Anda di halaman 1dari 7

Apa itu penyakit lupus?

Penyakit lupus adalah suatu gangguan sistem kekebalan yang terjadi di dalam
tubuh. Penyakit ini termasuk ke dalam penyakit autoimun yang menyebabkan sel-sel
tubuh rusak dan mengalami peradangan.

Sederhananya, penyakit lupus adalah kondisi di mana tubuh memproduksi antibodi


secara berlebih. Pada keadaan normal, antibodi berfungsi unuk melindungi tubuh
dari berbagai zat asing yang dapat menyebabkan penyakit.

Namun, pada orang yang mengalami penyakit lupus (Odapus), antibodi yang
dimilikinya justru menyerang sel-sel tubuhnya sendiri. Sehingga, odapus mudah
mengalami penyakit infeksi dan peradangan – akibat sel sehat diserang oleh
antibodi.
Apa saja tipe penyakit lupus?

Ada beberapa jenis penyakit lupus yang ada, yaitu:

 Systemic lupus erthematosus (SLE), merupakan jenis lupus yang paling sering
terjadi. Jenis penyakit ini menyerang berbagai jaringan seperti, sendi, kulit, otak,
paru-paru, ginjal, dan pembuluh darah.
 Discoid lupus erthematosus, adalah jenis lupus yang menyerang jaringan kulit,
sehingga menyebabkan ruam-ruam.
 Neonatal lupus adalah penyakit lupus yang menyerang bayi baru lahir. Penyakit ini
dialami oleh bayi yang dilahirkan ibu yang memiliki kelainan antibodi.
 Lupus akibat obat-obatan, gangguan ini biasanya hanya dialami dalam waktu yang
singkat saja. Jadi beberapa obat-obatan mungkin saja menimbulkan efek samping
yang gejalanya mirip lupus. Kondisi pasien akan membaik kalau penggunaan obat
dihentikan.
 Subacute cutaneous lupus erythematosus, merupakan lupus yang membuat jaringan
kulit luka dan terbakar ketika terpapar sinar matahari.
Seberapa sering penyakit lupus terjadi?

Penyakit lupus termasuk peyakit yang jarang terjadi. Meski belum diketahui angka
yang pasti, namun di Indonesia sendiri, orang yang mengalami penyakit ini ada
sekitar 12.700 jiwa pada tahun 2012. Kejadian penyakit ini kemudian meningkat
menjadi 13.300 pada tahun 2013.

Sebagian besar orang yang memiliki penyakit lupus adalah wanita. Dilaporkan
bahwa sebanyak 90% kasus penyakit lupus yang terjadi dialami oleh wanita. Alasan
hal ini belum diketahui dengan pasti sampai sekarang. Tetapi, sebuah studi yang
diterbitkan dalam Annals of the Rheumatic Disease menyatakan kalau hal ini terkait
dengan kromosom gen yang dimiliki wanita.
Selain itu, kebanyakan kasus lupus terdeteksi pada pasien yang berusia 15-45
tahun. Namun, tidak menutup kemungkinan kondisi ini terjadi pada anak-anak dan
orang tua.
Apa saja gejala dan ciri-ciri penyakit lupus?

Lupus adalah penyakit yang dikenal sebagai ‘penyakit 1000 wajah’. Sebutan ini
muncul akibat penyakit kronis ini menimbulkan gejala dan tanda yang hampir mirip
dengan penyakit lainnya. Sehingga, penyakit ini cenderung sulit untuk dideteksi dini.
Berikut adalah beberapa gejala dan tanda yang biasanya dialami oleh odapus,
menurut American College of Rheumatology:

 Nyeri sendi
 Sendi bengkak
 Mulut atau hidung mengalami luka yang tak kunjung sembuh berhari-hari hingga
berbulan-bulan.
 Di dalam urin terdapat darah atau bahkan protein (proteinuria)
 Terdapat ruam-ruam di berbagai permukaan kulit
 Rambut rontok
 Demam
 Kejang-kejang
 Dada sakit dan sulit bernapas akibat peradangan pada paru-paru

Bila Anda mengalami setidaknya 4 gejala dan tanda tersebut, maka sebaiknya
segera periksakan diri ke dokter.
Apa saja penyebab penyakit lupus?

Lupus adalah penyakit kronis yang diakibatkan oleh gangguan di dalam tubuh,
sehingga sudah pasti bukan virus atau bakteri penyebab utamanya. Faktanya, para
ahli belum mengetahui dengan pasti apa penyebab lupus. Ada banyak faktor yang
mungkin menyebabkan hal ini. Namun, beberapa teori menyatakan bahwa penyakit
lupus disebabkan karena adanya interaksi gen, hormon, dan lingkungan.

1. Faktor genetik

Para peneliti dari John Hopkins Center, pertama kali tertarik oleh faktor penyebab
penyakit lupus, dari adanya hubungan antara gen keluarga dengan penderita.
Nyatanya, keberadaan penderita lupus dalam sebuah keluarga, dapat meningkatkan
kecenderungan penyakit lupus pada anggota keluarga lain. Selain itu, anggota
keluarga penderita lupus, ketika melakukan tes medis, cenderung positif hasilnya.

Lalu, dengan adanya gen yang memicu berkembangnya suatu penyakit, bukan
berarti juga orang tersebut dapat langsung terkena atau dapat mewariskan penyakit
lupus. Di lain hal, para peneliti yakin kalau penyebab penyakit lupus ada kaitannya
dengan kondisi lingkungan yang buruk. Tapi sayangnya, mereka masih belum bisa
menentukan faktor mana yang paling kuat menyebabkan seseorang menderita
lupus.

2. Hormon

Nyatanya, wanita 9 kali lebih berisiko terkena lupus dibandingkan pria. Fenomena ini
dapat dijelaskan oleh hormon seks yang dihasilkan sistem kekebalan tubuh
perempuan dan laki-laki, di mana keduanya jelas berbeda. Tubuh wanita
menghasilkan dan menggunakan hormon estrogen yang lebih banyak, sementara
tubuh laki-laki bergantung pada hormon yang disebut androgen.

Estrogen dikenal sebagai hormon “immuno-enhancing“, yang berarti bahwa wanita


memiliki sistem kekebalan tubuh lebih kuat daripada pria, mengingat kebutuhan
evolusioner bagi wanita untuk bertahan hidup, berperan melahirkan, dan mengasuh
anak-anak mereka. Namun akibatnya, saat sistem imun ini berbalik menyerang
tubuh, wanita akan lebih mudah mengalami penyakit autoimun.

3. Lingkungan

Selain itu, beberapa faktor lingkungan telah dikaitkan menjadi penyebab penyakit
lupus. Para peneliti telah menghubungkan antara lupus dan berbagai racun
lingkungan, contohnya seperti asap rokok, gel natrium silika, dan merkuri.
Virus herpes zoster (virus yang menyebabkan herpes zoster), dan sitomegalovirus
digadang-gadang juga menjadi salah satu penyebab seseorang terkena lupus.
Apa saja faktor yang meningkatkan risiko terkena penyakit lupus?

Selain ketiga faktor penyebab tersebut, ada beberapa hal lain yang mungkin
membuat seseorang berisiko lebih besar untuk terkena lupus. Apa saja?

 Jenis kelamin. Diketahui bila wanita lebih mudah terkena lupus ketimbang laki-laki.
Hal ini berkaitan dengan genetik yang ada di tubuh wanita.
 Ras. Penyakit lupus lebih rentan dialami oleh orang yang memiliki ras Asia dan
Afrika.
 Mengonsumsi obat-obatan. Beberapa jenis obat anti-kejang, obat tekanan darah,
hingga antibiotik, dapat memicu munculnya lupus saat mereka berhenti minum obat.
 Paparan sinar matahari. Paparan sinar matahari dapat menyebabkan luka pada kulit
yang bisa memicu lupus akibat organ atau sel dalam tubuh yang rentan.
Bagaimana dokter mendiagnosis penyakit lupus?

Tak hanya karena memiliki 1000 wajah, namun juga lupus hadir dalam kondisi yang
berbeda-beda pada setiap orang. Hal ini yang membuat lupus semakin sulit
dideteksi.
Sampai saat ini tidak ada pemeriksaan khusus yang dapat mendeteksi penyakit
lupus. Meskipun begitu, dokter biasanya akan menganjurkan pasien untuk
melakukan beberapa tes, seperti tes urin, tes darah, serta tes antibodi.

Untuk mendiagnosis apakah seseorang mengalami penyakit lupus, dokter juga


biasanya akan melihat riwayat kesehatan keluarga, melakukan pemeriksaan
kesehatan secara umum, serta menganjurkan pasien menjalani biopsi kulit serta
ginjal.
Apa saja pengobatan untuk penyakit lupus?

Sampai saat ini, penyakit lupus adalah penyakit yang belum ditemukan obatnya.
Jadi orang yang mengalami penyakit lupus tidak bisa disembuhkan secara total.
Namun, pasien tetap akan menerima pengobatan. Pengobatan yang dilakukan
adalah bertujuan untuk:

 Mencegah munculnya gejala akibat lupus


 Mengurangi berbagai gejala lupus
 Mengurangi kerusakan organ dan masalah lainnya
 Mengurangi pembengkakan dan nyeri
 Menenangkan sistem kekebalan tubuh
 Mengurangi atau mencegah kerusakan sendi
 Menghindari komplikasi

Biasanya pengobatan yang dilakukan adalah dengan cara memberikan pasien obat
untuk meringankan gejala atau gangguan kesehatan lain. Obat yang diberikan
seperti:

1. Obat anti-peradangan nonsteroid (NSAIDs)

Obat ini termasuk obat penghilang rasa sakit yang biasa diberikan pada odapus
untuk mengatasi rasa nyeri, demam, dan sendi bengkak yang ia alami. Contoh dari
jenis obat NSAIDs adalah naproxen, ibuprofen, dan motrin. Sebagian besar obat
NSAIDs tidak membutuhkan resep dokter, namun beberapa obat yang memiliki
dosis dan efek samping yang kuat harus menggunakan resep.

2. Obat antimalaria

Obat ini sebenarnya digunakan untuk mencegah dan mengatasi penyakit malaria.
Namun dalam hal ini, obat malaria dibutuhkan oleh odapus untuk mengatasi gejala
nyeri sendi, ruam kulit, peradangan pada selaput jantung, serta demam – yang juga
biasanya terjadi pada pasien malaria.

Bahkan berbagai penelitian telah menunjukkan kalau pasien lupus yang diberikan
obat malaria memiliki angka harapan hidup yang lebih pajang ketimbang yang tidak
diberika obat ini. Jenis obat malaria yang diberikan
yaitu, Hydroxychloroquine (Plaquenil), Chloroquine (Aralen), Quinacrine (Atabrine).

3. Kortikosteroid

Obat jenis ini dibutuhkan oleh pasien lupus untuk mencegah peradangan yang
sangat rentan terjadi pada tubuhnya. Namun, obat kortikosteroid memiliki efek
samping jangka panjang seperti menaikkan berat badan, membuat tulang lebih
keropos, tekanan darah tinggi, dan diabetes.

4. Imunosupresan

Obat imunosupressan bekerja untuk menekan sistem kekebalan tubuh. Tentu, obat
jenis ini sangat dibutuhkan oleh para odapus yang sistem kekebalan tubuhnya
terlalu dominan. Beberapa jenis obat yang biasanya digunakan yaitu azathioprine
(Imuran, Azasan), mycophenolate (CellCept), leflunomide (Arava) and methotrexate
(Trexall).

Penggunaan obat imunosupressan dalam jangka panjang dapat menyebabkan


kerusakan hati, menurunkan kesuburan, dan meningkatkan risiko kanker.
sementara, efek samping jangka pendek yang mungkin terjadi yaitu mual, diare, dan
demam.
Komplikasi dan gangguan kesehatan yang bisa muncul akibat penyakit lupus

Lupus adalah penyakit yang mengganggu sistem kekebalan, sehingga banyak


sistem atau jaringan tubuh lain yang mengalami gangguan. Ada beberapa
komplikasi yang mungkin terjadi pada odapus, yaitu:

 Gagal ginjal
 Gangguan pada darah, seperti anemia
 Tekanan darah tinggi
 Vaskulitis, peradangan pada pembuluh darah
 Gangguan ingatan
 Mengalami perubahan perilaku, seperti sering berhalusinasi
 Kejang
 Stroke
 Penyakit jantung
 Masalah pada paru-paru, contohnya peradangan pada selaput paru-paru dan
pneumonia
 Mudah terserang berbagai penyakit infeksi
 Kanker
Bagaimana menjalani hidup dengan penyakit lupus?

Meski penyakit lupus adalah penyakit yang tak dapat disembuhkan, namun odapus
tetap bisa hidup dengan damai dan mengurangi risiko gangguan yang mungkin
muncul. Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan odapus untuk mencegah
komplikasi muncul dan dapat hidup berdamai bersama lupus:

1. Melakukan olahraga dengan rutin. Odapus rentan mengalami gangguan pada sendi
dan tulang. Tetap melakuka olahraga degan ruti dapat membantunya untuk menjaga
kesehatan tulang dan sendi.
2. Berhenti merokok. kebiasaan merokok hanya akan membuat penyakit ini bertambah
parah, karena dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, serangan jantung,
dan pneumonia.
3. Istirahat yang cukup dan hindari stres. Stres hanya akan membuat gejala lupus
semakin parah. Maka dari itu, odapus harus banyak beristirahat dan menghindari
stres.
4. Pahami tubuh. Para pasien dengan lupus harus tahu kapan gejala lupus muncul dan
apa yang memicunya keluar. Misalnya saja, rasa letih muncul, maka odapus
sebaiknya langsung beristirahat dengan cukup dan menghentikan segala
kegiatannya terlebih dahulu.
5. Hindari paparan sinar matahari. Sinar matahari dapat memperburuk ruam kulit yang
terjadi. Bila memang terpaksa untuk keluar di siang hari, sebaiknya gunakan tabir
surya agar kulit terlindungi.
Makanan yang dianjurkan dan dihindari untuk pasien penyakit lupus

Makanan juga memengaruhi kondisi penyakit lupus. Ada yang meringankan gejala,
tetapi ada pula yang memperburuk gejala lupus. Oleh karena itu, odapus harus
pintar-pintar memilih makanan yang tepat. Lalu pada saja makanan yang dianjurkan
dan dipantang bila mengalami lupus?

Makanan yang baik untuk penderita lupus

Makanan yang mengandung zat gizi tertentu dapat meringakan bahkan mecegah
gejala lupus muncul. Berikut adalah jenis makanan yang dibutuhkan odapus:

1. Makanan dengan antioksidan tinggi

Odapus rentan mengalami peradangan, maka itu makanan yang mengandung


antioksidan tinggi harus ada di dalam menu makanannya. Antioksidan dapat
mencegah dan menurunkan kejadian peradangan di dalam tubuh. Zat ini bisa
ditemukan di dalam buah-buahan dan sayuran.

2. Makanan yang megandung omega-3

Makanan seperti ikan salmon, tuna, sarden, dan makarel adalah contoh makanan
yang kaya omega-3. Jenis lemak baik ini dibutuhkan odapus untuk mencegah
komplikasi seperti penyakit jantung dan stroke.

3. Makanan dengan kalsium dan vitamin D tinggi


Salah satu permasalahan yang umum terjadi pada orang yang mengalami lupus
adalah gangguan tulang, seperti rapuh, serta masalah persendian. Untuk
mengurangi risiko tersebut, odapus memerlukan kalsium dan vitamin D yang dapat
menguatkan tulang dan baik bagi persendian. Kedua zat gizi tersebut bisa
didapatkan dalam susu dan olahannya, sayuran yang berwarna hijau tua, serta
kacang-kacangan seperti kacang kedelai dan kacang almond.

Makanan yang perlu dihindari oleh penderita lupus

Sementara itu, ada makanan yang justru memperburuk gejala bahkan meningkatkan
risiko komplikasi pada odapus. Apa saja makanan yang dipantang jika terkena
lupus?

1. Makanan dengan lemak jenuh dan lemak trans tinggi

Lemak jenuh dan lemak trans hanya akan membuat gejala lupus semakin buruk,
karena meningkatkan peluang terjadinya penyakit kronis lainnya, seperti stroke.
Maka dari itu, hindari makanan yang mengandung zat-zat tersebut, seperti
gorengan, fast food, lemak pada daging, kulit ayam, dan jeroan.

2. Makanan yang mengandung natrium terlalu banyak

Makanan yang tinggi natrium seperti makanan kemasan serta makanan yang asin,
juga harus dihindari oleh odapus. Natrium juga membuat odapus semakin rentan
untuk mengalami penyakit jantung, bahkan hingga gagal jantung.

3. Makanan yang mengandung bawang

Bawang selalu dijadikan sebagai bumbu dapur utama yang tak boleh terlewatkan.
Tetapi, jika Anda mengalami odapus maka Anda harus meghindari makanan yang
terdapat bawang di dalamnya. Sebab, menurut penelitian, bawang memiliki dampak
pada sistem kekebalan tubuh.

Bawang mampu meningkatkan jumlah sel darah putih, di mana sel ini merupakan sel
utama dari sistem kekebalan tubuh. Semakin banyak sel darah putih maka semakin
kuat sistem imun. Tentu, hal ini akan menjadi bumerang bagi orang yang mengalami
lupus.

Anda mungkin juga menyukai