Anda di halaman 1dari 11

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lele merupakan jenis ikan yang digemari masyarakat, dengan rasa yang
lezat, daging empuk, duri teratur dan dapat disajikan dalam berbagai
macam menu masakan. Pengembangan usaha budidaya ikan lele semakin
meningkat setelah masuknya jenis ikan lele dumbo ke Indonesia pada
tahun 1985. Keunggulan lele dumbo dibanding lele lokal antara lain
tumbuh lebih cepat, jumlah telur lebih banyak dan lebih tahan terhadap
penyakit. Namun demikian perkembangan budidaya yang pesat tanpa
didukung pengelolaan induk yang baik menyebabkan lele dumbo
mengalami penurunan kualitas (Rahmat. 1991)

Hal ini karena adanya perkawinan sekerabat (inbreeding), seleksi induk


yang salah atas penggunaan induk yang berkualitas rendah. Penurunan
kualitas ini dapat diamati dari karakter umum pertama matang gonad,
derajat penetasan telur, pertumbuhan harian, daya tahan terhadap
penyakit dan nilai FCR (Feeding Conversion Rate).

Sebagai upaya perbaikan mutu ikan lele dumbo BBAT Sukabumi telah
berhasil melakukan rekayasa genetik untuk menghasilkan lele dumbo
strain baru yang diberi nama lele "Sangkuriang".Seperti halnya sifat
biologi lele dumbo terdahulu, lele Sangkuriang tergolong omnivora. Di
alam ataupun lingkungan budidaya, ia dapat memanfaatkan plankton,
cacing, insekta, udang-udang kecil dan mollusca sebagai makanannya
(Rahmat. 1991)

Lele merupakan jenis ikan yang digemari masyarakat, dengan rasayang


lezat, daging empuk, duri teratur dan dapat disajikan dalam
berbagaimacam menu masakan. Lele merupakan jenis ikan yang
digemarimasyarakat, dengan rasa yang lezat, daging empuk, duri teratur

1
2

dan dapatdisajikan dalam berbagai macam menu masakan. Adapun


manfaat yang dihasilkan dari budidaya lele antara lain :
1. Sebagai bahan makanan
2. Ikan lele jenis C. Batrachus juga bisa dimanfaatkan sebagai
ikanpajangan atau hiasan.
3. Ikan lele yang di pelihara di sawah dapat bermanfaat
untuk memberantas hama padi berupa serangga air. Karena
merupakansalah satu makanan alami ikan lele.
4. Ikan lele juga dapat diramu dengan berbagai macam obat lain
untuk mengobati penyakit asma, menstruasi (datang bulan tidak
teratur),hidung berdarah, kencing berdarah, dan lain-lain.
5. Selain itu, banyak mengkonsumsi ikan lele juga dapat
menyehatkan jantung. Karena ikan lele lebih banyak mengandung
omega 3 dibanding dengan jenis ikan lainnya.

1.2 Tujuan dan Kegunaan Makalah

1.2.1 Untuk mengetahui tentang pembenihan ikan lele.


1.2.2 Untuk mengetahui proses budidaya ikan lele.
1.2.3 Untuk mengetahui proses panen budidaya ikan lele.

1.3 Rumusan Masalah

1.3.1 Jelaskan tentang pembenihan ikan lele?


1.3.2 Jelaskan proses budidaya ikan lele?
1.3.3 Bagaimana proses panen budidaya ikan lele?

2
3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pembenihan Lele

Adalah budidaya lele untuk menghasilkan benih sampai berukuran


tertentu dengan cara mengawinkan induk jantan dan betina pada kolam-
kolam khusus pemijahan. Pembenihan lele mempunyai prospek yang
bagus dengan tingginya konsumsi lele serta banyaknya usaha
pembesaran lele (Rahmat. 1991).
Sistem Budidaya Lele :
Terdapat 3 sistem pembenihan lele yang dikenal, yaitu :
1. Sistem Massal. Dilakukan dengan menempatkan lele jantan dan betina
dalam satu kolam dengan perbandingan tertentu. Pada sistem ini
induk jantan secara leluasa mencari pasangannya untuk diajak kawin
dalam sarang pemijahan, sehingga sangat tergantung pada keaktifan
induk jantan mencari pasangannya.
2. Sistem Pasangan. Dilakukan dengan menempatkan induk jantan dan
betina pada satu kolam khusus. Keberhasilannya ditentukan oleh
ketepatan menentukan pasangan yang cocok antara kedua induk.
3. Pembenihan Sistem Suntik (Hyphofisasi).Dilakukan dengan
merangsang lele untuk memijah atau terjadi ovulasi dengan suntikan
ekstrak kelenjar Hyphofise, yang terdapat di sebelah bawah otak besar.
Untuk keperluan ini harus ada ikan sebagai donor kelenjar Hyphofise
yang juga harus dari jenis lele.

2.2 Proses Budidaya Lele

1. Pembuatan Kolam lele


Ada dua macam / tipe kolam, yaitu bak dan kubangan (kolam galian).
Pemilihan tipe kolam tersebut sebaiknya disesuaikan dengan lahan yang
tersedia. Secara teknis baik pada tipe bak maupun tipe galian,
pembenihan lele harus mempunyai (Budi, 1993) :

3
4

Kolam tandon. Mendapatkan masukan air langsung dari luar/sumber air.


Berfungsi untuk pengendapan lumpur, persediaan air, dan penumbuhan
plankton. Kolam tandon ini merupakan sumber air untuk kolam yang
lain.

Kolam pemeliharaan induk. Induk jantan dan bertina selama masa


pematangan telur dipelihara pada kolam tersendiri yang sekaligus sebagai
tempat pematangan sel telur dan sel sperma. Kolam Pemijahan. Tempat
perkawinan induk jantan dan betina. Pada kolam ini harus tersedia
sarang pemijahan dari ijuk, batu bata, bambu dan lain-lain sebagai
tempat hubungan induk jantan dan betina. Kolam Pendederan. Berfungsi
untuk membesarkan anakan yang telah menetas dan telah berumur 3-4
hari. Pemindahan dilakukan pada umur tersebut karena anakan mulai
memerlukan pakan, yang sebelumnya masih menggunakan cadangan
kuning telur induk dalam saluran pencernaannya.

2. Pemilihan Induk lele


a. Induk jantan mempunyai tanda :
1) Tulang kepala berbentuk pipih
2) Warna lebih gelap
3) Gerakannya lebih lincah
4) Perut ramping tidak terlihat lebih besar daripada punggung
5) Alat kelaminnya berbentuk runcing.
b. Induk betina bertanda :
1) Tulang kepala berbentuk cembung
2) Warna badan lebih cerah
3) Gerakan lamban
4) Perut mengembang lebih besar dari pada punggung alat kelamin
berbentuk bulat

4
5

Gambar Kolam Terpal Lele

3. Persiapan Lahan lele


Proses pengolahan lahan (pada kolam tanah) meliputi :
a. Pengeringan, Untuk membersihkan kolam dan mematikan berbagai
bibit penyakit.
b. Pengapuran, dlakukan dengan kapur Dolomit atau Zeolit dosis 60
gr/m2 untuk mengembalikan keasaman tanah dan mematikan bibit
penyakit yang tidak mati oleh pengeringan.
c. Perlakuan TON (Tambak Organik Nusantara). untuk menetralkan
berbagairacun dan gas berbahaya hasil pembusukan bahan organik
sisa budidaya sebelumnya dengan dosis 5 botol TON/ha atau 25 gr (2
sendok makan)/100m2. Penambahan pupuk kandang juga dapat
dilakukan untukmenambah kesuburan lahan.
d. Pemasukan Air. Dilakukan secara bertahap, mula-mula setinggi 30 cm
dan dibiarkan selama 3-4 hari untuk menumbuhkan plankton sebagai
pakan alami lele. Pada tipe kolam berupa bak, persiapan kolam yang
dapat dilakukan adalah : Pembersihan bak dari kotoran/sisa
pembenihan sebelumnya, penjemuran bak agar kering dan bibit
penyakit mati. Pemasukan air fapat langsung penuh dan segera diberi
perlakuan TON dengan dosis sama

5
6

4. Pemijahan Lele
Pemijahan adalah proses pertemuan induk jantan dan betina untuk
mengeluarkan sel telur dan sel sperma. Tanda induk jantan siap kawin
yaitu alat kelamin berwarna merah. Induk betina tandanya sel telur
berwarna kuning (jika belum matang berwarna hijau). Sel telur yang telah
dibuahi menempel pada sarang dan dalam waktu 24 jam akan menetas
menjadi anakan lele (Budi, 1993).

5. Pemindahan Lele
Cara pemindahan :
a. Kurangi air di sarang pemijahan sampai tinggi air 10-20 cm.
b. Siapkan tempat penampungan dengan baskom atau ember yang diisi
dengan air di sarang. Samakan suhu pada kedua kolam
c. Pindahkan benih dari sarang ke wadah penampungan dengan cawan
atau piring.
d. Pindahkan benih dari penampungan ke kolam pendederan dengan hati-
hati pada malam hari, karena masih rentan terhadap tingginya suhu
air.

Gambar Pemijahan Lele


6. Pendederan Lele
Adalah pembesaran hingga berukuran siap jual, yaitu 5 – 7 cm, 7 – 9 cm
dan 9 – 12 cm dengan harga berbeda. Kolam pendederan permukaannya

6
7

diberi pelindung berupa enceng gondok atau penutup dari plastik untuk
menghindari naiknya suhu air yang menyebabkan lele mudah stress.
Pemberian pakan mulai dilakukan sejak anakan lele dipindahkan ke
kolam pendederan ini (Budi, 1993).

Manajemen Pakan Lele


Pakan anakan lele berupa :
1. Pakan alami berupa plankton, jentik-jentik, kutu air dan cacing kecil
(paling baik) dikonsumsi pada umur di bawah 3 – 4 hari.
2. Pakan buatan untuk umur diatas 3 – 4 hari. Kandungan nutrisi harus
tinggi, terutama kadar proteinnya.
3. Untuk menambah nutrisi pakan, setiap pemberian pakan buatan
dicampur dengan POC NASA dengan dosis 1 – 2 cc/kg pakan
(dicampur air secukupnya), untuk meningkatkan pertumbuhan dan
ketahanan tubuh karena mengandung berbagai unsur mineral
penting, protein dan vitamin dalam jumlah yang optimal.

Manajemen Air
Ukuran kualitas air dapat dinilai secara fisik :
1. Air harus bersih
2. Berwarna hijau cerah
3. Kecerahan/transparansi sedang (30 – 40 cm).
Ukuran kualitas air secara kimia :
1. Bebas senyawa beracun seperti amoniak
2. Mempunyai suhu optimal (22 – 26 0C).
Untuk menjaga kualitas air agar selalu dalam keadaan yang optimal,
pemberian pupuk TON sangat diperlukan. TON yang mengandung unsur-
unsur mineral penting, lemak, protein, karbohidrat dan asam humat
mampu menumbuhkan dan menyuburkan pakan alami yang berupa
plankton dan jenis cacing-cacingan, menetralkan senyawa beracun dan
menciptakan ekosistem kolam yang seimbang. Perlakuan TON dilakukan
pada saat oleh lahan dengan cara dilarutkan dan di siramkan pada
permukaan tanah kolam serta pada waktu pemasukan air baru atau

7
8

sekurang-kurangnya setiap 10 hari sekali. Dosis pemakaian TON adalah


25 g/100m2 (Komar, 1981).

Manajemen Kesehatan
Pada dasarnya, anakan lele yang dipelihara tidak akan sakit jika
mempunyai ketahanan tubuh yang tinggi. Anakan lele menjadi sakit lebih
banyak disebabkan oleh kondisi lingkungan (air) yang jelek. Kondisi air
yang jelek sangat mendorong tumbuhnya berbagai bibit penyakit baik
yang berupa protozoa, jamur, bakteri dan lain-lain. Maka dalam
menejemen kesehatan pembenihan lele, yang lebih penting dilakukan
adalah penjagaan kondisi air dan pemberian nutrisi yang tinggi. Dalam
kedua hal itulah, peranan TON dan POC NASA sangat besar. Namun
apabila anakan lele terlanjur terserang penyakit, dianjurkan untuk
melakukan pengobatan yang sesuai (Komar, 1981).
Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh infeksi protozoa, bakteri dan
jamur dapat diobati dengan formalin, larutan PK (Kalium Permanganat)
atau garam dapur. Penggunaan obat tersebut haruslah hati-hati dan dosis
yang digunakan juga harus sesuai.

2.3 Proses Panen Budidaya Ikan Lele

1. Penangkapan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemanenan :
a. Lele dipanen pada umur 6-8 bulan, kecuali bila dikehendaki,
sewaktuwaktu dapat dipanen.
b. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari supaya lele tidak
terlalu kepanasan.
c. Kolam dikeringkan sebagian saja dan ikan ditangkap dengan
menggunakan seser halus, tangan, lambit, tangguh atau jaring.
d. Setelah dipanen, piaralah dulu lele tersebut di dalam tong/bak/hapa
selama 1-2 hari tanpa diberi makan agar bau tanah dan bau amisnya
hilang.
e. Lakukanlah penimbangan secepat mungkin dan cukup satu kali.

8
9

2. Pembersihan
Setelah ikan lele dipanen, kolam harus dibersihkan dengan cara :
a. Kolam dibersihkan dengan cara menyiramkan/memasukkan larutan
kapur sebanyak 20-200 gram/m 2 pada dinding kolam sampai rata.
b. Penyiraman dilanjutkan dengan larutan formalin 40% atau larutan
permanganat kalikus (PK) dengan cara yang sama.
c. Kolam dibilas dengan air bersih dan dipanaskan atau dikeringkan
dengan sinar matahari langsung. Hal ini dilakukan untuk membunuh
penyakit yang ada di kolam.

9
10

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Budidaya ikan lele, baik dalam bentuk pembenihan maupun pembesaran


mempunyai prospek yang cukup baik. Permintaan konsumen akan
keberadaan ikan lele semakin meningkat. Dengan teknik pemeliharaan
yang baik, maka akan diperoleh hasil budidaya yang memuaskan dan
diminati konsumen. Oleh karena itu Pembudidayaan ikan Lele sangat
baik untuk dilakukan mengingat output yang dihasilkan juga lumayan
besar.

3.2 Saran

Diharapkan dalam melakukan pembudidayaan ikan lele juga harus


memperhatikan faktor fisik kimia yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan ikan lele pada kolam terkontrol agar
menghasilkan produksi ikan lele yang lebih baik lagi dan maksimal.

10
11

DAFTAR PUSTAKA

Djamiko, H., Rusdi, T. 1986. Lele. Budidaya, Hasil Olah dan Analisa
Usaha. C.V. Simplex. Jakarta.

Mahyudi, Kholis, S.Pi, MM. Pengajuan Lengkap Agribisnis Lele. Jakarta :


Penebar Swadaya. 2004

Saparinto, Cahyo. 2009. Budidaya Ikan di Kolam Terpal. Bogor.Penebar


Swadaya.

http://gudankmakalah.blogspot.co.id/2012/03/makalah-tentang-
budidaya-lele.html (Diakses pada hari Jum’at tanggal 8 April 2016 pukul
19.00 WIB)

Http://Teknis-Budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-lele.html
(Diakses pada hari Jum’at tanggal 8 April 2016 pukul 20.00 WIB)

11

Anda mungkin juga menyukai