Di Susun Oleh:
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah swt. yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-nya yang telah melimpahkan rahmat dan
inayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyusun makalah Proses Industri Kimia
“Halogenasi pada industry Allyl Chloride” ini untuk dapat di presentasekan nantinya.
Makalah ini kami susun secara maksimal dengan bantuan dari berbagai pihak yang
terkait sehingga dapat memperlancar penyusunan makalah ini.untuk itu kami mengucapkan
banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang tlah berkontribusi dalam penyusunan makalah
Terlepas dari itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami
menerima kritikan serta saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini sehingga
dapat di gunakan sebagai salah satu bahan referensi penyusunan makalah-makalah maupun
karya tulis ilmiah lainnya serta dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Dalam industri kimia, allyl chloride merupaka bahan intermediate, Allyl chloride sangat
penting dalam pembuatan epichlorohydryn, yang digunakan sebagai dasar pembuatan epoxy
resins, dan juga berperan dalam pembuatan glycerol sintesis, dll. Serta dalam makalah ini akan
dibahas proses halogenasi yang terjadi pada produksi Allyl chloride.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Mengganti H
Reaksi: RH + X2 RX + HX
C5H12 + Cl2 C5H11Cl + HCl
2. Addisi
Reaksi: RCH = CHR’ + X2 RCHX – CHXR’
CH3 – CH = CH2 + Br2 CH3 – CHBr – CH2Br
3. Mengganti suatu gugus (substitusi)
Reaksi: RCH2OH + HX RCH2X + H2O
3. NaOX
Biasa dipakai untuk memperlambat reaksi. Bahan ini harganya mahal maka hanyadigunakan
untuk keperluan tertentu saja.
2
4. Ca(OX)2, harganya lebih murah
2.1.2 Zat-zat yang dapat di halogenasi
1. Alkana secara substitusi, biasanya sebagai hasil antara untuk memperoleh hasil akhir.
Reaksi: RH + Cl2 RCl + HCl
CH4 + Cl2 CH3Cl + CH2Cl2 + HCl
2. Olefin, secara addisi dan substitusi
Reaksi: RCH = CH2 + X2 RCHX – CH2X
RCH = CH2 + HX RCH2 – CH2X
3. Alkohol
Reaksi: ROH + HX RX + H2O
RCH2OH + X2 RCHXOH + HX
3
X
Kat. AlCl3
H3C + X2 H3C + HX
T<
CH3 + X2 CH2X + HX
T>
Cl Cl
Cl Cl
+ Cl2 + 8HCl
Cl
Cl Cl Cl
9. Karbon disulfida
Reaksi:
CS2 + 3Cl2 CCl4 + S2Cl2
10. Antroquinon
Reaksi:
4
2. Etena dengan klorin atau bromin atau iodin
Reaksi yang terjadi antara etena dengan klorin atau bromin atau iodin adalah reaksi
adisi.
Sebagai contoh, bromin ditambahkan membentuk 1,2-dibromoetana.
5
B. Reaksi-reaksi antara Alkana dengan Unsur-unsur Halogen
1. Alkana dengan fluorin
Reaksi ini menimbulkan ledakan (eksplosif) bahkan pada suhu dingin dan ruang
gelap, dan cenderung dihasilkan karbon dan hidrogen fluoride.
Sebagai contoh:
6
Campuran antara gas tidak berwarna dengan sebuah gas berwarna hijau ini akan
menghasilkan hidrogen klorida dalam bentuk uap asap dan kabut cairan-cairan
organik. Semua produk organik berbentuk cair dalam suhu kamar terkecuali
klorometana yang merupakan sebuah gas.
Jika klorin diganti dengan bromin, kita bisa mencampur metana dengan uap bromin,
atau menggelembungkan metana melalui cairan bromin – paparkan kedua prosedur
ini terhadap sinar UV. Campuran gas yang terbentuk akan berwarna merah-coklat dan
bukan hijau.
Reaksi-reaksi ini tidak bisa digunakan untuk membuat senyawa-senyawa organik
yang dihasilkan dalam laboratorium karena campuran hasil reaksinya sangat sulit
dipisahkan.
Jika salah satu dari dua isomer yang terbentuk ini hanya secara kebetulan tanpa ada
faktor lain, maka bisa diperoleh jumlah isomer yang tiga kali lebih banyak dengan
klorin pada atom karbon ujung. Ada 6 hidrogen yang bisa terganti pada atom-atom
karbon ujung dan hanya 2 pada atom karbon tengah.
7
Sebenarnya, jumlah setiap dari dua isomer ini yang diperoleh hampir sama.
Jika digunakan bromin, kebanyakan hasil reaksi adalah isomer dimana bromin terikat
pada atom karbon tengah, bukan pada atom karbon ujung.
Reaksi ini masih bisa terjadi dengan adanya sinar biasa – tetapi reaksi substitusi juga
terjadi pada kondisi ini.
Struktur cincin terputus karena siklopropana mengalami regangan cincin. Sudut-sudut
ikatan dalam cincin menjadi 60° dan tidak normal lagi yaitu sekitar 109.5° ketika karbon
membentuk empat ikatan tunggal.
Timpang tindih antara orbital-orbial atom dalam pembetukan ikatan C-C tidak lagi
seperti pada keadaan normal, dan terjadi tolak-menolak yang cukup besar antara
pasangan-pasangan elektron ikatan. Sistem akan menjadi lebih stabil jika cincin terputus.
8
1. Chlorinasi propylene pada suhu tinggi
Cara ini merupakan cara yang sering digunakan pada pembuatan allyl chloride secara
komersial.
Reaksi yang terjadi adalah substitusi Cl dengan atom H pada propylene.
Reaksi utama
C3H6 + Cl2 C3H5Cl + HCl
Allyl chloride
Reaksi samping
C3H6 + Cl2 C3H5Cl + HCl
2 - chloropropene
C3H6 + 2Cl2 C3H4Cl2 + 2HCl
dichloropropene
Proses ini terjadi pada reactor fixed bed pada suhu 440 – 520 oC tekanan 1000 – 1400
kPa.
2. Thermal dehidrochlorination
Cara ini melakukan dengan cara klorinasi 1,2-dicloropropane pada suhu 500 – 600 oC.
Hasil samping yang terjadi antara lain 1-chloropropene dan 2-chloropropene. Dari
proses ini diperoleh selektivitas allyl chloride yang rendah yaitu 50-60%.
3. Oxychlorinasi
Yang dimaksud dengan oxychlorinasi yaitu pembuatan allyl chloride dengan cara
mereaksikan propylene dengan HCl dan O2.
Pada makalah ini dipilih proses pertama yaitu chlorinasi propylene pada suhu
tinggi. Hal ini disebabkan karena selektivitas yang diperoleh tinggi, proses lebih
sederhana, serta sudah banyak berdiri industri komersial allyl chloride dengan cara ini di
luar negeri.
A. Bahan baku
1. Propylene
9
Sifat fisik propylene:
2.Chlorine
B. Bahan pembantu
a. bentuk : pellet
b. bulk density,kg/l : 2,0
c. ukuran,,diameter,mm : 3,0
d. umur teknis : 3-5 tahun
C. Produk
10
1. Allyl chloride
2. Asam klorida
Allyl chloride dihasilkan dari proses chlorinasi propylene dengan bantuan katalis
ferri chloride, reaksi ini mempunyai konversi 100% terhadap gas chlorine sebagai
reaktan pembatas, dengan propylene berlebih 100%. Pda reaksi ini juga terbentuk 2-
chloropropene dan dichloropropene, selektivitas reaksi terbentuknya allyl chloride,2-
chloropropene,dan dichloroppropene terhadap chlorine adalah 70,23% , 2,34%, dan
18,43%.
Reaksi pembantukan allyl chloride berlangsung dalam fasa gas. Reaksi bersifat
eksotermis sehingga memerlukan tambahan pendingin dan beroperasi pada kondisi non
adiabatis isothermal. Reaktor yang digunakan adalah reaktor fixed bed multitube.
11
Produk yang dihasilkan terdiri dari allyl chloride dan hasil samping asam klorida. Reaksi
berlangsung pada tekanan 10 atm pada suhu 500 oC . Pada suhu tersebut tidak terjadi
reaksi pembentukan karbon yang tidak diinginkan dan katalis aktif secara baik.
Proses pembuatan Allyl chlorida dengan menggunakan katalis ferri chloride pada
fasa gas, berlangsung di dalam reaktor fixed bed multitube pada kondisi suhu 500 oC
tekanan 10 atm. Pembentukan allyl chloride mengikuti reaksi elementer yang irreversible
dan eksotermis dan memberikan hasil samping asam klorida.selain itu juga terjadi reaksi
samping membentuk 2-chloropropene, dan dichloropropene.Selektifitas reaksi
membentuk allyl chloride, 2-chloropropene, dan dichloropropene berturut-turut adalah
79,23%,2.34%, dan 18,43% .
Reaksi utama:
Reaksi samping:
a. Adsorpsi
12
A+s As
B+ s Bs
Adsorpsi pereaktan pada pemukaan katalis dipergunakan oleh difusivitas pereaktan dari
dari bulk ke permukaan katalis.
Koefisien perpindahan massa sebanding dengan tekanan total reaktor dan berbanding
terbalik dengan suhu.
b. Aktivasi
Reaktan yang telah teradsorbsi akan bersifat aktif dipermukaan katalis karena melibatkan
gaya tarik yang lebih tinggi dari adsorbsi.
A+s As*
B+ s Bs*
Reaktan yang telah teradsorpsi di permukaan katalis akan bersifat aktif sehingga
digunakan suhu tinggi dalam aktivasi ini,karena dapat memperbanyak tumbukan antara
molekul gas yang telah teradsorpsi dan energi yang dimiliki menjadi lebih besar.
c. Reaksi Permukaan
rB = k (CAS.CBS-(CCS.CDS)/KS)
Kecepatan reaksi permukaan ditentukan oleh suhu reaksi sesuai dengan hukum
Archenius.Kenaikan suhu yang tinggi akan mengakibatkan tumbukan semakin besar
sehingga kecepatan reaksi pemukaan akan bertambah besar, di mana reaksi akan bergeser
kearah produk dan akan memperbesar produk.
d. Deaktivasi
13
Mekanisme deaktivasi adalah :
Cs* Cs
Ds* Ds
Produk yang telah dihasilkan dari permukaan katalis akan menurunkan energi aktivasi
dan melepas situs aktifnya dari katalis. Kecepatan deaktivasi sama seperti dengan aktivasi
tetapi melibatkan produk uang teradsorpsi pada pemukaan katalis.
Agar produk dapat terlepas dari situs aktifnya maka langkah ini diperlukan untuk
mempercepat deaktivasi produk dipermukaan katalis.
e. Desorpsi
Hasil reaksi yang telah terdeaktivasi kemudian terlepas dari permukaan katalis menuju
bulk katalis.
Cs C+s
Ds D+s
Proses desorpsi juga dipengaruhi oleh defusivitas gas zat hasil reaksi dari permukaan
katalis ke bulk gas. Difusivitas zat hasil reaksi ditentukan oleh koefisien perpindahan
massa pada proses adsorpsi.
Reaksi akan dipengaruhi oleh reaksi permukaan. Karena itu reaksi dilakukan pada
tekanan tinggi untuk memperbesar konstanta kecepatan reaksi permukaan. Suhu reaksi
harus berada pada daerah suhu aktivasi katalis.
Ditinjau dari segi kinetika, reaksi klorinasi propylene akan bertambah cepat dengan
naiknya temperatur. Berdasarkan persamaan Arhenius :
K= A. E –E/RT
Dimana :
E = energi aktivasi
T = temperatur operasi ( K )
Reaksi utama :
k1
C3H6 + Cl2 C3H5Cl + HCl (1)
Reaksi samping :
k2
C3H6 + Cl2 C3H5Cl + HCl (2)
k3
C3H6 + Cl2 C3H4Cl2 + HCl (3)
P-18
P-19
P-20
Absorber
reaktor P-13
P-21
P-5 P-7
P-20 P-1
P-14
P-6
C3H5Cl*
C3H4Cl2
15
Proses pembuatan allyl chloride dengan menggunakan bahan baku propylene secara
garis besar dibagi menjadi 3 tahap, yaitu :
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Allyl chloride atau 3-chloropropene, dengan rumus molekul C3H5Cl merupakan
senyawa chlorohidrocarbon yang berupa cairan tak berwarna, berbau tajam dan menyengat,
larut dalam alkohol, chloroform, ether, aseton, benzene, carbon tetrachloride, heptanes,
serta toluene. Allyl Chloride diproduksi di industri dengan menggunakan proses halogenasi
yaitu dengan mereaksikan etilen dengan chlorine.
3.2 Saran
Kebutuhan Allyl Chloride di Indonesia semakin tahun kian meningkat. Maka
diperlukan pembangunan pabrik industri ini mengingat negara kita masih mengimpor Allyl
Chloride dari negara lain. Dan kebutuhan Allyl Chloride melalui impor-pun belum dapat
terpenuhi.
17
DAFTAR PUSTAKA
http://etd.repository.ugm.ac.id
http://www.scribd.com/doc/250966819
http://ceeta.wordpress.com/2013/06/11/makalah
18