sembuh serta menutup menutup daerah luka akibat luka
bakar yang bertujuan untuk mengurangi tubuh kehilangan cairan.
Kontraindikasi penggunaan STSG yaitu tidak digunakan dari segi kosmetik sangat
diperhatikan seperti daerah wajah atau leher. (17)
Berdasarkan ketebalannya, STSG dibagi jenisnya :

- Thin : 8-12 /1000 inci atau ¼ bagian lapisan dermis

- Intermediate: 14-20 /1000 inci atau ½ bagian lapisan dermis

- Thick : 22-28 /1000 inci atau ¾ dermis

Keuntungan STSG antara lain,

 Dapat dipakai untuk menutup defek yang luas

 Kemungkinan lebih besar

 Donor dapat diambil dari daerah tubuh mana saja

 Daerah donor dapat sembuh sendiri/reepitelisasi

Kerugian dari STSG antara lain,

 Mempunyai kecendrungan kontraksi lebih besar

 Memiliki kecenderungan terjadi perubahan warna

 Permukaan kulit mengkilat

 Secara estetik kurang baik


Untuk mengambil STSG dari tempat donor dilakukan dengan menggunakan :

 Pisau/Blade: semua pisau yang tajam, tipis dan rata

 Pisau khusus :ketebalan graft yang diambil dapat diatur dan merata (Humby,
Braithwaite, Bodenham, Watson )

 Dermatome: Dermatome tangan, dermatome listrik dan tekanan udara

2. Full Thickness Skin Graft (FTSG)

FTSG sering dijumpai sebagai tindakan defenitif untuk memperbaiki kerusakan


pada kulit wajah. Hal ini disebabkan karena kecendrungan kontraksi lebih kecil,
resistensi terhadap trauma lebih besar. Akan tetapi jumlah dan ukuran donor sangat
terbatas. Derah donor FTSG meliputi kepala dan leher, retroaurikuler,
supraklavikuler, dapat pula diambil dari daerah abdomen atau paha.
Penggunaan FTSG diindikasikan pada defek dimana jaringan disebelahnya tidak
bebas, juga digunakan jika jaringan disebelahnya memiliki lesi premaligna atau
maligna dan menghalangi penggunaan flap. Lokasi yang sering digunakan pada
FTSG yaitu ujung hidung, dahi, kelopak mata, kantus medial, konka dan jari.

Keuntungan dari penggunaan FTSG yaitu :

 Kecendrungan untuk terjadinya kontraksi lebih kecil

 Kecendrungan untuk terjadinya berubah warna lebih kecil

 Kecendrungan permukaan kulit mengkilat lebih kecil

 Secara estetik lebih baik

Kerugian dari penggunaan FTSG antara lain,

 Kemungkinan take lebih kecil dibanding dengan STSG

 Hanya dapat menutup defek yang tidak terlalu luas


 Donor harus dijahit atau ditutup oleh STSG bila luka donor agak luas
sehingga tidak dapat ditutup primer’

 Donor terbatas pada tempat-tempat tertentu

Teknik mengerjakan FTSG yaitu pertama-tama dibuat patron dari


defek yang ada dari kasa kemudian dibuat desain pada daerah donor.

Kemudian dilakukan penyuntikan NaCl 0,9% atau lidokain dicampur


adrenalin 1:200.000. Kemudian dilakukan insisi sesuai desain sampai sedalam
epidermis. Dilakukan pemisahan dermis dengan subkutis, keadaan kulit dalam
keadaan tegang. Setelah kulit didapat dilakukan pembuangan jaringan lemak yang
ikut terangkat. (4,5,6,24)

D. INDIKASI SKIN GRAFT

Indikasi dari pemasangan skin graft adalah:

 Luka yang luas

 Luka bakar

 Operasi yang membutuhkan skin graft untuk penyembuhan

 Area yang pernah terinfeksi dengan skin loss

 Kosmetik dan pembedahan rekonstruksi

Skin-thickness skin graft digunakan untuk setiap luka yang tidak dapat ditutup
secara primer. Full-thickness skin graft digunakan jika banyak kulit yang hilang
seperti pada fracture terbuka pada tungkai bawah. (18,19,20,26)
E. TEKNIK DAN ALAT-ALAT SKIN GRAFT

a. Split Thickness Skin graft

Jika ada defek yang mau dikoreksi dengan STSG, ukuran lesi diukur dengan tepat,
bisa juga sutura (jahitan) dilakukan untuk mengecilkan size defek supaya donor
STSG juga diminimalisirkan.

Area donor yang bagus seperti anterior-lateral atau medial paha, pantat, atau aspek
medial dari tangan.Untuk defek yang lebih besar, STSG donor haruslah permukaan
yang rata.
Pemilihan daerah donor tergantung besarnya defek harus area yang bisa tertutupi
pakaian dan mudah untuk terapinya pasca donor
Langkah awal yaitu daerah donor dianestesi lokal dengan/ tanpa epinefrin dan bisa
dikembungkan untuk pengangkatan Alat-alat yang digunakan untuk STSG adalah
Freehand dermatom, powered dermatom.razor blade, pisau bedah biasa (no.22) atau
pisau humby.
Powered dermatom dipakai untuk STSG dengan daerah yang lebih luas karena
ketebalan graft yang diambil harus sama.
Setelah pemilihan alat yang sesuai lokasi donor dibersihkan dengan NaCl Dimulai
dengan melukis “sterile tongue depressor” diarea donor didepan surgeon, tepatnya
didepan permukaan dipotong dermatom (alat pemotong kulit) untuk menyediakan
permukaan yang rata.
Kemudian surgeon mengarahkan dermatom dengan tahanan yang tetap pada
permukaan kulit dengan sudut 300- 45o .Gerakan dermatom harus dalam arah
“taking off”/ landing pesawat.
Graft kemudian diambil dengan hati-hati dan diletakkan dalam NaCl yang steril.
Tahap selanjutnya graft bebas dimodifikasi surgeon. Graft diletakkan hati-hati pada
area yang terbuka untuk ditutup dengan well-padded dressing, staples atau beberapa
stitches kecil. Bila resipen luas, dapat dibantu dengan membuat lubang-lubang pada
graft seperti jala (mesh graft). Area donor ditutup dengan dressing nonaderen steril
selama 5-7 hari untuk mencegah infeksi. Kulit yang di graft ditekan mengikuti ratio
yang butuhkan. (23)
Bolster (bantalan) bisa diberi pada graft supaya meminimalkan daya tarik dan
menjaga kelembaban graft. Jika boster digunakan atau staples keduanya bisa di aff
setelah 7-10 hari. Pada keadan tertentu, transplantasi dan harvest bisa ditunda 2-3
minggu supaya jaringan bisa bergranulasi terutama untuk transplantasi pada
jaringan yang avaskuler.
Skin graft biasanya sembuh dengan sedikit skar dan biasanya terlihat seperti kulit
normal disekitarnya. (12,16,17,23)
b. Full Thickness Skin Graft

Jika yang dipakai adalah teknik FTSG, pilih daerah yang bebas dari lesi maligna
dan pre malignant yang mempunyai warna, tekstur dan kualiti sebasea yang mirip
dengan area defek.
Lokasi yang sering jadi donor adalah kelopak mata, daerah nasolabial, pre
auricular, post auricular, concha, supra clavicula, axillaris, antecubital, dan lipatan
inguinal. Lokasi lain yang bisa digunakan adalah kulit yang berlebih dibuang pada
rencana rekonstruksi .
Seperti halnya STSG, diukur tepat sutura sutura “tali pusse” disekitar area defek
bisa meminimalkan ukuran graft yang bakal diambil untuk reparasi defek. Kadang
dipakai tempelete dilokasi defek seperti gauze telfa yang ditransfer ke lokasi donor.
Eksisi daerah donor sesuai dengan pola yang telah digambar dengan ketebalan tepat
diatas jaringan lemak didaerah dermal subdermal junction.
Dilakukan pembuangan jaringan lemak yang ikut terangkat dengan gunting.
Defek daerah donor ditutup dengan menggunakan undermining pada tepi luka dan
sedapatnya ditutup secara primer tanpa ketegangan.
Penutupan defek pada daerah resipen dilakukan setelah prosedur hemostatis
sempurna.
Untuk lebih menjamin kontak skin graft dengan resipen, ditambah jahitan kasur
diatas skin graft.
Untuk mencegah hematoma/seroma, dibuat sayatan kecil multiple pada skin graft.
Graft yang ditempel dijahit, ditutup dengan kasa tebal dan dilakukan tie over.
Setelah dibalut, dipasang perban elastik. (6,11,12,13)
C. Alat-alat Skin Graft
F. PENEMPELAN SKIN GRAFT

Teknik penempelan skin graft pada STSG dan FTSG adalah sama. Sebelum
penempelan graft pada daerah resipien haus dilakukan hemostasis dengan baik
sehingga dipermukaan resipien bersih, tidak ada pendarahan atau bekuan darah.
Kemudian dilakukan penjahitan interrupted disekeliling graft. Jahitan dimulai dari
graft ketepi luka resipien. (22)

Diatas kulit ditutupi tulle, dilapisi kasa lembab NaCl 0,9% dan selanjutnya kasa
kering steril. Dibuat lubang kecil diatas skin graft untuk jalan keluar darah yang
ada. Kemudian dilakukan irigasi untuk membuang sisa bekuan darah dibawah graft
dengan spoit berisi NaCl 0,9%. Untuk membantu keberhasilan tindakan, dilakukan
balut tekan dengan menggunakan verbal elastic. Pada daerah yang tidak
memungkinkan dipasang verban elastic seperti muka atau leher, maka untuk
menjamin fiksasi perlu dilakukan tie over yaitu saat penjahitan skin graft beberapa
simpul disisakan panjang untuk fiksasi. (25,27)

Masa pemulihan dari skin graft pada umumnya cepat. Yang perlu diperhatikan yaitu
daerah luka harus dilindungi dari trauma atau peregangan selama 2-3 minggu.
Tergantung pada penempatan dari skin graft, suatu penutup luka mungkin perlu
untuk 1-2 minggu. FTSG memerlukan periode kesembuhan lebih panjang, dimana
dalam banyak kasus memerlukan perawatan dirumah sakit selama satu sampai dua
minggu. (27)
G. FASE PENYEMBUHAN SKIN GRAFT SECARA
FISIOLOGIS
Terdapat dua tahap pemulihan skin graft yaitu :

1. Imbibisi plasmic (24-48 jam pertama setelah graft)

Dalam proses ini, jaringan donor akan mendapatkan nutrisi melalui penyerapan
plasma dari kulit dibawahnya melalui kapiler-kapiler, sehingga STSG dikatakan
memiliki kemungkinan berhasil yang lebih besar karena cairan plasma yang diserap
lebih efektif.

2. Fase penyembuhan/inokulasi (48-72 jam sampai 1 minggu setelah graft) Kelenjar


limfe akan terbentuk pada jaringan graft kira-kira 1 minggu,
dan reinervasi graft akan mulai pada minggu-minggu pertama.
Proses revaskularisasi skin graft sebagai berikut:
a. Hubungan anastomose langsung antara graft dengan pembuluh darah resipen
(autoinokulasi)
b. Pertumbuhan dari pembuluh darah resipie ke dalam saluran endothelial graft.
c. Penetrasi pembuluh darah baru ke dalam dermis graft. (9,10)

H. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL SKIN GRAFT


Pasien yang mempunyai risiko mengalami komplikasi selama operasi
skin graft diantaranya :

 Usia lanjut ( > 60 tahun ) atau bayi baru lahir

 Merokok

 Penderita penyakit kronis

 Menggunakan obat hipertensi, insulin, relaksan otot(10)

Faktor – Faktor Penyebab Kegagalan Skin Graft


1. Hematoma
Hematoma dapat menghalangi proses revaskularisasi. Untuk
mencegah hematoma dapat dipakai metode mesh grafting dengan membuat
insisi kecil ultiple dengan jarak teratur untuk drainase darah atau eksudat
dan juga untuk memperluas kulit.
2. Infeksi
3. Tekhnik yang salah, diantaranya adalah :
 Menempelkan skin graft pada daerah yang masih berepitel

 Skin graft terbalik

 Skin graft terlalu tebal

Jika skin graft dapat bertahan dalam waktu 72 jam tanpa ada infeksi maka
umumnya tidak akan ada reaksi penolakan dan umumnya skin graft dapat berhasil.
(9,10)

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Skin Graft


1. Vaskularisasi yang adekuat
Suatu skin graft memerlukan aliran darah yang adekuat dari daerah
resipien untuk dapat bertahan hidup. Skin Graft yang dilakukan pada daerah
resipien yang kaya akan pembuluh darah mempunyai kemungkinan untuk
take yang lebih besar. Aliran darah dari daerah resipien ke graft kemudian
akan melewati fase imbibisi plasmic, inoskulasi, hingga akhirnya terbentuk
bridging pembuluh darah yang baru ke graft. Untuk itu, hal-hal yang
menghalangi aliran darah ke graft seperti jaringan granulasi harus
disingkirkan terlebih dahulu. (9,10)

Setelah kulit dilepas dari donor akan berubah pucat karena terputus
oleh suplai darah dikenal sebagai kontraksi primer akibat serabut elastin dari
dermis. Setelah graft ditempelkan ke resipien secara perlahan akan nampak
perubahan warna graft menjadi pink akibat efek kapiler yang terjadi 12 jam
pertama. Graft secara pasif menyerap nutrient sehingga menjadi udema.
Kemudian akan terjadi anastomose kapiler resipien dengan graft 22 jam dan
menetap 72 jam setelah penempelan graft.

2. Kontak yang baik antara skin graft dengan daerah resipien

Agar proses pembentukan bridging pembuluh darah yang baru dari


daerah ke graft dapat berjalan dengan baik, maka diperlukan kontak yang
baik antara skin graft dengan daerah resipiennya. Untuk itu yang harus
diperhatikan adalah tekanan yang adekuat pada graft, ada tidaknya
kumpulan cairan antara graft dengan resipien, dan pergerakan antara graft
dengan resipiennya.
3.Tekanan yang adekuat

Tekanan yang adekuat dapat dicapai dengan melakukan fiksasi yang


baik yaitu dengan penjahitan interuptus dipinggir kemudian dilanjutkan
dengan beberapa jahitan kasur diatas skin graft untuk menjamin kontak dan
mencegah pergeseran. Penjahitan yang terlalu longgar akan menyebabkan
bergesernya graft sehingga tidak dapat terbentuk bridging pembuluh darah
yang baru. Sedangkan penjahitan yang terlalu kuat akan menyebabkan
tarikan yangkemudian akan merusak graft itu sendiri. (1,13,24)
4. Tidak adanya infeksi

Sukses tidaknya penutupan luka tergantung pada ada tidaknya infeksi


luka. Infeksi luka ditentukan oleh keseimbangan antara daya tahan luka dan
mikroorganismenya. Bila jumlah mikroorganismenya lebih dari 104 / gram jaringan,
maka resiko infeksi adalah sebesar 89%. Skin graft yang dilakukan pada jaringan
yang mengandung lebih dari 105/gr jaringan akan selalu gagal. Streptococcus beta
hemolyticus masih dianggap sebagai faktor infeksi yang menyebabkan kegagalan
skin graft. graft. (23,25,27)
H. PERAWATAN SKIN GRAFT PADA DONOR DAN RESIPEN

Perawatan Skin Graft

 Bila hemostasis dan fiksasi resipien baik, balutan dibuka hari ke5-7,
untuk mengevaluasi Take (kehidupan) graft dan membuka
jahitan/benang fiksasi.
 Bila ada hematom/seroma/bekuan darah, dilakukan penggantian kassa
lebih serng dan drainase cairan2 tsb.
 Bila Take baik, ganti balutan tiap 2-3 hari, bersihkan graft dari debris
dan krusta.
 Bila graft telah matur, graft bisa diberi pelicin/pelunak dan pasien boleh
mandi.
 Mobilisasi jalan bisa dilakukan pada minggu ke-3-4

Perawatan daerah Donor

 Ada beberapa cara perawatan luka daerah donor :


o terbuka : luka donor dibiarka terbuka, dberi salep antibiotik. Kerugian :
penyembuhan lama, komplikasi penyembuhan luka mudah terjadi dan
nyeri.
o Semi terbuka : murah, epitelisasi +/- 10 hari, mudah infeksi. Contoh
bahan yang digunakan : Biobrane, fine mesh gauzes, vaselin,
Xeroform.
o Semi tertutup : Impermeable terhadap kuman dan cairan,,tetapi
permeable terhadap penguapan ( jadi perlu pengamatan intensif dan
penggantian karena penumpukan cairan). Sembuh cepat dan nyeri
ringan. Contoh bahan yang digunakan : Tegaderm, atau Op.Site.
o Tertutup : lebih mahal, tetapi epitelisasi lebih cepat, infeksi lebih
rendah karena penurunkan pH dan exudat, tidak menempel dikulit, dan
tidak iritasi maupun nyeri.

 Prinsipnya balutan dibuka setelah proses epitelialisasi pada daerah donor:


o Thin STSG: 7-9 hari
o Intermediet: 10-14 hari
o Thick STSG: > 14 hari
 Bila kotor, ganti balutan luarnya saja
 Setelah epitelialisasi, biasanya balutan terlepas secara spontan.
Setelah epitelialisasi, biasanya balutan terlepas secara spontan
I. Tindakan yang berkaitan dengan skin grafting

1. Mesh Grafting

Suatu metode untuk memperluas skin graft dengan cara membuat insisi
kecil multiple dengan jarak teratur. Mesh berarti mata jala, sehingga
tindakan ini membuat kulit menjadi seperti jala, dengan metode ini
memungkinkan untuk menutup defek luka yang luas dengan satu kali
operasi. Melalui metode ini
kulit dapat diperluas 1,5 – 9 kali. Alat yang digunakan adalah Zimmer
mesher, caranya kulit diletakan diatas dermacarrier pada permukaan yang
beralur kemudian dimasukan ke alat pemotong/mesher,kemudian
putaran / engkol mesher diputar sehingga kulit diatas dermacarrier
melewatinya dan terpotong

2. Over grafting :

Adalah tindakan skin grafting diatas skin graft yang sudah sembuh dengan
tujuan untuk menambah ketebalan.

3. Imediate skin graft :

Suatu tindakan skin grafting untuk menutup defek luka yang dilakukan
segera setelah episode pertama.

4. Delayed skin graft

Pada pengertian ini untuk luka-luka trauma yang terkontaminasi dan


diragukan vitalitas jaringannya. Ditunggu sampai kondisi tenang atau
sampai terbentuk jaringan granulasi supaya take lebih besar.
J. KOMPLIKASI SKIN GRAFT
Perdarahan

Graft yang tidak dipasang secara proper mencegah perlekatan fibrosa dan
revaskularisasi sehingga akhirnya dapat menyebabkan perdarahan dari
rusaknya jaringan vaskular yang ada di bawahnya. (18)

Infeksi

Bila lokasi donor memiliki lebih dari 1 x 105 mikroorganisme, maka graft
akan sulit menempel dan dapat berpotensi terjadi infeksi dan dapat pula
mengakibatkan sepsis. (18,20)

Hematoma atau seroma

Adanya cairan baik hematom maupun seroma sehingga graft sulit menempel
pada resipien. Hal ini dapat dicegah dengan penggunaan mesh atau
pembuatan insisi multipel sehingga terjadi drainase dan graft dapat
diperlebar sehingga dapat menutup defek yang lebih luas.Namun insisi ini
memberikan hasil yang kurang estetik, terutama didaerah wajah.(20)

Kontraktur

Teknik operasi yang kurang baik serta proses penyembuhan luka yang
kurang sempurna dapat mengakibatkan kontraktur. Kontraktur akan lebih
rentan terjadi apabila penanaman graft pada persendian. (18)
Penyembuhan yang tidak sesuai dengan tekstur, warna atau topografi.

Anda mungkin juga menyukai