Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Metode seismik merupakan salah satu bagian dari seismologi eksplorasi


yang dikelompokkan dalam metode geofisika aktif. Metode seismik refleksi
didasarkan pada sifat penjalaran gelombang yang mengalami pemantulan dengan
sudut kritis. Bila dalam perambatannya, gelombang tersebut melalui bidang batas
yang memisahkan suatu lapisan dengan lapisan yang di bawahnya yang mempunyai
kecepatan gelombang lebih besar. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan
sumber berupa getaran. Setelah terjadinya usikan yang diberikan, terjadi gerakan
gelombang di dalam medium bawah permukaan bumi yang memenuhi hukum-
hukum elastisitas ke segala arah dan mengalami pembiasan dan pemantulan.
Prinsipnya adalah signal dalam domain waktu yang diketahui untuk menghasilkan
gelombang seismik yang menempuh lapisan bawah permukaan direfleksikan atau
direfraksikan kembali ke permukaan signal dapat dideteksi. Seismik diukur dari
perbedaan kecepatan dalam perambatannya pada jarak tertentu.
Metode seismik refleksi merupakan salah satu jenis seismik yang system
bekerjanya dari sumber yang menghasilkan gelombang atau usikan. Gelombang
tersebut akan dibiaskan pada batas antar lapisan bawah permukaan. Parameter jarak
(offset) dan waktu jalar dihubungkan oleh cepat rambat gelombang dalam medium.
Kecepatan tersebut dikontrol oleh sekelompok konstanta fisis yang ada di dalam
material yang dikenal sebagai parameter elastisitas.
Pada acara penelitian ini membahas tentang cara dan langkah-langkah
dalam pengolahan data akuisisi metode seismik refleksi dengan menggunakan
Software Hampson and Russel (HRS) yang selanjutnya dengan melakukan
interpretasi menggunakan Software Hampson and Russel (HRS) dengan proses
inversi seismik sehingga pada hasilnya didapatkan berupa penampang seismik
Acoustic Impedance (AI) (Hamdalah, 2018). Selain itu dengan Software Hampson
and Russel (HRS) dapat melakukan korelasi antar well log untuk mngetahui
struktur lapisan dengan menggunakan data log atau sumur yang dikorelasikan

1
dengan kedalamannya. Hal tersebut dilakukan agar saat melakukan analisa dapat
menentukan sesuai target eksplorasi yaitu berupa gas.

1.2. Maksud dan Tujuan

Adapun maksud pada kegiatan penelitian pengolahan data seismik


refleksi ini adalah untuk melakukan pembahasan tentang langkah - langkah
pengolahaan data dengan Software Hampson and Russel (HRS) dan memahami
kegunaan software tersebut. Sehingga dapat memahami hingga pada hasil data
akhir dalam melakukan interpretasi
Tujuan dari kegiatan penelitian pengolahan ddngan menggunakan
Software Hampson and Russel (HRS) ini adalah untuk memahami proses
pengolahannya sehingga dapat menginterpretasikan hasil data yang berupa data
well log dan melakukan analisa korelasi antar well log dari data yang tersedia
sehingga dapat mengetahui parameter pengukuran dan faktor apa saja yang
mempengaruhi dalam hasil data yang diinterpretasikan dan faktor diemukan
adanya target eksplorasinya.

1.3. Rumusan Masalah


1. Mengapa pada pengolahan data tersebut menggunakan Software
Hampson and Russel (HRS)?
2. Bagaimana proses Software Hampson and Russel (HRS) sehingga
mendapatkan hasil yang maksimal?
3. Apa saja yang dapat mempengaruhi hasil sehingga didapatkan hasil yang
maksimal dari pengolahan data dengan menggunakan Software Hampson
and Russel (HRS)?

2
BAB II
DASAR TEORI

2.1. Well Seismic Tie


Well seismic tie merupakan suatu tahapan untuk mengikatkan data sumur
terhadap data seismik. Pinsip proses tersebut adalah menempatkan reflektor
seismik pada kedalaman yang sebenarnya dengan seismogram sumur yang
bersesuaian dengan suatu bidang batas. Pencocokkan dilakukan dengan
mengkoreksi nilai tabel time depth dari data checkshot tiap sumur agar two way
time pada seismogram sintetik jatuh pada time data seismik. Hasil analisis well
seismic tie akan memperlihatkan bahwa pada seismogram sintetik dapat
dialakukan korelasi dengan horison-horison pada data seismik yang
merepresentasikan perubahan koefisien refleksi atau suatu bidang batas perlapisan
batuan.

Digunakan parameter pencocokan yang sama antara data seismik dengan


data sumur sehingga dapat dilakukan pengikatan antara kecepatan (kecepatan
gelombang merambat pada tubuh batuan) dengan densitas (tubuh batuan).
Sehingga diperlukan antara lain seismogram seismik (data seismik asli) dan
seismogram sintetik (berdasarkan data sumur) yang diikat.

2.1.1. Seismogram Sintetik


Seismogram sintetik adalah rekaman seismik buatan yang dibuat
dari data log kecepatan dan densitas. Data kecepatan dan densitas
membentuk fungsi koefisien refleksi yang selanjutya dikonvolusikan
dengan wavelet. Seismogram sintetik ini dapat membantu mengidentifikasi
horizon (picking horizon) pada penampang seismik (aspek lithologi, umur,
kedalaman, dan sifat-sifat fisis lainnya) karena resolusi vertikalnya lebih
baik dari data seismik. Disatu sisi seismogram sintetik menunjukkan data
kedalaman yang akurat (sehingga dapat dilakukan konversi time to depth).
Seismogram sintetik biasanya ditampilkan dengan format (polaritas dan
fasa) yang sama dengan rekaman seismik. Sehingga perlu dilakukan
ekstrak wavelet dari data seismik. Unsur seismogram sintetik yaitu:

3
a. Density log
Log ini menggambarkan berat jenis relatif dari setiap formasi dengan
merekam radiasi yang berasal dari setiap formasi.
b. Velocity log
Tipe log ini hampir sama dengan log density hanya saja yang direkam
adalah acoustic velocity dari masing-masing formasi.
c. Source wavelet
d. Menghitung source wavelet dengan korelasi melintang seismic trace
secara otomatis.

Gambar 2.1. Seismogram sintetik merupakan hasil konvolusi wavelet koefisien refleksi

2.1.2. Check-Shot Survey


Survei ini dilakukan bertujuan untuk mendapatkan hubungan
antara waktu dan kedalaman yang diperlukan dalam proses pengikatan
data sumur terhadap data seismik. Prinsip kerja survey ini dapat dilihat
pada gambar 3-5. Survei ini memiliki kesamaan dengan akuisisi data
seismik pada umumnya namun posisi geofon diletakkan sepanjang sumur
bor, atau dikenal dengan survey Vertical Seismik Profilling (VSP).
Sehingga data yang didapatkan berupa one way time yang dicatat pada
kedalaman yang ditentukan sehingga didapatkan hubungan antara waktu
jalar gelombang seismik pada lubang bor tersebut.

4
Gambar 2.2. Survey Checkshot

2.1.3. Vertical Seismic Profile


VSP hampir identik dengan checkshot survey, hanya disini dipakai
stasion geophone yang lebih banyak dan interval pengamatan tidak lebih
dari 30 m. kalau pada checkshot yang di dapatkan hanya first break, maka
pada VSP di dapatkan rekaman penuh selama beberapa detik. Jadi
sebenarnya VSP sama dengan penampang seismic biasa kecuali bahwa
pada VSP, geophone diletakkan pada lubang bor dan merekam gelombang
kebawah dan keatas. Gelombang kebawah berasal dari first break atau
multipelnya dan pada rekamannya akan menunjukkan waktu tempuh yang
meningkat terhadap kedalaman, sedangkan gelombang keatas
kebalikannya.

5
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Diagram Alir Pengolahan Data

Mulai

Software Humpson-Ruselll

Data logging

Grafik logging

Data trace seismik

Well seismic tie

Kurva logging dan


seismic tie

Litologi

Interpretasi

6
Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 3.1. Diagram Alir Pengolahan Data

Gambar 3.1. Diagram Alir Pengolahan


Data

7
3.2. Pembahasan Diagram Alir Pengolahan Data
Dalam pembuatan laporan ini, dibutuhkan sebuah langkah dalam
pengolahan data. Berdasarkan diagram alir tersebut, dapat diketahui langkah-
langkah untuk pengambilan data di lapangan adalah sebagai berikut:
1. Langkah awal pengolahan data ini adlaah menerima data sintetik dalam bentuk
.sgy.
2. Membuka software Hampson & Russel (HRS) yang dijalankan menggunakan
software Geoview yang telah dilakukan instalasi sebelumnya.
3. Membuka data sintetik yang kemudian melakukan input data, maka akan muncul
data log.
4. Mengatur input data sedemikian rupa sesuai dengan data di lapangan untuk
memunculkan trace data seismik yang baru.
5. Memasukkan olahan data lapangan yan diperlukan pada titik sumur bor.
6. Memasukkan data - data litologi yang terdapat pada daerah penelitian, data ini
juga merupakan daata sintetik.
7. Melakukan interpretasi terhadap penampang seismik yang didapat.
8. Menarik berbagai kesimpulan dari berbagai pembahasan yang dilakukan dengan
meninjau dari maksud, tujuan, dan rumusan masalah penelitian.
9. Memberikan saran dalam pengolahan dan penginterpretasi data yang diapatkann.

8
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Diagram Alir Pengolahan Data


Gambar 3.1 Diagram Alir Pengolahan Data
Mulai

Software Humpson-Ruselll

Data logging

Grafik logging

Data trace seismik

Well seismic tie

Kurva logging dan


seismic tie

Litologi

Interpretasi

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 3.1. Diagram Alir Pengolahan Data

9
9
3.2. Pembahasan Diagram Alir Pengolahan Data
Dalam kegiatan pengolahan data dengan Software Hampson Russel (HRS)
terdapat proses yang dilakukan sehingga mendapatkan hasil yang maksimal hingga
melakukan analisa dan interpretasi hasil pengolahan data :
1. Pada langkah pertama pengolahan data ini adalah mendapatkan data hasil
akuisisi berupa format sgy.
2. Membuka Software Hampson Russel (HRS) yang dijalankan menggunakan
software Geoview yang telah dilakukan instalasi sebelumnya.
3. Membuka data hasil akuisisi yang kemudian melakukan input data, maka
sehingga akan muncul data log.
4. Melakukan ]input data sedemikian rupa sesuai dengan data di lapangan dari
aspek geologi berupa umur lapisannya untuk memunculkan trace data
seismik yang baru.
5. Memasukkan data pengolahan lapangan yang diperlukan sesuai parameter
geologi pada titik sumur bor disertai dengan nilai kedalamannya.
6. Memasukkan data - data litologi yang terdapat pada daerah penelitian
sesuai dengan geologi regional dan geologi lokalnya hasil dari tinjauan
penelitian geologi pada daerah tersebut.
7. Melakukan interpretasi terhadap penampang seismik dan nilai parameter
hasil pengolahan yang didapat.
8. Mengambil kesimpuan dari hasil penelitian pengolahan dan analisan
pembahasan pada data tersebut. Serta memberikan saran dalam pengolahan
dan interpretasi data yang dilakukan.
9. Pengolahan selesai.

10
10
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada hasil dan pembahasan ini dilakukan pembahasan yang berupa langkah-
langkah kerja dalam pengolahan data akuisisi seismik refleksi di daerah Madura.
Pada kegiatan ini sebagai targetnya untuk mencari gas di daerah tersebut. Maka
hasil dan informasi terdapat pada hasil pengolahan ini dengan Software Hampson
Russel dimulai dari input data akuisisi hingga akhir ditampilkannya trace dan hasil
gelombang gamma ray, resistivity, dan density. Sehingga dari hasil tersebut dapat
dilakukan interpretasi data secara keseluruhan. Untuk langkah-langkahnya sebagai
berikut :

Gambar 4.1 Open database

Pada awal langkah ini dimuali dengan membuka Software Hampson Russel
dan kemudian membuka Openef Data Base List > klik New lalu tekan ok.

3
Gambar.4.2 Well Log Database

Kemudian klik menu New Well Log Database nanti akan muncul pilihan
untuk memilih data well log yang sudah dilakukan akuisisi. Memilih data folder
yang Coba1.wdb lalu tekan ok

Gambar 4.3 Well Explorer

Muncul tampilan pada Well Explorer, setelah dilakukan pemilihan data


pada well log data base.

4
Gambar 4.4 Import data

Klik pada Import data kemudian pilih Logs, Check Shots, Tops, Deviated
Geometry from Files.

Gambar 4.5 Import data

Setelah itu muncul menu pilihan dari file import untuk memilih data yang
diinginkan yaitu memilih data pengeboran dengan nama WCL0000627.LAS, lalu
tekan add untuk dilakukan penambahan file untuk dilakukan pengolahan.

5
Gambar 4.6 File Import

Setelah dilakukan pemilihan data dan add dilanjutkan klik next.

Gambar 4.7 Import Logs

Kemudian akan muncul menu Import Logs, dengan nama data


WCL0000627.LAS dan dari file MADURA Q-1 dan pada destination well dipilih
FILLEX.

6
Gambar 4.8 Well Data Setting

Kemudian pada file FILEXX ditunjukkan koordinat XY nya dengan units


dipilih satuan meter dengan type UNSPICIFIED KB Bev. 37 Surface Bev. -330 Bev
Units dipilih satuan ft (feet), kemudian klik next.

Gambar 4.9 Log File Details

Setelah klik next, mucul dengan menu tersebut yang tersedia secara
otomatis, kemudian langsung tekan next.

7
Gambar 4.10 Log File Details

Lalu tekan ok juga karena pengaturannya sudah secara otomatis.

Gambar 4.11 Measurement System

Setelah dilakukan ok pada Import Logs akan mucul pilihan Measurement


System dengan pilihan Imperial dan Metric, kemudian pilih yang metric lalu tekan
ok.

8
Gambar 4.12 Input lapisan

Kemudian selanjutnya dilanjutkan melakukan input dengan jenis-jenis


lapisan yang sesuai pada geologi lokal dan regionalnya dengan penyusun
lapisannya berdasarkan umur lapisan disertai dengan kedalamannya dengan sesuai
ketentuan angka dan data pada gambar tersebut. Lalu tekan update.

9
Gambar 4.13 Koordinat XY

Setelah itu akan mucul titik lokasi koordinat XY letak target well log di
Madura.

Gambar 4.14 Project Selection Mode

Kemudian pada project selection mode pilih start new project.

10
Gambar 4.15 New Project
Kemudian membuat proyek baru dengan nama filexxElog lalu tekan ok.

Gambar 4.16 Select Well

Kemudian setelah membuat proyek baru akan muncul pilihan pada menu
Select Well da nada pilihan yang telah ada dan memilih file FILEXX kemudian
tekan apply.

11
Gambar 4.17 Hasil Gelombang

Setelah itu akan muncul hasil gelombang yang menyatakan nilai pada
lubang bor yang meliputi nilai Gamma Ray, Caliper, Induction deep, Induction
Medium, Resistivity, SP, dan Density. Dari hasil tersebut menunjukan nilai dari
masing-masing sub.

Gambar 4.18 Parameter Menu

Kemudian pilih menu Wavelet kemudian Parameter Menu For Well.


Kemudian lakukan klik tanda (v) pada Density tracks 2, Gamma Ray tracks 1,
Neutron Porosity tracks 2, P_wave tracks 4, Resistivity tracks 3, dan SP tracks 5.

12
Gambar 4.19 Hasil Gelombang 2

Setelah dilakukan langkah diatas maka akan dihasilkan trace gelombang


yang sesuai dengan yang dipilih tadi.

Gambar 4.20 SEG-Y File

Kemudian melakukan klik pada menu seismic > Open from SEG-Y File.

13
Gambar 4.21. Data Log

Gambar tersebut adalah gamba log yang terdapat pada peta dengan sumbu-
x adalah data - dat mengenai gamma ray, caliper induction deep, induction
modeling, dan lainnya. Sumbu-x pada grafik menunjukkan informasi tentang
gamma ray, cali[er, induction deep, inductionedium, dan lainnya. Kemudian pada
sumbu-y dijelaskan mengenai jumlah TVD dari permukaan tanah. Kemudian klik
gambar mata pada bagian kiri atas.

Gamabr 4.21. Input Geometry Data

Gambar ini menjelaskan engenai pengelolaan data pada gambar (a)


sedangkan terdapat beberapa pergantian dalam gambar (b). Mengganti start amp
menjadi 3,0 dan end menjadi 1,5, fill open menjadi “single color”, mengganti 2nd
Curve menjadi “Neutro Porosity”, mengganti fill color sesua dengan keinginan.

14
Gambar 4.22. Data Log 2

Gambar tersebut adlaah gambar hasil pengolaan data ayng didapatkan dari
pengaturan atau beberapa modifikasi dari ata sintetik yang diperoleh. Sumbu-x dan
sumbu-y nya masih menunjukkan besaran yang sama.

Gambar 4.23. Open eLog Data 2

Gambar ini menjelaskan engmabilan data eLog yang baru. Awalnya dengn
klik Headine “Geoview : Arin. Kemudian, memilih menu “Strata”, kemudian
memilih pilihan Open Previous Project, kemudian membuka data yang telah dioah
sebelumnya.

15
Gambar 4.24. Input Data eLog 2

Setelah dilakukan langkah sebelum ini, ampilannya aan menjadi kosong


seperti pada ganbar (a). Kemudian memilih mneu seismik, kemudian memilih file
dengan ekstensi yaitu .sgy. Setlah itu memilih menu “Add”, dan memilih “Next”,
kemdudian klik lagi timbol :Next”nya.

16
Gambar 4.25. Penampang Data Log 1

Gambar tersebut adalah penampang data log yang telah melaluii beberapa
prosesing. Dari penampang ini masih kana dlakukan beberapa input dari data - data
yang belum dimasukkan dalam pengolahan dat seismik refleksi.

Gambar 4.26. Wavelet Editing


Gambar tersebut menjelaskan mengenai langkah - lankah modifikasi dari
masing - masing wavelet. Pertama dengan meng-klik menu Wavelet, kemudian
menu Use Well. Setelah itu pilih data dengan judul “Interpretasi Arin” kemudian
pilih menu “Add”, kemudian klik next.

17
Gambar 4.27. Contoh Wavelet

Gambar tersebut merupakan contoh wavelet yang didapatkan dari input


menu wavelet ang telah dilakukan pada lengkah sebelumnya. Pada gambar (a) dan
(b), kedua wavelet memiliki nilai amplitudo yang sama yaitu 1,0.

Gambar 4.28. Seisloader Processing

Untuk memulai langkah ini, hal yang pertma dilakukan adalah dengan
meng-klik headline yang berjudul “Geoview : Arin”.Keemudina klik menu
seisloader yang telah diandai. Kemudian memilih menu Open Previous roject
dnegan memasukkan data eLog yanng terlah diproses awa, kemudia klik OK.
Kemudian tampilan Disclaimet Agreement, lalu klik pilihan “Yes, …”. dan klik OK.

18
Gambar 4.29. Seisloader Processing

Pada pengolahan ini hal yang pertama dilakukan adalah klik menu File,
keudian menu Seismic, kemudian menu Open From FIles… Setelah itu mencari
lokasi data yang akan diuggah. Setlah mendapatkannya klik data tersebut, dan
memilih menu Add, kemudian klik tombol OK. Maka, akan timbul garis lurus
tersebut, garis tesebut menunjukkan CDP 1 hingga CDP1087. Kemudian klik OK.

19
Gambar 4.30. Penampang Data Log 3

Penampang yang tebaru ini adalah penampang yang memiliki wavelet


wavelet baru yang sudah dikoreksi. Sehingga garis - garis yang terdapat pada
penampang tampak lebih halus dan tidak terlalu acar seperti ada penampang -
penampang sbelumnya. Unsur yang dikandung pada penampang ini usdah berubah
untuk sumbu-x menunjukkan nilai CDP sedangkan sumbu-y menunjukkan nilai
waktu gelombang dalam milisekon.

Gambar 4.31. Grafik Tampilan Log yang akan di-corelate


Grafik tersebut menunjukkan grafik log yan gakandikorelasi dengan cara
sebagai berikut. Pertama klik menu Corelation. Kemudian mengganti Capture
Caption menjadi “Neighbours”. Kemudian klik OK.

20
Gambar 4.32. Log Data dnegan Captire Caption yang ada

Gelombang pada bagian kanan peta tersebut adalah gelombang - gelombang


yang sering disebut sebagai trace yang menjadi hasil dari lengkah sebelumnya,
yiatu langkah Capture Corelation.

21
Gambar 4.33. Crossplot

Pada langkah ini dijelaskan langkah - langkah dalam crossplit. Langkah


awalnya adalah pilih menu general, Kemudian memasukka nilai yang memantu
dalam pengerjaaan matematisnya yaitu densitas, gamma ray, dan inteppreasion
Neutron PorositY, resistivity, induction medium, dan SP. Kemudain klik Next, maka
akan mucul pada gambar (c) berupa data kemudian data tersebut dimasukkan ke
kololm sebelah kana dengan cara kllik “Add”, kemudian klik Next.. Kemd\udin klik
“Next” lagi saat muncul seperti gambar (d). Kemudia “next” lagi saat muncul
gambar (e).

22
Gambar 4.34. Grafik Gamma Ray vs Density

Gambar tersebut adalah gambar yangmnenunjukkan hubungan densitas


dengan nilai sinar gamma (intensitas). Pada sumbu-x, adalah sumbu yang
menunjukkan nilai densitas dalam satuan gram/cc, kemudian pada sumbu-y
menunjukkan intensitas sinar gama dalam satuan API, dan warna - warna pada titik
- titik tersebut memnujukkan nilai kedalaman secara vertikal dengan warna hujau
sebsgs kedalman tererndah yakni 4863 feet, dan warna ungu dengan niali 10163
feet.

23
Gambar 4.35. Input Strata 2

Tahap ini dilakukan dengan cara mecari Headline dengan judul “Geoview :
Interpretasi 1.” Kemudiann memilih menu Strata seperti pad tanda di atas. Maka
akan muncul diagram log data. Kemudian memilih menu Well, kemudian Well Map
Table Menu. Kemudian memasukkan nilai koordinat- dan kooridnat-y, kemudian
memasukkan nilai CDP yaitu “330”, dan memberi centang pada Plot. Kemudian
memilih menu OK.

24
Gambar 4.36. Penampang Log Seismik 4

Gambar tersebut adalah gambar penampang log seismik yang telah diberi
informasi sumur bor yang dilakukan pada daerah penelitiannya. Dari penampang
tersebut digambarkan bahwa sumr bor terdapat pada garis merah yang memotong
penampang secara vertikal. Penampag ini ditinjau dari CDP dan waktu tiba
gelombang.

Gambar 4.37. Picking Horizon

Gambar ini menjelaskan bagaimanan cara melakukan picking horizon.


Langkahnya adlah dengan klik menu Horizon, kemudian klik menu Pick Horizon.
Maka setelah itu akan tampil penampang seperti pada gambar berikutnya.

25
Gambar 2.38. Penampang Log 5

Gambar tersebut adalah gambar penampang log setelah dilakukan Picking


Horizon. Gambar awalnya seperti gambar (a) yang hanya memunculkan titik - titik
saja, kemudian titik - titik tersebut dihubungkan dengan diklik. Maka akan timbul
garis - garis tersebut. Kemudian diinterpretasikan bawhwa garis t- garis tersebut
merupakan top dan bottom lapisan.

26
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Dari beberapa yang telah dilakukan proses pengolahan data seismik refleksi
yang dapat diambil dari hasil pengolahan data dengan menggunakan Software
Humpson&Russel (HRS) sehingga dapat melakukan interpretasi sesuai informasi
yang terkandung dalam analisa tersebut dapat ditaik kesimpulan sebagai berikut :
 Pengolahan dengan Software Humpson&Russel (HRS) dapat menujukkan
nilai dari parameter yang dibutuhkan dalam kegiatan eksplorasi dan well
loging.
 Korelasi pada setiap data well log dapat menentukan jenis lapisan dan
menentukan struktur berupa sinklin sehingga mendapatkan hasil interpretasi
yang maksimal sesuai target eksplorasi.
 Pada hasil korelasi tersebut ditemukannya adanya kemunculan terdapatnya
gas, hal tersebut dapat dianalisa dari hasil gamma ray yang rendah
ditunjukan dengan porositas yang tinggi dengan nilai yang rendah
resistivitas, dan nilai densitasnya rendah sehingga dengan hasil tersebut gas
dapat terperangkap pada lapisan tersebut.
 Dari hasil nilai Caliper dapat mengetahui jenis lapisannya dari robohan
pada saat dilakukan pengeboran pada lapisan tertentu dan dari hasil letak
robohan tersebut dapat diduga letak dari gas.
 Dari melakukan analisa bentuk trace gelombang dan hasil korelasi well log
dapat diketahui bahwa terdapat cekungan yang dapat diduga keberadaan
gas.
 Dari pengolahan tersebut didapatkan datata well log yang diukur adalah
nilai yang muncul yaitu : Gamma Ray, resistivity, density, SP, dan caliper

5.2. Saran
Pada kegiatan penelitian tentang langkah langkah pengolahan data
menggunakan Software Humpson&Russel (HRS) terdapat saran dari penulis
sehingga pada kegiatan penelitian kedepannya dapat memperoleh hasil yang lebih

27
baik serta tepat dalam pengolahannya yaitu untuk mendapatkam hasil data well log
yang baik harus dilakukan dengan ketelitian dan keseriusan karena pada tahap
pengolahannya merupakan bagian yang penting jika dilakukan penerapan
sebenarnya. Serta diperhatikan lebih pada analisa berdasarkan parameter hasil
pengolahannya.

28

Anda mungkin juga menyukai