Anda di halaman 1dari 8

SAHABAT MENUJU

SEHAT

PROSEDUR
PEMERIKSAAN RADIOLOGI THORAX

Dibuat Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh

Saiful dr. Thomas Tabalujan, MSc Drs. Nurwiyanto, MM


Administrasi Direktur Medis Direktur Utama

1. Persiapan alat/bahan
- Cassete stand
- Kaset CR
- Marker
- Pesawat rontgen dan CR
2. Persiapan Pemeriksaan
- Mengidentifikasi klinis/indikasi pemeriksaan
- Memilih teknik radiografi yang tepat
- Memberikan penjelasan dan instruksi kepada pasien untuk mengganti
pakaiannya dengan baju pemeriksaan serta melepas semua benda yg
terbuat dari logam di area yang akan diperiksa
3. Prosedur pemeriksaan
- Menginput nomer foto, data pasien dan jenis pemeriksaan kedalam
komputer
- Memasang kaset CR pada cassete stand dan memberikan marker
- Mengatur posisi pasien erect PA/AP atau Lateral sesuai permintaan dokter
- Mengatur jarak (FFD)
- Menentukan arah sinar (CR) dan pusat sinar (CP)
- Mengatur kolimasi, menentukan faktor eksposi dan proteksi radiasi
- Melakukan eksposi dgn terlebih dahulu menginstruksikan kepada pasien utk
tarik nafas penuh dan menahan nafasnya sampai eksposi selesai dilakukan
- Memasukan kaset pada imager reader dan memprosesnya dalam komputer
- Mengevaluasi hasil foto sehingga siap untuk dibaca oleh dokter spesialis
radiologi
11

SAHABAT MENUJU
SEHAT

PROSEDUR
PEMERIKSAAN RADIOLOGI EXTREMITAS

Dibuat Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh

Saiful dr. Thomas Tabalujan, MSc Drs. Nurwiyanto, MM


Administrasi Direktur Medis Direktur Utama

1. Persiapan alat/bahan
- Meja Pemeriksaan
- Kaset CR
- Marker
- Pesawat rontgen dan CR
2. Persiapan Pemeriksaan
- Mengidentifikasi klinis/indikasi pemeriksaan
- Memilih teknik radiografi yang tepat
- Memberikan penjelasan dan instruksi kepada pasien untuk melepas semua
benda yang terbuat dari logam di area yang akan diperiksa
3. Prosedur pemeriksaan
- Menginput nomer foto, data pasien dan jenis pemeriksaan kedalam
komputer
- Memasang kaset CR di atas meja pemeriksaan dan memberikan marker
- Mengatur posisi pasien dan objek yang akan difoto (AP/PA, Lateral atau
Oblique)
- Mengatur jarak (FFD)
- Menentukan arah sinar (CR) dan pusat sinar (CP)
- Mengatur kolimasi, menentukan faktor eksposi dan proteksi radiasi
- Melakukan eksposi
- Memasukan kaset pada imager reader dan memprosesnya dalam komputer
- Mengevaluasi hasil foto sehingga siap untuk dibaca oleh dokter spesialis
radiologi
SAHABAT MENUJU
SEHAT

PROSEDUR
PEMERIKSAAN RADIOLOGI SINUS PARANASAL

Dibuat Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh

Saiful dr. Thomas Tabalujan, MSc Drs. Nurwiyanto, MM


Administrasi Direktur Medis Direktur Utama

1. Persiapan alat/bahan
- Cassete stand
- Kaset CR
- Marker
- Pesawat rontgen dan CR
2. Persiapan Pemeriksaan
- Mengidentifikasi klinis/indikasi pemeriksaan
- Memilih teknik radiografi yang tepat
- Memberikan penjelasan dan instruksi kepada pasien untuk melepas semua
benda yang terbuat dari logam di area yang akan diperiksa
3. Prosedur pemeriksaan
- Menginput nomer foto, data pasien dan jenis pemeriksaan kedalam
komputer
- Memasang kaset CR pada cassete stand dan memberikan marker
- Mengatur posisi pasien dan objek yang akan difoto (PA, Lateral dan Water’s)
- Mengatur jarak (FFD)
- Menentukan arah sinar (CR) dan pusat sinar (CP)
- Mengatur kolimasi, menentukan faktor eksposi dan proteksi radiasi
- Melakukan eksposi
- Memasukan kaset pada imager reader dan memprosesnya dalam komputer
- Mengevaluasi hasil foto sehingga siap untuk dibaca oleh dokter spesialis
radiologi
SAHABAT MENUJU
SEHAT

PROSEDUR
PEMERIKSAAN TES NARKOBA 3 PANEL (Amp, THC dan Morp)

Dibuat Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh

Saiful dr. Thomas Tabalujan, MSc Drs. Nurwiyanto, MM


Administrasi Direktur Medis Direktur Utama

1. Mengisi Informed Concent


2. Sample urine yang diperiksa dua pot urine
3. Bila hasilnya (+)/Positif
- Pasien di panggil untuk klarifikasi obat apa yang di minum (codein atau
sejenisnya)
- Lakukan pemeriksaan ulang di laboratorium khusus narkoba untuk
pemeriksaan lebih lanjut
SAHABAT MENUJU
SEHAT

PROSEDUR
PEMBUANGAN LIMBAH

Dibuat Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh

Saiful dr. Thomas Tabalujan, MSc Drs. Nurwiyanto, MM


Administrasi Direktur Medis Direktur Utama

KERJASAMA PENGELOLAAN LIMBAH B3 MEDIS

 PT. SWA INDOMEDIKA yang beralamat domisili di Gedung BNI Lt. B1,
Jl. Sudirman Kav. 1, Karet Tengsin, Tanah Abang, Jakarta Pusat –
10220, yang diwakili oleh DRS. Nurwiyanto, MM selaku Direktur Utama
selanjutnya disebut sebagai “pihak pertama”. Bekerja sama dengan PT.
Arah Enviromental Indonesia yang beralamat domisili di Menara
Rajawali Lt. 7-1, Jl. DR. Ide Anak Agung Gede Agung Lot. #5.1, Kawasan
Mega Kuningan, Kel. Kuningan Timur, Kec. Setiabudi, Jakarta Selatan
12950, yang dalam hal ini diwakili oleh Rafael Simanihuruk selaku
Regional Sales Manager yang selaku “Pihak Kedua”, dalam
pengelolaan limbah medis dengan Nomor Kontrak Kerjasama :
1742/PKS-1/AEI-JKT/V/17 terhitung dari tanggal 04-Sept-17 hingga 04-
Sep-18.
 Pengambilan limbah sebulan Sekali dengan kuota berat limbah maksimal
25 Kg/Layanan atau Rp. 585.000/Layanan.

PENGELOLAAN LIMBAH PT. Arah Enviromental adalah sebagai berikut :

PENGELOLAAN LIMBAH INFEKSIUS

1. Pemisahan Limbah
 Limbah harus dipisahkan dari sumbernya
 Semua limbah beresiko tinggi hendaknya diberi label jelas
 Perlu digunakan kantung plastik dengan warna-warna yang berbeda yang
menunjukkan kemana kantong plastik harus diangkut untuk insinerasi
atau dibuang.
2. Penanganan Limbah
 Kantung-kantung dengan warna harus dibuang jika telah terisi 2/3 bagian.
Kemudian diikiat bagian atasnya dan diberi label yang jelas.
 Kantung harus diangkut dengan memegang lehernya, sehingga jika
dibawa mengayun menjauhi badan limbah tidak tercecer keluar dan
diletakkan ditempat tertentu untuk dikumpulkan.
 Petugas pengumpul limbah harus memastikan kantung-kantung dengan
warna yang sama telah dijadikan satu dan dikirimkan ketempat yang
sesuai.
 Kantung harus disimpan pada kotak-kotak yang kedap terhadap kutu dan
hewan perusak sebelum diangkut ketempat pembuangan.

3. Pengangkutan Limbah
 Kantung limbah dipisahkan dan sekaligus dipisahkan menurut kode
warnanya. Limbah bagian bukan klinik misalnya dibawa kekompaktor,
limbah bagian Klinik dibawa ke insenerator. Pengangkutan dengan
kendaraan khusus (mungkin ada kerjasama dengan dinas pekerja umum)
 kendaraan yang digunakan untuk mengangkut limbah tersebut sebaiknya
dikosongkan dan dibersihkan setiap hari, jika perlu (misalnya bila ada
kebocoran kantung limbah) dibersihkan dengan menggunakan larutan
klorin.

4. Pembuangan Limbah
 Autoclaving
Sering dilakukan untuk perlakuan limbah infeksius. Limbah dipanasi
dengan uap dibawah tekanan. Namun dalam volume sampah yang besar
saat dipadatkan, penetrasi uap secara lengkap pada suhu yang
diperlukan sering tidak terjadi dengan demikian tujuan autoclaving
(sterilisasi) tidak tercapai. Perlakuan dengan suhu tinggi pada periode
singkat akan membunuh bakteri vegetatif dan mikroorganisme lain yang
bisa membahayakan penjamah sampah. Kantong limbah plastik biasa
hendaknya tidak digunakan karena tidak tahan panas dan akan meleleh
selama autoclaving. Karena itu diperlukan kantong autoclaving . Pada
kantong initerdapat indikator, seperti pita autoclave yang menunjukkan
bahwa kantong telah mengalami perlakuan panas yang cukup.Autoclave
yang digunakan secara rutin untuk limbah biologis harus diuji minimal
setahun sekali untuk menjamin hasil yang optimal.

 Disinfeksi dengan Bahan Kimia


Peranan disinfeksi untuk institusi yang besar tampaknya terbatas
penggunanya,misalnya digunakan setelah mengepel lantai atau
membasuh tumpahan dan mencuci kendaraan limbah. Limbah infeksius
dengan jumlah kecil dapat didesinfeksi (membunuh mikroorganisme tapi
tidak membunuh spora bakteri) dengan bahan kimia seperti hypochloite
atau permanganate. Limbah dapat menyerap cairan disinfeksi sehingga
akan menambah masalah penanganan.Pembuangan dan Pemusnahan
Sampah Rumah Sakit, dapat ditempuh melalui dua alternatif yaitu:
1. Pembuangan dan pemusnahan sampah medis dan non medis secara
terpisah.Pemisahan ini dimungkinkan bila Dinas Kebersihan dapat
diandalkan sehingga beban rumah sakit tinggal memusnahkan
sampah medis.
2. Pembuangan dan pemusnahan sampah medis dan non medis
dijadikan satu.

 Insinerator
Insinerator merupakan alat yang digunakan untuk memusnahkan sampah
dengan membakar sampah tersebut dalam satu tungku pada suhu 1500-
18000 F dan dapat mengurangi sampah 70 %. Dalam penggunaan
insinerator di rumah sakit, maka beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan adalah ukuran, desain yang disesuaikan dengan
peraturan pengendalian pencemaran udara, penempatan lokasi yang
berkaitan dengan jalur pengangkutan sampah dalam komplek rumah sakit
dan jalur pembuangan abu dan sarana gedung untuk melindungi
insinerator dari bahaya kebakaran. Insinerator hanya digunakan untuk
memusnahkan limbah klinis ataumedis. Ukuran insinerator disesuaikan
dengan jumlah dan kualitas sampah.
SAHABAT MENUJU SEHAT

PROSEDUR
RUJUKAN UNTUK EMERGENCY

Dibuat Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh

Saiful dr. Thomas Tabalujan, MSc Drs. Nurwiyanto, MM


Administrasi Direktur Medis Direktur Utama

EMERGENCY :

1. Bila ada keadaan gawat darurat pada karyawan yaitu serangan


jantung atau stroke, mala segera dilakukan pertolongan pertama
dan stabilisasi.
2. Rujukan ke Rumah Sakit terdekat adalah Rumah Sakit Pelni
petamburan nomor telpon IGD : …………………………..
Catatan - kerja sama BNI Life dengan Rumah Sakit Pelni.
3. Selanjutnya dapat dirujuk ke Rumah Sakit lain yang sesuai.
4. Setelah perawatan Rumah Sakit, karyawan melapor ke Klinik
Swamed untuk back to work clearance.

Anda mungkin juga menyukai