Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PROSES INDUSTRI KIMIA

“HALOGENASI PADA INDUSTRI ALLYL CHLORIDE”

Di Susun Oleh:

1. Fatimah Sahra Musafir (09220180078)


2. Ainun Pratiwi (09220180081)

JURSUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2018

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah swt. yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami

panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-nya yang telah melimpahkan rahmat dan

inayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyusun makalah Proses Industri Kimia

“Halogenasi pada industry Allyl Chloride” ini untuk dapat di presentasekan nantinya.

Makalah ini kami susun secara maksimal dengan bantuan dari berbagai pihak yang

terkait sehingga dapat memperlancar penyusunan makalah ini.untuk itu kami mengucapkan

banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang tlah berkontribusi dalam penyusunan makalah

Proses Industri Kimia “Halogenasi pada industry Allyl Chloride” ini.

Terlepas dari itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dari

segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami

menerima kritikan serta saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini sehingga

dapat di gunakan sebagai salah satu bahan referensi penyusunan makalah-makalah maupun

karya tulis ilmiah lainnya serta dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Makassar, 28 November 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. ii

DAFTAR ISI................................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 1

1.3 Tujuan ..................................................................................................................... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Halogenasi ............................................................................................ 2

2.2 Industri Allyl Chloride ............................................................................................ 8

BAB III PENUTUP

2.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 17

2.2 Saran ....................................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan industri di Indonesia, khususnya industri kimia mengalami perkembangan
yang cukup pesat. Perkembangan yang cukup pesat ini dapat dilihat dari meningkattnya jenis
bahan kimia yang diproduksi dan kuantitasnya. Dengan peningkatan ini, berarti meningkat pula
kebutuhan bahan baku dn bahan penunjang produksinya.
Allyl chloride atau 3-chloropropene, dengan rumus molekul C3H5Cl merupakan senyawa
chlorohidrocarbon yang berupa cairan tak berwarna, berbau tajam dan menyengat, larut dalam
alkohol, chloroform, ether, aseton, benzene, carbon tetrachloride, heptanes, serta toluene. Dalam
industri kimia, allyl chloride merupakan bahan intermediate. Allyl chloride sangat penting
dalampembuatan epichchlorohydrin, dan glycerin. Allyl chloride merupakan produk yang
dihasilkan dari proses chlorination propylene pada shu tinggi, cukup potensial untuk
dikembangkan di Indonesia.
Pembentukan produk Allyl chloride yaitu dengan proses halogenasi, dimana halogenasi
merupakan suatu reaksi kimia yang melibatkan penambahan satu atau lebih halogen pada suatu
senyawa atau material. Dengan demikian dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut proses
tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Apa itu proses halogenasi?
b. Bagaimana proses halogenasi pada industri Allyl chloride?

1.3 Tujuan
Dalam industri kimia, allyl chloride merupaka bahan intermediate, Allyl chloride sangat
penting dalam pembuatan epichlorohydryn, yang digunakan sebagai dasar pembuatan epoxy
resins, dan juga berperan dalam pembuatan glycerol sintesis, dll. Serta dalam makalah ini akan
dibahas proses halogenasi yang terjadi pada produksi Allyl chloride.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Halogenasi


Halogenasi yaitu proses memasukkan 1 gugus halogen atau lebih. Cara penggantian gugus
halogen ada beberapa cara, yaitu:

1. Mengganti H
Reaksi: RH + X2 RX + HX
C5H12 + Cl2 C5H11Cl + HCl
2. Addisi
Reaksi: RCH = CHR’ + X2 RCHX – CHXR’
CH3 – CH = CH2 + Br2 CH3 – CHBr – CH2Br
3. Mengganti suatu gugus (substitusi)
Reaksi: RCH2OH + HX RCH2X + H2O

Halogenasi terdapat dalam proses:


1. Pembuatan insektisida, misal DDT.
2. Pembuatan hasil akhir dengan hasil antaranya adalah halogen, misal C6H6Cl dan C5H11Cl
3. Pembuatan obat-obatan (banyak digunakan bromide dan iodida) dan zat warna. 4.
Sebagai bahan pendingin (Freon 12) dan bahan bakar roket (sebab F stabil dan
pada suhu tinggi cepat terbakar dengan panas yang tinggi).

2.1.1 Zat-Zat Pereaksi Untuk Halogenasi


Zat-Zat Pereaksi Untuk Halogenasi antara lain:
1. Cl2, Br2, I2 dan F2
I2 reaksinya lambat karena reaksinya adalah reaksi setimbang. F2 reaksinya hebat sekali
karena itu sangat berbahaya.
2. HX
Digunakan untuk mengganti gugus –O

3. NaOX
Biasa dipakai untuk memperlambat reaksi. Bahan ini harganya mahal maka hanyadigunakan
untuk keperluan tertentu saja.

2
4. Ca(OX)2, harganya lebih murah
2.1.2 Zat-zat yang dapat di halogenasi
1. Alkana secara substitusi, biasanya sebagai hasil antara untuk memperoleh hasil akhir.
Reaksi: RH + Cl2 RCl + HCl
CH4 + Cl2 CH3Cl + CH2Cl2 + HCl
2. Olefin, secara addisi dan substitusi
Reaksi: RCH = CH2 + X2 RCHX – CH2X
RCH = CH2 + HX RCH2 – CH2X
3. Alkohol
Reaksi: ROH + HX RX + H2O
RCH2OH + X2 RCHXOH + HX

6. Senyawa aromatik, secara addisi atau substitusi


Reaksi:

7. Senyawa aromatik yang mempunyai rantai cabang


Halogenasi bisa terhadap inti dan bisa terhadap cabang.
a. Substitusi pada inti, secara katalitik
Reaksi:

3
X
Kat. AlCl3
H3C + X2 H3C + HX
T<

b. Substitusi pada cabang, secara termal dan foto reaksi


Reaksi:

CH3 + X2 CH2X + HX
T>

Adisi sukar terjadi sebab inti lebih sukar diserang halogen.

8. Naphtalin, secara addisi akan diperoleh octachlor naphtalen


Reaksi:

Cl Cl
Cl Cl
+ Cl2 + 8HCl
Cl
Cl Cl Cl

9. Karbon disulfida
Reaksi:
CS2 + 3Cl2  CCl4 + S2Cl2
10. Antroquinon
Reaksi:

2.1.3 Kinetika Dan Mekanisme Reaksi


A. Reaksi-reaksi antara Alkena dengan Unsur-unsur Halogen
1. Etena dengan fluorin
Etena bereaksi ledakan (eksplosif) dengan fluorin menghasilkan karbon dan gas
hidrogen fluoride. Reaksi ini bukan merupakan reaksi yang bermanfaat, dan jarang
dibahas pada pembahasan tingkat dasar.

4
2. Etena dengan klorin atau bromin atau iodin
Reaksi yang terjadi antara etena dengan klorin atau bromin atau iodin adalah reaksi
adisi.
Sebagai contoh, bromin ditambahkan membentuk 1,2-dibromoetana.

 Reaksi dengan bromin terjadi pada suhu kamar.


 Klorin bereaksi lebih cepat dibanding bromin, tapi sifat kimia reaksi cukup mirip.
 Iodin bereaksi jauh lebih lambat, tapi sifat kimia reaksi juga mirip.
 Reaksi dengan bromin jauh lebih mungkin ditemui dibanding reaksi dengan klorin
dan iodin.

Penggunaan air bromin sebagai sebuah reaksi uji untuk alkena


Jika menggoncang sebuah alkena dengan air bromin atau menggelembungkan sebuah
alkena wujud gas (seperti etena) melalui bromin cair murni atau melalui sebuah
larutan bromin dalam sebuah pelarut organik seperti tetraklorometana, maka bromin
yang berwarna coklat kemerah-merahan akan berubah warna (tidak berwarna).

Sifat kimia reaksi uji


Reaksi uji ini menjadi rumit dengan adanya fakta bahwa produk utama yang
dihasilkan bukan 1,2-dibromoetana. Air juga terlibat dalam reaksi, dan kebanyakan
hasil reaksi adalah 2-bromoetanol.

5
B. Reaksi-reaksi antara Alkana dengan Unsur-unsur Halogen
1. Alkana dengan fluorin
Reaksi ini menimbulkan ledakan (eksplosif) bahkan pada suhu dingin dan ruang
gelap, dan cenderung dihasilkan karbon dan hidrogen fluoride.
Sebagai contoh:

2. Alkana dengan iodin


Iodin tidak bereaksi dengan alkana – sekurang-kurangnya pada kondisi laboratorium
yang normal.

3. Alkana dengan klorin atau bromin


Tidak ada reaksi yang terjadi dalam kondisi gelap (tanpa cahaya).
Jika terdapat cahaya, reaksi yang terjadi sedikit mirip dengan fluorin, yakni
menghasilkan sebuah campuran karbon dan hidrogen halida. Keagresifan reaksi
berkurang tajam semakin ke bawah golongan mulai dari fluorin sampai klorin sampai
bromin.
Reaksi-reaksi yang menarik terjadi dengan adanya sinar ultraviolet (begitu juga sinar
matahari). Reaksi-reaksi ini disebut reaksi fitokimia, dan terjadi pada suhu kamar.

Metana dengan klorin


Reaksi substitusi terjadi dengan mekanisme dimana atom-atom hidrogen dalam
metana digantikan oleh atom-atom klorin. Hasil reaksi adalah campuran klorometana,
diklorometana, triklorometana dan tetraklorometana.

6
Campuran antara gas tidak berwarna dengan sebuah gas berwarna hijau ini akan
menghasilkan hidrogen klorida dalam bentuk uap asap dan kabut cairan-cairan
organik. Semua produk organik berbentuk cair dalam suhu kamar terkecuali
klorometana yang merupakan sebuah gas.
Jika klorin diganti dengan bromin, kita bisa mencampur metana dengan uap bromin,
atau menggelembungkan metana melalui cairan bromin – paparkan kedua prosedur
ini terhadap sinar UV. Campuran gas yang terbentuk akan berwarna merah-coklat dan
bukan hijau.
Reaksi-reaksi ini tidak bisa digunakan untuk membuat senyawa-senyawa organik
yang dihasilkan dalam laboratorium karena campuran hasil reaksinya sangat sulit
dipisahkan.

Reaksi alkana-alkana yang lebih besar dengan klorin


Sebagai contoh, dengan propana, akan diperoleh salah satu dari dua isomer berikut:

Jika salah satu dari dua isomer yang terbentuk ini hanya secara kebetulan tanpa ada
faktor lain, maka bisa diperoleh jumlah isomer yang tiga kali lebih banyak dengan
klorin pada atom karbon ujung. Ada 6 hidrogen yang bisa terganti pada atom-atom
karbon ujung dan hanya 2 pada atom karbon tengah.
7
Sebenarnya, jumlah setiap dari dua isomer ini yang diperoleh hampir sama.
Jika digunakan bromin, kebanyakan hasil reaksi adalah isomer dimana bromin terikat
pada atom karbon tengah, bukan pada atom karbon ujung.

C. Reaksi-reaksi antara Sikloalkana dengan Unsur-unsur Halogen


Dibawah sinar UV, siklopropana akan mengalami reaksi substitusi dengan klorin atau
bromin. Akan tetapi, sikloalkana juga memiliki kemampuan untuk bereaksi dalam
kondisi tanpa cahaya.
Dengan adanya sinar UV, siklopropana bisa mengalami reaksi adisi dimana cincinnya
terputus. Sebagai contoh, dengan bromin, siklopropana menghasilkan 1,3-
dibromopropana.

Reaksi ini masih bisa terjadi dengan adanya sinar biasa – tetapi reaksi substitusi juga
terjadi pada kondisi ini.
Struktur cincin terputus karena siklopropana mengalami regangan cincin. Sudut-sudut
ikatan dalam cincin menjadi 60° dan tidak normal lagi yaitu sekitar 109.5° ketika karbon
membentuk empat ikatan tunggal.
Timpang tindih antara orbital-orbial atom dalam pembetukan ikatan C-C tidak lagi
seperti pada keadaan normal, dan terjadi tolak-menolak yang cukup besar antara
pasangan-pasangan elektron ikatan. Sistem akan menjadi lebih stabil jika cincin terputus.

2.2 Industri Allyl Chloride


2.2.1 Macam – macam proses
Ada 3 proses dalam pembuatan allyl chloride, yaitu:

8
1. Chlorinasi propylene pada suhu tinggi
Cara ini merupakan cara yang sering digunakan pada pembuatan allyl chloride secara
komersial.
Reaksi yang terjadi adalah substitusi Cl dengan atom H pada propylene.
Reaksi utama
C3H6 + Cl2 C3H5Cl + HCl
Allyl chloride
Reaksi samping
C3H6 + Cl2 C3H5Cl + HCl
2 - chloropropene
C3H6 + 2Cl2 C3H4Cl2 + 2HCl
dichloropropene
Proses ini terjadi pada reactor fixed bed pada suhu 440 – 520 oC tekanan 1000 – 1400
kPa.

2. Thermal dehidrochlorination
Cara ini melakukan dengan cara klorinasi 1,2-dicloropropane pada suhu 500 – 600 oC.
Hasil samping yang terjadi antara lain 1-chloropropene dan 2-chloropropene. Dari
proses ini diperoleh selektivitas allyl chloride yang rendah yaitu 50-60%.

3. Oxychlorinasi
Yang dimaksud dengan oxychlorinasi yaitu pembuatan allyl chloride dengan cara
mereaksikan propylene dengan HCl dan O2.

Pada makalah ini dipilih proses pertama yaitu chlorinasi propylene pada suhu
tinggi. Hal ini disebabkan karena selektivitas yang diperoleh tinggi, proses lebih
sederhana, serta sudah banyak berdiri industri komersial allyl chloride dengan cara ini di
luar negeri.

2.2.2 Sifat-sifat fisik dan kimia bahan baku dan produk

A. Bahan baku

1. Propylene
9
Sifat fisik propylene:

a. Bentuk 25 0C, 1 atm : gas


b. Rumus molekul : C3H6
c. Berat molekul(gr/grmol) : 42,08
d. Titik didih, K : 225,43
e. Temperatur kritis, K : 364,76
f. Tekanan kritis, bar : 46,13
g. Densitas 25 0C, gr/ml : 0,5043
h. Impuritis : C3H8 (propana)

2.Chlorine

Sifat fisik chlorine:

a. Bentuk 25 0C, 1 atm : gas


b. Rumus molekul : Cl2
c. Berat molekul(gr/grmol) : 70,905
d. Titik didih, K : 239,12
e. Temperatur kritis, K : 417,15
f. Tekanan kritis, bar : 47,1
g. Densitas 25 0C, gr/ml : 1,3976
h. Impuritis : HCl (asam klorida)

B. Bahan pembantu

1. Ferri chloride (sebagai katalis)

Sifat fisik ferri chloride:

a. bentuk : pellet
b. bulk density,kg/l : 2,0
c. ukuran,,diameter,mm : 3,0
d. umur teknis : 3-5 tahun

C. Produk

10
1. Allyl chloride

Sifat fisik allyl chloride:

a. bentuk 25 0C, 1 atm : cair


b. rumus molekul : C3H5Cl
c. berat molekul(gr/grmol) : 76,525
d. titik didih, K : 318,15
e. temperatur kritis, K : 514,15
f. tekanan kritis, bar : 47,1
g. densitas 25 0C, gr/ml : 0,9308

2. Asam klorida

Sifat fisik asam klorida :

a. Bentuk 25 0C, 1 atm : gas


b. Rumus molekul : HCl
c. Berat molekul(gr/grmol) : 36,461
d. Titik didih, K : 188,15
e. Temperatur kritis, K : 324,65
f. Tekanan kritis, bar : 83,09
g. Densitas 25 0C, gr/ml : 0,7961

2.2.3 Tinjauan proses secara umum

Allyl chloride dihasilkan dari proses chlorinasi propylene dengan bantuan katalis
ferri chloride, reaksi ini mempunyai konversi 100% terhadap gas chlorine sebagai
reaktan pembatas, dengan propylene berlebih 100%. Pda reaksi ini juga terbentuk 2-
chloropropene dan dichloropropene, selektivitas reaksi terbentuknya allyl chloride,2-
chloropropene,dan dichloroppropene terhadap chlorine adalah 70,23% , 2,34%, dan
18,43%.

Reaksi pembantukan allyl chloride berlangsung dalam fasa gas. Reaksi bersifat
eksotermis sehingga memerlukan tambahan pendingin dan beroperasi pada kondisi non
adiabatis isothermal. Reaktor yang digunakan adalah reaktor fixed bed multitube.
11
Produk yang dihasilkan terdiri dari allyl chloride dan hasil samping asam klorida. Reaksi
berlangsung pada tekanan 10 atm pada suhu 500 oC . Pada suhu tersebut tidak terjadi
reaksi pembentukan karbon yang tidak diinginkan dan katalis aktif secara baik.

2.2.4 Dasar Reaksi

Proses pembuatan Allyl chlorida dengan menggunakan katalis ferri chloride pada
fasa gas, berlangsung di dalam reaktor fixed bed multitube pada kondisi suhu 500 oC
tekanan 10 atm. Pembentukan allyl chloride mengikuti reaksi elementer yang irreversible
dan eksotermis dan memberikan hasil samping asam klorida.selain itu juga terjadi reaksi
samping membentuk 2-chloropropene, dan dichloropropene.Selektifitas reaksi
membentuk allyl chloride, 2-chloropropene, dan dichloropropene berturut-turut adalah
79,23%,2.34%, dan 18,43% .

Reaksi utama:

C3H6 + Cl2 C3H5Cl + HCl

Propylene chlorine Allyl chloride asam klorida

Reaksi samping:

C3H6 + Cl2 C3H5Cl + HCl


Propylene chlorine 2 – chloropropene asam klorida

C3H6 + 2Cl2 C3H4Cl2 + 2HCl


Propylene chlorine dichloropropene asam klorida

1.7.5 Mekanisme Reaksi

Reaksi klorinasi propylene dengan katalis FeCl3 merupakan reksi heterogen


dalam fasa gas (pereaktan) dan fasa padat (katalis). Reaksi yang terjadi pada permukaan
katalis adalaha sebagai berikut:

a. Adsorpsi

Mekanisme adsorpsi propylene dan chlorine

12
A+s As

B+ s Bs

Adsorpsi pereaktan pada pemukaan katalis dipergunakan oleh difusivitas pereaktan dari
dari bulk ke permukaan katalis.

Koefisien perpindahan massa sebanding dengan tekanan total reaktor dan berbanding
terbalik dengan suhu.

b. Aktivasi

Reaktan yang telah teradsorbsi akan bersifat aktif dipermukaan katalis karena melibatkan
gaya tarik yang lebih tinggi dari adsorbsi.

A+s As*

B+ s Bs*

Reaktan yang telah teradsorpsi di permukaan katalis akan bersifat aktif sehingga
digunakan suhu tinggi dalam aktivasi ini,karena dapat memperbanyak tumbukan antara
molekul gas yang telah teradsorpsi dan energi yang dimiliki menjadi lebih besar.

c. Reaksi Permukaan

Reaktan-reaktan yang telah teraktivasi akan bereaksi membentuk produk dipermukaan


aktif katalis.

As* +B s* Cs* + Ds*

Persamaan kecepatan reaksi permukaan:

rB = k (CAS.CBS-(CCS.CDS)/KS)

Kecepatan reaksi permukaan ditentukan oleh suhu reaksi sesuai dengan hukum
Archenius.Kenaikan suhu yang tinggi akan mengakibatkan tumbukan semakin besar
sehingga kecepatan reaksi pemukaan akan bertambah besar, di mana reaksi akan bergeser
kearah produk dan akan memperbesar produk.

d. Deaktivasi
13
Mekanisme deaktivasi adalah :

Cs* Cs

Ds* Ds

Produk yang telah dihasilkan dari permukaan katalis akan menurunkan energi aktivasi
dan melepas situs aktifnya dari katalis. Kecepatan deaktivasi sama seperti dengan aktivasi
tetapi melibatkan produk uang teradsorpsi pada pemukaan katalis.

Agar produk dapat terlepas dari situs aktifnya maka langkah ini diperlukan untuk
mempercepat deaktivasi produk dipermukaan katalis.

e. Desorpsi

Hasil reaksi yang telah terdeaktivasi kemudian terlepas dari permukaan katalis menuju
bulk katalis.

Cs C+s

Ds D+s

Proses desorpsi juga dipengaruhi oleh defusivitas gas zat hasil reaksi dari permukaan
katalis ke bulk gas. Difusivitas zat hasil reaksi ditentukan oleh koefisien perpindahan
massa pada proses adsorpsi.

Reaksi akan dipengaruhi oleh reaksi permukaan. Karena itu reaksi dilakukan pada
tekanan tinggi untuk memperbesar konstanta kecepatan reaksi permukaan. Suhu reaksi
harus berada pada daerah suhu aktivasi katalis.

2.2.5 Tinjauan Kinetika

Ditinjau dari segi kinetika, reaksi klorinasi propylene akan bertambah cepat dengan
naiknya temperatur. Berdasarkan persamaan Arhenius :

K= A. E –E/RT

Dimana :

K = konstanta kecepatan reaksi


14
A = faktor frekuensi tumbukan

E = energi aktivasi

R = konstanta gas (1,987 kal/ mol K)

T = temperatur operasi ( K )

Reaksi utama :

k1
C3H6 + Cl2 C3H5Cl + HCl (1)

Propylene chlorine allyl chloride asam klorida

Reaksi samping :

k2
C3H6 + Cl2 C3H5Cl + HCl (2)

Propylene chlorine 2-chloropropene asam klorida

k3
C3H6 + Cl2 C3H4Cl2 + HCl (3)

Propylene chlorine dichloropropene asam klorida

2.2.6 Diagram alir proses

P-18

P-19

P-20

Absorber

P-15 P-16 P-15

Tangki asam klorida


P-17

P-1 P-2 P-8 P-12

reaktor P-13
P-21

Tangki propylene Condensor parsial


P-4

P-5 P-7

P-20 P-1

P-3 Tangki allyl chloride


E-2

Tangki chlorine Menara destlasi Manara destilasi


E-8

P-14
P-6
C3H5Cl*
C3H4Cl2

15
Proses pembuatan allyl chloride dengan menggunakan bahan baku propylene secara
garis besar dibagi menjadi 3 tahap, yaitu :

1. Tahap penyiapan bahan baku


Bahan baku dalam pembuatan allyl chloride ini terdiri dari propylene dan
chlorine. Propylene disimpan dalam bentuk silinder horizontal. Komposisi propylene
adalah 99,5 % wt dengan impuritas propana 0,5 % wt. Sedangkan chlorine disimpan
dalam bentuk cair pada temperatur 30oC
2. Tahap pembentukan Allyl Chloride
Bahan baku propylene dan chlorine yang telah dipanaskan kemudian
diumpankan ke dalam reaktor yang berisi katalis padat ferri chloride (FeCl3).
Rektor yang digunakan adalah reaktor jenis Fixed Bed (multi tube) dengan kondisi
isothermal non adiabatik.
3. Tahap pemurnian
a. Tahap destilasi
Hasil keluar reaktor yang telah di dinginkan di umpankan ke kondensor parsial
sehingga didapatkan campuran dua fase. Hasil bawah berupa cairan dipompa ke
menara destilasi. Hasil atas berupa gas akan bercampur dengan gas lainnya. Umpan
masuk menara destilasi awal dalam kondisi cair jenuh, kemudian dilakukan kembali
pemisahan di destilasi kedua bil sebagian hidrokarbon masih terbawa pada produk.
b. Tahap Absorbsi
Absorbsi dilakukan di menara absorber dengan tujuan untuk menyerap HCl
menggunakan air.

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Allyl chloride atau 3-chloropropene, dengan rumus molekul C3H5Cl merupakan
senyawa chlorohidrocarbon yang berupa cairan tak berwarna, berbau tajam dan menyengat,
larut dalam alkohol, chloroform, ether, aseton, benzene, carbon tetrachloride, heptanes,
serta toluene. Allyl Chloride diproduksi di industri dengan menggunakan proses halogenasi
yaitu dengan mereaksikan etilen dengan chlorine.

3.2 Saran
Kebutuhan Allyl Chloride di Indonesia semakin tahun kian meningkat. Maka
diperlukan pembangunan pabrik industri ini mengingat negara kita masih mengimpor Allyl
Chloride dari negara lain. Dan kebutuhan Allyl Chloride melalui impor-pun belum dapat
terpenuhi.

17
DAFTAR PUSTAKA

http://etd.repository.ugm.ac.id
http://www.scribd.com/doc/250966819
http://ceeta.wordpress.com/2013/06/11/makalah

18

Anda mungkin juga menyukai