Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang
lalu. Sebagai contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan bir, roti, maupun
keju yang sudah dikenal sejak abad ke-19, pemuliaan tanaman untuk menghasilkan
varietas-varietas baru di bidang pertanian, serta pemuliaan dan reproduksi hewan. Di
bidang medis, penerapan bioteknologi di masa lalu dibuktikan antara lain dengan
penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin walaupun masih dalam jumlah yang terbatas
akibat proses fermentasi yang tidak sempurna. Perubahan signifikan terjadi setelah
penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur. Dengan alat ini, produksi antibiotik maupun
vaksin dapat dilakukan secara massal.
Pada masa ini, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara negara
maju. Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi semisal
rekayasa genetika, kultur jaringan, rekombinan DNA, pengembangbiakan sel induk,
kloning, dan lain-lain. Teknologi ini memungkinkan kita untuk memperoleh penyembuhan
penyakit-penyakit genetik maupun kronis yang belum dapat disembuhkan, seperti kanker
ataupun AIDS.
Penelitian di bidang pengembangan sel induk juga memungkinkan para penderita
stroke ataupun penyakit lain yang mengakibatkan kehilangan atau kerusakan pada
jaringan tubuh dapat sembuh seperti sediakala. Di bidang pangan, dengan menggunakan
teknologi rekayasa genetika, kultur jaringan dan rekombinan DNA, dapat dihasilkan
tanaman dengan sifat dan produk unggul karena mengandung zat gizi yang lebih jika
dibandingkan tanaman biasa, serta juga lebih tahan terhadap hama maupun tekanan
lingkungan. Penerapan bioteknologi di masa ini juga dapat dijumpai pada pelestarian
lingkungan hidup dari polusi. Sebagai contoh, pada penguraian minyak bumi yang
tertumpah ke laut oleh bakteri, dan penguraian zat-zat yang bersifat toksik (racun) di
sungai atau laut dengan menggunakan bakteri jenis baru.
Kemajuan di bidang bioteknologi tak lepas dari berbagai kontroversi yang
melingkupi perkembangan teknologinya. Sebagai contoh, teknologi kloning dan rekayasa
genetika terhadap tanaman pangan mendapat kecaman dari bermacam-macam
golongan.Oleh karena itu, dalam makalah ini yang berjudul “Peran Bioteknologi bagi
Kehidupan Manusia” akan membahas lebih lanjut bagaimana peranan bioteknologi
dalam kehidupan sehari-hari beserta akibat yang ditimbulkan.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Prinsip dasar bioteknologi?
2. Apa saja jenis-jenis bioteknologi?
3. Apa saja contoh bioteknologi?
4. Bagaimana rekayasa genetika?
5. Apa saja hasil-hasil bioteknologi dalam berbagai bidang?
6. Apa saja dampak positif dan negatif bioteknologi?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Mengetahui Pengertian dan dasar-dasar bioteknologi?
2. Mengetahui Apa saja jenis-jenis bioteknologi?
3. Mengetahui Apa saja contoh bioteknologi?
4. Mengetahui rekayasa genetika?
5. Mengetahui Apa saja hasil-hasil bioteknologi dalam berbagai bidang?
6. Mengetahui Apa saja dampak positif dan negatif bioteknologi?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bioteknologi
Bioteknologi berasal dari kata “Bio” dan “teknologi”, dan secara bebas dapat
didefinisikansebagai pemanfaatan organisme hidup untuk menghasilkan produkdan jasa yang
bermanfaat bagi manusia.
Bioteknologi sebenarnya sudah dikerjakan manusia sejak ratusan tahun yang lalu, karena
manusia telah bertahun-tahun lamanya menggunakan mikroorganisme seperti bakteri dan
jamur ragi untuk membuat makanan bermanfaat seperti tempe, roti, anggur, keju, dan
yoghurt. Namun istilah bioteknologi baru berkembang setelah Pasteur menemukan proses
fermentasi dalam pembuatan anggur.

Di bidang pertanian kita juga sudah menggunakan mikroorganime sejak abad ke-19
untuk mengendalikan hama serangga dan menambah kesuburan tanah. Mikroorganisme juga
sudah digunakan secara luas didalam mengolah limbah industri dalam dasawarsa ini. Dalam
bidang kesehatan dan kedokteran, manusia telah dapat memproduksi vaksin tertentu dengan
bantuan virus.
Perkembangan yang pesat dalam bidang biologi sel dan biologi molekuler sejak
tahun 1960-an mendorong perkembangan bioteknologi secara cepat. Dewasa ini manusia
telah mampu memanipulasi, mengubah, dan/atau menambahkan sifat tertentu pada suatu
organisme.
Pengubahan itu dilakukan pada tempat yang sangat penting dan mendasar yaitu
pada tingkat DNA (Deoksyribo Nucleic Acid = Asam Deoksiribo Nukleat), yaitu suatu rantai
kimia yang terdapat di dalam inti sel yang mengontrol seluruh aktivitas sel, termasuk sifat

3
suatu organisme. Atas dasar itu maka definisi bioteknologi sekarang adalah: Pemanfaatan
dan/atau perekayasaan proses biologi dari suatu agen biologi untuk menghasilkan produk dan
jasa yang bermanfaat bagi manusia.
Definisi bioteknologi yang terakhir ini lebih dikenal sebagai bioteknologi modern,
karena di dalamnya terdapat perekayaan proses, termasuk rekayasa genetika. Sementara
itu definisi yang pertama mengacu kepada bioteknologi konvensional (tradisional), dimana
manusia hanya menggunakan proses yang terjadi dalam organisme, tanpa melakuka
manipulasi, seperti dalam pembuatan tape atau tempe.

B. Jenis-jenis Bioteknologi beserta contoh


Berdasarkan tingkat kerumitannya bioteknologi di bagi menjadi dua jenis yaitu bioteknologi
konvesional dan bioteknologi modern.

Bioteknologi Konvensional
Bioteknologi konvensional biasa juga disebut bioteknologi sederhana karena teknologi
pembuatannya yang masih cukup sederhana. Bioteknologi konvensional adalah bioteknologi
yang menggunakan mikroorganisme sebagai alat untuk menghasilkan produk dan jasa,
misalnya jamur dan bakteri yang menghasilkan enzim-enzim tertentu untuk melakukan
metabolisme sehingga diperoleh produk yang diinginkan.

Produk makanan hasil penerapan Bioteknologi Konvensional


1.Yoghurt, merupakan hasil fermentasi susu menggunakan bantuan bakteri Lactobacillus
bulgaricus dan Streptococcus thermophillus.
2. Keju, merupakan produk yang dibuat dari susu yang diasamkan dengan memanfaatkan
bakteri asam laktat, misal Lactobacilluscasei dan Streptococcus thrmophillus.
3. Mentega, merupakan produk yang dibuat dari krim susu dengan memanfaatkan bakteri
Streptococcus lactis.
4. Tapai, merupakan produk yang dibuat dari ketan atau umbi umbian seperti singkong
melalui proses fermentasi dengan memanfaatkan jamur Saccharomyces cerevisiae.
5. Tempe, merupakan produk yang dibuat dari kedelai dengan bantuan ragi tempe berupa
jamur Rhizopus oligosporus, Rhizopus stolonifer, dan Rhizopus oryzae.
6. Nata de coco, merupakan produk yang memiliki tekstur kenyal menyerupai gel dan
berwarna putih transparan. Nata de coco dibuat dari air kelapa dengan memanfaatkan
bakteri Acetobacter xylinum.

4
Manfaat Bioteknologi Konvensional
 Meningkatkan nilai gizi dari produk-produk makanan dan minuman.
 Menciptakan sumber makanan baru, misalnya dari air kelapa dapat diciptakan
makanan baru yaitu Nata de coco.
 Dapat membuat makanan yang tahan lama, misalnya asinan.
 Secara tidak langsung dapat meningkatkan perekonomian rakyat karena bioteknologi
sederhana tidak banyak membutuhkan biaya sehingga masyarakat kecil bisa
melakukannya dan menjual hasilnya untuk keperluan hidup sehari-hari. Contohnya
tempe dan tape. Proses pembuatan tempe dan tape termasuk bioteknologi.

Bioteknologi Modern
Bioteknologi modern adalah jenis ilmu bioteknologi yang menggunakan alat alat modern
dan bersifat sangat kecil sekali sehingga sulit untuk dilakukan di rumah rumah.
BIoteknologi modern memiliki ciri ciri yaitu sudah memanfaatkan teknologi DNA
rekombinan. Salah satu contoh dari BIoteknologi modern adalah memanfaatkan Bakteri
E.Coli untuk perbanyakan hormon insulin bagi penderita diabetes sehingga kadar gula
darahnya dapat dikurangi.

C. Rekayasa Genetika
Rekayasa genetika (Ing. genetic engineering) adalah penerapan genetika untuk
kepentingan manusia. Dengan pengertian ini kegiatan pemuliaaan hewan atau tanaman
melalui seleksi dalam populasi dan penerapan mutasi buatan tanpa target dapat
dimasukkan ke dalam rekayasa genetika. Pengertian tekayasa genetika dalam arti
sempit yaitu suatu penerapan teknik-teknik genetika molekular untuk mengubah susunan
genetik dalam kromosom atau mengubah sistem ekspresi genetik yang diarahkan pada
kebermanfaatan tertentu. Obyek rekayasa genetika mencakup hampir semua golongan
organisme, mulai dari bakteri, fungi, hewan tingkat rendah, hewan tingkat tinggi, hingga
tumbuh-tumbuhan.. Rekayasa genetika merupakan alat yang mendasar dari bioteknologi,
di mana terdapat keterlibatan banyak proses di dalamnya yang terdiri dari:
1. Tahap isolasi gen.
2. Modifikasi gen sehingga berfungsi sesuai yang diinginkan.
3. Mempersiapkan gen untuk disisipkan ke dalam organisme baru.
4. Kemudian pengembangan transgenik atau GMO’s.

5
Teknologi rekayasa genetika merupakan transplantasi atau pencangkokan satu gen ke
gen lainnya dimana dapat bersifat antargen dan dapat pula lintas gen. Oleh karena itu,
rekayasa genetika juga diartikan sebagai perpindahan gen. Misalnya gen pankreas babi
ditransplantasikan ke bakteri Escheria coli sehingga dapat menghasilkan insulin dalam
jumlah yang besar. Sebaliknya gen bakteri yang menghasilkan toksin pembunuh hama
ditransplantasikan ke tanaman jagung maka akan diperoleh jagung transgenik yang
tahan hama tanaman. Domba Dolly dihasilkan dari hasil transplantasi gen atau gen yang
satu dipindahkan ke gen yang lain. Demikian pula gen tomat ditransplantasikan ke ikan
transgenik sehingga ikan menjadi tahan lama dan tidak cepat busuk dalam penyimpanan.
Rekayasa genetika dalam bibit pangan nabati telah berkembang dengan luas begitu
juga produk rekayasa genetika pada hewan misalnya produksi hormon untuk peningkatan
kuantitas maupun kualitas dari pangan hewani. Dengan adanya produk-produk rekayasa
genetika tersebut dapat dikatakan bahwa produk rekayasa genetika khususnya bahan
pangan mengintroduksi unsur toksis, bahan-bahan asing dan berbagai sifat yang belum
dapat dipastikan dan berbagai karakteristik lainnya.

D. Hasil Bioteknologi di Berbagai Bidang


Bioteknologi dapat digolongkan menjadi bioteknologi konvensional/tradisionaldan
modern.
1. Bioteknologi Konvensional/Tradisional
a. Pengolahan produk makanan
Bioteknologi konvensional/tradisional adalah bioteknologi yang memanfaatkan
mikroorganisme untuk memproduksi alkohol, asam asetat, gula, atau bahan makanan,
seperti tempe, tape, oncom, dan kecap. Mikroorganisme sebagai tenaga kerja gratis
hanya perlu diberi stater agar ia bekerja optimal. Mikroorganisme itu dapat mengubah
bahan pangan atau lainnya menjadi bahan yang lebih baik dari yang sebelumnya yang
bisa dimanfaatkan .
Produk bioteknologi yang dibantu mikroorganisme, misalnya pada proses fermentasi,
kedelai singkong yang begitu saja bisa disulap atau dirubah bentuk dan performance
menjadi tempe, kecap, tape dan sebagainya termasuk susu segar yang mudah basi
dirubah menjadi keju dan yoghurt. Proses bioteknologi di atas tersebut, sekarang sudah
dianggap sebagai bioteknologi masa lalu atau kemudian ada orang yang menyebutkan
program bioteknologi konvensional. Ciri khas yang tampak pada bioteknologi
konvensional, yaitu adanya penggunaan makhluk hidup secara langsung dan belum

6
tahuadanya penggunaan enzim.Meskipun bioteknologi konvensional itu produk kuno, Ia
yang mendasari munculnya ilmu variasi bioteknologi.

 Pengolahan produk susu


– Yoghurt
Untuk membuat yoghurt, susu dipasteurisasi terlebih dahulu, selanjutnya sebagian besar
lemak dibuang.Mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan yoghurt, yaitu
Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus.Kedua bakteri tersebut
ditambahkan pada susu dengan jumlah yang seimbang, selanjutnya disimpan selama ± 5
jam pada temperatur 45oC.Selama penyimpanan tersebut pH akan turun menjadi 4,0
sebagai akibat dari kegiatan bakteri asam laktat.Selanjutnya susu didinginkan dan dapat
diberi cita rasa.

– Keju
Dalam pembuatan keju digunakan bakteri asam laktat, yaitu Lactobacillus dan
Streptococcus.Bakteri tersebut berfungsi memfermentasikan laktosa dalam susu menjadi
asam laktat.Proses pembuatan keju diawali dengan pemanasan susu dengan suhu 90oC
atau dipasteurisasi, kemudian didinginkan sampai 30oC.Selanjutnya bakteri asam laktat
dicampurkan.Akibat dari kegiatan bakteri tersebut pH menurun dan susu terpisah menjadi
cairan whey dan dadih padat. Kemudian ditambahkan enzim renin dari lambung sapi
muda untuk mengumpulkan dadih.Enzim renin dewasa ini telah digantikan dengan enzim
buatan, yaitu klimosin.Dadih yang terbentuk selanjutnya dipanaskan pada temperatur
32oC – 42oC dan ditambah garam, kemudian ditekan untuk membuang air dan disimpan
agar matang. Adapun whey yang terbentuk diperas lalu digunakan untuk makanan sapi.

– Mentega
Pembuatan mentega menggunakan mikroorganisme Streptococcus lactis dan Lectonosto
ceremoris. Bakteri-bakteri tersebut membentuk proses pengasaman.Selanjutnya, susu
diberi cita rasa tertentu dan lemak mentega dipisahkan.Kemudian lemak mentega diaduk
untuk menghasilkan mentega yang siap dimakan.

 Pengolahan produk non susu


– Kecap
Dalam pembuatan kecap, jamur, Aspergillus wentii dibiakkan pada kulit gandum terlebih
dahulu.Jamur Aspergilluswentii bersama-sama dengan bakteri asam laktat yang tumbuh

7
pada kedelai yang telah dimasak menghancurkan campuran gandum.Setelah proses
fermentasi karbohidrat berlangsung cukup lama akhirnya akan dihasilkan produk kecap.
Pembuatan kecap dengan cara fermentasi di Indonesia, secara singkat adalah sebagai
berikut:
1. Kedelai dibersihkan dan direndam dalam air pada suhu kamar selama 12 jam,
kemudian direbus selama 4-5 jam sampai lunak.
2. Setelah direbus, kedelai ditiriskan dan didinginkan di atas tampah.
3. Tampah tersebut ditutup dengan lembaran karung goni, karung terigu, atau
lembaran plastik. Karena terus berulang kali dipakai, bahan yang digunakan
sebagai penutup ini biasanya mengandung spora, sehingga berfungsi sebagai
inokulum.
4. Spora kapang Aspergillus wentii akan bergerminasi dan tumbuh pada substrat
kedelai dalam waktu 3 sampai 12 hari pada suhu kamar.
5. Kapang dan miselium yang terbentuk akibat fermentasi inilah yang dinamakan
koji.
6. Selanjutnya, koji diremas-remas, dijemur, dan kulitnya dibuang.
7. Koji dimasukkan ke dalam wadah dari tanah, tong kayu, atau tong plastik yang
berisi larutan garam 20-30 persen.
8. Campuran antara kedelai yang telah mengalami fermentasi kapang (koji) dengan
larutan garam inilah yang dinamakan moromi.
9. Fermentasi moromi dilanjutkan selama 14-120 hari pada suhu kamar.
10. Setelah itu, cairan moromi dimasak dan kemudian disaring.
11. Untuk membuat kecap manis, ke dalam filtrat ditambahkan gula merah dan
bumbu-bumbu lainnya, diaduk sampai rata dan dimasak selama 4-5 jam.
12. Untuk membuat kecap asin, sedikit gula merah ditambahkan ke dalam filtrat,
diaduk, dan dimasak selama 1 jam.
13. Kecap yang telah masak, selanjutnya disaring dengan alat separator untuk
memisahkan kecap dari berbagai kotoran, kemudian didinginkan.
14. Langkah akhir pembuatan kecap adalah memasukkannya ke dalam botol gelas,
botol plastik, atau botol pet.
Secara tradisional, kecap dibuat dengan proses fermentasi, yaitu menggunakan jasa
mikroorganisme kapang, khamir, dan bakteri untuk mengubah senyawa makromolekul
kompleks yang ada dalam kedelai (seperti protein, lemak, dan karbohidrat) menjadi
senyawa yang lebih sederhana, seperti peptida, asam amino, asam lemak dan

8
monosakarida.Adanya proses fermentasi tersebut menjadikan zat-zat gizi dalam kecap
menjadi lebih mudah dicerna, diserap, dan dimanfaatkan oleh tubuh.

– Tempe
Tempe kadang-kadang dianggap sebagai bahan makanan masyarakat golongan
menengah ke bawah, sehingga masyarakat merasa gengsi memasukkan tempe sebgai
salah satu menu makanannya.Akan tetapi, setelah diketahui manfaatnya bagi kesehatan,
tempe mulai banyak dicari dan digemari masyarakat dalam maupun luar negeri. Jenis
tempe sebenarnya sangat beragam, bergantung pada bahan dasarnya, namun yang
paling luas penyebarannya adalah tempe kedelai.Tempe mempunyai nilai gizi yang
baik.Di samping itu tempe mempunyai beberapa khasiat seperti: dapat mencegah dan
mengendalikan diare, mempercepat proses penyembuhan duodenitis, memperlancar
pencernaan, dapat menurunkan kadar kolesterol, dapat mengurangi toksisitas,
meningkatkan vitalitas, mencegah anemia, menghambat ketuaan, serta mampu
menghambat resiko jantung koroner, penyakit gula, dan kanker.
Untuk membuat tempe, selain diperlukan bahan dasar kedelai juga diperlukan ragi.Ragi
merupakan kumpulan spora mikroorganisme, dalam hal ini kapang.Dalam proses
pembuatan tempe paling sedikit diperlukan empat jenis kapang dari genus Rhizopus:
Rhyzopus oligosporus, Rhyzopus stolonifer, Rhyzopus arrhizus, dan Rhyzopus oryzae.
Miselium dari kapang tersebut akan mengikat keping-keping biji kedelai dan
memfermentasikannya menjadi produk tempe.Proses fermentasi tersebut menyebabkan
terjadinya perubahan kimia pada protein, lemak, dan karbohidrat. Perubahan tersebut
meningkatkan kadar protein tempe sampai sembilan kali lipat.

– Tape
Tape dibuat dari bahan dasar ketela pohon dengan menggunakan sel-sel ragi dari spora
Aspergillus oryzae. Ragi menghasilkan enzim yang dapat mengubah zat tepung menjadi
produk yang berupa gula dan alkohol. Masyarakat kita membuat tape tersebut
berdasarkan pengalaman.

b. Bioteknologi bidang pertanian


 Penanaman secara hidroponik
Hidroponik berasal dari kata bahasa Yunani hydro yang berartiair dan ponos yang
berarti bekerja. Jadi, hidroponik artinya pengerjaan air atau bekerja dengan air. Dalam
praktiknya hidroponik dilakukan dengan berbagai metode, tergantung media yang

9
digunakan. Adapun metode yang digunakan dalam hidroponik, antara lain metode kultur
air (menggunakan media air), metode kultur pasir (menggunakan media pasir), dan
metode porus (menggunakan media kerikil, pecahan batu bata, dan lain-lain). Metode
yang tergolong berhasil dan mudah diterapkan adalah metode pasir.
Pada umumnya orang bertanam dengan menggunakan tanah. Namun, dalam hidroponik
tidak lagi digunakan tanah, hanya dibutuhkan air yang ditambah nutrien sebagai sumber
makanan bagitanaman. Bahan dasar yang dibutuhkan tanaman adalah air, mineral,
cahaya, dan CO2. Cahayatelah terpenuhi oleh cahaya matahari. Demikian pula CO2
sudah cukup melimpah di udara. Sementara itu kebutuhan air dan mineral dapat
diberikan dengan sistem hidroponik, artinya keberadaan tanah sebenarnya bukanlah hal
yang utama.
Beberapa keuntungan bercocok tanam dengan hidroponik, antara lain tanaman dapat
dibudidayakan di segala tempat; risiko kerusakan tanaman karena banjir, kurang air,
dan erosi tidak ada; tidak perlu lahan yang terlalu luas; pertumbuhan tanaman
lebihcepat; bebas dari hama; hasilnya berkualitas dan berkuantitas tinggi; hemat biaya
perawatan.
Jenis tanaman yang telah banyak dihidroponikkan darigolongan tanaman hias antara lain
Philodendron, Dracaena, Aglonema,dan Spatyphilum. Golongan sayuran yang dapat
dihidroponikkan,antara lain tomat, paprika, mentimun, selada, sawi, kangkung, dan
bayam. Adapun jenis tanaman buah yang dapat dihidroponikkan,antara lain jambu air,
melon, kedondong bangkok, dan belimbing.

 Penanaman secara aeroponik


Aeroponik berasal dari kata aero yang berarti udara dan ponos yang berarti daya. Jadi,
aeroponik adalah pemberdayaan udara. Sebenarnya aeroponik merupakan tipe
hidroponik (memberdayakanair), karena air yang berisi larutan unsur hara disemburkan
dalam bentuk kabut hingga mengenai akar tanaman. Akar tanaman yang ditanam
menggantung akan menyerap larutan haratersebut.
Prinsip dari aeroponik adalah sebagai berikut. Helaian styrofoam diberi lubang-lubang
tanam dengan jarak 15 cm. Dengan menggunakan ganjal busa atau rockwool, anak semai
sayuran ditancapkan pada lubang tanam. Akar tanaman akan menjuntai bebas ke
bawah. Di bawah helaian styrofoam terdapat sprinkler(pengabut) yang memancarkan
kabut larutan hara ke atas hingga mengenai akar.

10
2. Bioteknologi Modern
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, para ahlitelah mulai lagi
mengembangkan bioteknologi dengan memanfaatkan prinsip-prinsip ilmiah melalui
penelitian. Dalam bioteknologi modern orang berupaya dapat menghasilkan produk
secara efektif dan efisien.
Dewasa ini, bioteknologi tidak hanya dimanfaatkan dalam industri makanan tetapi telah
mencakup berbagai bidang, seperti rekayasa genetika, penanganan polusi, penciptaan
sumber energi,dan sebagainya. Dengan adanya berbagai penelitian serta
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka bioteknologi makin besar
manfaatnya untuk masa-masa yang akan datang.
Beberapa penerapan bioteknologi modern sebagai berikut.
a. Rekayasa genetika
Rekayasa genetika merupakan suatu cara memanipulasikan gen untuk menghasilkan
makhluk hidup baru dengan sifat yang diinginkan. Rekayasa genetika disebut juga
pencangkokan gen atau rekombinasi DNA.
Dalam rekayasa genetika digunakan DNA untuk menggabungkan sifat makhluk hidup. Hal
itu karena DNA dari setiap makhlukhidup mempunyai struktur yang sama, sehingga dapat
direkomendasikan. Selanjutnya DNA tersebut akan mengatur sifat-sifat makhluk hidup
secara turun-temurun.
Untuk mengubah DNA sel dapat dilakukan melalui banyak cara, misalnya melalui
transplantasi inti, fusi sel, teknologi plasmid,dan rekombinasi DNA.
 Transplantasi inti
Transplantasi inti adalah pemindahan inti dari suatu sel ke sel yang lain agar didapatkan
individu baru dengan sifat sesuai dengan inti yang diterimanya. Transplantasi inti pernah
dilakukan terhadapsel katak. Inti sel yang dipindahkan adalah inti dari sel-sel usus katak
yang bersifat diploid. Inti sel tersebut dimasukkan ke dalam ovum tanpa inti, sehingga
terbentuk ovum dengan inti diploid. Setelah diberi inti baru, ovum membelah secara mitosis
berkali-kali sehingga terbentuklah morula yang berkembang menjadi blastula. Blastula
tersebut selanjutnya dipotong-potong menjadi banyak seldan diambil intinya. Kemudian
inti-inti tersebut dimasukkan kedalam ovum tanpa inti yang lain. Pada akhirnya terbentuk
ovum berinti diploid dalam jumlah banyak. Masing-masing ovum akan berkembang
menjadi individu baru dengan sifat dan jenis kelamin yang sama.
 Fusi sel

11
Fusi sel adalah peleburan dua sel baik dari spesies yang sama maupun berbeda supaya
terbentuk sel bastar atau hibridoma. Fusisel diawali oleh pelebaran membran dua sel
serta diikuti oleh peleburan sitoplasma (plasmogami) dan peleburan inti sel (kariogami).
Manfaat fusi sel, antara lain untuk pemetaan kromosom,membuat antibodi monoklonal,
dan membentuk spesies baru. Didalam fusi sel diperlukan adanya:
a) sel sumber gen (sumber sifat ideal);
b) sel wadah (sel yang mampu membelah cepat);
c) fusigen (zat-zat yang mempercepat fusi sel).
 Teknologi plasmid
Plasmid adalah lingkaran DNA kecil yang terdapat di dalamsel bakteri atau ragi di luar
kromosomnya. Sifat-sifat plasmid, antaralain:merupakan molekul DNA yang mengandung
gen tertentu;dapat beraplikasi diri;dapat berpindah ke sel bakteri lain;sifat plasmid
pada keturunan bakteri sama dengan plasmid induk.Karena sifat-sifat tersebut di atas
plasmid digunakan sebagaivektor atau pemindah gen ke dalam sel target.
 Rekombinasi DNA
Rekombinasi DNA adalah proses penggabungan DNA-DNAdari sumber yang berbeda.
Tujuannya adalah untuk menyambungkan gen yang ada di dalamnya. Oleh karena itu,
rekombinasi DNA disebut juga rekombinasi gen.

1. Bioteknologi bidang kedokteran


Bioteknologi mempunyai peran penting dalam bidang kedokteran, misalnya dalam
pembuatan antibodi monoklonal, vaksin,antibiotika dan hormon.
 Pembuatan antibodi monoklonal
Antibodi monoklonal adalah antibodi yang diperoleh dari suatu sumber tunggal. Manfaat
antibodi monoklonal, antara lain:untuk mendeteksi kandungan hormon korionik
gonadotropin dalam urine wanita hamil;mengikat racun dan menonaktifkannya;mencegah
penolakan tubuh terhadap hasil transplantasi jaringanlain.
 Pembuatan vaksin
Vaksin digunakan untuk mencegah serangan penyakit terhadaptubuh yang berasal dari
mikroorganisme.Vaksindidapat dari virus dan bakteri yang telah dilemahkan atau racun
yang diambil dari mikroorganisme tersebut.
 Pembuatan antibiotika
Antibiotika adalah suatu zat yang dihasilkan oleh organisme tertentu dan berfungsi untuk
menghambat pertumbuhan organismelain yang ada di sekitarnya. Antibiotika dapat
diperoleh dari jamuratau bakteri yang diproses dengan cara tertentu.Zat antibiotika telah

12
mulai diproduksi secara besar-besaran pada Perang Dunia II oleh para ahli dari Amerika
Serikat danInggris.
 Pembuatan hormon
Dengan rekayasa DNA, dewasa ini telah digunakan mikroorganisme untuk memproduksi
hormon. Hormon-hormon yang telah diproduksi, misalnya insulin, hormon pertumbuhan,
kortison,dan testosteron.

2. Bioteknologi bidang pertanian


Dewasa ini perkembangan industri maju dengan pesat. Akibatnya, banyak lahan
pertanian yang tergeser, lebih-lebih didaerah sekitar perkotaan. Di sisi lain kebutuhan
akan hasil pertanian harus ditingkatkan seiring dengan meningkatnya jumlah
penduduk.Untuk mendukung hal tersebut, dewasa ini telah dikembangkan bioteknologi di
bidang pertanian. Beberapa penerapan bioteknologi pertanian sebagai berikut.
 Pembuatan tumbuhan yang mampu mengikat nitrogen
Nitrogen (N2) merupakan unsur esensial dari protein DNAdan RNA. Pada tumbuhan
polong-polongan sering ditemukan nodul pada akarnya. Di dalam nodul tersebut
terdapat bakteri Rhizobium yang dapat mengikat nitrogen bebas dari udara, sehingga
tumbuhan polong-polongan dapat mencukupi kebutuhan nitrogennya sendiri.
Dengan bioteknologi, para peneliti mencoba mengembangkan agar bakteri
Rhizobiumdapat hidup di dalam akar selain tumbuhan polong-polongan. Di samping, itu
juga berupaya meningkatkan kemampuan bakteri dalam mengikat nitrogen dengan
teknik rekombinasi gen.
Kedua upaya di atas dilakukan untuk mengurangi atau meniadakan penggunaan pupuk
nitrogen yang dewasa ini banyak digunakan di lahan pertanian dan menimbulkan efek
samping yang merugikan.
 Pembuatan tumbuhan tahan hama
Tanaman yang tahan hama dapat dibuat melalui rekayasa genetika dengan rekombinasi
gen dan kultur sel. Contohnya, untuk mendapatkan tanaman kentang yang kebal penyakit
maka diperlukangen yang menentukan sifat kebal penyakit. Gen tersebut, kemudian
disisipkan pada sel tanaman kentang. Sel tanaman kentang tersebut,kemudian
ditumbuhkan menjadi tanaman kentang yang tahan penyakit. Selanjutnya tanaman
kentang tersebut dapat diperbanyak dan disebarluaskan.

13
d. Bioteknologi bidang peternakan
Dengan bioteknologi dapat dikembangkan produk-produk peternakan. Produk tersebut,
misalnya berupa hormon pertumbuhanyang dapat merangsang pertumbuhan hewan
ternak. Dengan rekayasa genetika dapat diciptakan hormon pertumbuhan hewan buatan
atau BST (Bovin Somatotropin Hormon).Hormon tersebut direkayasa dari bakteri yang,
jika diinfeksikan pada hewan dapat mendorong pertumbuhan dan menaikkan produksi
susu sampai20%.

3. Bioteknologi bahan bakar masa depan


Saat ini telah ditemukan dua jenis bahan bakar yang diproduksi dari fermentasi limbah,
yaitu gasbio (metana) dan gasahol(alkohol).Alternatif bahan bakar masa depan untuk
menggantikan minyak, antara lain adalah biogas dan gasohol. Biogas dibuat dalam fase
anaerob dalam fermentasi limbah kotoran makhluk hidup. Pada fase anaerob akan
dihasilkan gas metana yang dibakar dan digunakan untuk bahan bakar.
Di negara Cina, dan India terdapat beberapa kelompok masyarakat yang hidup di desa
yang telah menerapkan teknologi fermenter gasbio untuk menghasilkan metana. Bahan
baku teknologi fermenter tersebut adalah feses hewan, daun-daunan, kertas,dan lain-lain
yang akan diuraikan oleh bakteri dalam fermenter.Sedangkan teknologi gasohol telah
dikembangkan oleh negara Brazil sejak harga minyak meningkat sekitar tahun
1970.Gasohol dihasilkan dari fermentasi kapang terhadap gula tebu yang melimpah.
Gasohol bersifat murah, dapat diperbarui dan tidak menimbulkan polusi.

4. Bioteknologi pengolahan limbah


Kaleng, kertas bekas, dan sisa makanan, sisa aktivitas pertanian atau industri merupakan
bahan yang biasanya sudah tak dikehendaki oleh manusia. Bahan-bahan tersebut
dinamakan limbahatau sampah. Keberadaan limbah sangat mengancam lingkungan.Oleh
karena itu, harus ada upaya untuk menanganinya. Penanganan sampah dapat dilakukan
dengan berbagai cara, misalnya dengan ditimbun, dibakar, atau didaur ulang. Di antara
semua cara tersebut yang paling baik adalah dengan daur ulang.
Salah satu contoh proses daur ulang sampah yang telah diuji pada beberapa sampah
tumbuhan adalah proses pirolisis. Prosespirolisis yaitu proses dekomposisi bahan-bahan
sampah dengan suhu tinggi pada kondisi tanpa oksigen. Dengan cara ini sampah dapat
diubah menjadi arang, gas (misal: metana) dan bahananorganik.
Bahan-bahan tersebut dapat dimanfaatkan kembali sebagai bahan bakar. Kelebihan
bahan bakar hasil proses ini adalah rendahnya kandungan sulfur, sehingga cukup

14
mengurangi tingkat pencemaran. Bahan hasil perombakan zat-zat makroorganik
(darihewan, tumbuhan, manusia ataupun gabungannya) secara biologis kimiawi dengan
bantuan mikroorganisme (misalnya bakteri, jamur)sertaoleh hewan-hewan kecil disebut
kompos.
Dalam pembuatan kompos, sangat diperlukan mikroorganisme.Jenis mikroorganisme yang
diperlukan dalam pembuatan kompos bergantung pada bahan organik yang digunakan
serta proses yang berlangsung (misalnya proses itu secara aerob atau anaerob).
Selama proses pengomposan terjadilah penguraian, misalnya selulosa, pembentukan
asam organik terutama asam humat yang penting dalam pembuatan humus. Hasil
pengomposan bermanfaat sebagai pupuk.
Bioteknologi dapat diterapkan dalam pengolahan limbah,misalnya menguraikan minyak,
air limbah, dan plastik. Cara lain dalam mengatasi polusi minyak, yaitu dengan
menggunakan pengemulsi yang menyebabkan minyak bercampur dengan air sehingga
dapat dipecah oleh mikroba. Salah satu zat pengemulsi,yaitu polisakarida yang disebut
emulsan, diproduksi oleh bakteri Acinetobacter calcoaceticus. Dengan bioteknologi,
pengolahan limbah menjadi terkontrol dan efektif. Pengolahan limbah secara bioteknologi
melibatkan kerja bakteri-bakteri aerob dan anaerob.

E. Dampak Positif dan Dampak Negatif Bioteknologi


a. Dampak Positif Bioteknologi
Dampak positif dari bioteknologi adalah dihasilkannya produk-produk yang
bermanfaat bagi peningkatan kesejahtraan manusia.
1. Bioteknologi pengelolahan limbah menghasilkan produk biogas, kompos, dan
lumpur aktif.
2. Bioteknologi di bidang kedokteran dapat menghasilkan obat-obatan, antar lain
vaksin , antibiotik, antibodi monoklat, dan interferon
3. Bioteknologi dapat meningkatkan variasi dan hasil pertanian melalui kultur
jaringan, fiksasi nitrogen pengendalian hama tanaman, dan pemberian hormon
tumbuhan.
4. Bioteknologi dapat menghasilkan bahan bakar dengan pengelolahan biommasa
menjadi etanol (cair) dan metana (gas)
5. Bioteknologi di bidang industri dapat menghasilkan makanan dan minuman, antara
lain pembuatan roti, nata decoco, brem, mentega, yoghurt, tempe, kecap, bir dan
anggur

15
b. Dampak negatif bioteknologi
 Menimbulkan penyakit pada manusia
Gen-gen yang mengkode untuk pembentukan antibiotic dapat saja mengalami
kecelakaan di dalam tubuh bakteri sehingga menyebabkan penyakit pada manusia.
 Menimbulkan reaksi alergi
Timbulnya alergi yang disebabkan karena mengkomsumsi produk transgenic.
 Mengancam kelestarian alam
1. Jagung hasil rekayasa genetik dapat membunuh ulat yang tidak berbahaya.
2. Rekayasa genetika dapat menghasilkan gluma-gluma super.
3. Tanaman rekayasa genetika dapat membahayakan burung yang memakannya.
4. Menyebabkan kepunahan sebagian plasma nuftah asli karena yang
dikembangkan sekarang hanya produk rekayasa genetika saja.
 Berpotensi digunakan sebagai alat perang
Beberapa orang mungkin dengan sengaja menciptakan kombinasi gen-gen baru untuk
kepentingan perang (semacam senjata kimia dan senjata biologi).

16
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat di simpulkan:
 Bioteknologi merupakan suatu teknologi pembuatan produk melalui proses yang
melibatkan aktivitas makhluk hidup. Bioteknologi sebenarnya sudah lama dikenal.
Banyak makanan dan minuman merupakan produk bioteknologi antara lain:
tempe, tape, keju, yogurt, monosodium glutamat, danlain lain. Bioteknologi yang
relatif baru dikenal adalah bioteknologi modern.
 Bioteknologi modern atau bioteknologi molekuler merupakan bioteknologi yang
memanfaatkan teknologi DNA rekombinan dan rekayasa molekul pembawa
informasi genetik dan merupakan perpaduan multi disiplin ilmu antara lain: Biologi
Molekuler, Biokimia, Mikrobiologi,Genetika dan Rekayasa Bioproses.
 Pembuatan keju adalah salah satu produk dari bioteknologi tradisional.
Prinsip pembuatan keju adalah fermentasi asam laktat yang terdapat dalam susu.
Proses pembuatan keju diawali dengan memanaskan/pasteurisasi susu, kecuali
pada jenis2 keju tertentu seperti Emmentaler dari Swiss yang menggunakan susu
mentah. Kemudian zat pembantu penggumpalan (rennet, sejenis enzim
penggumpal yang biasa terdapat dalam lambung sapi dan/atau bakteri yang
dapat mengasamkan susu) ditambahkan.

B. SARAN
Demikian lah makalah ini saya susun, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua
dalam proses belajar biologi. Maafkan lah saya bila dalam penyusunan makalah ini ada
kata-kata atau hal-hal yang kurang pantas saya mohonmaaf sebesar-besarnya, karna
saya masih dalam proses belajar.
Pesan saya, marilah kita belajar untuk meningkatkan prestasi kita untuk memajikan
negara ini.

17
DAFTAR PUSTAKA

https://yusran-juni.blogspot.co.id/2016/02/makalah-bioteknologi.html
https://fendimanusiacacing.wordpress.com/2011/11/21/rekayasa-genetikafendi/

18

Anda mungkin juga menyukai