Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Petir merupakan kejadian alam di mana terjadi loncatan muatan listrik antara

awan dengan bumi. Loncatan muatan listrik tersebut diawali dengan mengumpulnya

uap air di dalam awan. Ketinggian antara permukaan atas dan permukaan bawah pada

awan dapat mencapai jarak sekitar 8 km dengan temperatur bagian bawah sekitar 60
o
F dan temperatur bagian atas sekitar - 60 oF. Akibatnya, di dalam awan tersebut akan

terjadi kristal-kristal es. Karena di dalam awan terdapat angin ke segala arah, maka

kristal-kristal es tersebut akan saling bertumbukan dan bergesekan sehingga

terpisahkan antara muatan positif dan muatan negatif.

Pemisahan muatan inilah yang menjadi sebab utama terjadinya sambaran petir.

Pelepasan muatan listrik dapat terjadi di dalam awan, antara awan dengan awan, dan

antara awan dengan bumi tergantung dari kemampuan udara dalam menahan beda

potensial yang terjadi.

Petir yang kita kenal sekarang ini terjadi akibat awan dengan muatan tertentu

menginduksi muatan yang ada di bumi. Bila muatan di dalam awan bertambah besar,

maka muatan induksi pun makin besar pula sehingga beda potensial antara awan

dengan bumi juga makin besar. Kejadian ini diikuti pelopor menurun dari awan dan

1
diikuti pula dengan adanya pelopor menaik dari bumi yang mendekati pelopor

menurun. Pada saat itulah terjadi apa yang dinamakan petir.

a) Akibat yang ditimbulkan Petir

1. Akibat elektrikal : terjadinya arus listrik berkekuatan tinggi dapat mencapai

ribuan ampere.

2. Akibat Thermal : terjadinya panas sehingga dapat membakar benda2 yang

terkena petir. (pohon hangus)

3. Akibat Mekanikal : Terjadinya pergeseran atau pergerakan benda2 yang

dilalui arus listrik akibat getaran., ledakan atau pemuaian.

b) Daerah Sambaran Petir

1. Daerah yang basah dan berair (airadalah penghantar listrik yang baik)

2. Daerah yang terbuka

3. Pohon yang tinggi

4. Bangunan tingi maupun rendah

5. Tiang listrik (teg tinggi, menengah atau rendah)

6. Gardu2 distribusi listrik

2
Berbagai usaha dilakukan oleh tiap stasiun pemancar dan pemilik gedung-gedung

yang tinggi untuk melakukan proteksi terhadap sambaran petir. Dimana untuk

memasang suatu sistem penangkal ini dibutuhkan beberapa komponen utama seperti,

air terminations (ujung penangkal), down conductors (penghantar turun), dan earth

terminations (ujung pengetanahan).

Tipe – tipe penangkal petir ini terbagi dalam tiga Sistem yaitu Sistem Early

Streamer Emission ( E.S.E ) , Sistem Franklin , dan Sistem radioaktif, pengkal petir

Sistem Thomas

1.2 TUJUAN

Untuk mengetahui apa itu penangkal petir, bagaimana cara kerjanya, dan jenis –

jenis penangkal petir.

1.3 MANFAAT

Agar kita mengetahui bagaimana penggunaan penangkal petir dalam kehidupan

sehari – hari.

3
BAB II

METODOLOGI

Pada makalah ini, metode penulisan yang digunakan adalah metode studi

kepustakaan. Studi pustaka ini yaitu melakukan pengumpulan data dari beberapa

referensi yang berkaitan dengan sistem penangkal petir di Indonesia yang dilakukan

dengan cara penelusuran teori-teori melalui buku, artikel internet dan literatur

lainnya.

4
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 PENGERTIAN PENANGKAL PETIR

Pembangunan gedung – gedung baru, cenderung bertingkat sebagai solusi


karena semakin sempitnya lahan tanah. Namun disisi lain, dengan semakin banyak
berdirinya bangunan bertingkat, beberapa permasalahan mengenai keamanan
bangunan menjadi penting untuk diperhatikan, karena bangunanbertingkat lebih
rawan mengalami gangguan, baikgangguan secara mekanik maupun gangguan
alam.Salah satu gangguan alam yang sering terjadi adalahsambaran petir. Mengingat
letak geografis Indonesiayang dilalui garis katulistiwa menyebabkan
Indonesiaberiklim tropis, akibatnya Indonesia memiliki hariguruh rata – rata per
tahun yang sangat tinggi.Petir merupakan peristiwa alam berupa pelepasan energi
sesaat (energy storage) berupa rangkaian aliran listrik yang sangat besar yang akan di
lepaskan oleh alam semesta dengan tujuan ke bumi yang bersifat netral.Untuk
mencegah bahaya kerusakan dan kehancuran yang disebabkan oleh besarnya tenaga
rangkaian listrik yang dilepaskan oleh alam tersebut, maka diperlukan alat penangkal
petir.

Penangkal petir adalah rangkaian jalur yang digunakan untuk memperlancar jalan
bagi petir yang akan menuju ke permukaan perut bumi, tanpa merusak bangunan dan
peralatan yang dilewatinya.

3.2 KEGUNAAN PENANGKAL PETIR

Jika kita memperhatikan bahaya yang di akibatkan sambaran petir, maka sistem
perlindungan petir harus mampu melindungi struktur bangunan atau fisik maupun

5
melindungi peralatan dari sambaran langsung dengan di pasangnya penangkal petir
eksternal (Eksternal Protection) dan sambaran tidak langsung dengan di pasangnya
penangkal petir internal (Internal Protection) atau yang sering di sebur surge arrester
serta pembuatan grounding system yang memadai sesuai standart yang telah di
tentukan. sampai saat ini belum ada alat atau system proteksi petir yang dapat
melindungi 100 % dari bahaya sambaran petir, namun usaha perlindungan mutlak dan
wajib sangat di perlukan. Selama lebih dari 60 tahun pengembangan dan penelitian di
laboratorium dan lapangan terus dilakukan, berdasarkan usaha tersebut suatu
rancangan system proteksi petir secara terpadu telah di kembangan oleh Flash
Vectron Lightning Protection “SEVEN POINT PLAN”.

Tujuan dari “SEVEN POINT PLAN” adalah menyiapkan sebuah perlindungan


efective dan dapat di andalkan terhadap serangan petir, “Seven Point Plan‘ tersebut
meliputi :

a. Menangkap Petir

Dengan cara menyediakan system penerimaan (Air Terminal Unit) yang dapat dengan
cepat menyambut sambaran arus petir, dalam hal ini mampu untuk lebih cepat dari
sekelilingnya dan memproteksi secara tepat dengan memperhitungkan besaran petir.
Terminal Petir Flash Vectron mampu memberikan solusi sebagai alat penerima
sambaran petir karena desainnya dirancang untuk digunakan khusus di daerah tropis.

b. Menyalurkan Arus Petir

Sambaran petir yang telah mengenai terminal penangkal petir sebagai alat penerima
sambaran akan membawa arus yang sangat tinggi, maka dari itu harus dengan cepat
disalurkan ke bumi (grounding) melalui kabel penyalursesuai standart sehingga tidak
terjadi loncatan listrik yang dapat membahayakan struktur bangunan atau
membahayakan perangkat yang ada di dalam sebuah bangunan.

6
c. Menampung Petir

Dengan cara membuat grounding system dengan resistansi atau tahanan tanah kurang
dari 5 Ohm. Hal ini agar arus petir dapat sepenuhnya diserap oleh tanah tanpa
terjadinya step potensial. Bahkan dilapangan saat ini umumnya resistansi atau
tahanan tanah untuk instalasi penangkal petir harus dibawah 3 Ohm.

3.3 JENIS-JENIS PENANGKAL PETIR

Manusia selalu mencoba untuk menjinakan keganasan alam, salah satunya


adalah bahaya sambaran petir, metoda yang pernah di kembangkan terkait tentang
industri penangkal petir atau anti petir di dunia adalah :

3.3.1 Penangkal Petir Konvensional


Kedua ilmuwan tersebut Faraday dan Franklin menjelaskan system yang hampir
sama, yakni system penyalur arus listrik yang menghubungkan antara bagian atas
bangunan dan grounding, sedangkan system perlindungan yang di hasilkan
ujung penerima/splitzer adalah sama pada rentang 30 – 40 derajat. Perbedaannya
adalah system yang di kembangkan Faraday bahwa kabel penghantar berada pada sisi
luar bangunan dengan pertimbangan bahwa kabel penghantar juga berfungsi sebagai
material penerima sambaran petir, yaitu berupa sangkar elektris atau biasa di sebut
dengan sangkar faraday.Membutuhkan volume kabel penghantar yang sangat banyak.
Daerah perlindungan terbatas, radius perlindungan hanya 2 meter atau 45
derajat.Membutuhkan banyak splitzer di atas struktur bangunan sebagai alat penerima
sambaran dancenderung merusak estetika struktur bangunan yang akan di pasang.
Bentuk ujung splitzer sangat runcing berbahaya bagi petugas atau pekerja yang
bekerja di atap.

7
1. Penangkal Petir Radioaktif
Penelitian terus berkembang dengan banyak modi vikas- - modivikasi pada
pengkal petir sebagai alat untuk mencegah sambaran langsung petir pada
bangunan yang dapat menghancurkan bangunan apabila terkena sambarannya.
Salah satu hasilnya yaitu pengkal petir dengan unsur radioaktif sebagai ujung
pengkal.

2. Penggunaan unsur radioaktif dalam sistem penangkal petir baru dikenal orang
pada tahun 1914, inspirasi penggunaan radioaktif dalam sistem penangkal
petir pertama kali dikemukakan oleh seseorang dari Hungaria yaitu Szillard
J.B. pada “ Acad emy of Sciences “ di Paris pada tanggal 9 Maret 1914 dalam
papernya yang berjudul Sur un paratonnerre au Radium. Sejak saat itu
bermacam-macam sistem penangkal petir menggunakan unsur radioaktif
dikembangkan lebih dalam. Pada Tahun 1972, Baatz mengembangkannya
dengan Americium 241 dan tentunya melalui berbagai penelitian dengan
mempertimbangkan hasil penelitian dari Müller Hillebrand (1962) dianggap
lebih tidak berbahaya dibanding sumber ionisasi lain seperti Cobalt, Krypton,
Radium dan Plutonium.

a. Komponen – Komponen Penangkal Petir

1. Elektrode

Udara disekeliling elektrode akan di ionisasi, akibat pancaran partikel alpa dari isotop
( americum 241 ). Elektrode akan terus menerus menciptakan arus ion (Min. 10,8
ion/det).

2. Coaxial cabel

Untuk menghindari kerusakan benda-benda akibat muatan listrik petiryang menuju


tanah maka coaxial cabel dibungkus pipa isolasi.
Metode tahanan langsung dari muatan listrik petir ke dalam tanah menyebabkan
seluruh unit mempunyai potensial yang sama dengan bumi
Sehingga benda-benda yang berada disekitar system akan aman.

8
3. Pentanahan (Grounding)

Perlu test lokasi geografis dari pentanahan untuk mendapat resistansi dibawah 5
ohm. Tahanan bumi maksimum yang terbaik untuk systemgrounding ini harus lebih
kecil dari 5 ohm untuk proteksi sebuah bangunan. Sedang untuk proteksi perangkat
listrik dan elektronik sebaiknya jauh dibawah resistansi 1 ohm.

b. Cara kerja Penangkal Petir

Pada prinsipnya, sistem penangkal petir diatas sama dengan sistem penangkal petir
Franklin, hanya dikembangkan lebih lanjut yaitu dengan memperlengkapi kepala dari
batang penangkal petirnya dengan unsur radioaktif yang memancarkan sinar alpha
dengan intensitas yang cukup besar sehingga mampu mengionisasi udara di sekitar
kepala batang penangkal petir tersebut.

c. Penggunaan Penangkal Petir

Sistem proteksi instalasi penangkal petir sistem radius lebih cocok diterapkan pada
daerah yang bangunannya agak jarang, baik dari bahan logam maupun bukan logam.
Misalnya untuk daerah yang jarang ada pemukiman penduduk dan jarak antar
bagunan cukup jauh. Instalasi penangkal petir sistem radius dapat melindungi
sambaran langsung petir terhadap bangunan dan dapat memproteksi wilayah yang
jauh lebih luas akibat serangan peitr. Instalasi penangkal petir sistem radius ini terdiri
dari sejumlah elemen, yang bekerja bersama-sama untuk mencegah bahaya petir.

d. Kelebihan Penangkal Petir

1. Sistem ini cocok untuk bangunan tinggi.

2. Satu bangunan cukup menggunakan sebuah penangkal petir.

e. Kekurangan Penangkal Petir

9
Alat proteksi disebut Preventor, yang bekerja berdasarkan reaksi netralisasi ion
dengan menggunakan bahan radio aktif. Keseluruhan kebocoran pada alat ini
dapat mengakibatkan radiasi. Oleh karena itu, alat ini dilarang.

3.3.2 Penangkal Petir Elektrostatis

Prinsip kerja anti petir atau penangkal petir elektrostatis mengadopsi sebagian
system penangkal petir radio aktif, yaitu menambah muatan pada ujung finial/splitzer
agar petir selalu melilih ujung ini untuk di sambar. Perbedaan dengan system radio
aktif adalah jumlah energi yang dipakai. Untuk penangkal petir radio aktif muatan
listrik dihasilkan dari proses hamburan zat berradiasi sedangkan pada anti
petir atau penangkal petir elektrostatis energi listrik yang dihasilkan dari listrik awan
yang menginduksi permukaan bumi. Anti petir atau penangkal petir elektrostatis saat
ini menjadi solusi petir terbaik di dunia, bahkan Anti Petir Flash Vectron telah di
design khusus untuk di terapkan didaerah tropis seperti di Indonesia.Tidak banyak
membutuhkan material maupun kabel dan area perlindungan lebih luas antara 50
Meter sampai 150 Meter.

Cenderung lebih ekonomis jika diterapkan pada area yang sangat luas sehingga
pada umumnya hanya membutuhkan 1 titik arde atau resistansi < 5 Ohm.
Hanya membutuhkan 1 unit terminal untuk radius tertentu serta
Perawatan dan pemasangan sangat mudah dan tidak mengganggu estetika bangunan.
Bertindak sebagai pencegah interferensi perangkat elektronik kita dan
lebih aman bagi pekerja yang akan melakukan perawatan instalasi.

10
3.3.3 Penangkal Petir Neoflash

Head terminal Penangkal Petir NeoFlash adalah alat penerima sambaran petir
yang berbasis kerja ESE ( Early Streamer Emission Lightning Conductor) atau
istilahlainnya elektrostatic system, yakni ujung penerima petir dengan sistem kerja
Mengumpulkan dan menyerap energi awan yang mengandung energi statik.

Ujung penerima NeoFlash bekerja dengan mengumpulkan muatan awan


(energi statik) yang dihasilkan proses induksi elektromagnetis dan menghimpunnya .
Bila muatan yang disimpan ini cukup besar kemudian melepasnya di ujung utama ,
akibat proses ini maka terminal mengeluarkan lidah api penuntun keudara (disebut
streamer).

Setelah streamer tertembak ke udara dengan muatan netral akan memancing


pengarahan sambaran dari petir , pada akhirnya mengarahkan Sambaran di satu titik
dengan meniti jalur streamer kemudian Penangkal Petir Neoflash menerima seluruh
Hantaman energi petir dan menyalurkannya ke tanah melalui kabel penurunan,
dengan demikian maka sistem ini akan menghilangkan kemungkinan kemungkinan
sambaran liar dari akar akar petir.

Penangkal petir neoflash ini Memiliki 4 seri tipe :

Head NeoFLASH TZ 03

Head NeoFLASH TZ 04

Head NeoFLASH TZ 05

Head NeoFLASH TZ 06

11
Dari ke 4 type diatas memiliki spesifikasi yang dibedakan berdasarkan radius
perlindungan area :

H(m) 3 4 5 6 7 8 9 10 20

TZ.03 67 78 87 95 103 110 117 123 174

TZ.04 78 90 100 110 119 127 135 142 204

TZ.05 87 100 112 123 133 142 151 159 225

TZ.06 95 110 123 135 146 156 166 175 247

Dari tabel diatas akan tampak bahwa semakin Tinggi Posisi Terminal Neoflash dari
Tinggi Areal sekitar maka akan menghasilkan Radius yang panjang

Penangkal Petir NeoFLASH

Head terminal NeoFLASH sangat cocok untuk Penangkal Petir Gedung bertingkat
atau di install di lokasi yang memiliki areal luas sebab memiliki proteksi petir yang
berfariasi dan cukup luas. semisal Kawasan Pergudangan , Pertambangan , Lapangan
Golf etc.

a. Standart Tinggi Pemasangan

Terminal Penerima Petir Neoflash haruslah di pasang minimal lebih tinggi sejauh 3
mtr dari rata rata tinggi bangunan disekitarnya , hal ini sudah menjadi standart dari
kerja perangkat ini.Bila pemasangan bisa lebih tinggi akan lebih baik sebab secara
otomatis pengumpulan energi akan semakin terpusat yang akan menghasilkan radius
perlindungan lebih besar.

12
b. Standart Kabel Pemasangan

Secara teknis penggunaan besar kawat penghantar 50 mm sudah mencukupi untuk


menghantarkan arus petir , Bila memperbesarnya akan jauh kami sarankan sebagai
bentuk antisipasi overload arus . Untuk daerah terbuka yang kurang pengawasannya
atau rawan pencurian ( tower BTS ) kami menyarankan untuk menggunakan kabel
Alumunium sebab kawat ini tidak laku di pasar loak.

Penggunaan penghantar berisolasi dan isolator berperisai induksi juga bisa dipakai
( NYY , Coaxial , HVSC )

c. Standart Hambatan Grounding

Titik berat pembuatan grounding ada di nilai tahanan sebaran di sebuah lokasi , bila
nilai hambatan grounding di bawah 5 ohm maka nilai ini sudah di anggap baik tapi
bila diatasnya jelek.Material grounding bisa berbahan logam apa saja asal tahan
korosi di daerah tersebut , tingkat korosif di sebuah lokasi berbeda beda . Daerah
berkadar garam tinggi memiliki tingkat korosif yang sangat tinggi tetapi daya hantar
listriknya sangat bagus.

Penggunaan Pipa Galfanise Hotdif sudah kami buktikan akan mampu bertahan di
kisaran 10 tahun pada lahan payau , bila menggunakan bahan dengan standart atas
akan lebih baik ( kawat Tembaga , As Tembaga , Stailes ).

d. Mekanisme kerja penangkal petir neoflash

Ketika awan bermuatan listrik melintas diatas sebuah bangunan yang terpasang
penangkal petir neoFlash ini mengumpulkan dan menyimpan energi listrik awan pada
unit kapasitornya. Setelah energi ini cukup besar maka dilepas dan diperbesar beda
potensialnya pada bagian Ion Generator.

Pelepasan muatan listrik pada unit Ion Generator ini dipicu oleh sambaran, yakni
ketika lidah api menyambar permukaan bumi maka semua muatan listrik dibagian ion

13
generator dilepaskan keudara melalui penuntun keatas (Stremer Leader) untuk
menyambut sambaran petir yang terjadi kemudian menuntutnya masuk kedalam satu
titik sambar yang terdapat unit neoFlash ini

e. Kerja simultan

Pada unit Penangkal Petir NeoFlash secara simultan bekerja bergantian dari masing-
masing unit penerima induksi, jumlahnya tergantung dari tipe dan modelnya.
Bekerjanya secara bergantian dimana bila salah satu bagian unit melepaskan muatan
ke udara / streamer maka ada bagian lain yang dalam proses pengisian muatan awan.
Tentu akurasi dan kemampuan Penangkal Petir Neoflash masih tergantung dari 2 hal
pendukung installasi yaitu :

- Kabel Penghantar harus minimal 50mm


- Grounding maksimal 5 Ohm

Bila 2 syarat pendukung ini sudah terpenuhi maka kemampuan Penangkal Petir
Neoflash akan maksimal.

3.3.4 Penangkal petir flash vectron

Air Terminal Petir Flash Vectron adalah alat penerima sambaran petir yang
berbasis kerja ESE (Early Streamer Emission Lightning Conductor). Dengan sistim
kerja mengumpulkan energi awan disaat ada awan energi melintas di area
perlindungan, kemudian menjemput kilatan petir dengan mengeluarkan lidah api
penuntun keudara (streamer), menangkap dan menyalurkan ke bumi. Meskipun
seluruh terminal unit penangkal petir jenis elektrostatis berbasis kerja yaitu ESE
(Early Streamer Emission Lightning Conductor), akan tetapi penangkal petir atau anti
petir Flash Vectron di rancang khusus untuk digunakan didaerah yang beriklim tropis
seperti di Indonesia.

14
Proteksi eksternal adalah instalasi dan alat-alat di luar suatu struktur bangunan untuk
menangkap dan menghantarkan arus petir ke sistem pembumian (grounding). Dengan
kata lain, proteksi eksternal berfungsi sebagai ujung tombak penangkap muatan listrik
dan arus petir di areal yang telah dipasang sistem proteksi petir. Terminal Udara (Air
Termination) adalah bagian sistem proteksi petir eksternal yang di khususkan untuk
menangkap sambaran petir, berupa elektroda logam yang dipasang secara tegak
maupun mendatar. Penangkap petir di tempatkan sedemikian rupa sehingga mampu
menangkap semua sambaran petir tanpa mengenai bagian struktur yang dilindungi.
ESE Terminal adalah Head Unit yang di pasang pada bagian puncak tiang penangkal
petir, ESE Terminal bekerja dengan mengeluarkan emisi “upward streamer” dari
bumi, makin cepat early streamer di projeksikan ke atas maka akan makin
cepat downward leader muatan listrik yang terdapat di dalam awan.

a. Keunggulan penagkal petir flash Vectron


Penangkal petir Flash Vectron merupakan penangkal petir elektrostatis berbasis kerja
ESE yang di rancang khusus untuk daerah tropis seperti halnya di Indonesia. Ada 8
kelebihan Anti petir atau penangkal petir Flash Vectron, yaitu :

1. Lebih Estetik, di rancang oleh ilmuwan petir Indonesia dan Arsitek dari
Jerman

2. Unit Terminal Kokoh, di rancang agar tidak ada rongga yang menyebabkan
masuknya air hujan sebagai penyebab korosi

3. Bebas Perawatan, tidak ada Power Supply or Solar Cells, No Radio Aktif,
discharge Current 300 kA

4. Lebih Praktis, di rancang agar mempermudah kita dalam hal pemasangan di


lapangan

15
5. Bahan Baku Berkualitas, bahan dan material untuk memproduksi penangkal
petir Flash Vectron adalah bahan dan material pilihan sesuai standar SNI dan
IEC

6. Lebih Ekonomis, harga kompetitif (bersaing) bahkan jika di bandingkan


dengan produk lain bisa lebih murah

7. Teknologi Terkini, di rancang khusus untuk daerah tropis yang cocok untuk di
pasang di Indonesia.

b. Perangkat penangkal petir flash Vectron

1. Main Rod, adalah batang utama berbentuk runcing terbuat dari logam yang
berfungsi sebagai penerima sambaran petir langsung, Pointy Spear ini
memiliki kemampuan untuk menerima sambaran petir hingga 300 KA.

2. Elektroda, perangkat ini memainkan peran yang sangat penting sebagai bilah
pemicu untuk mengumpulkan cadangan energi awan dari luar, dan energi
tersebut di manfaatkan untuk membangkitkan Early Streamer Emission
Conductor. Bilah pemicu ini aktif bekerja dengan 2 system, pertama-tama
menerima dan mengumpulkan energi awan dengan menggunakan
system induksi serta sensor, sedangkan yang kedua menggunakan karbon inti
mengumpulkan energi awan dari induksi awan tersebut.

3. Ion Generator, terdiri dari unit kapasitor, ion pembangkit, sensor petir. Ion
Generator adalah perangkat kunci penangkal petir Flash Vectron.

4. Spear Shooter, bagian ini adalah konduktor di sisi atas untuk menembak ion
ke udara.

3.4 SISTEM PENANGKAL PETIR

3.4.1 Sistem Penangkal Petir Alami

16
Sistem ini menggunkana pohon sebagai penangkalnya, pohon ini seperti

batang penangkal petir karena memiliki bentuk yang runcing sehingga ketika

sambaran petir lewat maka akan mengenainya.

Gambar : Pohon Cemara

Ada 5 jenis Sistem penangkal petir, yaitu dengan mengunakan Sistem Franklin,

Sistem Early Streamer Emission ( E.S.E ), Sistem Faraday , Sistem Penangkal Petir

Dengan Unsur Radioaktif sebagai Ujung Penangkal, dan penangkal petir dengan

Sistem Thomas .

3.4.2 Sistem Franklin

Tahun 1750, Benjamin Franklin pertama kali yang menemukan prinsip dari aliran

listrik dan juga memberi tanda positif dan negatif untuk listrik. Dia kemudian

mempublikasikan percobaannya yang membuktikan bahwa petir sebenarnya juga

17
adalah listrik, dengan menerbangkan sebuah layang-layang pada saat badai. Dalam

tulisannya, Benjamin Franklin menulis bahwa dia menyadari bahaya yang bisa

ditimbulkan dari percobaannya dan menawarkan alternatif lain yang membuktikan

bahwa petir adalah listrik, yang kemudian di tunjukkan dengan menggunakan konsep

listrik ground. Tidak seperti yang digambarkan orang bahwa percobaan Benjamin

dilakukan dengan cara menerbangkan layang-layang dan menunggu hingga layang-

layang tersebut disambar petir. Benjamin menggunakan layang-layangnya hanya

untuk mengumpulkan listrik dari awan badai.

Percobaan terhadap listrik yang dilakukan oleh Benjamin, mengarahkan dia ke

penemuannya, yaitu penangkal petir. Dia menulis bahwa konduktor (penghantar

listrik) dengan ujung yang tajam memiliki kemampuan untuk menarik muatan listrik

dan memiliki jangkauan penarikan yang lebih jauh dibandingkan dengan konduktor

dengan ujung yang tumpul. Dia menyimpulkan bahwa pengetahuan akan hal ini ini

bisa digunakan untuk melindungi rumah dari bahaya tersambar petir, dengan

memasang sebatang besi runcing seruncing jarum dan diberi lapisan anti karat, yang

diarahkan ke langit, dan pada kaki besi, diikatkan dengan kabel yang menuju ke

tanah. Penangkal petir ini akan menarik muatan listrik yang ada pada awan menuju ke

tanah sehingga muatan yang ada pada awan tidak cukup untuk menimbulkan petir

dan kilat.

a. Komponen –Komponen Penangkal Petir

18
1. Batang Penangkal Petir

Batang penangkal petir berupa batang logam yang ujungnya runcing. Dibuat

runcing karena muatan listrik mempunyai sifat mudah berkumpul dan lepas pada

ujung logam yang runcing. Dengan demikian dapat memperlancar proses tarik

menarik dengan muatan listrik yang ada di awan. Batang runcing ini dipasang pada

bagian puncak suatu bangunan dengan jarak antar batang 3m.

2. Kabel konduktor

Kabel konduktor terbuat dari jalinan kawat kabel. Diameter jalinan kabel

konduktor sekitar 1 cm hingga 2 cm. Kabel konduktor berfungsi meneruskan aliran

muatan listrik dari batang muatan listrik ke tanah. Kabel konduktor tersebut dipasang

pada dinding di bagian luar bangunan.

3. Tempat pembumian

Tempat pembumian (grounding) berfungsi mengalirkan muatan listrik dari

kabel konduktor ke batang pembumian (ground rod) yang tertanam di tanah. Batang

pembumian biasanya berukuran dengan diameter 1,5 cm dan panjang sekitar 1,8 - 3

m.

4. Instalasi penangkal petir

Batang yang runcing ( bahancopper spit ) dipasang paling atas bangunan dan

batang tembaga elektroda yang ditanamkan ke tanah. - Batang elektroda pentanahan

19
tersebut dibuatkan bak kontrol untuk memudahkan pemeriksaan dan pengetesan

nilai grounding, jarak antara antara penangkal petir.

Sistem perlindungan dengan bentuk sudut  45 O.

45 45

5. Cara Kerja Penangkal Petir

Saat muatan listrik negatif di bagian bawah awan sudah tercukupi, maka

muatan listrik positif di tanah akan segera tertarik. Muatan listrik kemudian segera

merambat naik melalui kabel konduktor , menuju ke ujung batang penangkal petir.

Ketika muatan listrik negatif berada cukup dekat di atas atap, daya tarik menarik

antara kedua muatan semakin kuat, muatan positif di ujung-ujung penangkal petir

tertarik ke arah muatan negatif. Pertemuan kedua muatan menghasilkan aliran listrik.

Aliran listrik itu akan mengalir ke dalam tanah, melalui kabel konduktor, dengan

demikian sambaran petir tidak mengenai bangunan.

6. Kelebihan Penangkal Petir


a. Sistem proteksi instalasi penangkal petir konvensional lebih cocok diterapkan

pada daerah yang bangunannya padat dan tidak dari bahan logam semua.

20
Misalnya untuk daerah pemukiman penduduk yang padat dan jarak antar

bagunan sangat rapat.


b. Sistem ini cukup praktis dan biayanya murah
c. Sistem ini lebih cocok menggunakan pada bangunan yang beratap kerucut /

kubah atau selisih tinggi bumbungan dan lisplang lebih dari 1 meter.
7. Kekurangan
a. Jangkauannya terbatas
b. Untuk gedung yang dipenuhi peralatan elektronik sistem Franklin tidak

dianjurkan karena medan yang ditimbulkan ketika terjadi sambaran dapat

memperpendek waktu kerja perangkat elektronik terutama untuk perangkat

yang memakai sinyal.


3.4.3 Sistem Early Streamer Emission ( E.S.E )

Sistem ini merupakan teknologi terkini, sering juga dikenal dengan sistem

payung. Untuk pemasangan penangkal petir ini tidak terlalu rumit, cukup 1 kabel

penghantar untuk setiap 1 penangkal petir. Untuk sistem groundingnya dapat

menggunakan sistem integrasi.encapai tahanan tanah yang sangat rendah.

a. Komponen – KomponenSistem Early Streamer Emission ( E.S.E )

Batang penangkal petir berupa batang logam yang ujungnya runcing. Dibuat

runcing karena muatan listrik mempunyai sifat mudah berkumpul dan lepas pada

21
ujung logam yang runcing. Dengan demikian dapat memperlancar proses tarik

menarik dengan muatan listrik yang ada di awan. Batang runcing ini dipasang pada

bagian puncak suatu bangunan.

b. Kabel konduktor

Kabel konduktor terbuat dari jalinan kawat kabel. Diameter jalinan kabel

konduktor sekitar 1 cm hingga 2 cm. Kabel konduktor berfungsi meneruskan aliran

muatan listrik dari batang muatan listrik ke tanah. Kabel konduktor tersebut

dipasang pada dinding di bagian luar bangunan.

c. Tempat pembumian

Tempat pembumian (grounding) berfungsi mengalirkan muatan listrik dari

kabel konduktor ke batang pembumian (ground rod) yang tertanam di tanah. Batang

pembumian biasanya berukuran dengan diameter 1,5 cm dan panjang sekitar 1,8

-3m.

1. Instalansi Penangkal Petir


Batang yang runcing ( bahancopper spit ) dipasang paling atas bangunan dan

batang tembaga elektroda yang ditanamkan ke tanah. - Batang elektroda pentanahan

tersebut dibuatkan bak kontrol untuk memudahkan pemeriksaan dan pengetesan nilai

grounding.

22
2. Cara Kerja

Sistem kerja penangkal petir ini dengan berusaha untuk menarik lidah petir

dari awan, dimana penangkal petir akan menciptakan kondisi lebih positif dari objek

di sekitarnya ( seperti pohon, bangunan,mahluk hidup ) sehingga luncuran petir akan

menuju ke penangkal petir tersebut, bukan objek lain disekitarnya.

a. Kelebihan
- Terbukti dalam tingkat keamanan dan kecepatan dalam menangkap dan

mengalirkan arus petir ke sistem grounding.


- Optimal dalam discharge ion positive dan negative
- Mudah dalam pemasangan dan perawatan ( tidak dibutuhkan perawatan atau

cara pemasangan yang spesifik )


- Tahan terhadap tegangan tinggi ( arus petir yang sangat tinggi )
- Cocok dipakai pada iklim indonesia yang memiliki kelembaban udara tinggi

karena terbuat dari bahan 100% stainless steel.


b. Kekurangan
- Biaya mahal

3.4.4 Sistem Penangkal Petir Dengan Unsur Radioaktif sebagai Ujung

Penangkal.

Penelitian terus berkembang dengan banyak modi vikas- - modivikasi pada

pengkal petir sebagai alat untuk mencegah sambaran langsung petir pada bangunan

yang dapat menghancurkan bangunan apabila terkena sambarannya.Salah satu

hasilnya yaitu pengkal petir dengan unsur radioaktif sebagai ujungpengkal.

23
a. Komponen – Komponen
- Elektrode

Udara disekeliling elektrode akan di ionisasi, akibat pancaran partikel alpa

dari isotop ( americum 241 ). Elektrode akan terus menerus menciptakan arus

ion (Min. 10 8 ion/det).


- Coaxial cabel:

Untuk menghindari kerusakan benda-benda akibat muatan listrikpetir yang

menuju tanah maka coaxial cabel dibungkus pipa isolasi.

Metode tahanan langsung dari muatan listrik petirke dalam tanah

menyebabkan seluruh unit mempunyai potensial yang sama dengan bumi

Sehingga benda-benda yang berada disekitar system akan aman


- Pentanahan ( Grounding ) :

Perlu test lokasi geografis dari pentanahan untuk mendapat resistansi dibawah

5 ohm. Tahanan bumi maksimum yang terbaik untuk system grounding ini

harus lebih kecil dari 5 ohm untuk proteksi sebuah bangunan. Sedang untuk

proteksi perangkat listrik dan elektronik sebaiknya jauh dibawah resistansi 1

ohm.

b. Instalansi
Batang yang runcing ( bahancopper spit ) dipasang paling atas bangunan dan

batang tembaga elektroda yang ditanamkan ke tanah. - Batang elektroda pentanahan

tersebut dibuatkan bak kontrol untuk memudahkan pemeriksaan dan pengetesan

nilai grounding
c. Cara kerja
Muatan listrik di atmosfir merupakan peristiwa alam yang menyebabkan

timbulnya petir. Bad yang terjadi diawan adalah merupakan kumpulan

24
muatan listrik yang bergantungan di atmosfir. Udara sebagai isolator akan

memisahkan muatan listrik diawan dari awan yang lain.

Selama terjadi badai diatmosfir, muatan listrik akan terus terus terbentuk

yang akan menimbulkan petensial muatan listrik berlawanan yang serupa

ke bumi dan akan mengumpul dibawah permukaan awan yang nanti nya

akan menimulkan petir.

d. Penggunaan

Sistem proteksi instalasi penangkal petir sistem radius lebih cocok diterapkan

pada daerah yang bangunannya agak jarang, baik dari bahan logam maupun bukan

logam. Misalnya untuk daerah yang jarang ada pemukiman penduduk dan jarak

antar bagunan cukup jauh. Instalasi penangkal petirsistem radius dapat melindungi

sambaran langsung petir terhadap bangunan dan dapat memproteksi wilayah yang

jauh lebih luas akibat serangan peitr. Instalasi penangkal petir sistem radius ini

terdiri dari sejumlah elemen, yang bekerja bersama-sama untuk mencegah bahaya

petir.

e. Kelebihan
-Sistem ini cocok untuk bangunan tinggi.
-Satu bangunan cukup menggunakan sebuah penangkal petir.

25
Penangkal petir sistem radius dibuat untuk mencegah datangnya petir langsung menuju objek

yang akan diproteksi. Untuk mencegah sambaran petir, penangkal petir sistem radius akan

mencegah sambaran petir langsung ke objek yang dituju.

Untuk mencegah sambaranpetir langsung menuju ke objek yang dituju, penangkal petir sistem

radius akan terus menerus mengurangi muatan listrik yang diciptakan oleh badai disekitar areal

yangakandiproteksi.

Petir yang timbul hanya terjadi luar areal yang diproteksi dan itupun akan langsung disalurkan

ke bumi. Namun perlu diingat, bahwa jika kita mau memasang instalasi sistem penangkal

petir, harus dipastikan bahwa alat penangkal petir nya harus benar-benar bekerja, karena jika

tidak resiko dan kerusakan yang ditanggung akan jauh lebih besar. Hal ini karena cakupan

wilayah yang diproteksi sangat luas.


f. Kekurangan
Alat proteksi disebut Preventor, yang bekerja berdasarkan reaksi netralisasi ion

dengan menggunakan bahan radio aktif. Keseluruhan kebocoran pada alat ini dapat

mengakibatkan radiasi. Oleh karena itu, alat ini dilarang.

3.4.5 Penangkal Petir Sistem Thomas

26
a. Komponen – Komponen

1. Batang Penangkal Petir

Batang penangkal petir berupa batang logam yang ujungnya runcing. Dibuat

runcing karena muatan listrik mempunyai sifat mudah berkumpul dan lepas pada

ujung logam yang runcing. Dengan demikian dapat memperlancar proses tarik

menarik dengan muatan listrik yang ada di awan. Batang runcing ini dipasang pada

bagian puncak suatu bangunan.

2. Tiang penangkal petir

Sebagai tiang penyalur aliran petir dari batang penangkal ke tempat pembunian

27
3. Tempat pembumian

Tempat pembumian (grounding) berfungsi mengalirkan muatan listrik dari

tiang penangkal petir ke batang pembumian (ground rod) yang tertanam di tanah.

b. Instalansi Penangkal Petir


Penagkal petir Thomas disalurkan ke tiang penangkal petir lalu di salurkan ke

tempat pembumian
c. Cara Kerja

Penangkal Petir Thomas System menghasilkan streamer positif ketika menjadi

subjek di area listrik. Ketika dihasilkan, streamer tidak berlanjut berkembang

menuju awan.Sehingga Streamer yang dihasilkan oleh penangkal petir Thomas

system tidak Mengundang Petir menyambar, lebih tepatnya menghasilkan jalur yang

memudahkan petir untuk disambar apabila dalam radius jangkauan proteksi.

Streamer yang dihasilkan Penangkal Petir Thomas System dan Gent

Menunggu dengan sabar dan meluas ketika terdapat Leader dari petir yang

mendekat. Setelah petir dan streamer bertemu , Dengan jalur terbentuk lengkap ,

arus mengalir antara penangkal petir dan awan. Peyaluran arus listrik merupakan

jalan alamiah untuk menetralkan perbedaan potensial yang terjadi.

d. Kelebihan

Merupakan Penangkal Petir yang sangat aman dan ramah Lingkungan.

28
Penggunaanya Hanya membutuhkan satu down conductor. sehingga tidak merusak

dan menjadikan gedung atau bangunan yang diproteksi tidak sedap di pandang mata.

Mempunyai radius protection yang luas

e. Kekurangan

Down conductor memiliki fungsi sebagai penyalur arus listrik dari sambaran

petir yang tertangkap oleh Penangkal Petir Thomas sytem menuju ke tanah untuk

dinetralisasi, untuk itu down conductor yang baik harus langsung terkoneksi

dengan elektrode yang di bumikan dengan jarak seminimal mungkin.

3.4.6 Sangkar Faraday

Pada dasarnya system faraday sama dengan system Franklin

a. Komponen – Komponen

1. Batang Penangkal Petir

Batang penangkal petir berupa batang logam yang ujungnya runcing. Dibuat

runcing karena muatan listrik mempunyai sifat mudah berkumpul dan lepas pada

ujung logam yang runcing. Dengan demikian dapat memperlancar proses tarik

29
menarik dengan muatan listrik yang ada di awan. Batang runcing ini dipasang pada

bagian puncak suatu bangunan dengan jarak antar batang 3m.

2. Kabel konduktor

Kabel konduktor terbuat dari jalinan kawat kabel. Diameter jalinan kabel

konduktor sekitar 1 cm hingga 2 cm. Kabel konduktor berfungsi meneruskan aliran

muatan listrik dari batang muatan listrik ke tanah. Kabel konduktor tersebut

dipasang pada dinding di bagian luar bangunan.

3. Tempat pembumian

Tempat pembumian (grounding) berfungsi mengalirkan muatan listrik dari

kabel konduktor ke batang pembumian (ground rod) yang tertanam di tanah. Batang

pembumian biasanya berukuran dengan diameter 1,5 cm dan panjang sekitar 1,8 - 3

m.

b. Instalasi

Batang yang runcing ( bahancopper spit ) dipasang paling atas bangunan dan

batang tembaga elektroda yang ditanamkan ke tanah. - Batang elektroda pentanahan

tersebut dibuatkan bak kontrol untuk memudahkan pemeriksaan dan pengetesan nilai

grounding

c. Cara kerja

30
Sangkar faraday adalah suatu piranti yang dimanfaatkan menjaga agar medan

listrik di dalam ruangan tetap nol meskipun di sekelilingnya terdapat gelombang

elektromagnetik dan arus listrik. Piranti tersebut berupa konduktor yang dipasang

sedemikian rupa sehingga ruangannya terlingkupi oleh konduktor tersebut. Efek

sangkar Faraday adalah suatu fenomena kelistrikan yang disebabkan oleh adanya

interaksi partikel subatomik yang bermuatan (seperti : proton, elektron). Ketika ada

medan listrik yang mengenai sangkar konduktor maka akan ada gaya yang

menyebabkan partikel bermuatan mengalami perpindahan tempat, gerakan

perpindahan tempat partikel bermuatan akan menghasilkan medan listrik yang

berlawanan dengan medan listrik yang mengenainya sehingga tidak ada medan listrik

yang masuk kedalam sangkar konduktor tersebut.

d. Kelebihan

- System ini cocok untuk bangunan yang luas

e. Kekurangan

- Mengganggu estetika bangunan

31
Gambar 3.8 Sangkar Faraday

BAB IV

DATA HASIL SURVEY

PENANGKAL PETIR PADA BANGUNAN ASTON

4.1 LOKASI

Survei penangkal petir ini dilakukan pada hotel betingkat yaitu hotel Aston yang

berada di pasir panjang kupang, NTT

32
4.2 PETIR

Petir merupakan kejadian alam dimana terjadinya loncatan muatan listrik antara awan

dengan bumi yang diawali dengan mengumpulnya uap air didalam awan.

1. Batang penangkal petir

berfungsi untuk menyalurkan muatan listrik dari petir menuju ke kabel konduktor

33
Penangkal petir yang digunakan pada bangunan aston adalah sistem penangkal petir

odern yaitu elektrostatis .

34
1. Air terminations

(ujung penangkal)

. Down conductor

(penghantar turun)

35
KABEL KONDUKTOR

 MODERN

 SATU KABEL PENGANTAR

UNTUK SETIAP PENANGKAL PETIR

 PERLINDUNGAN BERBENTUK PAYUNG

36
37
BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Pembangunan gedung – gedung baru, cenderung bertingkat sebagai solusi

karena semakin sempitnya lahan tanah. Namun disisi lain, dengan semakin banyak

berdirinya bangunan bertingkat, beberapa permasalahan mengenai keamanan

bangunan menjadi penting untuk diperhatikan, karena bangunan bertingkat lebih

rawan mengalami gangguan, baik gangguan secara mekanik maupun gangguan alam,

seperti petir. Untuk melindungi dan mengurangi dampak kerusakan akibat sambaran

petir maka dipasang sistem pengaman pada gedung bertingkat. Sistem pengaman itu

salah satunya berupa sistem penangkal petir beserta pentanahannya.

5.2 SARAN

38
Dalam perancangan suatu bangunan, sangat diperlukan sistem penangkal

petir, khususnya untuk bangunan yang lebih dari satu lantai. Dan dalam

pemasangan system penangkal ini perlu di perhat ikan langkah – langkah

pengerjaan untuk mencegah terjadinya hal – hal yang tidak diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Syakur, dkk.Sistem Proteksi Penangkal Petir pada Gedung Widya

Puraya.(Online).( http://www.elektro.undip.ac.id/transmisi/jun06/7, diakses tanggal

13 April 2010 )

Alvarion.Lightning Protection.(Online),(www.buildingdesign.co.uk, diakses tanggal

13 april 2010)

Herman Halomon Sinaga, dkk.Model Arrester SiC Menggunakan Model Arrester

ZnO IEEE WG 3.4.11.(Online).( http://www.petra.ac.id, diakses tanggal 13 April ,

2010)

https://journal.uny.ac.id/index.php/jee/article/download/.../10100

39

Anda mungkin juga menyukai