Kelompok : 6 Kamis
Telah diterima dan disetujui oleh asisten pengampu dan dosen pengampu :
Hari :
Tanggal :
Semarang,
Mengetahui,
3
PRAKATA
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpah
dan karunia yang telah diberikan, kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum
Bioproses dengan materi “Pemeriksaan Air dan Pemindahan Secara Aseptis” ini tepat
pada waktunya. Pembuatan laporan ini disusun sebagai kelengkapan tugas mata
kuliah Praktikum Bioproses.
Semarang,
Penyusun
4
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ii
LEMBAR PENGESAHAN iii
PRAKARTA iv
DAFTAR ISI v
BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN
RINGKASAN
Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan. Tanpa air di bumi
tidak akan ada kehidupan. Air memiliki banyak kegunaan atau fungsi dalam
kehidupan manusia, seperti untuk keperluan air minum, memasak, mandi, dan
lain-lain. Sebelum dapat digunakan air harus dalam kondisi bersih. Air bersih
merupakan air yang bebas dari bahan berbahaya dan kuman penyakit. Tujuannya
yaitu mampu mengkaji pengaruh suhu penyimpanan terhadap jumlah koloni
dalam air waduk Universitas Diponegoro, menentukan growth rate dan doubling
time pertumbuhan koloni, dan membandingkan radius perkembangan mikroba
dengan jenis desinfektan yaitu handsanitizer cussion carex dalam berbagai
konsentrasi. Tinjauan pustaka dalam praktikum ini meliputi mikroorganisme ir,
persyaratan standarisasi kualitas air bersih dan air minum, sifat umum dan khusus
koloni, faktor yang mempngaruhi pertumbuhan mikroorganisme, perhitungan
jumlah koloni, growth rate dan doubling time, fase pertumbuhan mikroorganisme,
desinfektan, dan sampel air waduk Universitas Diponegoro.
Bahan yang digunakan yaitu sampel air waduk Universitas Diponegoro,
Aquadest, media PDA, dan desinfektan handsanitizer cussion carex. Langkah
kerjanya yaitu pertama mengencerkan sampel sampai didapatkan 4kali
pengenceran, menyiapkan media dan dipanaskan kemudian membagi media ke
dalam petridish. Pada uji koloni media dalam petridish dibiarkan sampai setengah
padat kemudian taburi dengan sampel yang sudah diencerkan, simpan dalam
ruang inkubasi dengan cara dibalik peletakannya, menghitung jumlah koloni
terbanyak dan tersedikit, dan menghitung growth rate. Pada uji desinfektan
yangdicatat adalah radiu pertumbuhan diukur dari lubang yang dibuat.
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mikroorganisme Air
Mikroorganisme merupakan jasad renik yang tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang tetapi harus menggunakan mikroskop. Yang tergolong ke dalam
mikroorganisme adalah bakteri, jamur, ganggang, protozoa, dan virus.
Mikroorganisme terdapat dalam populasi yang besar dan beragam dan hampir
terdapat di mana-mana di alam ini. Mereka dapat berada di dalam air, udara, tanah,
maupun di dalam tubuh makhluk hidup. Mikroorganisme terdapat paling banyak
ditempat yang mengandung nutrien, kelembaban dan suhu yang sesuai untuk
pertumbuhan dan perkembangbiakannya.
Beberapa jenis bakteri yang mengkontaminasi air minum antara lain bakteri
Coliform, Escherichia coli dan Clostridium perfringens.Semakin tinggi tingkat
kontaminasi bakteri coliform, semakin tinggi pula risiko kehadiran bakteri-bakteri
patogen lain yang biasa hidup dalam kotoran manusia dan hewan. Salah satu contoh
bakteri patogen yang kemungkinan terdapat dalam air terkontaminasi kotoran
manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri Escherichia coli, yaitu mikroba
penyebab gejala diare, demam, kram perut, dan muntah-muntah (Aulia, Nur Maulida,
2017).
a. Persyaratan Biologis
1. Air tanpa pengotoran ; mata air (artesis) bebas dari kontaminasi bakteri
koliform dan patogen atau zat kimia beracun.
2. Air yang sudah mengalami proses desinfeksi ; MPN < 50/100 cc
6. MPN mewakili Most Probable Number, yaitu jumlah terkaan terdekat dari
bakteri koliform dalam 100 cc air.
b. Persyaratan Fisis
1. Tidak Berbau : Air yang berbau dapat disebabkan proses penguraian bahan
organik yang terdapat di dalam air.
2. Jernih : Air keruh adalah air mengandung partikel padat tersuspensi yang
dapat berupa zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan. Disamping itu air yang
keruh sulit didesinfeksi, karena mikroba patogen dapat terlindung oleh
partikel tersebut (Slamet, 2007).
3. Tidak Berasa : Air yang tidak tawar mengindikasikan adanya zat-zat tertentu
di dalam air tersebut.
4. Suhu : Air yang baik tidak boleh memiliki perbedaan suhu yang mencolok
dengan udara sekitar (udara ambien). Di Indonesia, suhu air minum idealnya ±
3 ºC dari suhu udara di atas atau di bawah suhu udara berarti mengandung zat-
zat tertentu (misalnya fenol yang terlarut) atau sedang terjadi proses biokimia
yang mengeluarkan atau menyerap energi air (Kusnaedi, 2002).
c. Persyaratan Kimia
1. Besar kecilnya koloni yang hanya serupa suatu titik ada pula yang melebar
sampai menutup permukaan medium.
2. Bentuk. Ada koloni yang bulat, ada yang memanjang ,ada yang tepinya
rata,ada yang tepinya tidak rata.
3. Kenaikan Permukaan. Ada koloni yang rata saja dengan permukaan medium ,
ada pula yang timbul , yaitu menjulang tebal diatas permukaan medium.
4. Halus kasarnya permukaan . Ada koloni yang permukaannya halus saja , ada
yang permukaannya kasar, tidak rata.
5. Wajah permukaan. Ada koloni yang permukaannya mengkilat, ada yang
permukaannya suram.
7. Kepekatan. Ada koloni yang lunak seperti lendir, ada yang lunak seperti
mentega, ada yang keras dan kering.
f. pH
Mikroba biasanya tumbuh baik pada rentang pH tertentu. pH yang
berbeda ini dapat disebabkan oleh karena proses metabolisme yang terjadi di
dalam sel, misalnya akumulasi produk metabolisme yang asam atau basa,
sesuai kebutuhan pertumbuhannya. Pada dasarnya tak satupun yang dapat
tumbuh baik pada pH lebih dari 8. Kebanyakan patogen, tumbuh paling baik
pada pH netral (pH7) atau pH yang sedikit basa (pH 7,4). Beberapa bakteri
tumbuh pada pH 6;tidak jarang dijumpai organisme yang tumbuh baik pada
pH 4 atau 5. Sangat jarang suatu organisme dapat bertahan dengan baik pada
pH 4; bakteri autotrof tertentu merupakan pengecualian. Karena banyak
bakteri menghasilkan produk metabolisme yang bersifat asam atau basa
(Volk&Wheeler,1993).
b. Perhitungan Manual
Laju pertumbuhan spesifik (μ) mikroba adalah laju yang ditunjukkan pada
1) Fase Adaptasi
Sel–sel yang berada dalam fase tetap akhirnya akan mati bila tidak
dipindahkan ke media segar lainnya. Dalam bentuk logaritmik fase menurun
atau kematian merupakan penurunan secara garis lurus yang digambarkan oleh
jumlah sel–sel hidup terhadap waktu, jumlah bakteri hidup berkurang dan
menurun. Dan sebagian besar populasi mikroba mulai mengalami kematian
karena nutrien di dalam medium sudah habis, adanya zat racun dan habisnya
energi cadangan di dalam sel. Kecepatan kematian tergantung dari kondisi
nutrien, lingkungan dan jenis mikroba (Suhartono, 1989).
2.8 Desinfektan
Hand sanitizer adalah suatu cairan atau gel antiseptik yang digunakan
untuk mencuci tangan tanpa menggunakan air untuk membilasnya. Menurut
food and drug administration (FDA) Hand sanitizer dapat menghilangkan
kuman kurang dari 30 detik. Berdasarkan penelitian sebelumnya
membuktikan bahwa hand sanitizer efektif untuk mengurangi penyakit saluran
pencernaan.17,18,19, CDC (Center for desease control) mengungkapkan
bahwa pada dasarnya hand sanitizer terbagi dua berdasarkan bahan aktif yang
terkandung, yaitu hand sanitizer dengan alkohol dan tanpa alkohol yang
memiliki bahan aktif berupa agen antimikrobalain yang biasa digunakan
sebagai higenitas tangan yaitu Chlorhexidine, Chloroxylenol,
Hexachlorophene, Iodine and iodophors, Quaternary ammonium compounds,
dan Triclosan.Namun paling banyak ditemukan mengandung alkohol dan
triclosan.3,4,20, Alkohol pada hand sanitizer biasanya diukur dengar skala
ukuran “%” terhadap volume air yang terkandung dengan kandungan alkohol
yang sering digunakan di hand sanitizer, yaitu etil alkohol, isopropil alkohol
dan n-propanolol, ketiga bahan ini sering digunakan sebagai bahan aktif di
produk-produk pembersih tangan karena bahan-bahan ini menunjukkan
aktivitas antimikroba yang cepat dengan spektrum yang luas melawan bakteri
vegetatif, virus dan jamur, namun tidak bersifat sporosidal. Kemampuan
antimikroba dari alkohol ini adalah dengan mendenaturasi protein mikroba
dan aktifitas antimikroba ini optimal bila diencerkan dengan air sekitar 60 –
95 %. Alkohol memiliki kemampuan aktivitas bakteriosida yang baik terhadap
Gram positif dan Gram negatif termasuk juga MRSA (Methicilin Resistent of
Staphylococcus aureus), virus dan beberapa jamur. Tetapi alkohol tidak
memiliki efek antimikroba terhadap bakteri berspora dan efeknya sangat
lemah terhadap non-enveloped (non-lipophilic) viruses. Aktivitas antimikroba
pada alkohol berpengaruh pada beberapa faktor, yaitu jenis alkohol yang
digunakan, konsentrasi alkohol, waktu kontak, volume yang digunakan, dan
keadaan tangan yang sedang menggunakan. Menurut beberapa penelitian
menyatakan bahwa efek dari antimikroba etil etanol dengan isopropil alkohol
berbeda terhadap virus Hemofilus A, yaitu etil alkohol sudah biasa
memberikan efek antimikroba terhadap virus Hemofilus A dengan kadar 60 –
80 % sedangkan isopropil alkohol pada kadar 70 – 90 %, selain itu volume
alkohol 3 ml lebih menunjukkan sifat antimikroba dibandingkan dengan
volume alkohol 1 ml, namun sampai sekarang belum ada kepastian mengenai
berapa volume alkohol yang efektif digunakan sebagai antimikroba. Selain
alkohol salah satu bahan aktif yang sering digunakan di dalam hand sanitizer
adalah triclosan. Triclosan adalah salah satu jenis bisfenol yang biasa
digunakan secara luas sebagai bahan aktif di sabun antiseptik atau beberapa
produk antiseptik lainnya, triclosan ini dipakai karena memiliki sifat
bakteriostatik, sporostatik dan bakterisidal (dengan kadar tertentu). Meneurut
WHO triclosan efektif dipakai dengan kadar 0.2 – 2 % karena dengan kadar
itu triclosan memiliki efek antimikroba dengan mekanisme menghambat
enoyl ACP-reductases essential enzymes yang berguna sebagai sistesis asam
lemak bakteri. Namun triclosan lebih efektif terhadap bakteri Gram positif
dibandingkan Gram negatif, hampir tidak memiliki efek pada bakteri Gram
negatif seperi Pneumonia aeruginosa. Walaupun alkohol mempunyai efek
antimikroba namun hanya bekerja pada short acting bukan long acting,
sehingga tidak berifat persisten. Menurut hasil beberapa penelitian
mengungkapkan bahwa pemakaian kombinasi alkohol dan antimikroba
lainnya seperti triclosan dan lainnya menyebabkan terciptanya sifat efek
antimikroba yang persisten.
METODE PRAKTIKUM
Langkah Pendahuluan
Menghitung
growth rate
Uji Desinfektan
Mencatat radius
pertumbuhan diukur
dari lubang yang
dibuat
3.2.1 Bahan
2. Aquadest
3. PDA
3.2.2 Alat
1. Beaker Glass
2. Petridish
3. Erlenmeyer
4. Pengaduk
5. Kompor Listrik
6. Pipet Tetes
1. 2. 3.
4. 5. 6.
Langkah-langkah pendahuluan :
Langkah-langkah percobaan PA :
1. Uji Koloni
ln x −ln x 0
µ=
t
Keterangan :
μ = laju pertumbuhan spesifik
x = konsentrasi sel pada t tertentu
x = konsentrasi sel awal
0
ln 2
td =
μ
Keterangan :
td = doubling time
μ = laju pertumbuhan spesifik
ln 2 = konsentrasi sel (saat penggandaan)
2. Uji Desinfektan
a. Biarkan media dalam petridish sampai setengah padat kemudian
taburi dengan sampel yang sudah diencerkan secara merata ke
permukaan media menggunakan pipet tetes yang sudah
disterilisasi.
b. Biarkan media dalam petridish memadat kemudian buat lubang
kecil pada tengah-tengah media tersebut. Kemudian teteskan
contoh desinfektan sesuai variabel.
c. Simpan dalam ruang inkubasi selama waktu yang telah ditentukan
(biasanya ± 2 hari).
d. Mencatat radius pertumbuhan diukur dari lubang yang dibuat
(radius terjauh, radius terdekat, dan rata-rata).
DAFTAR PUSTAKA
Afif, Fahtoni. 2015. Identifikasi Bakteri Escherichia Coli pada Air Minum Isi Ulang
yang Diproduksi Depot Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Padang Selatan.
Diakses dari http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/257/246
pada 3 September 2017
Agustiyani, Dwi, dkk. 2004. Pengaruh pH dan Substrat Organik Terhadap
Pertumbuhan dan Aktivitas Bakteri Pengoksidasi Amonia. Diakses dari
http://biodiversitas.mipa.uns.ac.id/D/D0502/D050201.pdf pada 11 Oktober
2017
Aini, Nurul. 2015. Media Alternatif Untuk Pertumbuhan Jamur Menggunakan
Sumber Karbohidrat Yang Berbeda. Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Surakarta
Dairy. 2004. Standard Plate Count..
Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Bioteknologi. Djambatan : Jakarta
Fajriputri, Hera. 2014. Uji Koefisien Fenol Produk Antiseptik dan Desinfektan yang
Mengandung Senyawa Aktiv Benzalkonium Klorida. Diakses dari
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30031/1/HER
20AJRIPUTRI-FST.pdf pada 11 Oktober 2017
Fauziah, Adelina. 2011. Efektivitas Saringan Pasir Cepat Dalam Menurunkan
Kadar Mangan (Mn) Pada Air Sumur Dengan Penambahan Kalium Permanganat
(KMnO4) 1%. Skripsi pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara Medan.
Furkan. 2011. LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PEMERIKSAAN
AIR. Diakses dari https://www.scribd.com/doc/100064154/Pemeriksaan
Air pada 3 September 2017
Gultom, David R. 2015. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan
Mikroorganisme. Diakses dari https://www.academia.edu/16528952/Maka
lah_Mikrobiologi_FAKTORFAKTOR_YANG_MEMPENGARUHI_PE
KEMBANGAN_MIKROORGNISME pada 3 September 2017
Hikmat. 2010. Hitungan Cawan. https://www.academia.edu/12062724/Hitungan-
Cawan pada tanggal 21 Maret 2017
3
HALAMAN PENGESAHAN
4
Kelompok : 6 Kamis
Telah diterima dan disetujui oleh asisten pengampu dan dosen pengampu :
Hari :
Tanggal :
Semarang,
Mengetahui,
5
PRAKATA
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpah
dan karunia yang telah diberikan, kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum
Bioproses dengan materi “Pemeriksaan Air dan Pemindahan Secara Aseptis” ini tepat
pada waktunya. Pembuatan laporan ini disusun sebagai kelengkapan tugas mata
kuliah Praktikum Bioproses.
Semarang,
Penyusun
6
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ii
LEMBAR PENGESAHAN iii
PRAKARTA iv
DAFTAR ISI v
BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN
7
RINGKASAN
Mikroba adalah jasad renik, mahluk hidup yang sangat kecil dan hanya
bisa dilihat dengan bantuan mikroskop. Mikroba terdiri dari bakteri, jamur, dan virus.
Jamur adalah organisme yang dapat bertahan hidup pada berbagai lingkungan dengan
media yang berbeda-beda, serta memperoleh makanannya dari media tempat jamur
tersebut tumbuh. Teknik aseptik adalah salah satu cara untuk memperoleh kondisi
bebas dari mikroorganisme. Tujuan dari praktikum ini yaitu dapat menguasai teknik
pemindahan jamur dari suatu wadah ke wadah lain, dan memahami berbagai macam
proses sterilisasi. Sterilisasi merupakan suatu prosesmenghancurkan atau
memusnahkan semua mikroorganisme termasuk spora, dari sebuah benda atau
lingkungan. Metode sterilisasi bermacam-macam yaitu meliputi sterilisasi secara
mekanik, secara fisik, dan secara kimiawi. Sampel jamur yang digunakan adalah
Aspergillus niger. Aspergillus niger merupakan salah satu spesies yang paling umum
dan mudah diidentifikasi dari marga Aspergillus.
Bahan yang digunakan yaitu jamur Aspergillus niger dan media PDA. Variabel
tetapnya yaitu media PDA dan variabel berubahnya adalah suhu penyimpanan.
1
BAB I
PENDAHULUAN
Teknik aseptik adalah salah satu cara untuk memperoleh kondisi bebas dari
mikroorganisme. Dasar dari teknik ini adalah bahwa infeksi berasal dari luar tubuh,
sehingga teknik ini dipakai untuk mencegah masuknya infeksi dari luar tubuh melalui
tempat pembedahan. Tujuan akhir dari aseptik adalah untuk menghindarkan pasien dari
infeksi paska operasi dan untuk mencegah penyebaran patogen (Nurul Laeli,2012).
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam praktikum ini yaitu bagaimana teknik pemindahan jamur dari
satu wadah ke wadah lain dan apa saja macam proses sterilisasi.
1.3 Tujuan Percobaan
1. Dapat menguasai teknik pemindahan jamur dari suatu wadah ke wadah lain
2. Memahami berbagai macam proses sterilisasi
1.4 Manfaat Percobaan
1. Mahasiswa dapat menguasai teknik pemindahan jamur dari suatu wadah ke wadah
lain.
2. Mahasiswa dapat Memahami berbagai macam proses sterilisasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
Sterilisasi merupakan suatu prosesmenghancurkan atau memusnahkan semua
mikroorganisme termasuk spora, dari sebuah benda atau lingkungan. Peranan
sterilisasi pada pembuatan makananyaitu berfungsi untuk menjamin
keamananterhadap pencemaran oleh mikroorganismedan memperpanjang waktu
simpan (Purnawijayanti, 2001). Prinsip dasar sterilisasi yaitu memperpanjang umur
simpan bahan pangan dengan cara membunuh mikroorganisme yang ada di dalamnya.
Mikroorganisme yang tumbuh pada produk pangan biasanya dapat mencemari produk
pangan dan membuat makanan lebih cepat basi. Mikroorganisme pembusuk tersebut
bisa berupa bakteri, khamir (yeast)dan kapang (jamur) (Hiasinta, 2001).
3
suhu 121°Cdan tekanan 15 kg/cm2. Pada saat sumber panas dinyalakan,
air dalam autoklaf lama kelamaan akan mendidih dan uap air yang
terbentuk mendesak udara yang mengisi autoklaf. Setelah semua udara
dalam autoklaf diganti dengan uap air, katup uap/udara ditutup sehingga
tekanan udara dalam autoklaf naik. Pada saat tercapaitekanan dan suhu
yang sesuai, maka proses sterilisasi dimulai dan timer mulai menghitung
waktu mundur. Setelah proses sterilisasi selesai, sumber panasdimatikan
dan tunggu tekanan dalam kompartemen turun hingga sama dengan
tekanan udara di lingkungan (jarum pada preisure gauge menunjuk ke
angka nol).(Fitri Rahmayanti, 2013)
Oven
Sterilisasi panas kering umumnya digunakan untuk senyawa-senyawa
yang tidak efektif disterilkan dengan uap air panas, karena sifatnya yang
tidak dapat ditembus atau tidak tahan dengan uap air. Misalnya, minyak
lemak, paraffin, petrolatum cair, gliserin, propilen glikol. Serbuk steril
seperti talk, kaolin dan ZnO, dan beberapa obat lain.
Sinar Ultraviolet
Sinar ultraviolet umumnya digunakan untuk membantu
mengurangikontaminasi di udara dan pemusnahan selama proses di
lingkungan. Sinar yang bersifat membunuh mikroorganisme (germisida)
diproduksi oleh lampu kabut merkuri yang dipancarkan secara eksklusif
pada 253,7 nm.
Pendidihan
Air mendidih mempunyai kegunaan yang sangat banyak dalam
sterilisasi jarum spoit, penutup karet, penutup dan alat-alat bedah. Bahan-
bahan ini harus benar-benar tertutupi oleh air mendidih dan harus
mendidih paling kurang 20 menit. Setelah sterilisasi bahan-bahan
dipindahkan dan air dengan pinset yang telah disterilisasi menggunakan
pemijaran. Untuk menigkatkan efisiensi pensterilan dari air, 5 % fenol, 1–
2% Na-carbonat atau 2–3% larutan kresol tersaponifikasi yang
menghambat kondisi bahan-bahan logam.
c. Secara Kimiawi
Biasanya sterilisasi secara kimiawi menggunakan senyawa desinfektan antara
lain alkohol. Antiseptik kimia biasanya dipergunakan dan dibiarkan menguap
seperti halnya alkohol. Proses sterilisasi antiseptik kimia ini biasanya dilakukan
4
dengan cara langsung memberikan pada alat atau media yang akan disterilisasi.
Pemilihan antiseptik terutama tergantung pada kebutuhan dari tujuan tertentu serta
efek yang dikehendaki.
2.3 Aspergillus niger
Aspergillus niger merupakan salah satu spesies yang paling umum dan mudah
diidentifikasi dari marga Aspergillus. Aspergillus niger dapat tumbuh pada suhu 35ºC-
37ºC (optimum), 6ºC-8ºC (minimum), 45ºC-47ºC (maksimum) dan memerlukan
oksigen yang cukup (aerobik). Aspergillus niger memiliki bulu dasar berwarna putih
atau kuning dengan lapisan konidiospora tebal berwarna coklat gelap sampai hitam.
Kepala konidia berwarna hitam, bulat, cenderung memisah menjadi bagian-bagian
yang lebih longgar dengan bertambahnya umur. Konidiospora memiliki dinding yang
halus dan berwarna coklat.
Morfologi jamur Aspergillus niger dapat dilihat pada Gambar 2.3 Klasifikasi
Aspergillus niger adalah sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Phylum : Ascomycota
Class : Ascomycetes
Order : Eurotiales
Family : Eurotiaceae
Genus : Aspergillus
Species : Aspergillus niger
5
Aspergillus niger mempunyai ukuran diameter 4-5cm. Dan terdiri dari suatu lapisan
basal yang kompak berwarna putih hingga kuning dan suatu lapisan konidiofor yang lebat
yang berwarna coklat tua hingga hitam. Kepala konidiofor berwarna hitam, berbentuk
bulat. Vesikula bulat hingga semi bulat dan berdiameter 50-100µm. Konidia berbentuk
bulat hingga semi bulat, berukuran 3,5-4,5µm. Berwarna coklat memiliki ornamentasi
berupa tonjolan dan duri-duri yang tidak beraturan. Habitat spesies ini kosmopolit di
daerah tropis dan subtropis dan mudah diisolasi dari tanah, udara, air dan lain sebagainya
(Rahmawati, 2010).
Aspergillus niger menghasilkan enzim α-amilase dan glukoamilase yang berperan
mengurai pati menjadi glukosa dengan kata lain gula sederhana. Setelah menjadi gula
difermentasi menjadi etanol (Rahmawati, 2010).
BAB III
METODE PERCOBAAN
6
Menyiapkan Bunsen,
Menyiapkan Kawat osse, dan HCl Memindahkan
media Mikroorganisme
7
4. Gelas Ukur 5. Kompor listrik 6. Pipet tetes
DAFTAR PUSTAKA
Aditia, Lansirang. 2014. LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI. Diakses
dari https://www.academia.edu/16007115/Laporan_Praktikum_Mikrobiol
ogi_Sterisasi_ pada 3 September 2017
Amalia, Febri dkk. 2015. Makalah Sterilisasi dan Desinfeksi. Diakses dari
https://wwwslideshare.net/HuryCanz/makalahsterilisasidandesinfeks
pada 30 Oktober 2017
8
Cahyani, Vita R. PENGARUH BEBERAPA METODE STERILISASI TANAH
TERHADAP STATUS HARA, POPULASI MIKROBIOTA, POTENSI
INFEKSI MIKORISA DAN PERTUMBUHAN TANAMAN. Diakses dari
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=149968&val=5909&
itlePENGARUH%20BEBERAPA%20METODE%20STERILISASI%20
ANA%20TERHADAP%20STATUS%20HARA,%20POPULASI%20M
KROBIOA,%20POTENSI%20INFEKSI%20MIKORISA%20DAN%20
ERTUMBUHAN%20TANAMAN pada 3 September 2017
Indriani, Dwi. 2015. INVERTASE DARI Aspergillus niger DENGAN METODE
SOLID STATE FERMENTATION DAN APLIKASI DI INDUSTRI:
KAJIAN PUSTAKA. Diakses dari http://jpa.ub.ac.id/index.php/jpa/article
/view File/263 /296 pada 3 September 2017
Putri, Ayu M. 2009. ISOLASI DAN PEMURNIAN MIKROBA. Diakses dari
https://www.scribd.com/document/56202648/26251704IsolasiDanPemurnianMikro
ba pada 3 September 2017
Sulaiman, Riza, dkk. Laporan Praktikum Mikrobiologi Perairan Inokulasi, Isolasi,
Dan Identifikasi Mikroba. Diaksesd dari https://www.academia.edu/19642
172/keamanan_kemasan_pangan pada 11 Oktober 2017
Wahab, Abdul. 2009. Sterilisasi. Diakses dari https://www.scribd.com/doc/1386
18184/SterilisasiLengkappdf pada 3 September 2017
Wuryanti. 2008. Pengaruh Penambahan Biotin Pada Media Pertumbuhan Terhadap
Produksi Sel Aspergillus niger. Diakses darihttp://ejournal.undip.ac.id/
index.php/bioma/article/viewFile/3375/3036 pada 3 September 2017