k φ ΔP
Ct = 0.0469 ……………………………….……........(5-6)
μ1
dimana :
k Ct
CH = 0.0374 ΔP ……………………......………….....…(5-7)
dimana :
reservoir, cp
3. Wall building mechanism (CHt), yang terbentuk dari residu polimer di dinding
formasi yang menghalangi aliran ke formasi. Hal ini penting untuk membatasi
fluida yang hilang ke formasi. Harga CHt dihitung berdasarkan percobaan di
laboratorium, dimana harga CHt merupakan kemiringan pada daerah linier.
Dari ketiga mekanisme diatas, maka besarnya koefisien leak-off total adalah
sebagai berikut :
2 C t C H C Ht
…….....……..….(5-8)
Ctot = 1/2
C t C Ht C Ht 2 C t 4C H C t C Ht
2 2 2 2
Adapun sifat-sifat yang harus dimiliki oleh setiap fluida perekah adalah :
1. Stabil
2. Tidak menyebabkan kerusakan formasi
3. Mempunyai friction loss pemompaan yang rendah
4. Mampu membawa bahan pengganjal kedalam rekahan yang dibuat
2. Pad, yaitu fluida dengan viskositas lebih tinggi, juga tanpa proppant
dipompakan untuk membuka rekahan dan membuat persiapan agar lubang
dapat dimasuki slurry dengan proppant. Viskositas yang lebih tinggi
mengurangi leak- off (kebocoran fluida meresap masuk ke formasi). Pad
diperlukan dalam jumlah cukup agar tidak terjadi terjadi 100 % leak-off
sebelum rekahan terjadi dan proppant ditempatkan.
4. Flushing, yaitu fluida untuk mendesak slurry sampai dekat dengan perforasi,
viskositasnya tidak terlalu tinggi dengan friksi yang rendah.
Beberapa jenis proppant yang umum digunakan sampai saat ini adalah
pasir alami, pasir berlapis resin (Resin Coated Sand), dan proppant keramik
(Ceramic Proppant).
1. Pasir Alami
Berdasarkan sifat-sifat fisik yang terukur, pasir dapat dibagi ke dalam kondisi
baik sekali, baik, dan dibawah standat. Golongan yang paling baik menurut
standart API adalah premium sands yang berasal dari Illinois, Minnesota, dan
Wisconsin. Biasanya disebut ‘Northern Sand”, “White Sand”, “Ottawa Sand”,
atau jenis lainnya misalnya “Jordan Sand”.Golongan yang baik berasal dari
Hickory Sandstone di daerah Brady, Texas, yang memiliki warna lebih gelap
dari pada pasir Ottawa. Umumnya disebut “Brown Sand”, “Braddy Sand”,
atau “Hickory Sand”. Berat jenisnya mendekati 2,65. Salah satu kelebihan
pasir golongan ini dibanding pasir Ottawa adalah harganya yang lebih murah.
Lapisan resin akan membuat pasir memiliki permukaan yang lebih rata (tidak
tajam), sehingga beban yang diterima akan terdistribusi lebh merata di setiap
bagiannya. Ketika butiran proppant ini hancurkarena tidak mampu menahan
beban yang diterimanya, maka butiran yang hancur tersebut akan tetap
melekat dan tidak tersapu oleh aliran fluida karena adanya lapisan resin. Hal
ini tentu saja merupakan kondisi yang diharapkan, dimana migrasi pecahan
butiran (fine migration) penyebab penyumbatan pori batuan bias tereliminasi.
Proppant ini sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu :
a. Pre-cured Resins
Berat jenisnya sebesar 2,55 dan jenis ini dibuat dengan cara pembakaran
alam proses pengkapsulan.
b. Curable Resins
Jenis ini memiliki berat jenis hampir sama dengan pasir (SG = 2,7),
memiliki kemampuan untuk menahan tekanan penutupan (Clossure
pressure) sampai 6000 psi, serta banyak digunakan di Alaska.
Jenis ini lebih ringan dan lebih murah dibandingkan Sintered Bauxite,
memiliki specific gravity 3,65. Karena harganya yang mahal maka
proppant ini hanya digunakan untuk mengatasi tekanan yang benar-benar
tinggi. Proppant jenis ini mampu menahan tekanan sebesar 12000 psi,
biasa digunakan untuk temperature tinggi dan sumur yang sour
(mengandung H2S).
Suatu jenis baru yang merupakan kombinasi perlapisan resin dan butiran
keramik. Jenis ini terbukti memberikan kinerja yang lebih baik. Khusus
untuk resin coated proppant, variasi yang dimunculkan semakin banyak.
Resin Coated Ceramic memiliki ketahanan terhadap closure pressure
sebesar 15000 psi dan temperature hingga 450 oF.
1. Howard & Fast (Pan American) serta diolah secara metematika oleh Carter
2. PKN atau Perkins, Kern (ARCO) & Nordgren
3. KGD atau Kristianovich, Zheltov (Russian Model ) lalu diperbaharui oleh
Geertsma dan de Klerk (Shell).
atau
qi W x2
A(t) e x 2x
1 . ............................................... (5-10)
4C 2
dimana:
x 2C .t w
W = lebar rekahan, ft
E
G ………………................................................................(5-11)
21 v
Tabel. 1. menunjukkan persamaan-persamaan yang dibuat berdasarkan
metode PKN dan KGD.
Tabel. 1.
Model
L(t) W(0,t) (0,t) - H
Geometri
1/ 5
Gq 3
C1 o
t4/5 1/ 5
(1 v)h f 4 (1 v) q 2 C3 Gq 3 L
1/ 4
Model PKN C2 o
t 4/5 o
Gh f Hf (1 v) 3
1/ 4 1/ 4
1/ 4 (1 v) q 3 C 4 Gq o h f 3
Model KGD G qo3 2 / 3 C5 o
t1/ 3
C4 3
t Gh f 3 2H f (1 v) 3 L2
(1 v)h f
Pada desain awal dalam melakukan hydraulic fracturing harus ditentukan terlebih
dahulu apakah kegiatan hydraulic fracturing ini bertujuan untuk memperbaiki
permeabilitas yang ada atau membuat pathways (jalur fluida) dengan kata lain
permeaabilitas yang baru. Dua tujuan ini akan menentukan model dimensi
perekahan yaitu PKN dan KGD yang karakteristiknya telah dibahas pada sub bab
sebelumnya. Selanjutnya adalah dari parameter geometri yang mencakup tinggi,
lebar, dan arah horizontal (lenght) dari rekahan yang diinginkan. Parameter
geometri rekahan ini akan sangat bergantung pada batasan yaitu berapa
kedalaman top dan bottom pay zone yang akan di stimulasi menggunakan
hydraulic fracturing, karena tujuan dari hydraulic fracturing adalah meningkatkan
produktivitas dari suatu sumur. Sehinnga tidak serta merta pehitungan parameter
gemetri rekahan mengabaikan kedalaman pay zone atau zona produktif yang
menghasilkan fluida hidrokarbon. Setelah itu dapat dilakukan sensitivtas terhadap
parameter jenis fluida perekah yang digunakan, rate of injection , dan jenis
proppant yang digunakan. Dari sesnsitivitas yang dilakukan akan menghasilkan
kombinasi dari ketiga parameter tersebut yang akan menghasilkan produktivitas
yang optimum. Proses desain hydraulic fracturing juga dapat dilakukan dalam
reverse order atau time sequence yang terbalik, ketika suatu perusahaan ingin
mendapatkan produktivitas tertentu. Namun semua ini tergantung availbility atau
ketersediaan dari jenis parameter yang akan dilakukan sensitivitas yang dimiliki
oleh suatu perusahaan, khususnya PT. EMP Indonesia..
Pada judul yang akan dibahas, secara khusus akan membahas mengenai
reservoir yang memilik peremeabilitas yang kecil (Tight Reservoir) , secara
definisi dari canadian society for unconventional resources. Tight oil reservoir
adalah reservoir yang memiliki permeabilitas yang sangat rendah, sehingga
minyak yang terkandung pada reservoir jenis ini tidak akan mengalir pada laju
produksi yang ekonomis tanpa bantuan dari teknologi produksi. Dalam hal ini
dapat digunakan metode hydraulic fracturing. Pada gambar 1 terlihat skema
perekahan hidrolik pada reservoir low permeability di sumur horizontal.
Gambar 1.
Gambar 2.
Gambar 3.
Tolong aja nah ku sogok donat daripada gak dibayar terima kasih aja enggak hahahaha
wkwkwkwk hehehe kaya tai eh bingung eh mau ngomong apa