Anda di halaman 1dari 13

Makalah Kuliah Pilihan Semen

Kualitas Semen

Oleh :

Ayu Larasati 2313 0303038

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA

2016
BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Perkembangan Perusahaan semen di Indonesia sangat pesat dan mempunyai


peranan yang sangat penting dalam pembangunan. Banyaknya perusahaan semen
yang yang ada di Indonesia membuat persaingan pasar semakin ketat. Apalagi saat ini
banyaknya bencana alam yang terjadi di Indonesia seperti gempa bumi, tanah longsor,
tsunami, banjir, angin putting beliung dan bencana-bencana lainnya menyebabkan
ribuan rumah rusak dan hancur, ditambah adanya program pemerintah tentang
bangunan “Rumah Sehat Sederhana”, maka dengan sendirinya kebutuhan akan semen
sebagai bahan pokok dalam pembangunan akan semakin meningkat. Semen sangatlah
berguna dalam pembangunan, yakni sebagai pondasi dalam pembuatan rumah. Jika
dalam pembangunan rumah tidak menggunakan campuran semen, maka rumah
tersebut tidak akan bertahan lama. Oleh sebab itu semen dikatakan sebagai bahan
pokok dalam pembangunan. Persaingan antar perusahaan semen semakin ketat.
Semakin banyaknya persaingan antar perusahaan akan menuntut setiap perusahaan
untuk meningkatkan kinerja perusahaannya agar tetap eksis dalam menghadapi
persaingan pasar.Salah satu usaha tersebut adalah dengan meningkatkan kualitas
semen dan memperbanyak jenis-jenis semen.

Semen berasal dari bahasa latin “ CAEMENTUM ” yang berarti bahan perekat.
Semen merupakan senyawa/zat pengikat hidrolis yang terdiri dari senyawa C-S-H
(Kalsium Silikat Hidrat) yang apabila bereaksi dengan air akan dapat mengikat bahan-
bahan padat lainnya, membentuk satu kesatuan massa yang kompak, padat dan keras.
Semen sangat berperan penting dalam sebuah pembangunan, semen merupakan
bahan dasar dari pebuatan sebuah bangunan. Semen yang digunakan untuk
merekatkan batu bata, batako, maupun bahan lainnya sangat dibutuhkan oleh para
pembangun rumah, apartemen, rumah susun, gedung, tempat sekolah dan tempat-
tempat lainnya. Agar sebuah bangunan mereka menjadi bangunan yang kokoh dan
tertata rapi sesuai dengan model arsitektur yang mereka inginkan.
i.2 Tujuan

1. Mengetahui definisi semen dan kegunaannya


2. Mengetahui macam-macam jenis semen dan fungsinya
3. Mengetahui kualitas semen yang baik
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Pengerrtian Semen

Semen (cement) adalah hasil industri dari paduan bahan baku: batu
kapur/gamping sebagai bahan utama dan lempung/tanah liat atau bahan pengganti
lainnya dengan hasil akhir berupa padatan berbentuk bubuk/bulk, tanpa memandang
proses pembuatannya, yang mengeras atau membatu pada pencampuran dengan air.
Batu kapur/gamping adalah bahan alam yang mengandung senyawa Calcium Oksida
(CaO), sedangkan lempung/tanah liat adalah bahan alam yang mengandung senyawa:
Silika Oksida (SiO2), Alumunium Oksida (Al2O3), Besi Oksida (Fe2O3 ) dan
Magnesium Oksida (MgO). Untuk menghasilkan semen, bahan baku tersebut dibakar
sampai meleleh, sebagian untuk membentuk clinkernya, yang kemudian dihancurkan
dan ditambah dengan gips (gypsum) dalam jumlah yang sesuai. Hasil akhir dari proses
produksi dikemas dalam kantong/zak dengan berat rata-rata 40 kg atau 50 kg. Semen
merupakan bahan bangunan yang sangat banyak digunakan, terutama untuk pekerjaan
pembuatan beton. Di samping itu, semen juga digunakan untuk pekerjaan lainnya
misalnya pemasangan batu bata, plesteran dinding, pemasangan keramik lantai, dll.

Semen merupakan bahan bangunan yang digunakan untuk merekat, melapis,


membuat beton, dll. Semen yang terbaik saat ini adalah semen Portland yang
ditemukan tahun 1824 oleh Joseph Aspdin.Semen dibuat dari batu kapur (limestone)
dan campuran material lain seperti lempung (clay) dan pasir (sand) yang dipanaskan
sampai 1450°C di dalam sebuah tungku pemanas (kiln). Hasil pembakaran ini adalah
“clinker” yang kemudian digiling halus dengan ditambahkan sedikit bahan gypsum
sehingga menjadi semen yang di kenal.
II.2 Unsur-Unsur Kimia yang Terdapat dalam Semen

Semen memiliki beberapa unsure kimia yang terkandung di dalamnya, antara


lain adalah sebagai berikut :

 3CaO.SiO2 : tricalsium silicate, disingkat C3S


 2CaO.SiO2 : dicalsium silicate, disingkat C2S
 3CaO.Al2O3 : tricalsium aluminate, disingkat C3A
 4CaO.Al2O3.Fe2O3 : tetracalsium aluminoferrite, disingkat C4AF
 Bahan lainnya (< 5%) adalah Gipsum, oksida alkali, magnesium oksida, dan
phosporus pentoksida.

Komposisi unsur-unsur kimia tersebut di dalam semen sangat mempengaruhi sifat-sifat


dan kegunaan semen tersebut. Peranan masing-masing unsur kimia dalam semen tersebut
adalah sebagai berikut :

a. C3S

 Bereaksi dengan air untuk membentuk pasta semen


 Pengerasan pasta semen berlangsung cepat, sekitar 70% dalam 1 minggu
 Menghasilkan panas hidrasi (panas yang terjadi akibat reaksi antara semen
dengan air) tinggi, sekitar 500 joule/gram

b. C2S

 Bereaksi dengan air untuk membentuk pasta semen


 Pengerasan pasta semen berlangsung lambat (dalam beberapa minggu
sampai 1 bulan)
 Menghasilkan panas hidrasi lebih rendah, sekitar 250 joule/gram

c. C3A

 Bereaksi dengan air membentuk pasta semen berkekuatan rendah


 Pengerasan pasta semen berlangsung cepat, sekitar 1 s.d 2 hari
 Menghasilkan panas hidrasi tinggi, sekitar 850 joule/gram
d. C4AF

 Bereaksi dengan air membentuk pasta semen


 Pengerasan pasta semen berlangsung sangat cepat, dalam beberapa menit
 Menghasilkan panas hidrasi tinggi, sekitar 420 joule/gram

II.3 Klasifikasi Semen

Semen dapat dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain sebagai berikut :

a. Semen Portland
Semen portland adalah suatu bahan konstruksi yang paling banyak
dipakai serta merupakan jenis semen hidrolik yang terpenting. Penggunaannya
antara lain meliputi beton, adukan, plesteran,bahan penambal, adukan encer
(grout) dan sebagainya.Semen portland dipergunakan dalam semua jenis beton
struktural seperti tembok, lantai, jembatan, terowongan dan sebagainya, yang
diperkuat dengan tulangan atau tanpa tulangan. Selanjutnya semen portland itu
digunakan dalam segala macam adukan seperti fundasi,telapak, dam,tembok
penahan, perkerasan jalan dan sebagainya.Apa bila semen portland dicampur
dengan pasir atau kapur, dihasilkan adukan yang dipakai untuk pasangan bata
atau batu,atau sebagai bahan plesteran untuk permukaan tembok sebelah luar
maupun sebelah dalam.

Apabila semen portland dicampurkan dengan agregat kasar (batu pecah


atau kerikil). dan agregat halus (pasir) kemudian dibubuhi air,maka terdapatlah
beton. Semen portland didefinisikan sesuai dengan ASTM C150, sebagai semen
hidrolik yang dihasilkan dengan menggiling klinker yang terdiri dari kalsium silikat
hidrolik, yang pada umumnya mengandung satu atau lebih bentuk kalsium sulfat
sebagai bahan tambahan yang digiling bersama dengan bahan utamanya.
Perbandingan-perbandingan bahan utama dari semen portland adalah
sebagai berikut:

- Kapur (CaO) 60% - 65%

- Silika (SiO2) 25%- 25%

- Oxida besi dan alumina Fe2O3 dan Al2O3 7% - 12%

Fungsi dari semen portland adalah untuk merekatkan butir-butir agregat agar
terjadi suatu massa yang kompak dan padat, selain juga untuk mengisirongga-
rongga di antara butiran agregat. Pemakaian semen Portland pada bahan
bangunan sebagai bahan pengikat hidrolis karena sifat-sifat yang lebih baik dan
angka kepadatannya tinggi yaitubila dicampur dengan air maka akan terjadi
proses pengerasan. Suatu campuran komposisi kerikil, pasir dan semen Portland
dengan perbandingan 3:2:1 akanmembentuk suatu adonan beton yang banyak
digunakan untuk konstruksi bangunan. Selain sebagai perekat, semen Portland
juga berfungsi sebagai isolatordan bahan pengawet, serta dapat mengurangi
sifat mudah terbakar.

1. Semen Portland Type I


Dipakai untuk keperluan konstruksi umum yang tidak memakai
persyaratan khusus terhadap panas hidrasi dan kekuatan tekan awal. Cocok
dipakai pada tanah dan air yang mengandung sulfat 0, 0% – 0, 10 % dan dapat
digunakan untuk bangunan rumah pemukiman, gedung-gedung bertingkat,
perkerasan jalan, struktur rel, dan lain-lain
2. Semen Portland type II.
Dipakai untuk konstruksi bangunan dari beton massa yang memerlukan
ketahanan sulfat ( Pada lokasi tanah dan air yang mengandung sulfat antara 0,
10 – 0, 20 % ) dan panas hidrasi sedang, misalnya bangunan dipinggir laut,
bangunan dibekas tanah rawa, saluran irigasi, beton massa untuk dam-dam dan
landasan jembatan.
3. Semen Portland type III
Dipakai untuk konstruksi bangunan yang memerlukan kekuatan tekan
awal tinggi pada fase permulaan setelah pengikatan terjadi, misalnya untuk
pembuatan jalan beton, bangunan-bangunan tingkat tinggi, bangunan-bangunan
dalam air yang tidak memerlukan ketahanan terhadap serangan sulfat.
4. Semen Portland type IV
Adalah tipe semen dengan panas hidrasi rendah. Semen tipe ini
digunakan untuk keperluan konstruksi yang memerlukan jumlah dan kenaikan
panas harus diminimalkan. Oleh karena itu semen jenis ini akan memperoleh
tingkat kuat beton dengan lebih lambat ketimbang Portland tipe I. Tipe semen
seperti ini digunakan untuk struktur beton masif seperti dam gravitasi besar yang
mana kenaikan temperatur akibat panas yang dihasilkan selama proses curing
merupakan faktor kritis.
5. Semen Portland type V
Dipakai untuk konstruksi bangunan-bangunan pada tanah/ air yang
mengandung sulfat melebihi 0, 20 % dan sangat cocok untuk instalasi
pengolahan limbah pabrik, konstruksi dalam air, jembatan, terowongan,
pelabuhan, dan pembangkit tenaga nuklir.
b. Super Masonry Cement
Semen Masonry dibuat dengan menggiling campuran terak semen
portland dengan batu kapur, batu pasir, atau slag dengan perbandingan 1 : 1.
Semen masonry pertama kali diperkenalkan di USA, kemudian berkembang
kebeberapa negara.Secara tradisional plesteran untuk bangunan umumnya
menggunakan kapur padam, kemudian meningkat dengan dipakainya semen
portland yang dicampur dengan kapur padam. Namun karena dianggap kurang
praktis maka diperkanalkan Semen Masonry . Semen ini dapat digunakan untuk
konstruksi perumahan gedung, jalan dan irigasi yang struktur betonnya maksimal
K 225. Dapat juga digunakan untuk bahan baku pembuatan genteng beton,
hollow brick, Paving Block, tegel dan bahan bangunan lainnya.
c. Oil Well Cement, Class G-HSR ( High Sulfate Resistance)
Oil well cement atau semen sumur minyak adalah semen khusus yang
digunakan dalam proses pengeboran minyak bumi atau gas alam, baik di darat
maupun di lepas pantai. Oil Well Cement (OWC) digunakan untuk penyekat pada
pengeboran sumur minyak. Oleh karenanya semen jenis ini juga disebut semen
sumur minyak. Sumur-sumur minyak atau gas dibuat dengan mengebor lubang
ke dalam tanah / bumi dengan kedalaman ratusan sampai dengan 20.000 kaki
(sekitar 7.000 meter). Pipa besi yang disebut casing ditempatkan pada lubang
sumur dan semen dipompa ke bawah melalui pipa. Sewaktu semen terpompa
keluar melalui dasar casing tsb. dan kembali ke permukaan melalui bagian luar
casing, ia akan membentuk ikatan kritis antara bagian luar casing dengan
dinding sumur yang telah dibor. Ikatan ini akan melindungi minyak, gas dan air
bawah tanah sehingga tidak bercampur di dalam sumur
Oil Cwell cement merupakan semen Khusus yang digunakan untuk
pembuatan sumur minyak bumi dan gas alam dengan konstruksi sumur minyak
bawah permukaan laut dan bumi, OWC yang telah diproduksi adalah class G,
HSR ( High Sulfat Resistance) disebut juga sebagai ” BASIC OWC” . adaptif
dapat ditambahkan untuk pemakaian pada berbagai kedalaman dan temperatur.
d. Portland Composite Cement ( PCC)
Semen memnuhi persyratan mutu portland COmposite Cement SNI 15-7064-
2004. Dapat digunakan secara luas untuk konstruksi umum pada semua beton.
Struktur bangunan bertingkat, struktur jembatan, struktur jalan beton, bahan
bangunan, beton pra tekan dan pra cetak, pasangan bata, Plesteran dan acian,
panel beton, paving block, hollow brick, batako, genteng, potongan ubin, lebih
mudah dikerjakan, suhu beton lebih rendah sehingga tidak mudah retak, lebih
tahan terhadap sulfat, lebih kedap air dan permukaan acian lebih halus.
e. Super ” Portland Pozzolan Cement” ( PPC)
 .Semen yang memenuhi persyaratan mutu semen Portland Pozzoland
SNI 15-0302-2004 dan ASTM C 595 M-05 s. Dapat digunakan secara
luas seperti :konstruksi beton massa ( bendungan, dam dan irigasi)
 Konstruksi Beton yang memerlukan ketahanan terhadap serangan sulfat
(Bangunan tepi pantai, tanah rawa)
 Bangunan / instalasi yang memerlukan kekedapan yang lebih tinggi
 Pekerjaan pasangan dan plesteran.
f. Semen Putih
Portland cement yang memiliki warna keabu-abuan, warna ini disebabkan
oleh kandungan oksida silika pada portland cement tersebut. Jika kandungan
oksida silika tersebut dikurangi 0,4 %, maka warna semen portland berubah
menjadi warna putih. semen putih (gray cement) adalah semen yang lebih murni
dari semen abu dan digunakan untuk pekerjaan penyelesaian (finishing), seperti
sebagai filler atau pengisi. Semen jenis ini dibuat dari bahan utama kalsit
(calcite) limestone murni. Semen putih dibuat umtuk tujuan dekoratif, bukan
untuk tujuan konstruktif. Pembuatan semen ini membutuhkan persyaratan bahan
baku dan proses pembuatan yang khusus, seperti misalnya bahan mentahnya
mengandung oksida besi dan oksida manganese yang sangat rendah (dibawah
1 %). Semen Putih merupakan jenis semen bermutu tinggi. Semen Putih
terutama digunakan untuk keperluan pekerjaan-pekerjaan arsitektur, precast dan
beton yang diperkuat dengan fiber, panel, permukaan teraso, stucco, cat semen,
nat ubin / keramik serta struktur yang bersifat dekoratif.
Semen Putih dibuat dari bahan-bahan baku pilihan yang rendah
kandungan besi dan magnesium oksidanya (bahan-bahan tsb. menyebabkan
semen berwarna abu-abu). Derajat keputihannya diukur menurut standar yang
berbeda-beda, namun mutu Semen Putih ITP mencapai angka sekitar 85
dengan menggunakan metode Kett C-1. Semen Putih dapat juga digunakan
untuk proses konstruksi pada umumnya dan saat ini merupakan satu-satunya
Semen Putih produksi dalam negeri.
II.4 Kualitas Semen yang Baik
Semen dengan kualitas yang baik memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Tidak menggumpal/keras
Pekerat bahan bangunan “semen” yang baik secara fisik/kasat mata, tidak
menggumpal/keras. Semen yang telah lama disimpan bisa membentuk gumpalan yang
akan hancur jika diremas dan lama-kelamaan mengeras (grit). Jika Anda melihat fisik
semen seperti ini, aduk atau ayak lah semen agar terpisah dengan bagian yang
menggumpal atau yang sudah mengeras, bagian yang tidak menggumpal nantinya
dapat digunakan sebagai campuran, sedangkan yang menggumpal jangan di paksa
untuk di pakai, karena sudah bereaksi dengan uap air/kelembaban dan hanya akan
menjadi bagian yang lemah pada plesteran/beton/acian, (rapuh).
2. Waktu mengeras
Terdapat dua waktu yang diukur dalam campuran material bahan bangunan semen,
yaitu waktu ikatan awal (setting time) dan waktu ikatan akhir (final setting). Waktu ikat
awal adalah waktu yang dibutuhkan sejak semen bercampur dengan air dari kondisi
plastis menjadi tidak plastis, dimana waktu yang dibutuhkan selama proses ini ± 45
menit. Waktu ikatan akhir adalah waktu yang dibutuhkan sejak semen bercampur
dengan air dari kondisi plastis menjadi kaku/keras. Ukuran standar adukan semen
untuk menjadi kering ± 6-7 jam. Jadi semakin cepat waktu pengerasan campuran
semen, semakin kuat mutu yang dihasilkan, bisa dikatakan tidak tepat. Faktanya,
semakin cepat semen mengeras berarti semakin cepat laju reaksi hidrasinya. Reaksi
hidrasi menghasilkan panas, sehingga suhu menjadi tinggi. Suhu yang tinggi akan
menimbulkan retak-retak pada beton/plesteran/acian sehingga kualitas, kekuatan dan
kekakuannya menurun.
3. Adukan lebih rapat dan rekat
Material bahan bangunan seperti semen yang kaya akan mineral dan logam
dapat membantu menghasilkan campuran yang sangat padat. Unsur yang berperan
dalam menentukan sifat lekatanya adalah C3S. Daya lekat yang baik antara pasta
semen dengan agregat menghasilkan campuran bahan bangunan yang padat dan
terbaik. Campuran yang padat menghasilkan bahan bangunan beton/plester/acian yang
berkualitas dan bermutu.
4. Kemasan tertutup sempurna
Kualitas pekerat bahan bangunan seperti semen akan terjaga dan
berkualitas baik jika kemasannya juga terjaga, dalam artian tertutup rapat, tidak
basah, dan tidak terdapat bekas tambalan. Sebelum membeli, ada baiknya cek
kertas pembungkus semen masih tersegel dengan rapat atau tidak.
5. Berlogo SNI (Standar Nasional Indonesia)
Sebelum memilih pekerat bahan bangunan seperti semen, pastikan
terlebih dahulu sertifikat yang telah diraih oleh merek tersebut benar. Bisa
berupa logo SNI atau yang telah bersertifikasi internasional. Misalnya untuk
salah satu semen dari Tiga Roda telah diproduksi mengikuti Standar Nasional
Indonesia (SNI), Standar Amerika (ASTM) dan Standar Eropa (EN).
6. Baik dalam penyimpanannya
Cara menyimpan perekat bahan bangunan seperti semen yang baik
diantaranya adalah jumlah tumpukan tidak melebihi dari 2 meter dan terlindungi
dari kelembaban yang tinggi. Sebaiknya tidak bersentuhan langsung dengan
lantai dan dinding dengan memberi bantalan (palet/kayu) akan membuat semen
selalu kondisi hangat. Selain itu, semen yang baik ditumpuk secara berdekatan
untuk mengurangi sirkulasi udara yang besar.
BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan makalah kualitas semen ini dapat disimpulkan bahwa :

1. Semen merupakan bahan bangunan yang digunakan untuk merekat, melapis,


membuat beton, dll.
2. Terapat beberapa jenis semen, antara lain ;
a. Semen Portland (Portland Cement)
b. Semen Putih
c. Semen Masonry
d. Semen Sumur Minyak (Oil Well Cement)

Anda mungkin juga menyukai