Anda di halaman 1dari 6

MENGKONSTRUK TES HASIL BELAJAR

Nama : Ghaziah Kusumawati C


NIM : 180341863040
Kelas :B

Tes sebagai salah satu teknik pengukuran dapat didefinisikan A test will be
defined as a systematic procedure for measuring a sample of an individual’s behaviour
(Brown,1970:2). Definisi tersebut mengandung dua hal pokok yang perlu di perhatikan
dalam memahami makna tes, yaitu Pertama adalah kata systematic procedure yang
artinya bahwa suatu tes harus disusun, dilaksanakan (diadministrasikan) dan diolah
berdasarkan aturan-aturan tertentu yang telah ditetap kan. Sistematis di sini meliputi
tiga langkah, yaitu (a) sistematis dalam isi, artinya butir-butir soal (item) suatu tes
hendaknya disusun dan dipilih berdasarkan kawasan dan ruang lingkup tingkah laku
yang akan dan harus diukur atau dites, sehingga tes tersebut benar-benar tingkat
validitasnya dapat dipertanggungjawabkan, (b) sistematis dalam pelaksanaan
(administrasi) artinya tes itu hendaknya dilaksanakan dengan mengikuti prosedur dan
kondisi yang telah ditentukan ; dan (c) sistematis di dalam pengolahannya, artinya data
yang dihasilkan dari suatu tes diolah dan ditafsirkan berdasarkan aturan-aturan dan
tolak ukur (norma) tertentu. Kedua adalah measuring of an individual’s is behaviour
yang artinya bahwa tes itu hanya mengukur suatu sampel dari suatu tingkah laku
individu yang dites. Tes tidak dapat mengukur seluruh (populasi) tingkah laku,
melainkan terbatas pada isi (butir soal) tes yang bersangkutan.

Dari segi bentuk soal dan kemungkinan jawabannya tes dibagi menjadi 2 bagian yakni:

1. Tes Essay (uraian)


Tes Essay adalah tes yang disusun dalam bentuk pertanyaan terstruktur dan
siswa menyusun, mengorganisasikan sendiri jawaban tiap pertanyaan itu
dengan bahasa sendiri. Tes essay ini sangat bermanfaat untuk mengembangkan
kemampuan dalam menjelaskan atau mengungkapkan suatu pendapat dalam
bahasa sendiri.
Subino, (1987:2) menyatakan bahwa berdasarkan tingkat kebebasan jawaban
yang dimungkinkan dalam tes bentuk uraian, butir-butir soal dalam ini dapat
dibedakan atas butir-butir soal yang menuntut jawaban bebas. Butir-butir soal
dengan jawaban terikat cenderung akan membatasi, baik isi maupun bentuk
jawaban; sedangkan butir soal dengan jawaban bebas cenderung tidak membatasi,
baik isi maupun jawaban.
Kelebihan tes uraian yaitu siswa mempunyai keluasan dalam menulis,
mengorganisasikan dan mengekspresikan gagasan dalam kalimat sendiri, dapat
digunakan untuk mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi, serta waktu yang
diperlukan untuk menyusun relatif lebih singkat. Mundilarto (2010) menyatakan
bahwa tes berbetuk uraian sangat sesuai untuk mengukur keterampilan berpikir
tingkat tinggi (HOTS) siswa. Jawaban siswa pada soal uraian biasanya beragam,
sehingga untuk meminimalisir unsur subjektivitas dalam penilaian diperlukan
pedoman penskoran yang jelas dan rinci.
Kelemahan tes uraian adalah jumlah materi atau pokok bahasan yang dapat
ditanyakan relatif terbatas, sulit dalam menyusun pedoman penskoran, waktu untuk
memeriksa jawaban cukup lama, penskorannya relatif subjektif, dan tingkat
reliabilitasnya relatif lebih rendah dibandingkan dengan soal bentuk pilihan ganda
karena reliabilitas skor pada soal bentuk uraian sangat tergantung pada penskor tes
(Balitbang Kemdikbud, 2017).\
2. Tes Objektif
Tes objektif adalah tes yang disusun sedemikian rupa dan telah disediakan
alternatif jawabannya. Tes ini terdiri dariberbagai macam bentuk, antara lain ;
a. Tes Betul-Salah (TrueFalse)
b. Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice)
c. Tes Menjodohkan (Matching)
d. Tes Analisa Hubungan (Relationship Analysis)

Pada prinsipnya, bentuk tes objektif di atas mempunyai kelemahan dan


kebaikannya, akan tetapi biasanya bentuk objektif dapat menteskan semua bahan yang
telah diajarkan, sedangkan bentuk uraian agak sukar untuk mengukur semua bahan
yang sudah diajarkan, karena ruang lingkup bentuk tes tersebut sangat sempit. Untuk
lebih jelasnya perlu diterangkan dahulu kelemahan dan kebaikan tes bentuk objektif.
Keuntungan atau kebaikan bentuk objektif dalam evaluasi hasil belajar bahasa
Indonesia bagi siswa adalah tes bentuk objektif
1. Tepat untuk mengungkapkan hasil belajar yang bertatanan pengetahuan,
pemahaman, aplikasi, dan analisis
2. mempunyai dampak belajar yang mendorong siswa untuk mengingat,
menafsirkan, dan menganalisis pendapat
3. jawaban yang diberikan dapat menggambarkan ranah tujuan pendidikan
menurut Bloom, khususnya ranah cognitive domain.
Kelemahannya bahwa tes objektif adalah :
1. siswa tidak dituntut untuk mengorganisasikan jawaban, karena jawabannya
sudah disediakan
2. siswa ada kemungkinan dapat menebak jawaban yang telah tersedia
3. tidak dapat mengungkap proses berpikir dan bernalar
4. hanya mengukur ranah kognitif yang paling rendah tidak mengungkap
kemampuan yang lebih kompleks.
Hal ini sebagaimana yang diungkapkan Gronlund (1985 : 36) menyatakan bahwa
…objective test items can be used to measure a variety of knowledge out come …the
most generally useful is the multiple choice items…but other items types also have a
place. Pernyataan tersebut menunjukan bahwa item-item tes objektif dapat digunakan
untuk mengukur berbagai hasil belajar yang berupa pengetahuan. Umumnya yang
paling berguna adalah item bentuk pilihan jamak, sementara itu, tipe item objektif yang
lainnya punya peran tersendiri.
Perbedaan tes objektif dan essay

Ditinjau dari Tes Objektif Tes Essay


Taksonomi hasil yang Baik untuk mengukur hasil Tidak efisien untuk
diukur belajar tingkat tingkat pengetahuan. Baik
pengetahuan, aplikasi dan untuk aplikasi dan
analissi. Tidak cocok unuk analisis. Sangat baik untuk
tingkat sintesis dan tingkat sintesis dan
evaluasi evaluasi.
Sampling isi/bahan Karena menggunakan Karena menggunakan
jumlah item yang banyak, jumlah soal yang relatif
dapat mewakili bahan kecil, hanya mencakup
pelajaran yang luas pula bahan yang terbatas
Persiapan membuat soal Mempersiapkan item sukar Mempersiapkan item lebih
dan memakan waktu mudah dari pada soal
objektif
Penskoran Objektif, sederhana dan Subjektif, sukar dan
keandalannya tinggi kurang andal
Kemungkinan yang Mendorong sisiwa untuk Mendorong siswa untuk
terjadi mengingat, mengorganisasi dan
menginterpretasikan dan mengintegrasikan ide-
menganalisis ide-ide orang idenya sendiri
lain

Balitbang Kemendikbud. 2017. Panduan Penulisan Soal SMA/ SMK. Jakarta: Pusat
Penilaian Pendidikan Badan Penelitian Dan Pengembangan Kementerian
Pendidikan Dan Kebudayaan.

Subino, 1987. Konstruksi Dan Analisi Tes Suatu Pengantar Kepada Teori Tes Dan
Pengukuran. Jakarta : Depdikbud

Brown, A.L., dan Page, A.,1970, Element of Functional Analysis. Van Nostrand
Reinhold company, London.
Gronlund, Norman E. 1985. Measurement and Evaluation in Teaching. MacMillan
Publishing Company. New York.

Mundilarto. 2010. Penilaian Hasil Belajar Fisika. Yogyakarta : P2IS UNY.

Pertanyaan dan jawaban.

1. Apa sajakah prinsip dasar dalam penyusunan tes hasil belajar?


a. Tes hasil belajar harus dapat mengukur secara jelas hasil belajar (learning
out comes) yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan instruksional.
b. Butir-butir soal tes hasil belajar harus merupakan sampel yang representatif
dari populasi bahan pelajaran yang telah diajarkan, sehingga dapat dianggap
mewakili seluruh performan yang telah diperoleh selama peserta didik
mengikuti suatu unit pengajaran.
c. Bentuk soal yang dikeluarkan dalam tes hasil belajar harus dibuat
bervariasi, sehingga betul-betul cocok untuk mengukur hasil belajar yang
diinginkan sesuai dengan tujuan tes itu sendiri.
d. Tes hasil belajar harus didesain sesuai dengan kegunaannya untuk
memperoleh hasil yang diinginkan.Pernyataan tersebut mengandung
makna, bahwa desain tes hasil belajar harus disusun relevan dengan
kegunaan yang dimiliki oleh masing-masing jenis tes.
e. Tes hasil belajar harus memiliki reliabiltas yang dapat diandalkan. Artinya,
setelah tes hasil belajar itu dilaksanakan berkali-kali terhadap subyek yang
sama, hasilnya selalu sama atau relatif sama.
f. Tes hasil belajar disamping harus dapat dijadikan alat pengukur
keberhasilan belajar siswa, juga harus dapat dijadikan alat untuk mencari
informasi yang berguna untuk memperbaiki cara belajar siswa dan cara
mengajar guru itu sendiri.
2. Jelaskan perbedaan antara tes lisan dan tes tulis!

Ditinjau dari Tes tulis Tes Lisan


Taksonomi hasil Baik untuk mengukur hasil Tidak efisien untuk
yang di ukur belajar tingkat knowledge, knowledge. Baik untuk
comprehension, aplikasi dan komprehensif, aplikasi dan
analisis. Tidak cocok untuk analisis. sangat baik untuk
tingkat sintesis dan evaluasi. tingkat sintesis
dan evaluasi.
Sampling isi/ bahan Karena menggunakan jumlah Karena menggunakan
item yang banyak, dapat jumlah soal yang relatif
mencakup atau mewakili kecil, hanya mencakup
bahan pelajaran yang luas. bahan yang tidak jelas
(tidak dapat mewakili isi
bahan
yang luas).
Persiapan membuat Mempersiapkan item adalah Mempersiapkan item yang
soal yang sukar memakan waktu. baik adalah sukar tetapi
lebih mudah
mempersiapkan soal
objektif.
Penskoran Objektif, sederhana dan Subjektif, sukar dan kurang
keandalannya tinggi andal.
Kemungkinan Mendorong siswa untuk Mendorong siswa untuk
mengingat, mengorganisasi dan
menginterpretasikan dan mengintegrasikan ide-
menganalisi ide-ide orang lain. idenya sendiri.

Anda mungkin juga menyukai