PENDAHULUAN
A. Identitas Pasien
Nama : Tn. S
No. RM : 155126
Umur : 39 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Lampia
Tanggal Masuk : 10 Maret 2019
B. Anamnesis
C. Pemeriksaan Fisis
Status Generalis
Keadaan Umum : Sakit sedang/composmentis
Tanda Vital : - Tekanan Darah : 130/90 mmHg
- Nadi : 96 kali/menit
- Suhu : 36,8 oC
- Frekuensi Nafas : 22 kali/menit
Pemeriksaan Sistematis
Kepala : Normocephal
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)
Leher : KGB tidak teraba
Thoraks : Jantung : BJ I/II regular , murmur (-), gallop (-)
Paru : Rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen : datar ikut gerak napas, nyeri ketok CVA D&S (+)
Ekstermitas : Akral hangat, edema (-/-)
D. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Hb : 13,6
WBC : 17.980
PLT : 189.000
Ureum : 77
Creatinin : 5,9
E. Diagnosis Kerja
Acute Kidney Injury ec. Intoksikasi Asam Jengkolat
F. Terapi
A. Definisi
Asam jengkol atau djenkolzuur (Belanda), djenkolic acid (Inggris) atau
Djenkolsaure (Jerman) adalah sejenis asam amino berunsur belerang (S) yang
terdapat di dalam buah jengkol dalam bentuk bebas; tidak sebagai unsur dalam
protein atau bentuk terikat lain. Asam-asam amino dalam alam memang
merupakan unsur-unsur penyusun protein. Akan tetapi ditemukan juga dalam alam
asam-asam amino yang tidak merupakan bagian dari protein, yaitu asam-asam
amino non-protein, seperti citrulline, ornithine.
Bila seseorang memakan buah jengkol, maka asam jengkol akan ikut
termakan. Oleh karena di dalam buah sudah berbentuk asam amino bebas, maka
untuk penyerapannya tidak perlu mengalami hidrolisa, seperti asam-asam amino
yang merupakan unsur-unsur protein. Ini dapat dilihat dari fakta bahwa dalam
waktu yang cukup singkat, kadang-kadang kurang dari dua jam setelah memakan
buah jengkol, asam amino ini sudah dapat ditemukan di dalam urin pemakan
buah.
Untuk lebih memahami pengendapan kristal-kristal asam jengkol di dalam
ginjal perlu diketahui lebih dahulu beberapa sifat kimia asam jengkol. Asam
jengkol memiliki titik leleh (Melting point) setinggi 300-330" C (decomp).
Membentuk kristal-kristal tak berwarna, yang berbentuk jarum atau gelondong
(spindle). Asam jengkol tidak berbau. Bau jengkol yang khas tidak disebabkan
oleh asam jengkol, akan tetapi oleh hasil uraian asam jengkol. Sebagai asam
amino, asam jengkol bersifat amfoter, yaitu dapat larut dalam asam atau alkali.
Akan tetapi oleh karena memiliki struktur kimia yang mirip sekali dengan cystine,
yang juga suatu asam amino berunsur belerang, maka seperti juga cystine asam
jengkol tidak atau sulit sekali larut dalam air dengan kurun pH biologik.
D. Diagnosis
Penetapan diagnosis keracunan jengkol bagi seorang dokter yang pemah
melihat kasus keracunan jengkol dan pernah mencium bau khas jengkol memang
tidak terlalu sulit. Anamnesa yang cukup teliti akan mengungkapkan bahwa
gejalagejala keracunan timbul beberapa waktu setelah memakan buah jengkol.
Gejala paling umum ditandai dengan nyeri perut, kadang disertai muntah,
adanya serangan kolik pada waktu berkemih, munculnya gangguan pengeluaran
urine (disuria), dan hematuria (darah dalam urine). Volume air kemih juga
berkurang bahkan sampai terjadi anuria. Kadang-kadang terdapat hematuria.
Napas, mulut, dan urine berbau jengkol. Pada keracunan yang lebih berat,
penderita bahkan tidak bisa kencing sama sekali.
Pada pemeriksaan urine dengan mikroskop dapat ditemukan hablur asam
jengkol berupa jarum runcing yang kadang-kadang bergumpal menjadi ikatan atau
berupa roset.
E. Penatalaksanaan
Jika gejala penyakit ringan (muntah, sakit perut atau pinggang saja),
penderita tidak perlu dirawat, cukup dianjurkan agar banyak minum air serta
memberikan natrium bikarbonat saja (air bersoda). Bila gejala penyakit sudah
pada tahap lebih berat (oliguria, hematuria, anuria, dan tidak dapat minum)
penderita perlu dirawat dan diberi infus natrium bikarbonat dalam larutan glukosa
5 persen. Sedangkan jika terjadi gagal ginjal akut, penderita harus diberi natrium
bikarbonat lewat infus dengan dosis sesuai analisis gas darah.
Pengobatan keracunan jengkol dilakukan dengan pemberian cairan melalui
infus dengan maksud membangkitkan kembali diuresis. Penambahan natrium
bikarbonat akan mempermudah larutnya kembali kristal-kristal asam jengkol
untuk diekskresikan dengan urin.
F. Komplikasi
Komplikasi yang paling sering terjadi pada keracunan jengkol adalah
terjadinya gagal ginjal akut, perdarahan pada saluran kencing (hematuria),
kesulitan di dalam berkemih dengan jumlah urine yang sedikit (oliguria sampai
anuria).
G. Prognosis
Prognosis Gagal ginjal akut pada keracunan jengkol umumnya baik. Dengan
penanganan yang tepat ginjal dapat kembali berfungsi dengan normal. Belum ada
data yang menyebutkan bahwa terdapat kasus orang yang meninggal karena
keracunan jengkol.
BAB III
KESIMPULAN
Keracunan jengkol merupakan salah satu sebab gagal ginjal akut (acute
kidney disease). Telah disepakati oleh para peneliti bahwa keracunan jengkol
disebabkan oleh pengendapan kristal-kristal asam jengkolat di dalam saluran-
saluran traktus urogenitalis, sehingga menyebabkan penyumbatan mekanis.
Pada pemeriksaan urine dengan mikroskop dapat ditemukan hablur asam
jengkol berupa jarum runcing yang kadang-kadang bergumpal menjadi ikatan
atau berupa roset.
Pengobatan keracunan jengkol dilakukan dengan pemberian cairan
melalui infus dengan maksud membangkitkan kembali diuresis. Penambahan
natrium bikarbonat akan mempermudah larutnya kembali kristal-kristal asam
jengkol tersebut untuk selanjutnya diekskresikan dengan urin.