Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN

PRAKTIKUM MIKOLOGI
“Identifikasi fungi (jamur kontaminan) pada sampel kuku”

Oleh :

NAMA : JUSLINAR JABBAR


NIM : 16 3145 353 096
KELAS : 16 C
KELOMPOK : 3 (TIGA)
Dosen Pembimbing : NIRMAWATI ANGRIA S.ST.,M.KES

PROGRAM STUDI DIV ANALIS KESEHATAN


STIKes MEGA REZKY MAKASSAR
2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Jamur adalah mikroorganisme bersel tunggal atau bersel banyak
yang dinding sselnya mengandung kitin, bersifat eukariotik, dan tidak
berklorofil. Jamur multiseluler berbentuk dari rangkaian sel yang membentuk
benang hifa bersekat ataupun tidak bersekat yang akan saling sambung
menyambung membentuk miselium. Secara umum, jamur dibagi menjadi 3
kelas yaitu divisi zygomycota merupakan jamur dengan hifa bersekat,divisi
ascomycota merupakan jamur dengan hifa tidak bersekat dan askyspora
terdiri dari 8 spora, serta devisi basidiomycota yang umumnya berukuran
makroskopis, memiliki tudung (basidiokarp) dan tubuh buah (Stephanie,
2016)
Jamur hidup secara heterotrof yaitu secara saprofit,parasit atau
simbiosis pada makhluk hidup lain atau pada inang tertentu untuk
memperoleh nutrisi. Pada keadaan tertentu, sifat jamur dapat berubah
menjadi patogen dan menyebabkan penyakit. Hal tersebut menyebabkan
seharusnya manusia berhati-hati dalam menjaga kesehatan termasuk juga
memilih makanan yang sehat dan terhindar dari jamur. Berbagai jenis
makanan yang sudah ditumbuhi jamr umumnya akan busuk dan namun tidak
basah(berlendir). Apabila jamur di biarkan berkembangbiak, maka jamur
akan membentuk koloni yang dapat dilihat secara mikroskopik serta merusak
host atau inangnya. (Stephanie, 2016)

1.2 TUJUAN PRAKTIKUM


Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengidentifikasi jenis
jamur yang tumbuh pada jenis sampel KUKU
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Definisi Dermatofita


Dermatofita merupakan kelompok kapang bersepta yang tersebar
luas. Kelompok kapang ini menyerang bagian superfisial tubuh inang
mencakup struktur keratin, kulit, rambut dan kuku. Dermatofitosis adalah
salah satu kelompok dermatomikosis superfisialis yang disebabkan oleh
jamur dermatofit, terjadi sebagai reaksi pejamu terhadap produk metabolit
jamur dan akibat invasi oleh suatu organisme pada jaringan hidup. Terdapat
tiga genus dermatofita yang dapat menyebabkan penyakit dermatofitosis
antara lain ialah Microsporum, Trichophyton dan Epidermophyton.
Microsporum adalah kelompok dermatofita yang bersifat keratofilik,
hidup pada tubuh manusia (antropofilik) atau pada hewan (zoofilik). Koloni
mikrosporum adalah glabrous, serbuk halus, seperti wool atau powder.
Sedangkan jenis Epidermophyton terdiri dari dua jenis; Epidermophyton
floccosum dan Epidermophyton stockdaleae. E. stockdaleae dikenal sebagai
non-patogenik, sedangkan E.floccosum satu-satunya jenis yang
menyebabkan infeksi pada manusia. E. floccosum adalah satu penyebab
tersering dermatofitosis pada individu tidak sehat. Menginfeksi kulit (tinea
corporis, tinea cruris, tinea pedis) dan kuku (onychomycosis). Infeksi
terbatas kepada lapisan korneum kulit luar.koloni E. floccosumtumbuh cepat
dan matur dalam 10 hari. Diikuti inkubasi pada suhu 25 ° C pada agar
potato-dextrose, koloni kuning kecoklat-coklatan. Trichophyton adalah
suatu dermatofita yang hidup di tanah, binatang atau manusia. Berdasarkan
tempat tinggal terdiri atas anthropophilic, zoophilic, dan geophilic.
Trichophyton concentricum adalah endemic pulau Pacifik, Bagian tenggara
Asia, dan Amerika Pusat. Trichophyton adalah satu penyebab infeksi pada
rambut, kulit, dan kuku pada manusia
II.2 Anatomi Kuku
Kuku terdiri dari lempeng kuku (nail plate), lipatan kuku lateral dan
proksimal, hiponikium, bantalan kuku (nail bed) dan matriks.32 Lempeng
kuku berwarna translucent, lempeng kuku merupakan struktur yang paling
besar, melekat kuat pada bantalan kuku dimana perlekatan ini kurang kuat
kearah proksimal, terpisah dari sudut postolateral. Seperempat bagian kuku
ditutupi oleh lunula putih.4,10 Lipatan kuku bagian proksimal dan memiliki
dua permukaan epitel yaitu : bagian dorsal dan ventral.10,32 Matriks kuku
dapat dibagi atas bagian dorsal yaitu bagian intermedia yang menutupi
lempeng kuku bagian proksimal sampai ujung distal dari lunula, dan bagian
ventral.
II.3 Gambaran Klinis
Penyakit jamur sudah sering ditemui masyarakat di daerah tropis,
tidak terkecuali jamur kuku. Jamur atau kurap kuku paling sering menyerang
kuku kaki, meski dalam beberapa kasus bisa menyerang kuku tangan.
Biasanya, infeksi jamur dimulai dari bawah atau pinggir kuku. Gejalanya
sendiri terlihat dari perubahan warna kuku menjadi agak kekuningan atau
keputihan, dilanjutkan dengan sering pecah, mudah patah, bergerigi,
mengelupas, berbau, hingga berwarna lebih kusam maupun gelap. Seperti
penyakit jamur pada umumnya, jamur kuku dapat menular ke kuku lain, atau
bahkan menular pada kuku orang lain. Hal ini dimungkinkan terjadi ketika
penderita jamur dan orang lain menggunakan barang yang sama, seperti
sepatu, kaus kaki, dan gunting kuku.
1. Onikomikosis Subungual Distal dan Lateral.
Merupakan bentuk onikomikosis yang paling sering dijumpai.
Infeksi dari distal dapat meluas kelateral kuku sehingga memberi
gambaran onikomikosis distal dan lateral. Lempeng kuku bagian distal
berwarna kuning atau putih. Terjadi hiperkeratosis subungual, yang
menyebabkan onikolisis (terlepasnya lempeng kuku dari nail bed) dan
terbentuknya ruang subungual berisi debris yang menjadi “mycotic
reservoir” bagi infeksi sekunder oleh bakteri.1-5
Penyebab tersering adalah T. Mentagrophytes, T. Tonsurans dan E.
Floccosum.1-5,8,10

Gambar 2.1 Onikomikosis Subungual Distal dan Lateral


2. Onikomikosis Superfisial Putih
onikomikosis subungual distal lateral. Nama lainnya adalah
leukonikia mikotika, mencakup sekitar 10% dari seluruh kasus
onikomikosis. Invasi jamur terjadi pada permukaan superfisial lempeng
kuku.1-3 Gambaran yang khas adalah “white island” berbatas tegas pada
permukaan kuku, tumbuh secara radial,berkonfluensi, dapat menutupi
seluruh permukaan kuku. Pertumbuhan jamur menjalar melalui lapisan
tanduk menuju nail bed (bantalan kuku) dan hiponikium. Lambat laun
kuku menjadi kasar, lunak dan rapuh. Penyebab tersering adalah T.
Mentagrophytes. 1-5,8,10

Gambar 2.32 Onikomikosis Superfisial Putih


3. Onikomikosis Subungual Proksimal
Merupakan gambaran klinis yang sering ditemukan pada pasien
imunokompromais, penderita penyakit vaskular perifer, dan paling jarang
ditemukan pada populasi imunokompeten. Didahului dengan invasi jamur
pada lipat kuku proksimal kemudian menuju distal dan matriks, sehingga
pada akhirnya menginvasi lempeng kuku dari arah bawah. Gambaran
klinis berupa hiperkeratosis subungual, onikolisis proksimal, leukonikia,
dan akhirnya dapat mengakibatkan destruksi lempeng kuku proksimal.
Penyebab tersering adalah T. Rubrum. 1-5,8,9,10

Gambar 2.3 Onikomikosis Subungual Proksimal


4. Onikomikosis Distrofik Total
Jamur menginfeksi lempeng kuku sehingga mengalami kerusakan
berat. Infeksi dimulai dengan lateral atau distal onikomikosis dan
kemudian menginvasi seluruh kuku secara progresif. Kuku tampak
berkerut dan hancur. Keluhan subjektif dirasakan sebagai nyeri ringan dan
yang lebih berat dapat terjadi infeksi sekunder. 1-4,10

Gambar 2.4 Onikomikosis Distrofik Total


5. Onikomikosis Candida
Umumnya menyerang kuku tangan dan hampir setengah
onikomikosis terkait kuku tangan adalah disebabkan spesies Candida.
Lebih umum dilaporkan pada wanita akibat sering mencuci tangan dengan
air dan sabun saat mengerjakan tugas-tugas rumah tangga juga bisa
menjadi faktor pendukung.2-5

Gambar 2.5 Onikomikosis Candida


II.3 Penyebab infeksi jamur pada kuku
Infeksi jamur kuku pada umumnya disebabkan oleh jamur
dermatofita. Jamur adalah organisme mikroskopis (tidak dapat dilihat
dengan mata telanjang) yang tidak membutuhkan sinar matahari untuk
bertahan hidup. Beberapa jamur memiliki fungsi atau kegunaan yang
menguntungkan. Namun lainnya menyebabkan penyakit dan infeksi.
Jamur hidup ditempat yang hangat dan lingkungan yang lembab. Ragi dan
jamur juga dapat menyebabkan infeksi jamur pada kuku. Jamur dapat
menginfeksi kulit melalui luka. Berikut beberapa penyebab terjadinya
infeksi jamur pada kuku :

a. Infeksi jamur yang terjadi pada kulit menyebar hingga kuku. Seperti
kutu air dapat menyebar hingga ke kuku.
b. Infeksi jamur pada kuku tangan dapat terjadi ketika kuku pada kaki
terinfeksi. Jamur dapat menyebar ketika Anda menggaruk jari kaki dan
kuku yang gatal.

c. Infeksi jamur pada kuku tangan memiliki kemungkinan lebih tinggi


jika terlalu sering mencuci tangan atau kontak langsung dengan air
terlalu sering. Seorang yang bekerja sebagai juru masak atau
pembersih akan sering mencuci tangan sehingga dapat merusak kulit
yang melindungi kuku. Hal tersebut memungkinkan jamur untuk
masuk.

d. Kuku yang mengalami luka atau rusak juga dapat menjadi sarana
untuk jamur masuk dan menginfeksi.

e. Kondisi kesehatan seperti memiliki riwayat penyakit diabetes,


memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.

f. Lingkungan hidup yang tidak sehat.

g. Hidup ditempat beriklim tropis atau lembab.

h. Seseorang yang merokok memiliki resiko lebih tinggi terinfeksi jamur


pada kuku.

Infeksi jamur pada kaki lebih sering terjadi daripada pada tangan,
hal ini disebabkan oleh :

a. Kaki lebih sering tertutup oleh sepatu. Kaki yang tertutup sepatu
berada pada kondisi tidak mendapatkan paparan sinar matahari,
bersuhu hangat dan lembab.

b. Jari kaki umumnya mendapatkan aliran darah yang kurang jika


dibandingkan oleh jari tangan sehingga sistem kekebalan tubuh
mengalami kesulitan untuk mendeteksi dan menghentikan infeksi.
II.4 Tanda dan gejala infeksi jamur pada kuku

Seringkali infeksi jamur hanya terjadi pada satu kuku,namun kuku


yang lain memiliki kemungkinan akan tertular. Berikut tanda dan gejala
terjadinya infeksi jamur pada kuku :

a. Kuku mengalami penebalan

b. Kuku menjadi rapuh, mudah hancur atau tidak berbentuk

c. Bentuk kuku menjadi tidak jelas

d. Kuku menjadi kusam

e. Kuku berubah warna menjadi gelap.

f. Kulit disekitar kuku akan mengalami radang atau bersisik.

g. Jika infeksi jamur tidak diobati maka dapat menghancurkan kuku dan
mungkin dapat menyebabkan nyeri.

II.5 Penanganan infeksi jamur pada kuku

Infeksi jamur pada kuku yang termasuk ringan dan tidak


menyebabkan gejala tidak memerlukan terapi pengobatan karena :

a. Pengobatan tidak selalu menyembuhkan infeksi. Kesembuhan yang


terjadi kemungkinan hanya 60-80%.

b. Pengobatan tidak dapat mengembalikan kembali kondisi atau bentuk


kuku seperti sebelumnya.

c. Pengobatan antijamur perlu dikonsumsi dalam jangka waktu yang


lama.

d. Beberapa orang takut efek samping dari obat antijamur.

Perawatan untuk kuku yang terinfeksi jamur dapat dilakukan untuk


membantu mempercepat penyembuhan. Perawatan dapat dilakukan
dengan atau tanpa terapi pengobatan. Berikut beberapa perawatn yang
dapat dilakukan :

a. Menjaga kuku agar tetap pendek dan menipiskan bagian kuku yang
menebal. Hal ini dapat membantu mengurangi rasa sakit dan
mempermudah obat masuk kedalam kuku. Sebelum melakukan
penipisan kuku dapat mengoleskan krim yang mengandung urea setiap
malam pada kuku yang akan ditipiskan dan menutupi mereka dengan
perban. Cuci bagian kuku yang diberi krim urea pada pagi hari. Ulangi
sampai kuku melunak. Jika Anda memiliki kondisi yang menyebabkan
buruknya aliran darah pada kaki sehingga tidak dapat memotong kaki,
maka Anda dapat melakukannya di penyedia layanan kesehatan seperti
puskesmas atau klinik secara rutin untuk memotong kuku.

b. Menggunakan gunting kuku yang berbeda untuk memotong kuku yang


terinfeksi. Hal ini dibutuhkan agar tidak terjadi kontaminasi infeksi
jamur pada kuku yang lain.

c. Menjaga kuku agar tidak terluka atau cedera dengan menggunakan


sarung tangan vinil ketika melakukan pekerjaan basah dan
menggunakan sarung tangan katun untuk melakukan pekerjaan kering.

d. Jika infeksi jamur terjadi pada kuku kaki, maka perlu menggunakan
sepatu yang pas pada kaki dan menjaga kaki agar tetap kering dan
bersih.

Terapi pengobatan perlu dilakukan jika mengalami kondisi seperti :

a. Mengalami gejala yang menyakitkan atau menimbulkan rasa yang


tidak nyaman.

b. Kuku tidak berbentuk menimbulkan rasa tidak nyaman.

c. Memiliki riwayat penyakit seperti diabetes, gangguan pada pembuluh


darah.
d. Infeksi kuku dapat menjadi sumber infeksi jamur pada kulit.

e. Memiliki riwayat penyakit atau gangguan pada sistem kekebalan


tubuh.

Sebagai tahap awal pengobatan untuk infeksi jamur pada kuku


maka Anda dapat berkonsultasi kepada Apoteker untuk mendapatkan
terapi pengobatan tanpa resep yang tepat. Jika terapi pengobatan tahap
awal tidak memberikan hasil terapi maka dapat berkonsultasi dengan
Dokter untuk mendapatkan terapi pengobatan yang membutuhkan resep.

Terapi pengobatan untuk infeksi jamur pada kuku dapat berupa :

a. Mengkonsumsi obat golongan antijamur yang diresepkan oleh Dokter.


Proses penyembuhan untuk infeksi jamur pada kuku diperlukan sekitar
empat bulan atau lebih untuk benar-benar menghilangkan infeksi.

b. Menggunakan obat antijamur yang berbentuk seperti cat kuku atau


kutek pada kuku yang terinfeksi. Berkonsultasilah dengan Dokter
untuk mendapatkan resep obat ini.

c. Menggunakan krim yang mengandung obat golongan antijamur. Krim


ini bekerja lebih baik jika kuku ditipiskan agar obat pada krim lebih
mudah masuk.

Berkonsultasi dengan dokter jika diperlukan beberapa tindakan


untuk menyembuhkan infeksi jamur pada kuku, seperti pencabutan kuku.
Jika infeksi kuku termasuk pada kondisi yang berat atau sangat
menyakitkan maka Dokter akan menyarankan pencabutan kuku. Kuku
akan dapat tumbuh kembali setelah dicabut, namun memerlukan waktu
yang lama.

Terjadinya pertumbuhan kuku baru merupakan tanda berhasilnya


terapi pengobatan untuk infeksi jamur pada kuku. Jamur yang dibunuh
akan tetap berada pada kuku hingga terjadi pertumbuhan pada kuku dan
kuku yang terinfeksi dapat dipotong.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
III.1 Alat dan bahan
1. Mikroskop
2. Objek glass
3. Deck glass
4. Ose bulat
5. Autoclave
6. Pipet tetes
7. Gelas kimia
8. Inkubator
9. Neraca analitik
10. Erlenmeyer
11. Batang pengaduk
12. Kapas
13. Medium SDA
14. Reagen KOH 10%
15. Aquadest
16. Reagen LCB
17. Aluminium foil
18. Bunsen
19. kuku

III.2 Prinsip kerja


1. Pewarnaan mikroskop langsung

2. Kultur SDA

3. Pewarnaan mikroskop tidak langsung


III.3 Cara Kerja
1. Hari pertama :
a. pewarnaan mikroskopik langsung
1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2) Ditambahkan 1-2 tetes KOH 10% di atas objek glass
3) Kemudian tambahkan 1-2 ose sampel kuku
4) Lalu di tutup dengan deck glass (jangan sampai ada
gelembung)
5) Diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran 10x dan 40x
b. Kultur pada media SDA
1) Disiapkan alat dan bahan yang akan di gunakan
2) Diambil koloni sampel lalu isolasi ke media dengan cara di
taburkan keseluruh bagian media
3) Kemudian inkubasi 5-7 hari pada suhu ruangan (25OC-30OC)
4) Kemudian amati pertumbuhan pada media (bentuk,warna dan
bau)
2. Hari kedua
a. Pewarnaan mikroskopik tidak langsung
1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2) Tambahkan 1-2 tetes reagen LCB diatas objek glass
3) Kemudian tambahkan 1-2 ose koloni SDA
4) Lalu ttutup dengan dek glass (jangan sampai ada gelembung)
5) Lalu amati dibawah mikroskop dengan pembesaran 10x dan
40x
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
V1.1 Hasil
1. Tabel pengamatan
No Media Warna Bantuk Bau

1 SDA Putih dan Setengah khas


hijau muda lingkaran

2. Gambar
a. Hari kedua
VI.2 Pembahasan
2. Hari pertama
a. Pemeriksaan mikroskop langsung
Pada hari pertama praktikum yaitu disiapkan alat dan bahan
yang akan digunakan Kemudian tambahkan 1-2 tetes KOH 10%
diatas objek glass, Dimana fungsi KOH dalam pemeriksaan
identifikasi jamur ini adalah untuk menghancurkan sel-sel epitel.
Lalu ditambahkan 1-2 0se sampel pada posisi yang sama, setelah
itu tutup dengan dek glass (jangan sampai ada gelembung) lalu
amati di bawah mikroskop dengan pembesaran 10x dan 40x.
Pada pada praktikum yang telah kami lakukan pada
identifikasi fungi (jamur kontaminan) pada sampel kuku yaitu tidak
di temukan jenis jamur
b. Kultur SDA
Setelah melakukan pemriksaan mikroskop langsung
kemudian dilanjutkan dengan metode kultur. Yaitu disiapkan alat
dan bahan yang akan digunakan lalu diambil koloni sampel
kemudian diisolasi kemedia SDA dengan cara ditaburkan
keseluruh bagian media, setelah inkubasi 5-7 hari pada suhu kamar
(25OC-30OC) dan amati pertumbuhan pada media SDA
(bentuk,warna dan bau). Digunakan media SDA dalam praktikum
ini karena termasuk media selektif untuk pertumbuhan jamur dan
menghambat pertumbuhan bakteri.
3. Hari kedua
a. Pemeriksaan mikroskop tidak langsung
Sebelum melakukan pemeriksaan lmikroskopik secara tidak
langsung, amati terlebih dahulu media kultur yang telah diinkubasi.
Dan pada kelompok 2 bentuknya setengah lingkaran dan berwarna
putih dan hijau muda
Pada pemeriksaan ini ditambahkan 1-2 tetes larutan LCB di
atas objek glass, dimana larutan Lactophenol catton blue(LCB)
adalah salah satu pewarna yang digunakan untuk mewarnai kapang
dan hasilnya berwarna biru. Dalam pewarna Lactophenol catton
blue, phenol berfungsi untuk mematikan jamur,glycerol
mengawetkan preparat dan mencegah persipitasi dari cat dan catton
blue berfungsi untuk mewarnai jamur menjadi biru. Kemudian
tambahkan 1-2 0se koloni SDA lalu tutup dengan dek glass (jangan
sampai ada gelembung) dan amati dibawah mikroskop dengan
pembesaran 10x dan 40x.
Dan pada kelompok 2 ditemukan jenis jamur pada sampel
kuku yaitu aspergillus flavus Dari percobaan yang telah dilakukan
menggunakan sample suspense, jamur yang terdapat pada kuku
yang telah diinkubator dan diaamati dengan menggunakan
mikroskop maka didapatkan hasil percobaan yaitu terdapat jamur
jenisAspergilus. S.p.
Aspergilus. S.p. kebanyakan spesies ini sering
menyebabkan kerusakan makanan dan dapat terkontaminasi pada
kulit termasuk kuku. Ciri – ciri Aspergilus adalah : hifa septet dan
miselium bercabang, sedangkan hifa yang muncul diatas
permukaan umumnya merupakan hifa fertile, koloni berkelompok ,
konodiofora septet atau non septat muncul dari foot cell yakni sel
miselium yang membengkak dam berdinding tebal, konidiofora
membengkak menjadi vertikeel pada ujungnya, membawa
stegmata dimana tumbuh konidia, sterigmata atau fialida biasanya
sederhana berwarna atau tidak berwarna, beberapa spesies tumbuh
baik pada suhu 370 C atau lebih, konidia membentuk rantai yang
berwarna hijau, coklat, atau hitam
Aspergilus adalah genus yang terdiri dari beberapa ratus
cetakan spesies yang ditemukan diberbagai iklim di seluruh dunia
biologi. Aspergilus pertama kali di catalog pada tahun 1729 oleh
Italia imam dan Pier Antonio Micheli. Aspergilusspesies sangat
aerobic dan ditemukan dihampir semua lingkungan yang kaya
oksigen, dimana mereka umumnya tumbuh sebagai cetakan pada
permukaan substrat, sebagai akibat dari tekanan oksigen yang
tinggi. Umumnya jamur tumbuh pada substrat yang kaya karbon
seperti monosakarida ( seperi glukosa ) dan polisakarida
( seperti amilosa ). SpesiesAspergilus adalah kontaminan yang
umum makanan bertepung ( seperti roti dan kentang ), dan tumbuh
di dalam atau dibanyak tanaman dan pohon ( Anonim B.2011 )
Aspergillus flavus umunya terdapat pada makanan. Tapi
pada praktikum yang di lakukan pada pemeriksaan identifikasi
fungi pada kuku terdapat aspergillus flavus karena mungkin terjadi
kontaminasi.
BAB V
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari hasil praktikum yang telah kami lakukan dengan
menggunakan sampel KUKU didapatkan fungi jenis Aspergillus flavus
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad taufiq qurrohman,2015. Parasitologi laporan pemeriksan jamur pada
manusia.
Sarah dwi fakahrani,2016. Isolasi dan identifikasi jamur patogen pada kuku di
pemukiman warga desa karawangi,cianjur,jawa barat.jawa
barat.
Sthephanie felitania lestari,2016. Laporan praktikum mikrobiologi umum
pemeriksaan umum

Anda mungkin juga menyukai