Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

Keracunan jengkol atau kejengkolan merupakan salah satu sebab gagal


ginjal akut (acute kidney disease), akan tetapi kematian yang disebabkan oleh
keracunan ini jarang sekali terjadi. Penetapan diagnosis keracunan jengkol bagi
seorang dokter yang pemah melihat kasus keracunan jengkol dan pernah mencium
bau khas jengkol memang tidak terlalu sulit. Anamnesa yang cukup teliti akan
mengungkapkan bahwa gejal gejala keracunan timbul beberapa waktu setelah
memakan buah jengkol. Pengobatannyapun tidak terlalu sulit. Dalam rumah sakit
diusahakan agar diuresis dapat berlangsung kembali melalui pemberian cairan
melalui infus yang dibuat sedikit alkalis dengan natrium bikarbonat.
BAB II
PRESENTASI KASUS

A. Identitas Pasien
Nama : Tn. S
No. RM : 155126
Umur : 39 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Lampia
Tanggal Masuk : 10 Maret 2019

B. Anamnesis

Keluhan Utama : nyeri pinggang kanan dan kiri


Riwayat penyakit sekarang :
Dialami sejak 2 hari terakhir. Nyeri dirasakan hilang timbul. Nyeri disertai
mual (+), muntah (+) frekuensi 2 kali isi sisa makanan, NUH (+), demam
(-). Pasien juga mengeluh BAK sedikit – sedikit, nyeri saat BAK (+), BAK
berwarna merah (+), keluar batu/ butiran pasir ketika BAK (-), pasien sudah
3 hari tidak buang air besar. Keluhan pasien muncul setelah makan jengkol
2 hari yang lalu dalam jumlah yang banyak.
Riwayat Penyakit Dahulu : pasien pernah mengeluh keluhan yang
sama sekitar 2 tahun yang lalu.
Riwayat Penyakit Keluarga : tidak ada keluarga yang mengalami
keluhan yang sama

C. Pemeriksaan Fisis

Status Generalis
Keadaan Umum : Sakit sedang/composmentis
Tanda Vital : - Tekanan Darah : 130/90 mmHg
- Nadi : 96 kali/menit
- Suhu : 36,8 oC
- Frekuensi Nafas : 22 kali/menit
Pemeriksaan Sistematis
Kepala : Normocephal
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)
Leher : KGB tidak teraba
Thoraks : Jantung : BJ I/II regular , murmur (-), gallop (-)
Paru : Rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen : datar ikut gerak napas, nyeri ketok CVA D&S (+)
Ekstermitas : Akral hangat, edema (-/-)

D. Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium
Hb : 13,6
WBC : 17.980
PLT : 189.000
Ureum : 77
Creatinin : 5,9

E. Diagnosis Kerja
Acute Kidney Injury ec. Intoksikasi Asam Jengkolat

F. Terapi

IVFD NaCl 0,9% 28 tpm


Furosemide 1 ampul/12 jam/intravena jika TDS >90 mmHg
Aminosteril 1 bag/24 jam
Moxifloxacin 400 mg/24 jam/drips
Asam traneksamat 1 ampul/8 jam/intravena
Pasang kateter foley
G. Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Asam jengkol atau djenkolzuur (Belanda), djenkolic acid (Inggris) atau
Djenkolsaure (Jerman) adalah sejenis asam amino berunsur belerang (S) yang
terdapat di dalam buah jengkol dalam bentuk bebas; tidak sebagai unsur dalam
protein atau bentuk terikat lain. Asam-asam amino dalam alam memang
merupakan unsur-unsur penyusun protein. Akan tetapi ditemukan juga dalam alam
asam-asam amino yang tidak merupakan bagian dari protein, yaitu asam-asam
amino non-protein, seperti citrulline, ornithine.

Gambar 1. Struktur kimia asam jengkol

Bila seseorang memakan buah jengkol, maka asam jengkol akan ikut
termakan. Oleh karena di dalam buah sudah berbentuk asam amino bebas, maka
untuk penyerapannya tidak perlu mengalami hidrolisa, seperti asam-asam amino
yang merupakan unsur-unsur protein. Ini dapat dilihat dari fakta bahwa dalam
waktu yang cukup singkat, kadang-kadang kurang dari dua jam setelah memakan
buah jengkol, asam amino ini sudah dapat ditemukan di dalam urin pemakan
buah.
Untuk lebih memahami pengendapan kristal-kristal asam jengkol di dalam
ginjal perlu diketahui lebih dahulu beberapa sifat kimia asam jengkol. Asam
jengkol memiliki titik leleh (Melting point) setinggi 300-330" C (decomp).
Membentuk kristal-kristal tak berwarna, yang berbentuk jarum atau gelondong
(spindle). Asam jengkol tidak berbau. Bau jengkol yang khas tidak disebabkan
oleh asam jengkol, akan tetapi oleh hasil uraian asam jengkol. Sebagai asam
amino, asam jengkol bersifat amfoter, yaitu dapat larut dalam asam atau alkali.
Akan tetapi oleh karena memiliki struktur kimia yang mirip sekali dengan cystine,
yang juga suatu asam amino berunsur belerang, maka seperti juga cystine asam
jengkol tidak atau sulit sekali larut dalam air dengan kurun pH biologik.

B. Patofisiologi Gagal Ginjal Akut Pada Keracunan Jengkol


Gagal ginjal akut yang terjadi pada keracunan jengkol termasuk gagal ginjal
renal yang disebabkan oleh obstruksi intra renal akibat deposisi kristal asam
jengkol pada ginjal.
Menurut Oen L.H. dari Bagian Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, keracunan jengkol merupakan salah satu sebab gagal ginjal akut (acute
kidney disease). Telah disepakati oleh para peneliti bahwa keracunan jengkol
disebabkan oleh pengendapan kristal-kristal asam jengkolat di dalam saluran-
saluran traktus urogenitalis, sehingga menyebabkan penyumbatan mekanis. Pada
pemeriksaan urine dengan mikroskop dapat ditemukan hablur asam jengkol
berupa jarum runcing yang kadang-kadang bergumpal menjadi ikatan atau berupa
roset.
Di dalam ginjal molekul asam jengkol dapat melewati membran
semipermeabel dari glomerulus. Dari penelitian-penelitian dengan cara
ultrafiltrasi dan dialisa keseimbangan (equilibration dialysis) diperoleh bukti-bukti
bahwa asam jengkol di dalam darah terdapat dalam bentuk larut, yaitu terikat
dengan albumin serum. Albumin sendiri tidak dapat melewati membran ini oleh
karena memiliki molekul yang terlampau besar. Jadi kompleks albumin serum dan
asam jengkol berdisosiasi sehingga menghasilkan albumin serum dan asam
jengkol bebas dan asam jengkol yang bebas ini melewati membran glomerulus
dan terdapat dalam ultrafiltrat glomerulus. Masih terdapat kemungkinan bahwa
selain filtrasi lewat glomerulus terjadi juga sekresi asam jengkol secara aktif lewat
tubuli ginjal, akan tetapi hal ini masih perlu pembuktian lebih lanjut.
Ditemukannya berbagai zat yang seharusnya tidak larut dalam air akan
tetapi dapat diangkut dalam keadaan larut oleh darah memang bukan hal yang
baru. Telah diketahui sejak lama, bahwa zat-zat yang hanya dapat larut dalam
lemak atau pelarut-pelarut lemak, seperti caroten, bilirubin, steroid dan berbagai
jenis obat bereaksi dengan protein dalam darah membentuk kompleks yang larut
dalam darah, sehingga memungkinkan pengangkutannya. Ikatan semacam ini
bukan merupakan ikatan kimia, akan tetapi lebih berupa ikatan fisik yang mudah
terurai kembali tergantung dari suasana lingkungan.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan pakar medis asal Jerman, dalam
sekeping biji jengkol terdapat ikatan organik yang disebut asam jengkol atau
jengkolic acid. Asam jengkol ini bersifat amphoter, bisa berbentuk ion pada reaksi
biasa, tapi juga bersifat molekul netral pada reaksi netral (dengan pH sekitar 7.0).
Ion asam jengkol sedikit larut pada reaksi asam dan reaksi basa, tetapi menjadi
kristal yang tidak larut di dalam air pada pH (derajat keasaman) netral.
Asam jengkol yang sekarang terdapat dalam ultrafiltrat mudah sekali
menghablur menjadi kristal oleh karena tidak terdapat lagi protein yang
membuatnya lebih larut seperti terjadi di dalam darah. Apalagi di dalam
perjalanan selanjutnya terjadi penyerapan kembali sejumlah air oleh bagian
menurun dari lekuk Henle. Kesemuanya ini menyebabkan asam jengkol mencapai
titik kejenuhan (oversaturated) dan mengendaplahasam jengkol sebagai kristal-
kristal berbentuk jarum-jarum yang tajam.
Kristal asam jengkol itu berbentuk jarum mikroskopik yang sangat tajam
kedua ujungnya. Bentuknya seperti jarum-jarum halus. Ujung jarum yang luar
biasa tajam ini menusuk-nusuk dinding saluran air seni, sehingga menimbulkan
rasa sakit dan pegal luar biasa. Tusukan-tusukan itu juga yang membuat saluran
buang air seni mengkerut, sehingga jarum mikroskopik dapat menusuk labih
dalam dan lebih dalam lagi.
Setelah itu, terjadilah penyumbatan air seni, sebuah gejala dengan anuria
(tak keluar kencing). Lazimnya, luka bekas tusukan itu juga mengeluarkan darah
sehingga menyebabkan hematuria alias kencing darah. Memang, setelah melalui
masa-masa menyakitkan selama berjam-jam, lambat laun air seni akan kembali
normal. Endapan kristal asam jengkol pun larut kembali, diikuti oleh hilangnya
rasa sakit.
C. Gejala Klinis Keracunan Jengkol
Ada beberapa tanda dan gejala keracunan jengkol. Keluhan pada umumnya
timbul dalam waktu 5-12 jam setelah memakan jengkol. Keluhan yang tercepat 2
jam dan yang terlambat 36 jam sesudah makan biji jengkol.
Gejala paling umum ditandai dengan nyeri perut, kadang disertai muntah,
adanya serangan kolik pada waktu berkemih, munculnya gangguan pengeluaran
urine (disuria), dan hematuria (darah dalam urine). Vokume air kemih juga
berkurang bahkan sampai terjadi anuria. Kadang-kadang terdapat hematuria.
Napas, mulut, dan urine berbau jengkol. Pada keracunan yang lebih berat,
penderita bahkan tidak bisa kencing sama sekali.
Jika gejalanya berlanjut, dapat terjadi gagal ginjal akut ditandai dengan
fase oliguri (sekresi jumlah urin berkurang dalam hubungannya dengan asupan
cairan). Memang, belum ada data yang menyebutkan ada orang meninggal karena
keracunan jengkol, namun munculnya gejala-gejala tersebut sudah cukup
membuat orang yang mengalaminya menderita.

D. Diagnosis
Penetapan diagnosis keracunan jengkol bagi seorang dokter yang pemah
melihat kasus keracunan jengkol dan pernah mencium bau khas jengkol memang
tidak terlalu sulit. Anamnesa yang cukup teliti akan mengungkapkan bahwa
gejalagejala keracunan timbul beberapa waktu setelah memakan buah jengkol.
Gejala paling umum ditandai dengan nyeri perut, kadang disertai muntah,
adanya serangan kolik pada waktu berkemih, munculnya gangguan pengeluaran
urine (disuria), dan hematuria (darah dalam urine). Volume air kemih juga
berkurang bahkan sampai terjadi anuria. Kadang-kadang terdapat hematuria.
Napas, mulut, dan urine berbau jengkol. Pada keracunan yang lebih berat,
penderita bahkan tidak bisa kencing sama sekali.
Pada pemeriksaan urine dengan mikroskop dapat ditemukan hablur asam
jengkol berupa jarum runcing yang kadang-kadang bergumpal menjadi ikatan atau
berupa roset.

E. Penatalaksanaan
Jika gejala penyakit ringan (muntah, sakit perut atau pinggang saja),
penderita tidak perlu dirawat, cukup dianjurkan agar banyak minum air serta
memberikan natrium bikarbonat saja (air bersoda). Bila gejala penyakit sudah
pada tahap lebih berat (oliguria, hematuria, anuria, dan tidak dapat minum)
penderita perlu dirawat dan diberi infus natrium bikarbonat dalam larutan glukosa
5 persen. Sedangkan jika terjadi gagal ginjal akut, penderita harus diberi natrium
bikarbonat lewat infus dengan dosis sesuai analisis gas darah.
Pengobatan keracunan jengkol dilakukan dengan pemberian cairan melalui
infus dengan maksud membangkitkan kembali diuresis. Penambahan natrium
bikarbonat akan mempermudah larutnya kembali kristal-kristal asam jengkol
untuk diekskresikan dengan urin.

F. Komplikasi
Komplikasi yang paling sering terjadi pada keracunan jengkol adalah
terjadinya gagal ginjal akut, perdarahan pada saluran kencing (hematuria),
kesulitan di dalam berkemih dengan jumlah urine yang sedikit (oliguria sampai
anuria).

G. Prognosis
Prognosis Gagal ginjal akut pada keracunan jengkol umumnya baik. Dengan
penanganan yang tepat ginjal dapat kembali berfungsi dengan normal. Belum ada
data yang menyebutkan bahwa terdapat kasus orang yang meninggal karena
keracunan jengkol.

BAB III
KESIMPULAN
Keracunan jengkol merupakan salah satu sebab gagal ginjal akut (acute
kidney disease). Telah disepakati oleh para peneliti bahwa keracunan jengkol
disebabkan oleh pengendapan kristal-kristal asam jengkolat di dalam saluran-
saluran traktus urogenitalis, sehingga menyebabkan penyumbatan mekanis.
Pada pemeriksaan urine dengan mikroskop dapat ditemukan hablur asam
jengkol berupa jarum runcing yang kadang-kadang bergumpal menjadi ikatan
atau berupa roset.
Pengobatan keracunan jengkol dilakukan dengan pemberian cairan
melalui infus dengan maksud membangkitkan kembali diuresis. Penambahan
natrium bikarbonat akan mempermudah larutnya kembali kristal-kristal asam
jengkol tersebut untuk selanjutnya diekskresikan dengan urin.

Anda mungkin juga menyukai