A. PENDAHULUAN
Yang membuat pernikahan bahagia bukan tingkat kecocokan kita dengan
pasangan, tetapi seberapa besar kemampuan dan kesediaan kita untuk mengatasi
ketidak cocokan. Cinta mungkin terlihat ideal, tetapi sesungguhnya pernikahan yang
benar-benar aktual. Ketidak jelasan yang ideal ( apa seharusnya ) dan yang aktual (
apa adanya ) memang tak pernah berujung. Statistik memperlihatkan perlunya
menemukan kiat menempuh pernikahan yang sukses. Mengajukan pertanyaan yang
tepat kepada pasangan ( sebelum menikah )bisa menjadi alternatif solusi
melanggengkan perkawinan yang sehat, serasi dan bahagia.
Banyak pasangan yang enggan mengemukakan pertanyaan –pertanyaan penting
sebelum mulai menikah karena ia takut menemukan ketidak cocokan yang bisa jadi
menggagalkan rencana pernikahanya, keterbatasan pengetahuan dan rasa canggung
yang ada. Tiap pasangan biasanya mempunyai banyak alasan untuk menikah, tapi
konflik satu hal saja dapat mengarahkan mereka untuk bercerai.
Banyak pasangan yang tidak siap menikah dan mereka tidak di beri kesempatan
belajar mengenai hal-hal yang bisa melanggengkan hubungan rumah tangga mereka,
bahkan mereka juga tidak mengetahui kriteria pasangan yang tepat untuk mereka.
Pernikahan bukan sekedar perencanaan atau seperti gambaran pengantin ideal di
televisi dan di film-film.
Saat seorang mencari pasangan, ia harus menyadari bahwa tidak ada orang yang
sempurna, setiap orang pasti punya kesalahan dan kelemahan indahnya pernikahan
justru kala menemukan suami atau istri yang dapat menjadi teman dalam pencarian
spiritual, mitra membangun hidup , dan pelipur meskipun dia mempunyai kelemahan.
Tata nilai Program PKPR Puskesmas Wiradesa sesuai dengan Tata Nilai
Puskesmas Wiradesa, yaitu PUS KES MAS :
PUS adalah singkatan dari Profesionalisme, Unggul dan Santun, mengandung arti
bahwa pelayanan kesehatan yang di berikan harus profesionalisme, dilakukan oleh
tenaga yang berkompeten sesuai standart profesinya, Unggul dalam pengelolaan
program dan santun dalam memberikan layanan.
KES adalah singkatan dari Komitmen, Etika dan Santun, mengandung arti bahwa
setiap staf dan karyawan harus berkomitmen tinggi untuk memberikan pelayanan
yang terbaik, beretika yang baik dalam berorganisasi, bersemangat dan memiliki
motivasi untuk maju.
MAS adalah singkatan dari Manusiawi, Asuh dan Simpati mengandung arti bahwa
dalam memberikan pelayanan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, memberikan
pelayanan dengan pola asuh yang baik serta selalu simpatik sehingga minat
masyarakat untuk berkunjung di Puskesmas Wiradesa.
B. LATAR BELAKANG
Konseling pranikah ( premarital counseling) yaitu upaya untuk membantu calon
suami dan calon istri oleh seorang konselor profesional, sehingga mereka dapat
berkembang dan mampu memecahkan masalah yang di hadapinya melalui cara-cara
yang menghargai, toleransi dan dengan komunikasi yang peuh pengertian, sehingga
tercapai motivasi keluarga, perkembangan , kemandirian , dan kesejahteraan anggota
keluarga.
Konseling pranikah merupakan prosedur pelatihan berbasis pengetahuan dan
ketrampilan yang menyediakan informasi mengenai pernikahan yang dapat
bermanfaat untuk mempertahankan dan meningkatkan hubungan pasangan yang akan
menikah. Konseling pranikah juga di kenal dengan nama program persiapan
pernikahan , pendidikan pranikah, konseling edukatif pranikah dan terapi pranikah.
Terjadinya AKI ( angka kematian ibu ) masih tinggi di kab. Pekalongan , terjadi 2
kematian ibu di kec. Wiradesa pada tahun 2017, yaitu 1desa bondansari, 1 desa
delegtukang.
Terjadinya AKB ( angka kematian bayi ) ada 25 pada tahun 2017, AKA ( Angka
Kematian Anak ) ad 4 pada th1hun 2017
Tingginya anemia pada remaja putri, tinginya perkawinan usia dini, adanya remaja
remaja yang melahirkan di luar nikah.
C. TUJUAN
Tujuan Umum :
Agar individu mempersiapkan dan mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan
yang di milikinya dalam memasuki jenjang pernikahan, menyesuaikan dri dengan
lingkungan serta mengatasi hambatan dan kesulitan menghadapi jenjang pernikahan.
Tujuan khususnya :
1. Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan
ketaqwaan kepada Tuhan, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan
masyarakat.
2. Memiliki akhlakhul karimah sebagai calon ibu dan ayah dalam melaksanakan dan
memelihara hak dan kewajiban masing-masing.
3. Memiliki pemahaman dan irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang
menyenangkan ( anugrah ) dengan yang tidak ( musibah ) serta mampu
meresponya dengan sikap positif sesuai dengan syarat agama.
4. Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif & kontruktif baik yang
terkait dengan keunggulan maupun kelemahan baik fisik maupun psikis.
5. Memilik sikap positif, atau respect terhadap diti sendiri dan pasangan maupun
orang lain.
6. Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.
F. SASARAN
1. Kepala Puskesmas
2. Penanggung jawag program
3. Lintas program, lintas sektor terkait
4. Calon pengantin