Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

EFUSI PERIKARDIUM
PUSAT JANTUNG TERPADU RUANG PERAWATAN LANTAI 5
RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO

Oleh

NUR AYUANA ANDINI


R014181003

CI LAHAN CI INSTITUSI

(…………………………………) (................................................. )

PROFESI NERS
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
BAB 1

KONSEP MEDIS

A. Definisi

Efusi perikardium adalah penimbunan cairan atau akumulasi cairan dalam lapisan
dalam perikardium atau dalam kantung yang dapat menyebabkan konstriksi jantung dan
mengganggu kemampuan jantung dalam memompa [ CITATION Bar01 \l 1033 ]

Efusi perikardium adalah akumulasi cairan yang lebih dari 50 ml yang dapat
diukur dengan echocardiografi dimana pada keadaan akut akumulasi cairan dapat lebih
dari 200 ml (seperti pada perdarahan ) akan meningkat tajam akibat kekakuan kantong
perikardium dan jika efusi pada keadaan kronis kantong perikardium meregang secara
bertahap sehingga pada keadaan tertentu cairan sebanyak 1-2 liter dapat ditampung tanpa
menyebabkan peningkatan yang bermakna. [ CITATION Sil06 \l 1033 ]

Perikarditis akut dengan efusi terjadi jika akumulasi cairan secara cepat terjadi di
kantong pericardium, dimana cairan dapat menekan jantung yang dapat mengurangi
pengisian ventrikuler dan curah jantung.[ CITATION Bla14 \l 1033 ]

B. Etiologi
Menurut Smeltzer, C. Suzanne (2001) efusi perikardium sering diawali oleh suatu
keadaan peradangan pada perikardium (perikarditis), gagal jantung, dan juga bedah
jantung. Selain itu adanya tumor dan trauma pada jantung juga dapat menyebabkan
terjadinya efusi perikardium.

Disamping penyebab yang langsung mengenai jantung, terdapat penyebab lain


yang berasal dari organ tubuh yang lain yang dapat menyebabkan efusi perikardium
yaitu kanker paru dan kanker payudara. Hal ini dikarenakan metaplasia dari sel kanker
yang menyerang paru dan payudara dapat bermetastase ke struktur terdekatnya, salah
satunya adalah perikardium.

Selain itu peradangan pada pericardium yang disebut perikarditis disebakan oleh
berbagai macam penyakit seperti:
1. Infeksi bakteri, jamur atau virus
2. Infark miokardium
3. Trauma dada
4. Radiasi dosis tinggi
5. Tuberculosis
6. Penyakit autoimun

C. Manifestasi Klinik
Tanda dan gejala efusi perikardium ialah :
1. Sesak nafas/kesulitan bernafas (dispnea) bahkan sampai sianotik
2. Batuk
3. Nyeri dada saat inspirasi dan biasanya dibelakang tulang dada atau sisi kiri dada
4. Tekanan darah rendah
5. Takikardia
6. Diaforesis
7. Ektremitas dingin
8. Kelelahan dan kelemahan
9. Pembesaran vena jugularis
10. Bunyi jantung jauh dan melemah

D. Komplikasi
Komplikasi yang paling sering terjadi pada efusi perikardium adalah tamponade
jantung yaitu suatu komplikasi yang disebabkan oleh akumulasi cairan dalam ruang
perikardium, cairan ini dapat berupa darah, pus atau udara pada kantong perikardium
yang terakumulasi dalam kecepatan yang cepat dan jumlah cukup untuk melakukan
penekanan jantung serta membatasi aliran darah masuk dan keluar ventrikel sehingga
menyebabkan kompromi hemodinamik ventrikel berkurang mengisi dan berikutnya. Hal
ini merupakan keadaan darurat jantung [CITATION Placeholder1 \l 1033 ]
E. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan pada efusi perikardium diantaranya
sebagai berikut :
1. Foto Thorak
Dilakukan untuk melihat adanya pembesaran jantung yang biasanya akan berbentuk
globular. Gambaran jantung seperti ini baru nampak jika cairan lebih dari 250 ml.
2. Echocardiography
Merupakan pemeriksaan non invasif yang paling akurat, disini akan nampak
akumulasi cairan didalam kantung pericardium. Kadang-kadang tampak juga adanya
metastase pada dinding pericardium.
3. Perikardiosintesis
Aspirasi pericardial (tusukan pada kantong pericardium). Dilakukan pemeriksaan
kultur hitung sel dan sitologi. Pemeriksaan sitologi cukup sensitif dengan kemampuan
diagnostik sekitar 80%, tetapi hasil negatif palsu sering terjadi pada limfoma maligna
dan mesotelioma. Dalam keadaan demikian dilakukan biopsi perikardium.
4. Ct-scan
Dilakukan untuk menentukan komposisi cairan dan dapat mendeteksi setidaknya 50
ml cairan.

5. MRI
Dilakukan untuk mendeteksi setidaknya 50 ml cairan, dapat mendeteksi adanya
hemoragik atau tidak.

F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan penyakit efusi pericardium dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Perikardiosintesis: cairan diambil kedalam kantong pericardium dengan tujuan agar
drainase dari aspirasi dapat adekuat
2. Analgesik
3. Antidiuretik
4. Antibiotic
5. Tirah baring
6. Dukungan psikologis
BAB II

KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian Keperawatan
1. Riwayat kesehatan
a. Keluhan Utama:
Pasien biasanya akan mengeluhkan cepat lelah dalam beraktifitas karena adanya
pembesaran jantung akibat penambahan volume cairan pericardium yang dapat
menghambat kerja jantung normal
b. Riwayat kesehatan sekarang:
Menanyakan riwayat penyakit yang diderita pasien saat itu selain dari keluhan
yang diderita pasien.
c. Riwayat kesehatan lalu:
Penyakit pada masa anak-anak dan penyakit infeksi yang pernah dialami,
imunisasi kecelakaan yang pernah dialami, prosedur operasi dan perawatan rumah
sakit, alergi ( makanan,obat- obatan, zat/substansi,textil ), pengobatan dini
(konsumsi obat-obatan bebas).
d. Riwayat kesehatan keluarga:
Identifikasi berbagai penyakit keturunan yang umumnya menyerang. Anggota
keluarga yang terkena alergi, asma, TBC, hipertensi, penyakit jantung, stroke,
anemia, hemopilia, arthritis, migrain, DM, kanker dan gangguan emosional.
Buat bagan dengan genogram (Brunner & Suddarth. 2001).
2. Aktivitas/Istirahat
a. Gejala: kelelahan, kelemahan, pusing, rasa berdenyut, dyspnea saat beraktivitas,
palpitasi, gangguan tidur (orthopnea, dyspnea paroxysmal nocturnal, nokturia,
keringat malam hari) dan tekanan darah menurun.
b. Tanda : Takikardi, gangguan pada tekanan darah, pingsan karena kerja, takipnea,
dispnea.

3. Sirkulasi
a. Gejala : riwayat kondisi pencetus, contoh : jantung koroner, Ca paru dan Ca
mammae,
b. Tanda : takikardia, disritmia dan edema.
4. Eliminasi
a. Gejala : penyakit ginjal dan memiliki dan penurunan produksi urin
b. Tanda : urin tanpak pekat dan gelap
5. Pernafasan
a. Gejala : nafas pendek pada malam hari
b. Tanda : dispnea nocturnal, takipnea, dan pernafasan dangkal.
6. Kenyamanan
a. Gejala : nyeri pada dada (sedang sampai berat), diperberat saat inspirasi, gerakan
menelan, berbaring: hilang dengan duduk, bersandar kedepan perikarditis), nyeri
dada, punggung, sendi (endokarditis).
7. Pemeriksaan fisik:
a. Kepala dan wajah:
Pucat, bibir sianosis.
b. Leher:
Pembesaran vena jugularis
c. Dada:
Ada jejas, trauma tajam atau tumpul, tanda kussmaul, takipnea, bunyi jantung
melemah, redup dan pekak jantung melebar.
d. Abdomen dan pinggang:
Tidak ada tanda dan gejala.
e. Pelvis dan perineum:
Tidak ada tanda dan gejala.
f. Ekstremitas:
Pucat, kulit dingin, jari tangan dan kaki sianosis
g. Pemeriksaan Penunjanag
Hasil pemeriksaan echocardiography pada efusi perikardium menunjukan:
1) Kolaps diastole pada atrium kanan.
2) Kolaps diastole pada ventrikel kanan
3) Kolaps pada atrium kiri. Peningkatan dan pemasukan abnormal pada aliran
katup trikuspidalis dan terjadi penurunan pemasukan dari katup mitral >15%
4) Peningkatan pemasukan pada ventrikel kanan dengan penurunan pemasukan
dari ventrikel kiri.
5) Penurunan pemasukan dari katup mitral
6) Pseudohipertrofi dari ventrikel kiri.

B. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis


2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan frekuensi jantung.
3. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan kurang pengetahuan
tentang proses penyakit
4. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen
6. Ketakutan berhubungan dengan mekanisme pelepasan berasal dari dalam
(neurotransmiter)

C. Rencana Asuhan Keperawatan


RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosis Keperawatan: Definisi:

Nyeri akut Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan yang muncul akibat
kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang digambarkan sebagai kerusakan
(international Association for the Study of Pain); awitan yang tiba-tiba atau lambat dari
intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi

Batasan kerakteristik Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)

 Bukti nyeri dengan Setelah dilakukan intervensi selama 4x24 Manjemen lingkungan:kenyamanan
menggunakan standar jam nyeri berkurang atau teratasi dengan  Ciptakan lingkungan yang tenang
daftar periksa nyeri untuk kriteria hasil: klien dapat dan mendukung
pasien yang tidak dapat  mengenali kapan terjadi nyeri  Sesuaikan suhu lingkungan yang
mengungkapkannya (mis.,  mengenali faktor penyebab nyeri nyaman untuk pasien
Neonatal Infant Pain  melaporkan nyeri terkontrol  Sesuaikan pencahayaan ruangan
Assessment Checklist for  melaporkan jika mengalami nyeri untuk membantu klien dalam
Senior with Limited  mengambil tindakan untuk mengurangi beraktivitas
ability tu Communicate) nyeri  Fasilitasi tindakan kebersihan untuk
 Ekspresi wajah nyeri  melakukan manajemen nyeri sesuai kenyamanan individu.
(misalkan wajah kurang dengan keyakinan budaya  berikan edukasi kepada keluarga
bercahaya, tampak kacau,  mengatasi gangguan hubungan terkait manajemen penyakit
gerakan mata berpencar interpersonal
atau tetap pada satu fokus,  menikmati hidup Pengaturan posisi
meringis).  mengatasi kekhawatiran terkait toleransi  Berikan posisi yang tidak
 Fokus menyempit nyeri menyebabkan nyeri bertambah
( misalkan persepsi waktu,
proses berpikir, interaksi  mengatasi kekhawatiran membebani  Tinggikan kepala tempat tidur
dengan orang dan orang lain  Posisikan pasien ntuk meningkatkan
lingkungan)  mengatasi ketakutan terhadap nyeri yang drainase urin
tidak bisa ditahan  Meminimalisir gesekan dan cedera
Faktor yang berhubungan:  Mengatasi ketakutan terhadap prosedur ketikanmemposisikan atau
dan alat membalikkan tubuh pasien
Agen cedera biologis  mengatasi rasa marah terhdapat dampak  Jangan berikan posisi yang dapat
nyeri yang menyebabkan menyebabkan penekanan pada luka.
ketidakmampuan
 lesi pada kulit dan membran mukosa Terapi relaksasi
berkurang  minta klien untuk rileks
 suhu dalam batas normal (36-37,5 C)  gambarkan rasionalisasi dan manfaat
 kulit wajah tidak pucat relaksasi serta jenis relaksasi yang
tersebut. (....)
 ajarkan teknik relaksasi napas dalam
 Ciptakan lingkungan yang tenang
 Berikan waktu yang tidak terganggu

Pemijatan
 Kaji keinginan klien untuk dilakukan
pemijatan
 Cuci tangan dengan air hangat
 Gunakan lotion, minyak hangat,
bedak kering
 Pijat secara terus-menerus, halus,
usapan yang panjang, meremas, atau
getakan di telapak kaki
 Sesuaikan area pemijatan, teknik dan
tekanan sesuai persepsi kenyamanan
pasien.
 Dorong klien melakukan nafas dalam
dan rileks selama pemijatan

RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosis Keperawatan: Definisi:
Penurunan curah jantung Ketidakadekuatan darah yang dipompa oleh jantung untuk memenuhi kebutuhan
metabolic tubuh

Batasan kerakteristik Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)

 Perubahan Setelah dilakukan asuhan selama……… Circulation status


frekuensi/irama jantung penurunan kardiak output klien teratasi  Evaluasi adanya nyeri dada
 Perubahan preload dengan kriteria hasil:  Catat adanya disritmia jantung
 Perubahan afterload  Catat adanya tanda dan gejala
 Perubahan kontraktilitas  Tanda Vital dalam rentang normal penurunan cardiac putput
 Perilaku/emosi (Tekanan darah, Nadi, respirasi)  Monitor status pernafasan yang
 Dapat mentoleransi aktivitas, tidak menandakan gagal jantung
Faktor yang berhubungan: ada kelelahan  Monitor balance cairan
 Tidak ada edema paru, perifer, dan  Monitor respon pasien terhadap
Perubahan frekuensi tidak ada asites efek pengobatan antiaritmia
jantung  Tidak ada penurunan kesadaran  Atur periode latihan dan istirahat
 AGD dalam batas normal untuk menghindari kelelahan
 Tidak ada distensi vena leher  Monitor toleransi aktivitas pasien
 Warna kulit normal  Monitor adanya dyspnea, fatigue,
tekipnea dan ortopnea
 Anjurkan untuk menurunkan stress
 Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
 Monitor VS saat pasien berbaring,
duduk, atau berdiri
 Auskultasi TD pada kedua lengan
dan bandingkan
 Monitor TD, nadi, RR, sebelum,
selama, dan setelah aktivitas
 Monitor jumlah, bunyi dan irama
jantung
 Monitor frekuensi dan irama
pernapasan
 Monitor pola pernapasan abnormal
 Monitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit
 Monitor sianosis perifer
 Monitor adanya cushing triad
(tekanan nadi yang melebar,
bradikardi, peningkatan sistolik)
 Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign
 Jelaskan pada pasien tujuan dari
pemberian oksigen
 Sediakan informasi untuk
mengurangi stress
 Kelola pemberian obat anti aritmia,
inotropik, nitrogliserin dan
vasodilator untuk mempertahankan
kontraktilitas jantung
 Kelola pemberian antikoagulan
untuk mencegah trombus perifer
 Minimalkan stress lingkungan

RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosis Keperawatan: Definisi:

Ketidakefektifan perfusi Penurunan sirkulasi darah ke perifer yang dapat mengganggu kesehatan
jaringan perifer
Batasan kerakteristik Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)

 Edema Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen sensasi perifer


 Nyeri ekstermitas selama …. Ketidakefektifan perfusi  Monitor adanya daerah tertentu
 Parestesia jaringan perifer dapat teratasi dengan yang hanya peka terhadap
 Penurunan nadi perifer kriteria : panas/dingin/tajam/tumpul
 Perubahan karakteristik Perfusi jaringan : perifer  Monitor adanya paretese
kulit (mis.warna,  lnstruksikan keluarga untuk
 pengisian kapiler jari
elastisitas, dll) mengobservasi kulit jika ada isi
 pengisian kapiler jari kaki
 Waktu pengisian kapiler atau laserasi
 Suhu kulit ujung kaki dan
>3 detik  Gunakan sarung tangan untuk
 Warna kulit pucat saat tangan
 TD sistolik proteksi
elevasi
 TD diastolik  Batasi gerakan pada kepala, leher
Faktor yang Berhubungan:  nilai rata-rata TD dan punggung
 bruit diujung kaki dan tangan  Monitor kemampuan BAB
 edema perifer  Kolaborasi pemberian analgetik
kurang pengetahuan tentang
 Monitor adanya tromboplebitis
proses penyakit  nyeri diujung kaki dan tangan
 Diskusikan mengenai penyebab
yang terlokalisasi
perubahan sensasi
 nekrosis
 mati rasa
 tingling
 muka pucat
 kelemahan otot
 kerusakan kulit
 pareatesia

RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosis Keperawatan: Definisi:

Gangguan pertukaran gas Kelebihan atau defisit oksigenasi dan/atau eliminasi karbondioksida pada membran
alveolar-kapiler

Batasan kerakteristik Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)

 Dispnea Setelah dilakukan tindakan keperawatan Terapi oksigen


 Gelisah terkait gangguan perukaran gas,
 Hipoksia diharapkan selama ….. x24 jam dapat  Bersihkan mulut, hidung dan
 Penurunan karbon dicapai kriteria hasil sbb: sekresi trakea dengan tepat
dioksida  Berikan oksigen tambahan seperti
 Takikardia Respon Ventilasi Mekanik: Dewasa yang diperintahkan
 Monitor aliran oksigen
Faktor yang berhubungan:  Tingkat pernapasan  Periksa perangkat (alat) pemberian
 Irama pernapasan oksigen secara berkala untuk
Ketidakseimbagan ventilasi-  Kedalaman inspiaasi memastikan bahwa konsentrasi
perfusi  Saturasi oksigen (yang telah) ditentukan diberikan
 Perfusi jaringan perifer  Monitor efektifitas terapi oksigen
 Keseimbangan ventilasi perfusi  Rubah perangkat pemberian
 Gerakan dinding dada asimetris oksigen dari masker ke nasal kanul
 Hipoksia saat makan
 Sekresi pernapasan  Amati tanda-tanda hipoventilasi
induksi oksigen
Status Pernapasan: Pertukaran Gas  Sediakan oksigen ketika pasien
dibawa/dipindahkan
 Saturasi oksigen
 pH arteri Monitor pernapasan
 Hasil rontgen dada
 Keseimbangan ventilasi dan perfusi  Monitor kecepatan, irama,
 Dispnea saat beristirahat kedalaman dan kesulitan bernapas
 Perasaan kurang istirahat  Catat pergerakan dada,
 Sianosis ketidaksimetrisan, penggunaan
 Mengantuk otot-otot bantu nafas dan retraksi
 Gangguan kesadaran dada pada otot supraclaviculas dan
interkosta
 Monitor suara napas tambahan
 Monitor pola napas
 Monitor saturasi oksigen
 Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
 Perkusi torak enterior dan posterior
dari apeks ke basis paru, kanan dan
kiri
 Auskultasi suara napas, catat area
dimana terjadi penurunan atau
tidak adanya ventilasi dan
keberadaan suara napas tambahan
 Monitor peningkatan kelelahan,
kecemasan dan kekurangan udara
pada pasien
 Monitor hasil foto thoraks
 Berikan bantuan resusitasi jika
diperlukan

Manajemen jalan napas

 Buka jalan napas dengan teknik


head til chin lift atau jaw thrust,
sebagaimana mestinya
 Posisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi
 Masukkan OPA, sebagaimana
mestinya
 Lakukan fisioterapi dada,
sebagaimana mestinya
 Buang secret dengan memotivasi
pasien untuk melakukan batuk atau
menyedot lendir
 Instruksikan bagaimana agar bisa
melakukan batuk efektif
 Ajarkan pasien bagaimana
menggunakan inhaler, sebagaimana
mestinya

RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosis Keperawatan: Definisi:
Intoleransi aktivitas Ketidakcukupan energy psikologis atau fisiologis untuk mempertahankan atau
menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari yang harus atau yang ingin
dilakukan

Batasan kerakteristik Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)

 Dispnea setelah Setelah dilakukan tindakan Peningkatan mekanika tubuh


beraktivitas keperawatan ...x24 jam, pasien mampu  Kaji komitmen pasien untuk
 Keletihan bertoleransi terhadap aktivitas dengan belajar dan menggunakan postur
 Ketidaknyamanan setelah kriteria hasil : tubuh yang benar.
beraktivitas  Edukasi pasien terkait pentingnya
 Respon tekanan darah Daya tahan penggunaan postur tubuh yang
abnormal setelah benar untuk mencegah kelelahan,
beraktivitas  Dapat melakukan aktivitas rutin. ketegangan dan injury.
 Pemulihan energi saat istirahat tidak  Instruksikan pasien untuk
Faktor yang berhubungan: terganggu. menghindari tidur dengan posisi
 Konsentrasi dan daya tahan otot telungkup.
Ketidakseimbangan antara tidak terganggu.  Ajarkan klien untuk menghindari
suplai dan kebutuhan posisi yang sama dalam jangka
oksigen Energi psikomotor waktu yang lama.
 Instruksikan pasien untuk
 Menunjukkan efek yang sesuai menggerakkan kaki terlebih dahulu
dengan situasi. kemudian badan ketika memulai
 Menunjukkan kebersihan dan berjalan dari posisi berdiri.
tampilan personal.
 Menunjukkan tingkat energi yang Manajemen energi
stabil.  Kaji status fisiologis pasien
 Menunjukkan kemampuan untuk yang menyebabkan kelelahan
menyelesaikan tugas sehari – hari. sesuai dengan konteks usia dan
perkembangan.
Kelelahan : efek yang mengganggu  Pilih intervensi untuk
mengurangi kelelahan baik
 Tidak terjadi penurunan energi. secara farmakologi maupun
 Tidak ada gangguan dengan non farmakologi dengan tepat.
aktivitas sehari – hari.  Tentukan jenis dan banyaknya
 Tidak terdapat perubahan nutrisi. aktivitas yang dibutuhkan
 Tidak ada malaise. untuk menjaga ketahanan.
 Monitor intake dan output
nutrisi untuk mengetahui
sumber energi yang adekuat.
 Monitor sistem kardiorespirasi
pasien selama kegiatan
(misalnya takikardia, disritmia,
dyspnea, diaphoresis, dll).
 Monitor lokasi dan sumber
ketidaknyamanan/nyeri yang
dialami pasien selama
aktivitas.
 Buat batasan untuk aktivitas
yang hiperaktif pasien saat
menggangu yang lain atau
dirinya sendiri.
 Ajarkan pasien mengenai
pengelolaan kegiatan dan
teknik manajemen waktu untuk
mencegah kelelahan.

RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosis Keperawatan: Definisi:

Ketakutan Respons terhadap persepsi ancaman yang secara sadar dikenali sebagai sebuah
bahaya.

Batasan kerakteristik Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)

 Gelisah Setelah dilakukan tindakan keperawatan  Pertahankan catatan intake dan


 Gugup selama …. Kelebihan volume cairan output yang akurat
 Peningkatan ketegangan teratasi dengan kriteria :  Pasang urin kateter jika diperlukan
 Penurunan kepercayaan  Terbebas dari edema,  Monitor hasil lab yang sesuai
diri efusi, anaskara dengan retensi cairan (BUN , Hmt ,
 Pucat  Bunyi nafas bersih, osmolalitas urin )
 Rasa panik tidak ada dispnea  Monitor vital sign
 Rasa takut  Terbebas dari distensi  Monitor indikasi retensi / kelebihan
 Rasa waspada vena jugularis cairan (cracles, CVP , edema,
 Memelihara tekanan distensi vena leher, asites)
Faktor yang Berhubungan: vena sentral, tekanan kapiler paru,  Kaji lokasi dan luas edema
Mekanisme pelepasan output jantung dan vital sign DBN  Monitor masukan makanan / cairan
berasal dari dalam  Terbebas dari  Monitor status nutrisi
(neurotransmiter) kelelahan, kecemasan atau bingung  Berikan diuretik sesuai instruksi
 Kolaborasi pemberian obat:
....................................
 Monitor berat badan
 Monitor elektrolit
 Monitor tanda dan gejala dari
edema

BAB III
WEB OF CAUTION (WOC)
Inflamsi, tumor, invasi kuman ke Trauma, pasca infark, pasca
perikrdium, infeksi kuman bakteri, pembedahan jantung.
virus dan lain
Ruptur jantung, pembentukan
Perikarditis eksudat ke perikarcdium

Efusi Perikardium

Tekanan Ventrike l
Tekanan Vena
Pengisian Diastolik

Nyeri Akut

Volume sekuncup Peningkatan tekanan


vena jugularis.
Iskemia Miokardium
Edema
Curah Jantung

Aliran darah koroner


Aliran darah ke Ketidakefektifan
Perfusi Jaringan
perifer perfusi jaringan
perifer

Aliran darah tidak


adekuat ke sistemik
Kongesti Pulmonalis
Pemenuhan Kondisi dan Prognosis
HCL, mual, Penyakit
muntah Kelemahan Fisik
Sesak Nafas
Gangguan pemenuhhan Kecemasan, koping individu
Nutrisi kurang dari
sehari-hari tidak adekuat
Kebutuhan
Gangguan Pertukarann
gas
Ketakutan
Intoleransi aktivitas
Daftar Pustaka
Bare, B. G., & Smeltzer, S. C. (2001). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
Black, J. M., & Hawks, J. H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Salemba Medika.

Doenges, M. E., Moohouse, M. F., & Geissler, A. c. (1999). Rencana Asuhan keperawatan.
EGC: Jakarta.

Nanda Internasional. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2015-2017. Jakarta :
EGC

Silbernagl, S., & Lang, F. (2006). PATOFISIOLOGI. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai