TINJAUAN PUSTAKA
5
6
Secara sederhana, proses pembentukan gaya gerak listrik pada sebuah sel
surya adalah sebagai berikut: 1) Cahaya matahari menumbuk panel surya
kemudian diserap oleh material semikonduktor seperti silikon. 2) Elektron
(muatan negatif) terlempar keluar dari atomya, sehingga mengalir melalui
material semikonduktor untuk menghasilkan listrik. Mengalir dengan arah yang
berlawanan dengan elektron pada panel surya silikon. 3) Gabungan / susunan
beberapa panel surya mengubah energi surya menjadi sumber daya listrik dc, yang
nantinya akan disimpan dalam suatu wadah yang dinamakan baterai.
Daya listrik dc tidak dapat langsung digunakan pada rangkaian listrik
rumah atau bangunan sehingga harus mengubah daya listriknya menjadi daya
listrik ac. Dengan menggunakan konverter maka daya listrik dc dapat berubah
menjadi daya listrik ac sehingga dapat digunakan.
2.3 Pengeringan
Pengeringan merupakan proses pengurangan kadar air suatu bahan hingga
mencapai kadar air tertentu. Dasar proses pengeringan adalah terjadinya
penguapan air bahan ke udara karena perbedaan kandungan uap air antara udara
dengan bahan yang dikeringkan. Agar suatu bahan dapat menjadi kering, maka
udara harus memiliki kandungan uap air atau kelembaban yang lebih rendah dari
bahan yang akan dikeringkan (Trayball E.Robert, 1981).
Klasifikasi pengeringan dari suatu bahan pangan khususnya bahan padat
meliputi :
1. Pengeringan terhadap zat padat yang bersentuhan langsung dengan gas panas
dengan / udara panas disebut dengan pengeringan adiabatik (adiabatic dryer).
2. Pengeringan dimana kalor berpindah ke zat padat dari suatu medium luar,
misalnya uap yang terkondensasi melalui permukaan logam yang bersentuhan
terhadap zat padat, disebut dengan pengeringan non adiabatik atau
pengeringan tak langsung (indirect dryer).
Dasar proses pengeringan adalah terjadinya penguapan air bahan ke udara
karena perbedaan kandungan uap air antara udara dengan bahan yang dikeringkan.
Agar suatu bahan dapat menjadi kering, maka udara harus memiliki kandungan
uap air atau kelembaban yang lebih rendah dari bahan yang akan dikeringkan.
7
terjadi migrasi air dan uap air dari bagian dalam bahan secara difusi. Migrasi air
dan uap terjadi karena perbedaan tekanan uap pada bagian dalam dan bagian luar
bahan (Handerson dan Perry, 1976).
Sebelum proses pengeringan berlangsung, tekanan uap air di dalam bahan
berada dalam keseimbangan dengan tekanan uap air di udara sekitarnya. Pada saat
pengeringan dimulai, uap panas yang dialirkan meliputi permukaan bahan akan
menaikkan tekanan uap air, teruatama pada daerah permukaan, sejalan dengan
kenaikan suhunya.
Pada saat proses ini terjadi, perpindahan massa dari bahan ke udara dalam
bentuk uap air berlangsung atau terjadi pengeringan pada permukaan bahan.
Setelah itu tekanan uap air pada permukaan bahan akan menurun. Setelah
kenaikan suhu terjadi pada seluruh bagian bahan, maka terjadi pergerakan air
secara difusi dari bahan ke permukaannya dan seterusnya proses penguapan pada
permukaan bahan diulang lagi. Akhirnya setelah air bahan berkurang, tekanan uap
air bahan akan menurun sampai terjadi keseimbangan dengan udara sekitarnya.
Selama proses pengeringan terjadi penurunan suhu bola kering udara,
disertai dengan kenaikan kelembaban mutlak, kelembaban nisbi, tekanan uap dan
suhu pengembunan udara pengering. Entalpi dan suhu bola basah udara pengering
tidak menunjukkan perubahan sebagaimana yang ditunjukkan Gambar 1.
2.3 Analisa
2.3.1 Kadar Air
Kadar air suatu bahan perlu diketahui, karena air dapat mempengaruhi cita
rasa. Di samping itu, kadar air juga mempengaruhi kesegaran dan daya tahan
tersebut terhadap serangan mikroorganisme selama penanganannya (Winarto,
1984). Kadar air yang diharapkan dari produk yang akan dihasilkan adalah kadar
air yang terendah. Semakin rendah kadar air maka penyerapan uap air dari udara
akan semakin lama. Hal ini akan menjaga ketahanan bahan dari kerusakan dari
mikroorganisme selama penyimpanan. Kadar air yang terus bertambah juga dapat
menyebabkan kerusakan pada produk yang ditandai dengan penggumpalan
produk. (Irma,2010)
Untuk mengetahui kadar air bahan baku digunakan persamaan sebagai
berikut :
(𝑊1−𝑊2)
% kadar air = (𝑊1−𝑊0) 𝑥 100%
Keterangan :
W0 = berat cawan kosong + tutup (gr)
W1 = berat cawan + tutup + sampel sebelum dikeringkan (gr)
W2 = berat cawan + tutup + sampel setelah dikeringkan (gr)
2.3.2 Neraca Massa dan Neraca Panas pada Try Dryer
Neraca Massa pada Try Dyer :
Q
G2. Y2 G1. Y1
Wp1. X1 Wp2. X2
14
Q
G1. Hg1 G2. Hg2
Wp1. Hp1 + G1. Hg1 = Wp2. Hp2 + G2. Hg2 + Q (pers. 9.10-26 hal. 562,
Geankoplis)
Keterangan :
Wp = berat padatan (kg/jam)
Hp = Entalpi padatan (kj/kg)
G = Laju udara (kg/jam)
Hg = Entalpi udara (kj/kg)
Q = Panas Hilang/ Losses (kj/kg)
1 = kondisi masuk (awal)
2 = kondisi keluar (akhir)
Dimana :
ɳ = Efisiensi panas
out = Panas Keluar
in = Panas Masuk