Laporan Pendahuluan Hipertensi Nofa Fix
Laporan Pendahuluan Hipertensi Nofa Fix
PENDAHULUAN
Oleh karena itu berbagai upaya harus dilaksanakan untuk mengatasi masalah ini
dengan baik, diantaranya dengan meningkatkan cakupan, keterjangkauan dan mutu
pelayanan kesehatan, khususnya untuk penduduk usia lanjut.
Peningkatan umur harapan hidup dari tahun ke tahun semakin jelas terlihat, dimana
pada tahun 2000 angka tersebut 70 tahun untuk wanita dan 65 untuk laki-laki dan pada
tahun 2020 diperkirakan umur harapan hidup mencapai 75 tahun untuk wanita dan 70
tahun untuk laki-laki.
Saat ini, diseluruh dunia jumlah orang lanjut usia diperkirakan ada 500 juta jiwa
dengan usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2005 akan mencapai 1,2
milyar. Di Indonesia pada tahun 2000 populasi usia lanjut mengalami peningkatan
mencapai 41,1 %. Badan Pusat Statistik menyatakan bahwa pada usia 65 tahun akan
terjadi peningkatan lebih dari 4 % dan pada usia 55 tahun akan menjadi 50 %.
Dibawah ini disampaikan tabel demografi orang lanjut usia di Indonesia:
Dari tabel tersebut terlihat bahwa usia harapan hidup penduduk indonesia terus
meningkat dan pada tahun 2020 diperkirakan mencapai usia 75 tahun. Meningkatnya
usia harapan hidup dipengaruhi oleh
Dengan banyaknya jumlah usia lanjut berakibat kepada banyaknya permasalahan yang
terjadi pada usia lanjut, sehingga perlu berbagai upaya dari berbagai pihak untuk
membina agar tetap mandiri dan produktif dalam menjalani sisa hidupnya.
2. Undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan pasal 19, yang menyebutkan
bahwa pemerintah melaksanakan penyelengaraan upaya pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan usia lanjut agar tetap produktif.
3. Undang-undang No. 13 1998 tentang kesejahteraan usia lanjut pasal 14 yang
menyebutkan bahwa pelayanan kesehatan dimaksudkan untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan usia lanjut melalui upaya
penyuluhan, penyembuhan dan pengembangan lembaga.
4. Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah yang antara lain
menyebutkan bahwa otonomi daerah adalah kewenangan untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri, berdasarkan
aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
5. Undang-undang No. 25 tahun 1999 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah.
Beberapa hal yang telah dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan lansia sudah
dituliskan melalui GBHN (1998-2003).
1.2 Tujuan
2. Perawat dapat mengakomodasi dan memberikan support atas kebutuhan usia lanjut
yang teridentifikasi bersama.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih
besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar
95 mmHg (Kodim Nasrin, 2003). Hipertensi dikategorikan menjadi:
a. Hipertensi ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95 – 104 mmHg
b. Hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg
c. Hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih
Hipertensi adalah peningkatan tekanan sistolik sedikitnya 140 MMHg atau tekanan
diastolic sedikitnya 90 MMHg (SylviA, 2005).
2.2 Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala yang muncul pada hipertensi, diantaranya :
a. Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg
b. Sakit kepala
c. Pusing
d. Rasa berat ditengkuk
e. Sukar tidur
f. Mata berkunang kunang
g. Lemah dan lelah
h. Muka pucat
2.3 Etiologi
Penyebab dari hipertensi, diantaranya :
a. Umur
b. Keturunan
c. Obesitas
d. Merokok
e. Makanan tinggi garam
f. Makanan berlemak
2.4 Pathway
Faktor Penyebab (umur, obesitas, gaya hidup)
Hipertensi
Perubahan struktur
Vasokontriksi
Gangguan sirkulasi
Resistensi pembuluh darah pembuluh darah sistemik otak
otak meningkat
Metabolisme menurun
Kelemahan
Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi seperti golongan
diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis kalsium,golongan penghambat
konversi rennin angitensin.
2.7 Pengkajian
Keadaan Umum :
a Kesadaran : Composmentis
b TTV :
TD : > 140/90 mmHg
N : takikardi
Pemeriksaan Fisik
Kepala : klien mengeluh pusing
Mata : berkunang-kunang
Leher : nyeri atau berat pada tengkuk
Eksetmitas : kelemahan
3 Analisa Data
Vasokontriksi
Peningfkatan
afterload
Penrunan COP
Perubahan struktur
Vasokontriksi
Gangguan sirkulasi
darah ke otak
Peningkatan
resistensi pembuluh
darah otak
Peningkatan tekanan
pembuluh darah otak
Nyeri
Penurunan kesadaran
Resiko injuri
Perubahan struktur
Vasokontriksi
Gangguan sirkulasi
darah ke otak
Penurunan auplai O2
ke otak
Ketidakefektifan
perfusi jaringan otak
c. Dx.3
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama X24 jam tidak terjadi resiko
injuri pada klien, dengan kriteria hasil :
TTV dalam batas normal
Tidak terjadi penurunan kesadaran
Intervensi :
Observasi TTV
Anjurkan klien untuk istirahat
Modifikasi lingkungan agar tidak memperparah resiko injuri
d. Dx.4
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama X24 jam penurunan perfusi
jaringan otak klien dapat teratasai, dengan kriteria hasil :
TTV dalam batas normal
Tidak terjadi penurunan kesadaran
Klien tidak mengeluh pusing
Intervensi :
Observasi TTV
Pantau adanya kesemutan
Anjurkan klien untuk istirahat
Kolaborasi pemberian terapi obat