Anda di halaman 1dari 3

Semua makhluk hidup di muka bumi sangat membutuhkan air, mulai dari organisme besar

sampai mikroorganisme. Air sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia karena air memenuhi 50%–
70% dari seluruh total berat badan. Kapasitas air pada organ dan komponen tubuh yaitu 80%
pada darah, dalam tulang mengandung 25% air, dalam urat syaraf terdapat 75% air, dalam ginjal
mengandung 80% air, dalam hati 70% air, dan otot 75% air. Kehilangan air sebanyak 15% dari
berat badan dapat mengakibatkan kematian. Tidak hanya memenuhi kebutuhan suatu
organisme, air juga dapat memberikan dapat negatif, karena air dapat membawa
mikroorganisme patogen dan zat-zat kimia yang bersifat racun (Tarigan, 1988).

Karena manusia membutuhkan air untuk kelangsungan hidupnya maka air tersebut harus
memenuhi standar tertentu agar dapat dikonsumsi oleh manusia. Bakteri coliform dapat
dicirikan berbentuk batang gram negatif, tidak membentuk spora, aerobik, dan anaerobik
fakultatif yang memfermentasi laktose dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam
pada suhu 35° C (Pelczar.et al.,1988). Menurut Karlen, et al (1997) kualitas air yang baik tidak
boleh mengandung bakteri penyakit (patogen) sama sekali dan tidak boleh mengandung bakteri
golongan Coli melebihi batas-batas yang telah ditentukan. Bakteri golongan Coli ini berasal
dari usus besar (faeces) dan tanah. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Gause (1946) dimana
air yang terkontaminasi oleh bakteri patogen saluran cerna sangat berbahaya untuk diminum
seperti dalam tinja manusia atau hewan dan yang tidak pernah terdapat bebas di alam, dimana
jika di Indonesia bakteri yang menjadi indikator air terkontaminasi Escherichia coli. Kehadiran
bakteri coli sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia, terbukti dengan kualitas air
minum, secara bakteriologis tingkatannya ditentukan oleh kehadiran bakteri tersebut (Widiyanti
et al., 2004). Tidak hanya itu saja, Karlen, et al (1997) juga menyatakan bahwa bakteri patogen
yang mungkin ada dalam air antara lain adalah bakteri penyebab tifus, Vibrio colera, bakteri
penyebab disentri, Shigella sp., dan bakteri enteris lainnya (penyebab penyakit pada perut).
Bakteri yang biasanya digunakan sebagai indikator untuk menentukan kualitas sanitasi
makanan dan minuman disebut Bakteri Coliform. Organisme indikator digunakan karena ketika
seseorang terinfeksi oleh bakteri patogen, orang tersebut akan mengekskresi organisme
indikator jutaan kali lebih banyak dari pada organisme patogen. Maka dapat disimpulkan bahwa
tingkat keberadaan organisme indikator rendah maka organisme patogen akan jauh lebih rendah
atau bahkan tidak ada sama sekali (Servais, 2007). Menurut Sutrisno (2002) Bakteri Coliform
dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu koliform fekal misalnya Escherichia coli dan koliform
nonfekal misalnya Enterobacter aerogenes. Penentuan Coliform fekal menjadi indikator
pencemaran dikarenakan jumlah koloninya berbanding lurus dengan keberadaan bakteri
patogen. Makin sedikit kandungan Coliform maka kualitas air semakin baik (Friedheim, 2001).

Susu UHT merupakan salah satu produk olahan dari susu sapi. Susu UHT disebut juga
sterlisasi dimana susu yang dipasteurisasi dengan menggunakan Ultra High Temperature
(UHT) menggunakan pemanasan dengan suhu tinggi (135- 1450C) dalam waktu singkat selama
2-5 detik. Pemanasan suhu tinggi bertujuan untuk membunuh seluruh mikroorganisme (baik
pembusuk maupun patogen). Waktu pemanasan yang singkat dimaksudkan untuk mencegah
kerusakan nilai gizi susu serta untuk mendapatkan warna, aroma, dan rasa yang relatif tidak
berubah, seperti susu segarnya (Ide, 2008). Susu harus memiliki standard agar dapat dikonsumsi
dengan aman. Menurut Hadiwiyoto (1994) susu yang baik yaitu bakteri yang terkandung
rendah, air susu harus bebas dari berbagai kotoran, mempunyai bau yang normal, serta bebas
dari spora serta mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit. Macam dan jumlah bakteri
akan berbeda dari kelompok susu yang berbeda.
Untuk menghitung banyaknya jumlah makhluk hidup dapat dilakukan dengan berbagai
cara, begitupun juga untuk menghitung jumlah bakteri Coliform juga dapat menggunakan
metode Uji Angka Lempeng Total (ALT), dimana ALT aerob mesofil atau anaerob mesofil ini
menggunakan media padat dengan hasil akhir berupa koloni yang dapat diamati secara visual,
berupa angka dalam koloni (cfu) per ml/gram atau koloni/100ml (BPOM, 2008). Menurut .
Waluyo (2004), metode hitungan cawan yaitu jumlah koloni yang muncul pada cawan
merupakan suatu indeks bagi jumlah organisme yang dapat hidup yang terkandung dalam
sampel. Setelah inkubasi, jumlah koloni masing-masing cawan dapat diamati. Untuk memenuhi
persyaratan statistik, cawan yang dipilih untuk penghitungan koloni ialah yang mengandung
antara 30 sampai 300 koloni karena jumlah mikroorganisme dalam sampel tidak diketahui
sebelumnya, maka untuk memperoleh sekurang-kurangnya satu cawan yang mengandung
koloni dalam jumlah yang memenuhi syarat tersebut maka harus dilakukan sederatan
pengenceran.
Cara yang paling umum untuk perhitungan jumlah mikrobia yaitu jumlah organisme yang
terdapat dalam sampel asal ditentukan dengan mengalikan jumlah koloni yang terbentuk
dengan faktor pengenceran pada cawan yang bersangkutan. Dasarnya ialah membuat suatu seri
pengenceran bahan dengan kelipatan 10 dari masing-masing pengenceran diambil 1 cc dan
dibuat taburan dalam petridish (pour plate) dengan medium agar yang macam caranya
tergantung pada macamnya mikrobia. Setelah diinkubasikan dihitung jumlah koloni tiap
petridish dapat ditentukan jumlah bakteri tiap cc atau gram. Untuk membantu menghitung
jumlah koloni dalam petridish dapat digunakan colony counter yang biasanya dilengkapi
electronik register (Sonjaya, 2010).

DAFTAR PUSTAKA
BPOM. (2008). Pengujian Mikrobiologi Pangan. Jakarta: Pusat Pengujian Obat
Dan Makanan Badan Pengawasan Obat Dan Makanan Republik Indonesia.

Waluyo, Lud. 2004. Mikrobiologi Umum. UMM PRESS, Malang.


Sonjaya, H. 2010. Bahan Ajar Fisiologi Ternak Dasar. Fakuiltas Peternakan- Universitas
Hasanuddin. Makassar
Ide, P. 2008. Health Secret of Kefir. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta
Hadiwiyoto. 1994. Teori dan prosedur pengujian mutu susu dan hasil olahannya. Liberty.
Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai