Anda di halaman 1dari 72

DAFTAR ISI

CHAPTER 1 SEJARAH DAN PERKEMBANGAN LINUX ........................................ 1


CHAPTER 2 DEBIAN .................................................................................................... 4
CHAPTER 3 INSTALASI DEBIAN PADA VIRTUALBOX ....................................... 8
CHAPTER 4 MENGGUNAKAN DEBIAN PADA VIRTUALBOX .......................... 38
CHAPTER 5 MENGINSTALL DAN KONFIGURASI SSH ....................................... 51
CHAPTER 6 INSTALASI DAN SETTING DNS ........................................................ 64
CHAPTER 1
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN LINUX

Pada tahun 1969, Ken Thompson dan Dennis Ritchie (juga adalah developer bahasa C), para
peneliti di AT&T Bell Laboratorium Amerika, membuat sistem operasi UNIX, cikal bakal dari
Linux. UNIX mendapatkan perhatian besar karena merupakan sistem operasi pertama yang
dibuat bukan oleh hardware maker. Selain itu juga karena seluruh source code-nya dibuat
dengan bahasa C, sehingga mempermudah pemindahannya ke berbagai platform.

Dalam waktu singkat UNIX berkembang dalam dua jalur : UNIX yang dikembangkan oleh
Universitas Berkeley dan yang dikembangkan oleh AT&T. Setelah itu mulai banyak
perusahaan yang melibatkan diri, dan terjadilah persaingan yang melibatkan banyak
perusahaan untuk memegang kontrol dalam bidang sistem operasi. Persaingan ini
menyebabkan perlu adanya standarisasi. Dari sini lahirlah proyek POSIX yang dimotori oleh
IEEE (The Institute of Electrical and Electronics Engineers) yang bertujuan untuk menetapkan
spesifikasi standar UNIX. Sejak saat itu, muncul berbagai macam jenis UNIX.

Salah satu diantaranya adalah MINIX yang dibuat oleh A. S. Tanenbaum untuk tujuan
pendidikan. Source code MINIX inilah yang oleh Linus Torvalds, seorang mahasiswa
Universitas Helsinki pada waktu itu, kemudian dijadikan sebagai referensi untuk membuat
sistem operasi baru yang gratis dan yang source codenya bisa diakses oleh umum. Sistem
operasi ini kemudian diberi nama Linux. Dalam membangun Linux, Linus menggunakan tool-
tool dari Free Foundation Software yang berlisensi GNU. Kemudian untuk menjadikan Linux
sebuah sistem operasi yang utuh, dia memasukkan program-program yang juga berlisensi
GNU.

Berawal dari sistem operasi Unix dikembangkan dan diimplementasikan pada tahun 1960-an
dan pertama kali dirilis pada 1970. Faktor ketersediaannya dan kompatibilitasnya yang tinggi
menyebabkannya dapat digunakan, disalin dan dimodifikasi secara luas oleh institusi-institusi
akademis dan pada pebisnis.

Linux adalah suatu sistem operasi yang bersifat multi user dan multitasking, yang dapat
berjalan di berbagai platform, termasuk prosesor INTEL 386 dan yang lebih tinggi. Sistem

1 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
operasi ini mengimplementasikan standard POSIX. Linux dapat berinteroperasi secara baik
dengan sistem operasi yang lain, termasuk Apple, Microsoft dan Novell.

Nama Linux sendiri diturunkan dari pencipta awalnya, LINUS TORVALDS, di Universitas
Helsinki, Finlandia yang sebetulnya mengacu pada kernel dari suatu sistem operasi. Linux
dulunya adalah proyek hobi yang dikerjakan oleh Linus Torvalds yang memperoleh inspirasi
dariMinix.

Minix adalah sistem UNIX kecil yang dikembangkan oleh Andy Tanenbaum pada tahun 1987.
Sekarang Linux adalah sistem UNIX yang lengkap, bisa digunakan untuk jaringan
(networking), pengembangan software, dan bahkan untuk sehari-hari. Linux telah digunakan
di berbagai domain, dari sistem benam sampai superkomputer, dan telah mempunyai posisi
yang aman dalam instalasi server web dengan aplikasi LAMP-nya yang populer. Linux
sekarang merupakan alternatif OS yang jauh lebih murah jika dibandingkan dengan OS
komersial, dengan kemampuan Linux yang setara bahkan lebih Lingkungan sistem operasi ini
termasuk :
 Ratusan program termasuk, kompiler, interpreter, editor dan utilitas
 Perangkat bantu yang mendukung konektifitas, Ethernet, SLIP dan PPP, dan
interoperabilitas.
 Produk perangkat lunak yang reliabel, termasuk versi pengembangan terakhir.
 Kelompok pengembang yang tersebar di seluruh dunia yang telah bekerja dan menjadikan

Linux portabel ke suatu platform baru, begitu juga mendukung komunitas pengguna yang
beragam kebutuhan dan lokasinya dan juga bertindak sebagai team pengembang sendiri.

Sejarah Linux berkaitan dengan GNU. Proyek GNU yang mulai pada 1984 memiliki tujuan
untuk membuat sebuah sistem operasi yang kompatibel dengan Unix dan lengkap dan secara
total terdiri atas perangkat lunak bebas. Tahun 1985, Richard Stallman mendirikan Yayasan
Perangkat Lunak Bebas dan mengembangkan Lisensi Publik Umum GNU (GNU General
Public License atau GNU GPL). Kebanyakan program yang dibutuhkan oleh sebuah sistem
operasi (seperti pustaka, kompiler, penyunting teks, shell Unix dan sistem jendela) diselesaikan
pada awal tahun 1990-an, walaupun elemen-elemen tingkat rendah seperti device driver

2 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
Linux tidak memiliki suatu logo yang terlihat menarik, hanyalah sebuah burung Penguin yang
memperlihatkan sikap santai ketika berjalan. Logo ini mempunyai asal mula yang unik,
awalnya tidak ada suatu logo yang menggambarkan trademark dari Linux sampai ketika Linus
( Sang Penemu ) berlibur ke daerah selatan dan bertemu dengan seekor linux kecil dan pendek
yang secara tidak sengaja menggigit jarinya. Hal ini membuatnya demam selama berhari-hari.
Kejadian ini kemudian menginspirasi dirinya untuk memakai penguin sebagai logonya TUX,
nama seekor pinguin yang menjadi logo maskot dari linux. TUX hasil karya seniman Larry
Ewing pada waktu developer merasakan Linux harus mempunyai logo trademark ( 1996 ), dan
atas usulan James Hughes dipilihlah nama TUX yang berarti Torvalds UniX. Lengkap sudah
logo dari Linux, berupa penguin dengan nama TUX. Trademark ini segera didaftarkan untuk
menghindari adanya pemalsuan. Linux terdaftar sebagai Program sistem operasi ( OS ).

3 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
CHAPTER 2
DEBIAN

1. PENGERTIAN
Debian adalah sistem operasi komputer yang tersusun dari paket-paket perangkat lunak
yang dirilis sebagai perangkat lunak bebas dan terbuka dengan lisensi mayoritas GNU
General Public License dan lisensi perangkat lunak bebas lainnya. Debian GNU/Linux
memuat perkakas sistem operasi GNU dan kernel Linux merupakan distribusi Linux yang
popmuler dan berpengaruh. Debian didistribusikan dengan akses ke repositori dengan
ribuan paket perangkat lunak yang siap untuk instalasi dan digunakan.

2. SEJARAH DEBIAN
Debian pertama kali diperkenalkan oleh Ian Murdock, seorang mahasiswa dari Universitas
Purdue, Amerika Serikat, pada tanggal 16 Agustus 1993. Nama Debian berasal dari
kombinasi nama Ian dengan mantan-kekasihnya Debra Lynn: Deb dan Ian.

Pada awalnya, Ian memulainya dengan memodifikasi distribusi SLS (Softlanding Linux
System). Namun, ia tidak puas dengan SLS yang telah dimodifikasi olehnya sehingga ia
berpendapat bahwa lebih baik membangun sistem (distribusi Linux) dari nol (Dalam hal
ini, Patrick Volkerding juga berusaha memodifikasi SLS. Ia berhasil dan distribusinya
dikenal sebagai "Slackware").

Proyek Debian tumbuh lambat pada awalnya dan merilis versi 0.9x pada tahun 1994 dan
1995. Pengalihan arsitektur ke selain i386 dimulai pada tahun 1995. Versi 1.x dimulai
tahun 1996.

Pada tahun 1996, Bruce Perens menggantikan Ian Murdoch sebagai Pemimpin Proyek.
Dalam tahun yang sama pengembang debian Ean Schuessler, berinisiatif untuk
membentuk Debian Social Contract dan Debian Free Software Guidelines, memberikan
standar dasar komitmen untuk pengembangan distribusi debian. Dia juga membentuk
organisasi "Software in Public Interest" untuk menaungi debian secara legal dan hukum.

4 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
Di akhir tahun 2000, proyek debian melakukan perubahan dalam archive dan managemen
rilis. Serta pada tahun yang sama para pengembang memulai konferensi dan workshop
tahunan "debconf".

Di April 8, 2007, Debian GNU/Linux 4.0 dirilis dengan nama kode "Etch". Rilis versi
terbaru Debian, 2009, diberi nama kode "Lenny". deb adalah perpanjangan dari paket
perangkat lunak Debian format dan nama yang paling sering digunakan untuk paket-paket
binari seperti itu.

Paket debian adalah standar Unix pada arsip yang mencakup dua gzip, tar bzipped atau
lzmaed arsip: salah satu yang memegang kendali informasi dan lain yang berisi data.
Program kanonik untuk menangani paket-paket tersebut adalah dpkg, paling sering
melalui apt/aptitude.

Beberapa paket Debian inti tersedia sebagai udebs ("mikro deb"), dan biasanya hanya
digunakan untuk bootstrap instalasi Linux Debian. Meskipun file tersebut menggunakan
ekstensi nama file udeb, mereka mematuhi spesifikasi struktur yang sama seperti biasa
deb. Namun, tidak seperti rekan-rekan mereka deb, hanya berisi paket-paket udeb
fungsional penting file. Secara khusus, file dokumentasi biasanya dihilangkan. udeb paket
tidak dapat diinstal pada sistem Debian standar.

Paket debian juga digunakan dalam distribusi berbasis pada Debian, seperti Ubuntu dan
lain-lain. Saat ini telah terdapat puluhan distribusi Linux yang berbasis kepada debian,
salah satu yang paling menonjol dan menjadi fenomena adalah Ubuntu

Pemimpin Proyek

Pemimpin Proyek Debian (The Debian Project Leader (DPL)) adalah orang-orang yang
ada di depan publik dan menjadi penentu arah dari proyek. Proyek Debian telah memiliki
pemimpin sebagai berikut:
 Ian Murdock (Agustus 1993 – Maret 1996), pendiri dari Proyek Debian
 Bruce Perens (April 1996 – Desember 1997)
 Ian Jackson (Januari 1998 – Desember 1998)
 Wichert Akkerman (Januari 1999 – Maret 2001)

5 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
 Ben Collins (April 2001 – April 2002)
 Bdale Garbee (April 2002 – April 2003)
 Martin Michlmayr (March 2003 – March 2005)
 Branden Robinson (April 2005 – April 2006)
 Anthony Towns (April 2006 – April 2007)
 Sam Hocevar (April 2007 – April 2008)
 Steve McIntyre (April 2008 – April 2010)
 Stefano Zacchiroli (April 2010 – Sekarang)

Sejarah Rilis

Pada Februari 2011, versi rilis stabil terakhir adalah versi 6.0, dengan kode nama squeeze. Saat
versi baru dirilis, versi stabil sebelumnya yaitu versi 5.0 dengan kode nama lenny menjadi
oldstable

Sebagai tambahan, rilis stabil dengan pemutakhiran minor (disebut sebagai titik rilis). Skema
penomoran untk titik rilis hingga Debian 4.0 adalah termasuk huruf r (untuk rilis) setelah nomor
versi utama (misal: 4.0) diikuti dengan nomor titik rilis; sebagai contoh, titik rilis terakhir dari
versi 4.0 (etch) 8 Desember 2010 adalah 4.0.r9. Dari Debian 5.0 (lenny), skema penomoran
dari titik rilis telah berubah dan mengikuti standar penomoran versi GNU; jadi, sebagai contoh,
titik rilis pertama dari Debian 5.0 adalah 5.0.1 (bukan 5.0r1).

Tim keamanan Debian merilis pemutakhiran keamanan untuk rilis mayor stabil terakhir, sama
seperti dengan versi stabil sebelumnya, selama satu tahun. Versi 4.0 dirilis pada 8 April 2007,
dan tim keamanan mendukung versi 3.1 hingga 31 Maret 2008. Untuk penggunaan pada
umumnya, sangat direkomendasikan untuk menjalankan sistem yang menerima pemutakhiran
keamanan. Distribusi testing juga menerima pemutakhiran keamanan, namun waktunya tidak
se-teratur seperti versi stabil.

Untuk Debian 6.0 (squueze) diumumkan seubah kebijakan pengembangan berbasiskan waktu
yaitu membekukan siklus dua tahun. Pembekuan berdasarkan waktu dimaksudkan agar proyek
Debian dapat mengakomodasi rilis berdasarkan waktu dengan rilis berdasarkan fitur.
Kebijakan pembekuan ini bertujuan agar rilis dapat diprediksikan lebih baik oleh pengguna
distribusi Debian, dan memungkinkan pengembang Debian melakukan perencanaan jangka

6 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
panjang yang lebih baik. Pengembang Debian mengharapkan rilis setiap dua tahun akan
memberikan waktu yang lebih banyak untuk perubahan yang besar, mengurangi
ketidaknyamanan bagi para pengguna. Dengan memiliki waktu beku yang dapat diprediksi
diharapkan dapat mengurangi waktu beku secara keseluruhan. Siklus squeeze dibuat pendek
dengan tujuan untuk masuk ke siklus baru. Namun siklus beku pendek ini diacuhkan.

Kode nama rilis Debian merupakan nama karakter dari film Toy Story. Distribusi unstable
diberikan nama Sid, sesuai dengan karakter emosinya yang tidak stabil, tetangga sebelah rumah
yang secara teratur menghancurkan mainan. Rilis setelah squeeze akan dinamakan wheezy,
nama pinguin mainan karet dalam Toy Story 2.

Debian telah mengeluarkan sebelas rilis stabil utama

7 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
CHAPTER 3
INSTALASI DEBIAN PADA VIRTUALBOX

Untuk instalasi Sistem Operasi Debian, bisa dilakukan dengan 2 cara, yakni instalasi sebagai
Sistem Operasi, bisa juga diinstall sebagai Sistem Operasi Virtual. Pada kali ini kita akan install
debian berbentuk Sistem Operasi Virtual yakni menggunakan aplikasi pihak ketiga. Kami
menggunakan aplikasi “Oracle Virtualbox” untuk membuat Sistem Operasi Virtual Debiannya.

Adapun cara-caranya akan coba kami sampaikan sebagai berikut :


1. Download Aplikasi Virtualbox di official page nya di https://www.virtualbox.org dan Klik
tombol “Download Virtualbox 5.2”

2. Setelah klik tombol tersebut, akan dialihkan ke halaman berikut, kemudian pilih Host
sesuai Sistem Operasi yg digunakan, di sini kami memilih “Windows Host”.

8 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
3. Setelah didownload aplikasinya, File Installernya seperi berikut :

4. Double Klik file installer tersebut dan mulai install aplikasi Virtualboxnya, kemudian klik
Next

5. Klik Next

9 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
6. Klik Next

7. Klik Yes

8. Klik Install

10 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
9. Tunggu proses instalasinya

10. Klik Finish

11. Setelah proses instalasi selesai, akan muncul tampilan berikut:

11 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
12. Untuk memulai proses instalasi Sistem Operasi Debian, sebelumnya kita harus
mendownload file ISO nya dahulu. Kali ini kita akan download file ISO Debian 8.7.1
Jessie. Untuk link downloadnya sebagai berikut :
 http://kambing.ui.ac.id/iso/debian/8.7.1/i386/iso-dvd/debian-8.7.1-i386-DVD-1.iso
(Part 1)
 http://kambing.ui.ac.id/iso/debian/8.7.1/i386/iso-dvd/debian-8.7.1-i386-DVD-2.iso
(Part 2)
 http://kambing.ui.ac.id/iso/debian/8.7.1/i386/iso-dvd/debian-8.7.1-i386-DVD-3.iso
(Part 3)

13. Setelah didownload, akan ada 3 file sebagai berikut :

14. Apabila semua sudah terdownload, kembali ke aplikasi Virtualbox, dan klik tombol Baru

12 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
15. Ketik Nama Sistem Operasi Virtual yang akan dibuat, sebagai contoh, kami memberi nama
“Debian 8.7.1”. Pilih Linux pada tipe Sistem Operasinya dan Pilih Debian (64-bit) pada
Versi Linuxnya. Lalu klik tombol Lanjut

16. Sesuaikan Ukuran Memorinya. Kali ini kami menggunakan 4Gb RAM. (Catatan : jangan
sampai melebihi indicator warna merah karena akan menghambat Sistem Operasi aslinya
nanti). Lalu Klik Lanjut.

13 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
17. Klik “Buat Hard Disk Virtual Sekarang” untuk membuat ruang penyimpanan virtual untuk
menyimpan Sistem Operasi Debiannya. Klik Buat.

18. Pilih tipe berkas Virtual Hard Disknya, kali ini kami pilih VDI. Klik Lanjut.

14 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
19. Pada pilihan penyimpanan pada hard disk fisik, pilih “Dialokasikan secara dinamik” agar
ukuran hard disk virtual tidak begitu besar. Kemudian klik lanjut.

20. Sesuaikan ukuran hard disk virtualnya, kami menggunakan 8 Gb. Kemudian pilih lokasi
penyimpanan hard disk virtualnya dengan menekan tombol yg dilingkari. Usahakan
jangan di Drive C agar tidak memberatkan Sistem Operasi aslinya (Windows)

15 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
21. Kali ini kami menyimpan file virtual hard disknya di Drive E. Klik Save.

22. Akan tampil seperti gambar berikut, klik Buat

16 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
23. Pada tahap ini, akan tampil Sistem Operasi yang telah dibuat tadi, Klik Pengaturan untuk
mengkonfigurasikan dan menyesuaikan Sistem Operasi Virtual agar bisa menjalankan
Sistem Operasi Debiannya.

24. Pada Tab Sistem, Submenu Motherboard, Uncheck Floppy pada Urutan Boot untuk
mempercepat proses Booting

17 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
25. Pada Submenu Prosesor, sesuaikan Jumlah Core yang akan digunakan untuk Sistem
Operasi Virtualnya, Kali ini kami hanya menggunakan 4 Core. (Catatan : jangan sampai
melebihi indicator warna merah karena akan menghambat Sistem Operasi aslinya nanti).

26. Lanjut ke Tab Tampilan, kami menggunakan memory video sebanyak 128Mb

18 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
27. Pada tab Penyimpanan, pada Peranti Penyimpanan IDE, klik tombol yang dilingkari dan
pilih file ISO Debian yang Part 1 yang sudah didownload tadi.

28. Pada Tab Jaringan, kami menggunakan 2 Adaptor. Pada Adaptor 1 kami menggunakan
tipe Adaptor Hanya-Host/Host Only.

19 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
29. Pada Adaptor 2 kami menggunakan NAT. Kemudian Klik OK untuk menyimpan semua
konfigurasinya.

30. Persiapan seleasi, sekarang langsung Klik Mulai untuk memulai instalasi Debiannya.

20 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
31. Tampilan Awal Instalasi Debian sebagai berikut, tekan tombol ENTER untuk memulai
proses instalasinya. (Catatan : Untuk Instalasi Sistem Operasi Debian tidak bisa
menggunakan Mouse/hanya menggunakan Keyboard).

32. Tekan ENTER

21 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
33. Pilik Other menggunakan tombol arah bawah di keyboard kemudian Tekan ENTER

34. Pilih Region sesuai Domisili anda kemudian tekan ENTER

22 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
35. Pilih Negara sesuai Domisili anda kemudian tekan ENTER

36. Tekan ENTER

23 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
37. Tekan ENTER

38. Pilih eth0 untuk menjadikan Ethernet0/Adapter 1 yang dikonfigurasikan di awal menjadi
Adapter Primary/Utama, kemudian tekan ENTER

24 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
39. Pilih Yes kemudian tekan ENTER

40. Ketikan IP Address yang akan dibuat menjadi Server Addressnya, kami menggunakan
192.168.1.1

25 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
41. Ketik nama Host sesuai keinginan, kemudian pilih Continue

42. Ketik nama domain sesuai keinginan kemudian pilih Continue

26 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
43. Ketik Password Root yang diinginkan. Disarankan menggunakan karakter kombinasi
dengan Huruf Kapital, Huruf Kecil, Angka dan Simbol agar lebih aman. Kemudian pilih
Continue

44. Ketik ulang Password Root yang diinginkan. Disarankan menggunakan karakter
kombinasi dengan Huruf Kapital, Huruf Kecil, Angka dan Simbol agar lebih aman.
Kemudian pilih Continue

27 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
45. Tahap ini, anda diminta membuat User Baru dengan mengetik Nama Lengkap User yang
akan dibuat. Kemudian klik Continue.

46. Ketik Username untuk User barunya, kemudian pilih Continue

28 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
47. Buat Password untuk User, kemudian pilih Continue

48. Ketik ulang Passwordnya kemudian pilih Continue

29 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
49. Untuk Zona Waktu/Time Zone, pilih sesuai wilayah domisili anda kemudian tekan
ENTER

50. Pada tahap ini kami memilih Guided – Use Entire Disk, kemudian ENTER

30 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
51. Tekan ENTER

52. Pada tahap ini kami memilih Separate /home partition, kemudian ENTER

31 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
53. Pilih Finish Partitioning and Write Changes to Disk kemudian tekan ENTER

54. Pilih Yes

32 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
55. Pilih No

56. Pilih No

33 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
57. Pilih No

58. Pilih Standard system utilities kemudian Continue

34 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
59. Pilih Yes

60. Pilih /dev/sda…… kemudian tekan ENTER

35 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
61. Instalasi selesai. Pilih Continue untuk memulai menggunakan Sistem Operasi Debiannya.

62. Saat memulai/boot Sistem Operasi Debian, aka nada 2 pilihan, pilih Debian GNU/Linux
kemudian tekan ENTER

36 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
63. Berikut adalah tampilan Debian

37 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
CHAPTER 4
MENGGUNAKAN DEBIAN PADA VIRTUALBOX

Kali ini kita akan belajar menggunakan Debian. Kita akan mengimplementasikan perintah-
perintah dasar pada Sistem Operasi Debian. Berikut adalah perintah-perintah dasar Debian
yang sering digunakan :
1. Perintah mkdir untuk membuat direktori/folder. Kali ini kita coba membuat direktori
latihan. Maka ketik perintah mkdir latihan

2. Perintah ls untuk melihat isi direktori/folder. Karena sebelumnya kita sudah membuat
direktori latihan, maka pada daftar direktori, sudah ada direktori/folder latihan

38 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
3. Perintah cd. Merupakan perintah untuk berpindah direktori. Contoh, kita akan berpindah
dari direktori user, ke direktori latihan yang tadi kita buat. Maka perintahnya adalah cd
latihan

4. Perintah touch. Digunakan untuk membuat file. Kita sudah ada di direktori latihan.
Perintah berikutnya, kita akan membuat sebuah file yang bernama latihan1. Maka kita
ketikkan perintah touch latihan1

39 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
5. Perintah nano. Digunakan untuk membuka file dan merubah isi file tersebut. Kita sudah
berhasil membuat file latihan1. Pada file ini, kita akan mengisinya dengan beberapa kata.
Untuk itu, kita harus mengetikkan perintah nano latihan1

6. Berikut tampilan GNU nano pada Debian. Di sini akan kita tulis beberapa kata.

7. Kita coba menulis “Ini adalah isi file latihan”.

40 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
8. Pada GNU nano ini di bagian bawah ada menu-menu dengan awalan simbol ^, apabila di
keyboard, itu merupakan tombol Ctrl. Jadi apabila kita sudah selesai mengetik isi file, kita
bisa ketik tombol Ctrl+x untuk perintah Exit dan ketik Y untuk menyimpan filenya.

9. Perintah cat. Perintah ini digunakan untuk melihat isi file tanpa harus membuka file
tersebut dengan perintah nano. Contohnya, missal kita ingin melihat isi file dari latihan1,
maka gunakan perintah cat latihan1.

41 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
10. Perintah rm. Digunakan untuk menghapus File. Kita akan coba menghapus file latihan1
tadi yang sudah kita buat. Kita bisa ketik perintah rm latihan1

11. Perintah cd .., perintah ini digunakan untuk kembali ke direktori yg berada di atas direktori
tempat kita berada. Contohnya, sekarang kita sedang berada di direktori latihan, kita ingin
kembali ke direktori user, maka kita bisa ketikkan perintah cd ..

42 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
12. Perintah rmdir. Digunakan tunk menghapus direktori/folder. Kita akan coba menghapus
folder latihan yang tadi kita buat, maka perintahnya adalah rmdir latihan

13. Perintah su. Digunakan untuk login ke level Super User/Root.

43 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
14. Ketika sudah mengetikkan perintah su, akan diminta memasukkan password Root.
Silahkan ketikkan password rootnya dan tekan ENTER. Maka kita sudah masuk ke Level
Super User/Root

15. Berikutnya, kita akan mengkonfigurasikan jaringan. Untuk mengkonfigurasi jaringan, kita
lakukan dari 2 sisi. 1 sisi dari Debian, 1 sisi lagi dari Windows tempat Debian diinstall. Di
sisi Debian, mengkonfigurasi Jaringan Ethernet dapat dilakukan dengan perintah nano
/etc/network/interfaces

16. Kita akan kembali dengan GNU nano. Di konfigurasi ini, kita bisa mengatur eth0 untuk
IP Host Server dan eth1 untuk dishare ke client. Silahkan ketik sesuai konfigurasi kami.

44 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
17. Jika sudah selesai, seperti sebelumnya, Ketik Tombol Crtl+x untuk menutup dan
menyimpan konfigurasinya dengan ketik Y.

18. Setelah konfigurasi selesai, Ethernet harus direstart dengan perintah


/etc/init.d/networking restart

45 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
19. Untuk mengetahui konfigurasinya sudah benar, kita bisa ketik perintah ifconfig. Maka
akan muncul tampilan seperti ini.

Apabila inet addr eth0 nya 192.168.1.1, maka konfigurasi yang kita lakukan sudah benar.
Untuk eth1 karena kita mengatur dengan konfigurasi DHCP, maka akan mendapat IP
sesuai di mana jaringan itu terhubung.

20. Kemudian, kita atur di sisi lainnya, yakni di Windows. Kita bisa masuk ke Control Panel,
kemudian pilih Network and Sharing Center

46 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
21. Pilih Change Adapter Settings

22. Pilih VirtualBox Host-Only Network dengan mengklik 2x.

47 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
23. Akan muncul tampilan properties seperti ini. Pilih Properties

24. Double Klik TCP/IPV4

48 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
25. Atur IP sesuai gambar berikut. Kemudian Klik OK

26. Untuk melihat pengaturan sudah benar, bisa buka command prompt di windows dan ketik
perintah PING 192.168.1.1. apabila reply, berarti pengaturan sudah benar.

49 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
27. Untuk melihat pengaturan di Debiannya juga sudah benar, bisa ketikkan juga perintah
PING 192.168.1.2

50 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
CHAPTER 5
MENGINSTALL DAN KONFIGURASI SSH

Secure Shell (SSH) adalah sebuah protokol jaringan kriptografi untuk komunikasi data yang
aman, login antarmuka baris perintah, perintah eksekusi jarak jauh, dan layanan jaringan
lainnya antara dua jaringan komputer.

Kali ini kita akan mencoba dan belajar menginstall dan mengkonfigurasikan SSH pada Sistem
Operasi Debian. Berikut langkah-langkahnya :

1. JALANKAN LINUXNYA

51 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
2. LOGIN SEBAGAI ROOT

3. KLIK DEVICES  OPTICAL DRIVES CHOOSE DISK IMAGE... CARI KEMUDIAN


PILIH FILE ISO DISK 1 DEBIAN 8.71

52 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
4. KETIK “apt-get install ssh”

5. KETIK “Y”

53 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
6. TUNGGU SAMPAI PROSES INSTALL SELESAI

7. SETELAH SELESAI KETIK “nano /etc/ssh/sshd_config”

54 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
8. RUBAH “port 22” MENJADI “port 850”

9. HAPUS TANDA PAGAR “#” DIDEPAN TULISAN “ListenAddress 0.0.0.0”

55 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
10. KEMUDIAN GANTI 0.0.0.0 MENJADI IP SERVER

11. SIMPAN KONFIGURASI DENGAN MENGETIK CTRL+X  Y ENTER

56 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
12. RESTART SSH DENGAN PERINTAH “/etc/init.d/ssh restart”

13. LOG OUT DARI ROOT DENGAN MENGETIK PERINTAH “exit”

57 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
14. DOWNLOAD PUTTY DI “putty.org”

15. INSTALL PUTTY KLIK NEXT

58 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
16. KLIK NEXT

17. KLIK INSTALL

59 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
18. TUNGGU PROSES INSTALASINYA

19. KLIK FINISH

60 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
20. BUKA PUTTY

21. KETIKKAN PADA FORM Host Name (or IP address) IP ADDRESS SERVER

61 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
22. KETIKKAN PADA FORM Port DENGAN NOMOR 850

23. KLIK “Open”

62 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
24. MUNCUL PUTTY SECURITY ALERT PILIH “Yes”

25. LOGIN USER

63 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
CHAPTER 6
INSTALASI DAN SETTING DNS

1. Jalankan Linux nya

2. Login sebagai Root

64 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
3. Ketik “apt-get install bind9”

4. Ketik “Y”

65 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
5. Masukkan File ISO Debian 8.7.1 DVD-1 dengan memilih menu Devices -> Optical Drives ->
“debian-8.7.1-i386-DVD-1.iso” lalu ENTER

6. Tunggu sampai proses instalasi nya selesai

66 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
7. Ketikkan “cp /etc/bind/db.local /var/cache/bind/latihan.edu.db” untuk mengcopy file “db.local”
dari direktori “/etc/bind” ke direktori “/var/cache/bind/” dan merubah namanya menjadi
latihan.edu.db

8. Ketik “nano /var/cache/bind/latihan.edu.db” lalu ketikkan seperti di bawah ini, lalu SAVE

67 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
9. Ketik “nano /var/cache/bind/latihan.edu.rev untuk membuat file “latihan.edu.rev” dan ketikkan
seperti di bawah ini, lalu SAVE

10. Ketik “/etc/bind/named.conf.local” lalu ketikkan seperti di bawah ini, lalu SAVE

68 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
11. Restart DAEMON Bind9 dengan mengetik “/etc/init.d/bind9 restart”

12. Ujicoba DNS pada komputer client dengan mengetik “nslookup www.latihan.edu”

69 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4
13. Ujicoba DNS pada komputer client sekali lagi dengan mengetik “nslookup 192.168.1.1”

70 | Membangun Server Lokal Sederhana Dengan Debian 8.7.1 Jessie – Eko Wiyandi – TI2017S4

Anda mungkin juga menyukai