Anda di halaman 1dari 9

KASUS 3

Seorang anak usia 10 tahun yang tinggal di wilayah Kalimantan Selatan dibawa
ibunya ke puskesmas dengan keluhan diare, mual dan sakit perut. Berdasarkan
anamnesis diketahui anak tersebut tinggal di dekat sungai dan biasa makan biji
tanaman air di sungai. Pada pemeriksaan fisik didapatkan konjunctiva mata bagian
bawah pucat, nyeri tekan pada epigastrium dan edema pada wajah serta ekstremitas.
Dokter puskesmas menyarankan dilakukan pemeriksaan DL (Darah Lengkap) dan
FL (Feses Lengkap).
Berdasarkan kasus di atas, jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini .
1. Sebutkan ciri-ciri umum cacing Trematoda !
2. Sebutkan nama-nama spesies cacing yang termasuk dalam Trematoda usus
dan hati!
3. Jelaskan perbedaan siklus hidup cacing Trematoda usus dengan Cestoda usus
¡
4. Buatlah diagram siklus hidup dari spesies-spesies Trematoda usus dan hati!
5. Sebutkan ciri-ciri morfologi pada cacing Trematoda usus dan hati yang dapat
digunakan untuk identifikasi (membedakan antara spesies satu dgn yang lain)
¡.
6. Buatkan tabel cacing-cacing Trematoda usus dan hati yang dibedakan menurut
: Nama spesies, stadium, bentuk infektif, portal of entry, portal of extry,
stadium diagnostik, gejala klinis dan terapi.
LEMBAR JAWABAN
1. Jenis cacing pipih/ platyhelminthes, berbentuk daun, tidak bersegmen, dan
memiliki ukuran yang bervariasi
2. Trematoda usus : Fasciolopsis buski, Heterophyes heterophyes,
Metagonimus yokogawai, Echynostoma malayanum, Gastrodiscoides hominis,
Watsonius watsoni.
Trematoda hati : Clonorchis sinensis, Opistorchis viverinis, Fasciola
hepatica, Fasciola gigantica, Dicrocoelium dendriticum.
3. Siklus hidup trematoda usus : memiliki 2 inang perantara, memerlukan
media air untuk perkembangan telur, bentuk infektif kista (metaserkaria)
Siklus hidup cestoda usus : memiliki 1-2 inang perantara, pada species
D.latum memerlukan air untuk perkembangan telur.
4.
a. Trematoda usus : Fasciolopsis buski
 Unembryonated eggs dikeluarkan melalui feses embryonated
Di air

eggs → miracidia yang nantinya akan dimakan siput oleh → di dalam siput

miracidia akan berkembang menjadi sporokista → redia → cercaria


Keluar dari siput

metacercaria yang akan menempel pada tanaman air → manusia dan babi terinfeksi

jika makan tanaman air yang terkontaminasi metacercariae → ekskistasi dalam

duodenum → cacing dewasa terdapat pada usus halus.

b. Trematoda hati : Clonorchis sinensis


 Telur dikeluarkan melalui feses → dimakan siput → di dalam siput akan

berkembang menjadi sporokista → redia → cercaria metacercariae


Keluar dari siput
→ dimakan oleh ikan → manusia terinfeksi jika makan ikan yang terkontaminasi

metacercariae dan dimasak dalam kondisi kurang matang → ekskistasi dalam

duodenum → cacing dewasa terdapat pada usus halus.

c. Trematoda hati : Fasciola hepatica & Fasciola gigantica


 Telur keluar bersama tinja → menetas di air menjadi mirasidium → masuk ke

keong air → berkembang menjadi sporokista → redia 1 → cercaria


Keluar dari siput

metacercariae → menempel di tumbuhan air → manusia, sapi dan babi terinfeksi

jika memakan tumbuhan air yang mengandung metaserkaria → akan terjadi

ekskistasi di dalam duodenum → menembus dinding usus → cavum abdominalis →

menembus kapsul hepar →parenkim hepar → saluran empedu → menetap dan

berkembang menjadi dewasa.

5. Perbedaan antara Fasciolopsis buski, Clonorchis sinensis, Fasciola hepatica &


Fasciola gigantica :
 Fasciolopsis buski : berbentuk seperti daun, tidak memiliki cephalic cone,
kelenjar vitelaria bergranula halus & terletak di posterior
 Clonorchis sinensis : berbentuk pipih dorsoventral, semitransparan, tidak
memiliki cephalic cone, kelenjar vitelaria 1/3 lateral lateral tubuh
 Fasciola hepatica : memiliki cephalic cone yang jelas, kelenjar vitelaria
bercabang di latero-posterior, dan memiliki penghisap di oral serta ventral
 Fasciola gigantica : memiliki cephalic cone yang lebih pendek, kelenjar
vitelaria bercabang di post lateral, penghisapnya pada ventral lebih besar
dari oral & berukuran lebih besar dari F.hepatica
6.
Fasciolopsis buski Clonorchis sinensis Fasciola hepatica &
Fasciola gigantica

Stadium Unembryonated eggs → Embryonated eggs → Unembryonated eggs →


embryonated eggs → miracidia → dalam host embryonated eggs →
miracidia → dalam host perantara 1 → sporokista miracidia → dalam host
perantara 1 → → redia → cercariae → perantara 1 →
sporokista → redia → metacercariae dalam host sporokista → redia →
cercariae → perantara 2 → cacing cercariae →
metacercariae dalam dewasa dalam host metacercariae dalam
host perantara 2 → definitif host perantara 2 →
cacing dewasa dalam cacing dewasa dalam
host definitif host definitif

Portal of entry Oral Oral Oral

Portal of extry Fecal (anus) Fecal (anus) Fecal (anus)

Stadium Ditemukan telur cacing Ditemukan telur cacing → Ditemukan telur cacing →
Diagnostik → feses feses dan cairan duodenum feses, cairan duodenum,
empedu

Gejala Klinis Waktu pagi → nyeri Stadium ringan : tanpa Kolik, diare, demam,
epigastrium, nausea & gejala klinis ikterus obstruktif,
muntah, diare. urtikaria, nyeri akut
Stadium progresif : nafsu epigastrium.
Pada feses berwarna makan turun, perut terasa
hijau kekuningan → sisa penuh, diare, edema, Terjadi leukositosis,
makanan yang tidak hepatomegali eosinofilia.
tercerna
Stadium lanjut : sindroma
hipertensi portal
(hepatomegali, ikterus,
sirosis hepatis)

Terapi Dikrorofen, niclosamid, Praziquantel 75 mg/kgBB Drug of Choice : Bithionol


praziquantel dalam 3 dosis atau single 30-50 mg/kgBB/dosis
dose 40 mg/kgBB selang 1 hari selama 10-
15 dosis

Triclabendazol,
Praziquantel, Emetin
hidroklorida IM 17-28 hari
KASUS 4

Seorang anak usia 8 tahun dibawa ibunya ke puskesmas dengan keluhan diare, mual
dan sakit perut. Berdasarkan anamnesis diketahui diare disertai lendir dan perut sakit
saat BAB. Pada pemeriksaan fisik didapatkan peristaltik usus meningkat. Dokter
puskesmas menyarankan dilakukan pemeriksaan DL (Darah Lengkap) dan FL (Feses
Lengkap).
Berdasarkan kasus di atas, jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini .
1. Sebutkan ciri-ciri umum Protozoa !
2. Sebutkan nama-nama spesies yang termasuk dalam Protozoa usus!
3. Buatlah diagram siklus hidup dari spesies-spesies protozoa usus!
4. Sebutkan ciri-ciri morfologi protozoa usus yang dapat digunakan untuk
identifikasi (membedakan antara spesies satu dgn yang lain) ¡
5. Jelaskan perbedaan morofologi Entamoeba hystolitica dengan Entamoeba coli!
6. Buatkan tabel Protozoa usus yang dibedakan menurut : Nama spesies,
stadium, bentuk infektif, portal of entry, portal of extry, stadium diagnostik,
gejala klinis dan terapi.
LEMBAR JAWABAN
1. Sel uniseluler eukariotik, memiliki morfologi yang komplit ( memiliki
membran plasma, membran nukleus, nukleus, kromosom, retikulum
endoplasma, mitokondria, aparatus golgi, ribosom), memiliki 2 bentuk
(trofozoit, kista), bereproduksi secara aseksual dan seksual.
2. Giardia lamblia, Entamoeba hystolitica, Balantidium coli, Cryptosporodium
parvum
3. a. Giardia lamblia

Di dalam usus 
kista (bentuk efektif)
Kista infektif tertelan di duodenum
trofozoit di empedu
Keluar bersama feses

Makanan/minuman
yang tercemar tinja
yang mengandung kista Kista berada di
infektif
dalam tanah

b. Entamoeba hystolitica

Kista  amoeba
berinti 4  8 amoeba
 usus besar 
Kista infektif tertelan
trofozoit  toleransi Keluar bersama feses
 prakista  kista

Makanan/minuman
yang tercemar  tinja Kista berada di
yang mengandung dalam tanah
kista infektif
c. Balantidium coli

Kista  trofozoit 
binary transverse
fusion  lingkungan
Kista infektif tertelan tidak sesuai  kista Keluar bersama feses

Makanan/minuman
yang tercemar  tinja Kista berada di
babi yang mengandung dalam tanah
kista infektif

d. Cyrptosporodium parvum

Oocyst mengalami
fase asexual &
sexual di dalam
Keluar bersama feses
Oocyst tertelan intestinal manusia*

Air yang Oocyst (sporulated)


terkontaminasi berdinding tebal
masuk ke air
oocyst

NB : Dalam usus terjadi  oocyst  sporozoite  trophozoite


Fase asexual

meront tipe I  merozoite meront tipe 2  merozoite 


Fase sexual

undifferentiated gamont  macrogamont

microgamont microgametes zigote

Oocyst berdinding tipis Oocyst berdinding tebal


(auto-infection) (pada host)
4. a. Giardia lamblia
Morfologi : Memiliki bentuk trofozoit & kista.
Trofozoitnya → pear shape, memiliki 2 nukleus, aksonema, 4 pasang flagela
Kista → ovale, berdinding tipis, memiliki 4 nukleus, (-) flagela

b. Entamoeba histolytica
Morfologi : Memiliki bentuk trofozoit, pre-kista, kista
Trofozoit → memiliki 1 nukleus, karyosom sentral, berkromatin, memiliki
ektoplasma (refraktil, memiliki bentuk luscent pseudopodia), endoplasma
(bergranular, mengandung eritrosit)
Pre-kista → oval, lebih kecil, inclusion body
Kista → memiliki nukleus 1-4, chromatoid, glycogen vacuole

c. Balantidium coli
Morfologi : Memiliki bentuk trofozoit & kista
Trofozoit → memiliki cilia, berbentuk, memiliki endoplasma yang bergranuler,
sitoplasmanya memiliki 2 inti, 2 vakuola kontraktil, vakuola makanan
Kista → dinding 2 lapis, sitoplasma bergranula 2 inti, vakuola kontraktil.

d. Cyrptosporodium parvum
Morfologi : memiliki polar ring, memiliki 1 nukleus, micropore, conoid,
micronemes.
Memiliki host intermediet : ikan, burung, reptil, mamalia.

5. Perbedaan Entamoeba coli dengan Entamoeba histolytica


Dari bentuknya mirip, namun E.coli tidak patogen bagi manusia. Dari bentuk
trofozoitnya, memiliki ukuran 20-40 mikron → lebih besar dari dari Entamoba
histolytica. Dengan sitoplasma kasar dengan endoplasma tidak mengandung
eritrosit serta bergerak lambat dengan tonjolan pseudopodi.
Kistanya berukuran garis tengah antara 15-20 mikron dengan kista matang
mempunyai 8 inti. Kemudian tidak terdapat masa glikogen ataupun badan
kromatoid.
6.
Giardia lamblia Entamoeba hystolitica Balantidium coli Cyrptosporodium
parvum
Stadium Trofozoit & Kista Trofozoit & Kista Trofozoit & Kista Oocyst
Portal of Entry Oral Oral Oral Oral
Portal of Extry Fecal (anus) Fecal (anus) Fecal (anus) Fecal (anus)
Stadium Ditemukan trofozoit/kista Ditemukan trofozoit/kista Ditemukan trofozoit/kista Ditemukan oocyst
Diagnostik
Gejala Klinis Diare, feses yang Abdominal pain, diare, Diare encer dengan Mual, muntah,
berminyak, mual dan feses yang berdarah & lendir & darah, anemia. penurunan berat
muntah, dehidrasi. berlendir, penurunan berat badan, diare yang
Pada anak-anak → badan, demam. encer, demam

penurunan berat badan


Terapi Metronidazole 750 mg/hari Metronidazole (3x500 mg) Tetrasiklin 2 gram/hari Pyrimethamnine,
→ 5 hari Amoebiasis parah → 3x → 10 hari sulfonamide

Alternatif : Tinidazole 750 mg (5-10 hari) Metronidazole : Dws 1,2 (antifolate)

(single dose). Kehamilan gram/hari → 7 hari Clindamycin,

→ Paromomycin azithromycin
Anak 750 mg/hari →7
(antibiotik)
hari
Spiramycin 3x1
gram → 2 minggu

Anda mungkin juga menyukai