PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sedangkan Angka kematian ibu selama tahun 2006 sebanyak 237 per
100.000 kelahiran hidup. Dari total 4.726 kasus plasenta previa pada tahun
2005 didapati kurang lebih 40 orang ibu meninggal akibat plasenta previa itu
sendiri (Depkes RI. 2005). Sedangkan pada tahun 2006 dari total 4.409 kasus
plasenta previa didapati 36 orang ibu meninggal akibat plasenta previa
(Depkes RI, 2006).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran dan penatalaksanaan pada kasus Ibu
Hamil dengan Plasenta Previa.
2. Tujuan Khusus
TINJAUAN TEORI
A. KEHAMILAN
B. Perdarahan Antepartum
Salah satu masalah penting dalam bidang obstetri dan ginekologi adalah
masalah perdarahan. Walaupun angka kematian maternal telah menurun
secara dramatis dengan adanya pemeriksaan dan perawatan kehamilan,
maupun persalinan di rumah sakit, serta adanya fasilitas transfusi darah yang
lebih baik. Namun, kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahan masih
tetap merupakan faktor utama dalam kematian maternal.
Perdarahan dalam bidang obstetri hampir selalu berakibat fatal bagi ibu
maupun janin, terutama jika tindakan pertolongan terlambat dilakukan, atau
jika komponennya tidak dapat segera digunakan. Oleh karena itu, tersedianya
sarana dan perawatan sarana yang memungkinkan penggunaan darah dengan
segera, merupakan kebutuhan mutlak untuk pelayanan obstetri yang layak.
Ini dapat terjadi oleh selusio plesenta atau plasenta previa, Perdarahan
disini lebih berbahaya dibanding umur kehamilan kurang dari 28 minggu,
sebab faktor plasenta, dimana perdarahan plasenta biasanya hebat sehingga
mengganggu sirkulasi O2 dan CO2 serta nutrisi dari ibu kepada janin.
Kasus ini harus ditangani oleh dokter spesialis dan ditunjang dengan
pemeriksaan USG.
1. Plasenta
a. Show
d. Vulvovaginal varicosities.
g. Hematuria.
C. Kelainan Implantasi
1. Plasenta akreta.
2. Plasenta inkreta
3. Plasenta perkreta
D. Klasifikasi
Apabila tepi plasenta berjarak > 2 cm dari ostium uteri internum maka
dianggap plasenta letak normal. Klasifikasi lain dari plasenta previa adalah
sebagai berikut :
1. Tipe I : tepi plasenta melewati batas sampai segmen bawah rahim dan
berimplantasi < 5 cm dari ostium uteri internum.
2. Tipe II : tepi plasenta mencapai pada ostium uteri internum namun
tidak menutupinya.
E. Etiologi
1. Pendarahan tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri merupakan gejala utama
dan pertama dari plasenta previa. Perdarahan dapat terjadi selagi
penderita tidur atau bekerja biasa, perdarahan pertama biasanya tidak
banyak,sehingga tidak akan berakibat fatal. Perdarahan berikutnya
hampir selalu banyak dari pada sebelumnya, apalagi kalau sebelumnya
telah dilakukan pemeriksaan dalam.
Pada saat segmen bawah rahim terbentuk sekitar trisemester III atau lebih
awal tapak plasenta akan mengalami pelepasan dan menyebabkan plasenta
yang berimplantasi pada segmen bawah rahim akan mengalami laserasi.
Selain itu, laserasi plasenta juga disebabkan oleh serviks yang mendatar dan
membuka. Hal ini menyebabkan perdarahan pada tempat laserasi. Perdarahan
akan dipermudah dan diperbanyak oleh segmen bawah rahim dan serviks
yang tidak bisa berkontraksi secara adekuat.
F. Diagnosis
1) Gejala pertama yang membawa ibu hamil ke dokter atau rumah sakit
ialah perdarahan pada kehamilan setelah 22 minggu
(Winkjosastro,2005).
b) Pemeriksaan fisik
1) Inspeksi
2) Palpasi
a. Janin sering belum cukup bulan, jadi fundus uteri masih rendah.
3) Pemeriksaan dalam
b) Infeksi.
a) Menegakan diagnosa.
a. Pemeriksaan inspekulo
c. Ultrasonografi
Karena dihalangi oleh plasenta maka bagian terbawah janin tidak terfiksir
kedalam pintu atas panggul. Sehingga terjadilah kesalahan-kesalahan letak
janin (letak kepala mengapung, letak sungsang, dan letak lintang).
4) Perdarahan
2) Prolaps plasenta.
5) Perdarahan postpartum.
1) Tanda vital, pantau dengan ketat tanda vital ibu, takikardia biasanya
tanda pertama gangguan janin karena kehilangan darah.
1) Terapi Spesifik
a) Terapi ekspektatif
Nifedipin 3 x 20 mg perhari.
ANALISIS JURNAL
A. Latar belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) dan bayi (AKB) digunakan sebagai tolak
ukur pelayanan kesehatan di suatu negara. Data Survei Demografi
Kesehatan Indonesia (SDKI), 2007 menunjukkan AKI di Indonesia
tertinggi Se-ASEAN. Jumlahnya mencapai 228/100.000 kelahiran hidup.
Pemerintah masih dituntut bekerja keras menurunkannya hingga tercapai
target Millennium Development Goals (MDGs), menurunkan AKI menjadi
102/100.000 pada tahun 2015. AKB di Indonesia sebesar 34/1000 kelahiran
hidup dengan target MDGs 23/1000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2009).
B. Hasil
REKOMENDASI
Plasenta Previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen
bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum.
(Nugroho, 2012). Terjadinya plasenta previa terdapat beberapa faktor penyebab
diantaranya: usia ibu yang lanjut meningkatkan risiko plasenta previa,
multipara, terutama jika jarak antara kelahirannya pendek, riwayat seksio
sesarea, primigravida dua, bekas aborsi, kelainan janin, leiloma uteri, risiko
relatif untuk plasenta previa meningkat dua kali lipat akibat merokok.
Berdasarkan analisa dari jurnal Ada hubungan yang bermakna antara faktor
risiko yang diteliti dengan terjadinya palsenta previa di Kamar Bersalin IRD
RSUD Dr. Soetomo Surabaya tahun 2012. Paritas terbukti paling berpengaruh
dengan terjadinya plasenta previa pada ibu bersalin di Kamar Bersalin IRD Dr.
Soetomo Surabaya tahun 2012. Saran kepada profesi atau petugas kesehatan
untuk memiliki pengetahuan mengenai plasenta previa dan tindakan
pencegahannya, sehingga mampu memberikan pengetahuan tersebut kepada
wanita lain.
Hasil uji statistik menunjukkan nilai p pada hosmer and lemeshow test
adalah sebesar 0,127 (p value ≤ α). Hasil tersebut menunjukkan bahwa Ho
diterima yang berarti model regresi layak digunakan dalam analisis selanjutnya
karena tidak ada perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang diprediksi dengan
klasifikasi yang diamati.
Hasil statistik nilai AUC sebesar 0,760 atau 76%. Nilai AUC menunjukkan
bahwa persamaan tersebut bernilai sedang yang dilihat dari tabel nilai
interpretasi nilai AUC.
DAFTAR PUSTAKA
Ayu, Gendis 2010, “Analisis Faktor Risiko Plasenta Previa Di RSUD Prof.
Dr.
Berman, Audey 2009, Buku ajar praktik keperawatan Klinis ed. 5, EGC,
Jakarta.
Samdes, USA.
Cunningham, Gant, Levono, Gilstrap, Hauth, Wenstrom 2005,
Perdarahan obstetri, Obstetri williams ed. 22, EGC, Jakarta.
Gurol et al 2011, “Risk of Placenta previa in second birth after first birth
cesarean section”, BMC Pregnency and Childbirth, 11 : 95.