Anda di halaman 1dari 18

TUGAS KELOMPOK

BIOFARMASETIKA DAN FARMAKOKINETIKA


RINGKASAN MATERI BAB 9 FARMAKOKINETIKA NONLINEAR

NAMA/NIM : AMALLIA RACHMASARI 08061281621032


DINAR SYAFINA 08061281621036
DESI ARISANDI 08061381621064
HEXES WIANCHI 08061181621034
NENGAH RIDWAN 08061281621046
YULISKA INWAR HADI 08061181520011

KELAS :B
DOSEN PEMBIMBING : NAJMA ANNURIA FITHRI, M.Sc., Apt.

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2018
RINGKASAN MATERI BAB 9 FARMAKOKINETIKA NONLINEAR

Farmakokinetika non linear


• Model linear beranggapan bahwa parameter farmakokinetika obat tidak akan berubah
bila dosis yang berbeda atau dosis ganda diberikan. Tapi beberapa kenaikan dosis
menyebabkan penyimpangan profil dari farmakokinetika linear. Perilaku
farmakokinetika nonlinear ini disebut farmakokinetika yang tergantung dosis
• Contoh obat yang menunjukkan kinetika nonlinear
a. Absorbsi: propranolol, Riboflavin
b. Distribusi: Lidokain, Fenitoin, Methotreksat
c. Eliminasi Ginjal: Riboflavin, asam askorbat, asam salisilat
d. Metabolisme: Fenitoin, asam salisilat, asetaminofen
e. Ekskresi Biller: Simetidin, isotretinoin
• Ada sejumlah obat mengalami metabolisme penjenuhan atau metabolisme
berkapasitas terbatas. Contohnya konjugasi glisin dari salisilat, konjugasi sulfat dari
salisimida, asetilasi dari p-aminobenzoat dan eliminasi dari fenitoin
• Obat-obat kinetika penjenuhan:
a. mengikuti kinetika eliminasi nonlinear
b. Waktu paruh eliminasinya menjadi lebih besar bila dosis dinaikkan. Biasanya
waktu paruh eliminasi meningkat bila dosis meningkat, oleh karena terjadi
penjenuhan system enzim.
c. AUC tidak sebanding dengan jumlah obat yang berada di sistemik
d. Penjenuhan dapat dipengaruhi obat lain
e. Komposisi Metabolit dipengaruhi dipengaruhi perubahan dosis
• Sulit untuk memperkirakan konsentrasi obat dalam darah yang didasarkan atas suatu
dosis yang kecil tunggal. Konsentrasi obat dalam darah dapat naik dengan cepat
setelah poses eliminsi jenuh
• Bila dosis yang besar diberikan diperoleh kurva dengan fase eliminasi awal yang
lambat diikuti oleh eliminasi yang lebih cepat pada konsentrasi dalam darah yang
lebih rendah
• Dengan dosis obat yang kecil teramati kinetika order ke 1 karena tidak terjadi
kejenuhan kinetic.
• Obat diberikan pada berbagai tingkat dosis dan dibuat kurva kadar plasma-waktu
untuk setiap dosis tersebut. Kurva akan meunjukan slop yang sejajar jika obat
mengikuti kinetika tidak bergantung dosis

Proses Eliminasi Enzimatis yang Dapat Jenuh

• Digambarkan oleh kinetika michaelis menten


𝑑𝐶𝑝 𝑉𝑚𝑎𝑘𝑠 𝐶𝑝
• Laju Eliminasi = =
𝑑𝑡 𝐾𝑚+𝐶𝑝
V maks= Laju Eliminasi Maksimum
KM= Tetapan michaelis mencerminkan kapasitas system enzim atau laju hibrida
dalam kinetika enzim
• Nilai KM bergantung sifat obat dan proses enzimatis yang terlibat
• Rasio laju eliminasi terhadap konsentrasi beubah jika konsentrasi obat berubah
• V maks laju eliminasi adalah konstan dan dianggap suatu orde kesatu
• Bila konsentrasi obat Cp besar dalam kaitan KM (Cp >> KM) Maka terjadi penjenuhan
enzim dan harga KM diabaikan. Jadi, eliminasi obat menjadi suatu proses orde nol dan
𝑑𝐶𝑝 𝑉𝑚𝑎𝑘𝑠 𝐶𝑝
persamaan menjadi − = = 𝑉𝑚𝑎𝑘𝑠
𝑑𝑡 𝐶𝑝
• Proses dapat jenuh juga menunjukkan eliminasi linear jika konsentrasi obat lebih kecil
dari konsentrasi enzim
• Eliminasi obat enzimatis dapat berubah menjadi linear dalam suatu rentang yang
terbatas. Hal ini terjadi karenanilai tetapan laju reaksi (laju eliminasi/konsentrasi obat
adalah tetap
• Jika Cp lebih kecil dari Km , Cp dapat diabaikan menjadi orde ke saru
𝑑𝐶𝑝 𝑉𝑚𝑎𝑘𝑠
– = 𝑘 ′ 𝐶𝑝 Nilai k’ dapat dihitung dengan 𝑘 ′ =
𝑑𝑡 𝐾𝑚
• Bila obat diberikan dalam dosis terapetik sebagian besar obat memberikan konsentrasi
plasma di bawah Km
• Sebagian besar obat dalam konsentrasi terapetik normal mengikuti orde ke satu.
Hanya seperti fenitoin dan salisilat cenderung menjenuhkan “mixed function
oxidases” hepatic pada dosis tinggi. Obat obat ini kinetika eliminasi orde 1 dosis kecil
dan kinetika eliminasi campuran pada dosis tinggi dan dapat mendekati orde nol pada
dosis terapetik tinggi

Eliminasi obat dengan farmakokinetika kapasitas-terbatas: model kompartemen-satu,


injeksi iv bolus

• Laju eliminasi suatu obat yang mengikuti farmakokinetika kapasitas terbatas


ditentukan oleh Vmaks dan KM obat.

dC/ dt : kecepatan eliminasi


C : Kadar obat dalam darah
Vmaks : Kecepatan eliminasi maksimum
Km : Kapasitas sistem enzim metabolisme nilai sama dengan
kadar/ jml obat di dlm tubuh pada 0,5x Vmaks

Dari persamaan tersbut menggambarkan eliminasi suatu obat


yang terdisitribusi dalam tubuh sebagai suatu kompartemen
tunggal dan di eliminasi dengan farmakokinetika Michaelis-
Menten.

• Penentuan Vmaks dan KM


Persamaan laju eliminasi mengaitkan laju biotransformasi obat dengan konsentrasi
obat dalam tubuh. Persamaan laju yang sama dapat digunakan untuk menentukan laju
reaksi enzimatis suatu obat in vitro (persamaan dibawah). Bila suatu percobaan
dilakukan dengan berbagai konsentrasi larutan obat ( C ), suatu rangkaian laju reaksi (
V ) dapat diukur untuk tiap konsentrasi.
Penentuan Vmaks dan KM dapat ditentukan dengan metode
dibawah ini :

1. Plot 1/C vs 1/V

b = intersep =1/V max

a = slope = K M/V max.

Kerugian: - Titik2 terlalu menumpuk/ berdempet

2. Plot of C /v versus C

Slope = 1/V max

Intersep = K M/V max

Data tersebar lebih merata

3. Plot of v vs v/C

Slope = –K M

Intersep= V max

Metode ini lebih baik dari metode 1/C vs 1/V dan kurang baik dibandingkan C vs C/V
 Penentuan Vmaks dan KM pada pasien
Untuk menentukan Vmaks dan KM 2 dosis yang berbeda
diberikan pada waktu yang berbeda sampai keadaan tunak
dicapai. Konsentrasi tunak obat kemudian diiukur kadarnya.
Pada keadaaan tunak laju metabolisme obat (v) diangggap
sama seperti laju masukan obat R (dosis per hari).

R = dosis/hari atau laju pemberian dosis

Css = Konsentrasi tunak obat dalam plasma

Vmax = Tetapan laju metabolisme maksimum dalam tubuh

KM = Tetapan Michaelis-Menten obat dalam tubuh

• Metode pemecahan masalah


Metode A
Plot Css vs Css/R .
Slope = Vmax
Intersep = KM

Metode B

Plot R/Css (Cl) vs R

Slope = Vmax

Intersep = KM

Metode C (Plot R versus C SS)

1.Tandai pada poin Mark points for R of 300 mg/day dan C SS of 25.1 mg/L seperti di
gambar. Tarik menjadi garis lurus.

2.Tandai pd point utk R pada 150 mg/hari dan C SS = 8.6 mg/L seperti gambar. Hubungkan
menjadi garis lurus.

3.Titik perpotongan kedua titik disebut point A.

4.Dari titik A, dibaca nilai Vmax pada bagian y axis dan K M pada x axis.

• Penentuan KM dan Vmax dengan metode langsung


Bila konsentrasi tunak dari fenitoin hanya diketahui pada dua tingkat dosis, maka
tidak ada keuntungan dalam penggunaan metode grafik. KM dan Vmax dapat dihitung
mensubstitusikan Css dan R dengan C1, R1, C2, dan R2. Persamaan mengandung KM
dan Vmax yang diketahui dapat diselesaikan dengan mudah :

• Digunakan jika ada 2 dosis

• Kombinasi 2 persamaan:

C 1 = konsentrasi plasma saat steady state setelah dosis 1,

C 2 = konsentrasi plasma saat steady state setelah dosis 2,

R 1 = laju dosis pertama,

R 2 = laju dosis kedua.

Persamaan Untuk Obat -Obat yang Terdistribusi Sebagai Model Kompartemen Satu
dan Dieliminasi Dengan Farmakokinetika Non Linier

Eliminasi Obat Campuran

• Persamaan yang menggambarkan suatu obat dieliminasi dengan orde kesatu secara
nonlinier dan kinetika Michaelis - Menten setelah diinjeksi IV Bolus sbb:

dCp V ' MaksCp


  kCp 
dt Km  Cp

Cp : Konsentrasi obat dalam plasma

k : tetapan laju orde 1

Vmaks : Konsentrasi dibagi Vd

Masukan Orde Nol dan Eliminasi Nonlinier

Persamaan yang menggambarkan konsentrasi obat dalam satuan plasma yang


mengikuti orde nol yakni berupa infus IV tetap
dCp ko V ' maksCp
 
dt Vd Km  Cp

Cp : Konsentrasi obat dalam plasma

k : tetapan laju infusi

Vmaks : Konsentrasi dibagi Vd

Vd : Volume distribusi

Absorpsi Orde Kesatu dan Eliminasi Nonlinier

• Persamaan menggambarkan laju perubahan konsentrasi obat dalam plasma setelah


pemberian ekstravaskuler misalnya oral untuk orde kesatu

dCp V ' maksCp


 kaCgie kt 
dt Km  Cp

Ka : tetapan absorpsi orde kesatu

Cgi : konsentrasi obat dalam saluran cerna

Kronofarmakokinetika dan Farmakokinetika Bergantung Waktu

• Kronofarmakokinetika secara luas merujuk pada suatu perubahan sementara proses


laju seperti absorpsi dan eliminasi obat.
• Perubahan sementara dalam absorpsi dan eliminasi dapat merupakan siklus selama
waktu yang tetap (misal interval waktu 24 jam), atau nonsiklus, dimana laju absorpsi
dan eliminasi obat dapat berubah selama priode waktu yang lama.
• Farmakokinetiks bergantung pada waktu yang umunya merujuk pada suatu perubahan
nonsiklus dalam proses absorpsi atau eliminasi obat selama satu periode waktu.
• Farmakokinetika bergantungwaktu menyebabkan farmakokinetika non linier.

Ritme Cicardian dan Pengaruhnya pada Respon Obat

• Ritme cardian adalah ritmik atau perubahan siklus konsentrasi obat dalam plasma
yang terjadi sehari, karena perubahan norma fungsi tubuh.
• Ritme cicardian diatur melakui aktivasi transkripsi periodik oleh satu seri genn waktu.
Toksisitas Klinik oleh Karena Farmakokinetika Nonlinier

• farmakokinetika nonlinier tidak diperhatikan pada penelitian yang menggunakan obat


rentang dosis dekat pada pasien.
• estimasi dosis dapat menghasilkan peningkatan efek samping yang tidak sebanding
tetapi manfaat terapeutik tidak mencukupi.
• Farmakokinetika nonlinier dapat terjadi diatas, dalam , dibawah rentang terapeutik.
• Permasalahan hubungan dosis nonlinier pada analisis farmakokinetika dapat
dikerjakan dengan menggunakan data simulasi dan menerapkan nonlinier mixed-
effect model dengan menggunakan NONMEM.

Bioavailabilitas Obat yang mengikuti farmakokinetika Nonlinier

• Bioavailabilitas obat-obat yang mengikuti farmakokinetika nonlinear sulit untuk


diperkirakan secara teliti

• Jumlah bioavailabilitas diperkirakan menggunakan [AUC]0∞

• Pada Cp rendah laju eliminasi adalah order ke satu

Farmakokinetika Nonlinear yang disebabkan ikatan obat-obatan

• Ikatan protein dapat memperpanjang waktu paruh eliminasi suatu obat

• Obat yang terikat protein lebih terkonsentrasi dalam plasma daripada obat yang tidak
terikat protein

• Obat yang terikat protein dieliminasi pada laju yang lebih lambat, laju non linear

• Konsentrasi obat bebas dapat dihitung Cf = Cp (1- fraksi obat terikat)

• Pada obat yang terikat protein konsentrasi obat bebas (Cf) akan selalu lebih kecil
daripada konsentrasi obat total Cp

Obat model kompartemen satu dengan ikatan protein

• Kompartemen satu berisi baik obat bebas dan obat terikat yang secara dinamik saling
berubah dengan tetapan laju reaksi k1 dan k2

• Eliminasi obat terjadi hanya pada obat bebas pada laju order kesatu

Obat terikat tidak dieliminasi


Waktu Kosentrasi obat (μg/mL) Laju Eliminasi Laju
(Menit) μg/mL.jam Eliminasi/Kosentrasi
(jam-1)

5 0,4 0,400 1,000

1
Cb ( )Cf
kd
• = 1
P 1+( )Cf
kd

SOAL
1. 10 0,8 0,444 0,556

15 1,2 0,462 0,385

20 1,6 0,472 0,294

25 2,0 0,476 0,238

30 2,4 0,480 0,200

35 2,8 0,483 0,172

40 3,2 0,485 0,152

45 10,0 0,495 0,0495

50 10,4 0,495 0,0476

55 10,8 0,495 0,0459

60 11,2 0,496 0,0442

65 11,6 0,496 0,0427

Diketahui Km = 0,1 μg/mL dan Vmax = 0,5 μg/mL berapa lamakah waktu yang
diperlukan untuk menurunkan konsentrasi obat dalam plasma dari 20 menit manjadi 12
μg/mL ?

Jawaban:

Karena 12 μg/mL adalah diatas kadar jenuh berdasarkan dari data diatas maka eliminasi
terjadi pada orde nol kurang lebih μg/m L per Jam sehingga waktu yang diperlukan untuk
20 − 12
menurunkan menjadi 12 μg/mL = 0,5 μg/jam = 16 Jam

2. Berdasarkan dari soal no 4 hitunglah t1/2 dari obat tersebut ?


Jawaban :

[A] = [A]O. Kt

y = a + bx

y = -2,461 + 0.220
𝐴0
t1/2 = 2𝑘
2,461
= 2 𝑥 0,220

= 5,593 jam

3. Pasien datang kerumah sakit dengan keluhan rasa nyeri di dada, dokterm memberikan
obat kepada pasien dengan dosis 200 mg/kg BB sehari sekali, obat tersebut memiliki
tetapan michaelis 50 mg/L dan laju eliminasi maksimum sebesar 25 mg/hr.L
berapakah waktu yang terelimanasi ?
Jawaban:
Diketahui:
Km : 50 mg/L
Vmax : 25 mg/hr.L
Do : 200 mg
Dt : 50% dari 200 mg = 100 mg
1 𝐷𝑜
t = 𝑉𝑚𝑎𝑥 (Do – Dt + Km. Ln 𝐷𝑡
1 200
t= 𝑚𝑔 ( 200 mg – 100 mg + 50 mg/L. ln 100 )
25 .𝐽𝑎𝑚
ℎ𝑟
1
t= 𝑚𝑔 ( 200 mg – 100 mg + 50 mg/L. 0,693 )
25 .𝐽𝑎𝑚
ℎ𝑟
1
t= 𝑚𝑔 (100 mg + 34,65 mg/Jam)
25 .𝐽𝑎𝑚
ℎ𝑟
1
t= 𝑚𝑔 (134,65 Jam)
25 .𝐽𝑎𝑚
ℎ𝑟
= 5,386

4.
Kosentrasi Laju Laju
obat EliminasiEliminasi/Kosentrasi
(μg/mL) μg/mL.jam (jam-1)

0,01 0,011 1,1

0,02 0,022 1,1

0,03 0,033 1,1

0,04 0,043 1,1

0,05 0,053 1,1

0,06 0,063 1,0

0,07 0,072 1,0

0,08 0,082 1,0

0,09 0,091 1,0

Berapa lamakah waktu yang diperlukan untuk menurunkan konsentrasi obat dalam
plasma berdasarkan tabel diatas untuk menurunkan 0,05 menjadi 0,005 μg/mL?

Jawaban:

Karena kosentrasi obat untuk kosentrasi tertentu merupakan suatu proses orde kesatu

Cp = Cpo e-kt
𝑘𝑡
log Cp = Cpo - 2,303

log 𝐶−𝐿𝑜𝑔 Cpo


t= 𝑘

karena Cpo = 0,05 μg/mL k = 1,1 jam-1 dan Cp = 0,005 μg/mL


2,303 (log 0,05−log 0,005)
t= 1,1

2,303 (−1,30+2,30
=
1,1

= 2,093 jam

5. Berdasarkan dari soal no 4 hitunglah t1/2 dari obat tersebut ?


Jawaban :
ln 2
t1/2 = 𝑘

0,693
= 1,1
= 0,63 jam

6. Obat fenitoin diberikan kepada pasien dengan laju pemberian dosis 200mg/hari dan
300 mg/hari.. Konsentrasi tunak plasma berturut-turut didapat 7,9mg/L dan 23,1
mg/L. Hitung KM dan Vmaks dari pasien ini. Berapakah dosis yang diperlukan untuk
mencapai suatu konsentrasi tunak 11,3 mg/L ?
Jawab :

300 − 200
KM = (200/7,9)−(300/23,1)

KM = 8,11mg/L

Vmax x 7,9
200 = 8,11+7,9

Vmax = 405,32 mg/hari


Vmax x 23,1
300 = 8,11+23,1

Vmax = 405,32 mg/hari

7. Suatu obat dieliminasikan berdasarkan farmakokinetik dgn kapasitas terbatas dgn Km


100 mg/L dan V maks 50 mg/jam. Tentukan waktu dimana obat sdh 50% tereliminasi,
jika dosis 400 mg obat diberikan pd pasien secara IV bolus injection.

t = 5,39 jam

8. Suatu obat dieliminasikan berdasarkan farmakokinetik dgn kapasitas terbatas dgn Km


100 mg/L dan V maks 50 mg/jam. Tentukan waktu dimana obat sdh 50% tereliminasi,
jika dosis 320 mg obat diberikan pd pasien secara IV bolus injection.
t = 4,59 jam

9. Dengan menggunakkan obat yang sama seperti soal diatas (nomor 2 dan 3), hitung
waktu yang diperlukan untuk elimanasi 50% dosis bila berturut-turut dosis sama
dengan 10 dan 5 mg. Jelaskan mengapa waktu untuk eliminasi 50% obat adalah sama
walau dosis dikurangi separuh.
 Untuk dosis 10 mg

t = 1,49 jam

 Untuk dosis 5 mg

t = 1,44 jam

10. Konsentrasi fenitoin saat steady state


pada pemberian 300 mg obat setiap
hari selama 30 hari adalah 7.9 mg/L.
Ketika dosis ditingkatkan menjadi
450 mg/hari, Css’ didapatkan setelah 35 hari yaitu 30 mg/L. tentukan Vmaks dan KM
dari fenitoin pada pasien. Bioavaibilitas oral fenitoin dianggap 1.
R, mg/hari Css,mg/L R/Css,

mg/L

300 7.9 38

450 30 15

11. Suatu obat dieliminasi dari tubuh dengan farmakokinetika kapasitas terbatas
mempunyai KM= 200 mg/ml dan Vmaks = 50 mg/jam. Jika 800 mg obat diberikan
kepada seorang pasien melalui injeksi IV bolus, hitung waktu yang diperlukan untuk
eliminasi obat 50% ?
Jawab :
1 800
t = 50 ( 800 – 400 + 200 ln 400 ) = 10,77 jam
12. Jika dosis 200 mg yang diberikan melalui injeksi IV bolus hitung waktu yang
diperlukan untuk mengeliminasi 50% dosis?
1 200
t = 50 ( 200 – 100 + 200 ln 100 ) = 4,77 jam
13. Obat fenitoin memiliki Vmaks = 362 mg/jam dosis pemberian sebesar 200 mg dan
KM = 9,7 mg/ml serta K0 sebesar 200 mg/jam tentukan berapa besar Css nya?
Jawab :
𝐾𝑜
Ko = Vmaks – Km 𝐶𝑠𝑠
200
200 mg = 362 mg/jam – 9,7 𝐶𝑠𝑠
Css = 12 mg/ml
14. Suatu obat dimetabolisme melalui farmakokinetika kapasitas terbatas. Anggap Km=
50 µg/mL , Vm= 20µg/mL jam dan Vd= 20 L/kg
a. Apakah order reaksi untuk metabolisme obat ini bila obat diberikan dalam suatu
dosis intravena tunggal 10 mg/kg
b. Berapa waktu yang diperlukan untuk obat termetabolisme 50%?

Jawab :
𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 10000 μ𝑔
a. Cp0 = = = 0,5 µg/mL
𝑉𝑑 20000 𝑚𝐿

𝑑𝐶𝑝 𝑉𝑚𝑎𝑘𝑠𝐶𝑝
Laju eliminasi = - =
𝑑𝑡 𝐾𝑚+𝐶𝑝

Karena Km = 50 µg/mL , Cp<<Km dan laju reaksi merupakan orse ke satu. Maka
persamaannya menjadi :
𝑝𝐶𝑃 𝑉𝑚𝑎𝑘𝑠𝐶𝑝
— = = 𝑘` 𝐶𝑝
𝑑𝑡 𝐾𝑚
𝑉𝑚𝑎𝑘𝑠 20 μ𝑔/𝑗𝑎𝑚
k` = = = 0,4 𝑗𝑎𝑚
𝐾𝑚 50 μ𝑔

b. Untuk orde kesatu


0,693 0,693
t1/2 = = = 1,73 𝑗𝑎𝑚
𝑘` 0,4

15. Suatu obat memiliki Cp = 40 µg/mL dan fraksi obat terikat sebesar 90% tentukan
konsentrasi obat bebasnya?
Jawab :
Cf = Cp (1- fraksi obat terikat)
= 40 µg/mL (1-0,9)
= 40 µg/mL x 0,1
= 4 µg/mL
16. Suatu obat memiliki konsentrasi obat didalam plasma sebesar 12,52 mg/ml dan
diketahi ftaksi obat terikatnya sebesar 6.52 mg/ml. Hitung berapa konsentrasi obat
bebas didalam plasma!

Jawab : diketahui Cp = 12,52 mg/ml

Ft = 6,52 mg/ml

Ct = Cp(1-Fraksi Obat terikat)

Cf = 12,52 mg/ml x (1-6,52 mg/ml)

= -69,11 mg/ml

17. Suatu obat memiliki konsentrasi obat didalam plasma sebesar 35 mg/ml dan diketahi
ftaksi obat terikatnya sebesar 12.52 mg/ml. Hitung berapa konsentrasi obat bebas
didalam plasma!

Jawab : diketahui Cp = 35 mg/ml

Ft = 12,52 mg/ml

Ct= Cp(1-Fraksi Obat terikat)

Cf = 35 mg/ml x (1-12,52 mg/ml)

= -403.2 mg/ml
18. Suatu obat memiliki konsentrasi obat bebas didalam plasma sebesar 25 mg/ml dan
diketahi ftaksi obat terikatnya sebesar 0.52 mg/ml. Hitung berapa konsentrasi obat
total didalam plasma!

Jawab : diketahui Cf = 25 mg/ml

Ft = 0,52 mg/ml

Cf = Cp(1-Fraksi Obat terikat)

25 = Cp mg/ml x (1-0,52 mg/ml)

= 52.08 mg/ml

19. Suatu obat memiliki konsentrasi obat bebas didalam plasma sebesar 37,80 mg/ml dan
diketahi ftaksi obat terikatnya sebesar 0.87 mg/ml. Hitung berapa konsentrasi obat
total didalam plasma!

Jawab : diketahui Cf = 37,80 mg/ml

Ft = 0,87 mg/ml

Cf= Cp(1-Fraksi Obat terikat)

37,8 = Cp mg/ml x (1-0,87 mg/ml)

= 290,76 mg/ml

20. Suatu obat memiliki konsentrasi obat total didalam plasma sebesar 40,87 mg/ml dan
diketahi konsentrasi obat terikat didalam plasma sebesar 37,8 mg/ml. Hitung berapa
jumlah fraksi obat!

Jawab : diketahui Cf = 37,80 mg/ml

Cp = 40,87 mg/ml

Cf = Cp(1-Fraksi Obat terikat)

37,80 mg/ml = 40,87 mg/ml x (1- x)

-3,07 mg/ml = ( 1-x)

X = 2,07

Anda mungkin juga menyukai