Makalah
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
“Pengendalian Vektor”
Disusun oleh:
Novita Sari
NPM. 18K251005
Reguler B Semester VI
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat
diselesaikan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pengendalian Vektor dengan judul “Lalat Rumah (Musca domestica)”.
Saya menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya
harapkan demi kesempurnaan tugas ini.
Terima kasih disampaikan kepada dosen yang telah membimbing dan
memberikan materi demi lancarnya tugas ini.
Demikianlah tugas ini disusun semoga bermanfaat.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis membuat rumusan
masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana klasifikasi dari lalat rumah (Musca domestica)?
2. Bagaimana morfologi tubuh lalat rumah (Musca domestica)?
3. Bagaimana siklus hidup dari lalat rumah (Musca domestica)?
4. Apa kebiasaaan (cara hidup) lalat rumah (Musca domestica)?
5. Apa bakteri yang terdapat pada tubuh lalat rumah (Musca domestica)?
6. Apa keajaiban yang terdapat pada sayap lalat?
C. Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui bagaimana klasifikasi dari lalat rumah (Musca domestica).
2. Mengetahui bagaimana morfologi tubuh lalat rumah (Musca domestica).
3. Mengetahui bagaimana siklus hidup dari lalat rumah (Musca domestica).
4. Mengetahui apa kebiasaaan dan cara hidup lalat rumah (Musca
domestica).
5. Mengetahui apa bakteri yang terdapat pada tubuh lalat rumah (Musca
domestica).
6. Mengetahui apa keajaiban yang terdapat pada sayap lalat.
BAB II
PEMBAHASAN
Lalat masuk ke dalam ordo Diptera yaitu memiliki dua pasang sayap
(Di- = dua dan – ptera = sayap). Mata biasanya berukuran besar. Antena
memiliki jumlah segmen yang bervariasi dari 3 – 40 buah. Metamorfosis
sempurna dengan larva yang tidak berkaki (Sa’adah, 2013: 146).
Ordo ini memiliki tipe alat mulut untuk mengunyah dan menghisap atau
menjilat dan menghisap membentuk alat mulut yang sepeti belalai disebut
probosis. Probosis ini dapat ditarik ke dalam atau dijulurkan sesuai dengan
keperluan hewan tersebut. Sesuai dengan namanya, hewan dari ordo ini
mempunyai 2 pasang sayap depan, sedangkan sayap belakang berubah
bentuknya menjadi suatu bulatan kecil yang disebut haltere. Haltere ini
digunakan sebagai alat keseimbangan dan alat untuk mengetahui keadaan
angin (Rusyana, 2011: 154).
B. Karakteristik
Keterangan:
A. Tarsus
B. Antena
C. Torax
D. Mata
E. Sayap
Dalam kehidupan lalat dikenal ada 4 (empat) tahapan yaitu mulai dari
telur, larva, pupa dan dewasa.
1. Fase Telur
Telur lalat berwarna putih dengan ukuran lebih kurang 1 mm
panjangnya. Setiap kali bertelur akan menghasilkan 120–130 telur dan
menetas dalam waktu 8–16 jam. Pada suhu rendah telur ini tidak akan
menetas (dibawah 12 –13 º C) (Depkes, diakses 2013).
2. Fase Larva
Tingkat I : telur yang baru menetas disebut instar I, berukuran panjang
2 mm, berwarna putih, tidak bermata dan berkaki, sangat aktif dan
ganas terhadap makanan, setelah 1 – 4 hari melepas kulit dan keluar
menjadi instar II.
Tingkat II : ukuran besarnya dua kali dari instar I, setelah satu sampai
beberapa hari maka kulit akan mengelupas dan keluar instar III.
Tingkat III : larva berukuran 12 mm atau lebih, tingkat ini memerlukan
waktu 3 sampai 9 hari. Larva mencari tempat dengan temperatur yang
disenangi, dengan berpindah-pindah tempat (Anonim, 2008).
3. Fase Pupa atau Kepompong
Jaringan tubuh larva berubah menjadi jaringan tubuh dewasa. Stadium ini
berlangsung 3 sampai 9 hari, setelah stadium ini selesai maka melalui
celah lingkaran bagian anterior akan keluar lalat muda (Anonim, 2008).
4. Lalat Dewasa
Proses pematangan menjadi lalat dewassa kurang lebih dari 15 jam
dan setelah itu siap mengadakan perkawinan. Umur lalat dewasa dapat
mencapai 2 – 4 minggu (Anonim, 2008).
Siklus hidup dari telur hingga menjadi lalat dewasa 6-20 hari
Lalat dewasa panjangnya lebih kurang ¼ inci, dan mempunyai 4 garis
yang agak gelap hitam dipunggungnya. Beberapa hari kemudian
sudah siap untuk berproduksi, pada kondisi normal lalat dewasa betina
dapat bertelur sampai 5 (lima) kali. Umur lalat pada umumnya sekitar
2-3 minggu, tetapi pada kondisi yang lebih sejuk biasa sampai 3
(tiga) bulan. Lalat tidak kuat terbang menantang arah angin, tetapi
sebaliknya lalat akan terbang jauh mencapai 1 kilometer (Depkes, diakses
2013).
Tabel 1. Jenis-jenis bakteri pada permukaan luar tubuh lalat M. domestica dan C.
megacephala
No Jenis Bakteri C. Megacephala M. domestia L.
1 Enterobacter aerogenes + +
2 Eschericia coli + +
3 Proteus sp. + +
4 Bacillus sp. + +
5 Serratia marcescens + +
Keterangan:
+ = Ada
- = Tidak ad
Pada penelitian ini ditemukan lima jenis bakteri yang terdapat pada per-
mukaan luar tubuh lalat M. domestica dan C. megacephala yang terdiri dari
empat jenis bakteri Enterobacteriaceae yaitu Enterobacter aerogenes,
Escherichia coli, Proteus sp. dan Serratia marcescens serta satu jenis bakteri
basil dari genus Bacillus sp.
1. Enterobacter aerogenes
Koloni bakteri pada media Nutrient Agar tidak berwarna, jernih,
bulat sedang, cembung, smooth. Dari hasil identifikasi yang telah dilakukan
dengan memakai metoda KIT API 20 E didapatkan bahwa jenis bakteri
yang ditemukan adalah E. aerogenes dengan ketepatan hasil 96 %.
2. Escherichia coli
Pada Media Nutrien Agar koloni terlihat tidak berwarna, bulat
sedang, smooth. Pada media Mac Conkey Agar ukuran koloni rata-
rata 1 mm, sedikit cembung, smooth, berwarna merah karena
memfermentasi laktosa. Berdasarkan hasil identifikasi dengan TSIA dan tes
biokimia deretan IMVICMU ditandai dengan hasil tes yaitu, TSIA A/A/-,
Sulfur (-), Motility (+), Indol positif (+), Voges Proskauer (-), Cimon
Sitrat (-), MR positif (+), dan Urease negatif (-), Mannit (+) dan Sukrosa
(+).
3. Proteus sp.
Pada Nutrien Agar koloni bulat, smooth, tidak berwarna, ada yang
menyebar. Pada Mac Conkey Agar koloni terlihat bulat, berwarna merah
muda, tidak memfermentasi laktosa. Berdasarkan hasil identifikasi dengan
TSIA dan tes biokimia deretan IMVICMU ditandai dengan hasil tes yaitu,
TSIA A/K/+, Sulfur (+), Motility (+), Indol (-), Voges Proskauer (-), Simon
Citrat (+), Metyl Red positif (+), Urease positif (+), Mannit (+) dan
laktosa (+) seperti terlihat pada (Lampiran 5). Proteus dapat ditemukan
di dalam air, tanah dan bahan-bahan yang terkontaminasi oleh feses
manusia.
4. Bacillus sp.
Pada media Nutrien Agar koloni besar terlihat menyebar, tepinya
tidak rata. Dengan melakukan pewarnaan Gram dapat diidentifikasi bahwa
ditemukan bakteri Bacillus sp. pada tubuh lalat M. domestica dan C.
megacephala dengan ciri-ciri morfologi bakteri berbentuk batang besar
persegi (tongkat), bersifat Gram (+). Setelah dilakukan pewarnaan
spora ditemukan adanya endospora. Hasil uji tes katalase untuk bakteri
Bacillus sp. menunjukkan bahwa katalase (+).
5. Serratia marcescens
Pada media Mac Conkey agar terlihat koloni bakteri bulat, menyebar
dan berwarna merah. Berdasarkan hasil identifikasi dengan memakai
metoda KIT API 20 E didapatkan bahwa jenis bakteri yang ditemukan
adalah Serratia marcescens dengan ketepatan hasil 97%.
Cawan Petri 1: sampel kultur air yang diambil dari sebuah tabung yang
berisi air steril yang dicelupkan lalat secara sempurna (seluruh tubuhnya
terbenam).
Cawan Petri 2: sampel kultur air yang diambil dari sebuah tabung yang
berisi air steril yang dijatuhkan seekor lalat ke dalamnya tanpa
membenamkannya.
Hasil:
Pada cawan petri 2, setelah diidentifikasi ternyata media ditumbuhi oleh
koloni bakteri patogen tipe E. Coli, yang merupakan penyebab berbagai
macam penyakit. Adapun pada cawan 1, pada awal mulanya tampak
tumbuh koloni kecil tipe E. Coli, namun pertumbuhannya terhambat oleh
mikororganisme yang setelah diidentifikasi merupakan bakteri Actinomyces
yang dapat memproduksi antibiotik. Bakteri ini biasanya menghasilkan
antibiotik yang dapat diekstrak, yaitu actinomycetin dan actinomycin yang
berfungsi melisiskan bakteri dan bersifat antibakteri dan antifungi (Rachdie,
2007: 12-13).
Hasil yang sama didapatkan dari jenis lalat yang lain. Hal ini membuktikan
bahwa pada salah satu sayap lalat itu terdapat penyakit dan pada sayap yang
lainnya terdapat obatnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lalat rumah masuk ke dalam ordo diptera, yaitu yang memeiliki dua
sayap. Sepasang sayap depan dan sayap belakang yang berubah bentuknya
menjadi suatu bulatan kecil yang disebut haltere.
Lalat rumah berukuran sedang, panjangnya 6-7,5 mm, berwarna hitam
keabu-abuan dengan empat garis memanjang pada bagian punggung. Memiliki
sepasang mata, sepasang antena, dan tiga pasang kaki. Lalat rumah memiliki
bulu pada bagian atas dan bawah. Sayapnya mempunyai empat garis (strep)
yang melengkung ke arah kosta/rangka sayap mendekati garis ketiga. Garis ini
menjadi ciri pada lalat rumah dan merupakan pembeda dengan musca jenis
lainnya.
Siklus hidup pada lalat rumah (Musca domestica) ada 4 fase, yaitu:
telur, larva, pupa, dan dewasa. Metamorfosis yang dilakukan oleh lalat adalah
metamorfosis sempurna.
Lalat rumah menyukai makanan yang berbau busuk d a n biasa
memakan makanan yang berbentuk cairan. Tempat yang disenangi lalat untuk
perindukan atau berkembang biak adalah tempat yang basah, pada benda-
benda organik, tinja, sampah basah, kotoran binatang, dan tumbuh-tumbuhan
busuk. Bakteri yang terdapat pada per mukaan luar tubuh lalat M. domestica
antara lain jenis bakteri Enterobacteriaceae yaitu Enterobacter aerogenes,
Escherichia coli, Proteus sp. dan Serratia marcescens serta satu jenis bakteri
basil dari genus Bacillus sp.
Keajaiban yang terdapat pada sayap lalat adalah pada salah satu
sayapnya terdapat penyakit dan pada sayap yang lain terdapat obat
(penawarnya). Hal ini disebabkan karena lalat hinggap di tempat yang penuh
kotoran dan terkadang lalat memakannya, sehingga pada tubuh lalat
membentuk antibodi.
B. Saran
Walaupun hanya sekilas pembahasan mengenai lalat ini, diharapkan
pembaca tetap menjaga diri, lingkungan, serta makanan agar tetap bersih. Hal
ini sangat penting untuk menghindari penyebaran penyakit di sekitar kita.
Karena lalat sebagai salah satu vektor penyebaran penyakit sangat menyukai
tempat-tempat yang kotor.
Namun, lalat tidak seburuk dengan apa yang telah dijelaskan. Segala
sesuatu yang diciptakan oleh Allah pasti ada manfaatnya. Seperti halnya
dengan lalat, walaupun ia menyebabkan penyakit, tetapi ia menyediakan
obat/penawarnya juga. Jangan melihat segala sesuatu dari satu sisi negatifnya
saja.
DAFTAR PUSTAKA