Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keselamatan kesehatan kerja merupakan pencapaian mutlak yang harus


diperoleh setiap pekerja. Namun, lingkungan dengan segala komponennya
merupakan hal yang tidak bisa dihindari dalam proses paparan terhadap bahaya
dan risiko di tempat kerja baik itu berasal dari faktor fisik, kimia maupun biologis.
Di dalam lingkungan kerja., komponen pekerja dan alat dalam hal ini
mesin merupakan komponen yang saling terkait dan berpengaruh satu sama lain.
Alat, dalam prosesnya bisa menjadi sumber bahaya dan risiko bagi pekerja, semua
faktor di wilahayah kerja harus di perhatikan agar tidak melewati batas batas yang
telah di tetapkan dan demi menjaga keselamatan dan kesehatan para pekerja
pengecekan secara berkala wajib di lakukan untuk memeastikan wilayah oara
pekerja masih layak dana man untuk bekerja banayk aspek yang harus di lakukan
pengecekan secara berkala mulai dari pencahayaan ruangan kerja kebisingan
tingkat suhu ruangan dan tingkat radiasi di alat alat pekerjaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 SOUND LEVEL METER

Sound Level Meter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur berapa
tingkat frekuensi atau berat suara yang akan ditampilkan pada dB-SPL. 0.0 dB-
SPL adalah ambang pendengaran dan sama dengan 20 UPA(micropascal). Semua
Sound Level Meter (SLM) memiliki fitur pengukuran kondensor mikrofon
omnidirectional, preampmic, jaringan pembobotan frekuensi, rangkaian detector
RMS, layar pengukuran , AC dan DC output yang digunakan untuk merekam.
Banyak Sound Level Meter memiliki set yang sama dan pengaturan pengguna,
termaksud pemilihan jangkauan SPL, filter pembobotan A dan C, respon detector
lambat dan cepat, dan minimum dan maksimum SPL.

2.2 Dasar Hukum


1. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
2018 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja
2. KEPMEN NO.51 Tahun 1999 Tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika
Di Tempat Kerja
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
718/Menkes/Per/XI/1 987

2.3 Metode Pengukuran


Ada tiga cara atau metode pengukuran akibat kebisingan di lokasi kerja.
A. Pengukuran dengan titik sampling
Pengukuran ini dilakukan bila kebisingan diduga melebihi ambang
batas hanya pada satu atau beberapa lokasi saja. Pengukuran ini juga dapat
dilakukan untuk mengevalusai kebisingan yang disebabkan oleh suatu
peralatan sederhana, misalnya Kompresor/generator. Jarak pengukuran dari
sumber harus dicantumkan, misal 3 meter dari ketinggian 1 meter. Selain
itu juga harus diperhatikan arah mikrofon alat pengukur yang digunakan.

B. Pengukuran dengan peta kontur


Pengukuran dengan membuat peta kontur sangat bermanfaat dalam
mengukur kebisingan, karena peta tersebut dapat menentukan gambar
tentang kondisi kebisingan dalam cakupan area. Pengukuran ini dilakukan
dengan membuat gambar isoplet pada kertas berskala yang sesuai dengan
pengukuran yang dibuat. Biasanya dibuat kode pewarnaan untuk
menggambarkan keadaan kebisingan, warna hijau untuk kebisingan dengan
intensitas dibawah 85 dBA warna orange untuk tingkat kebisingan yang
tinggi diatas 90 dBA, warna kuning untuk kebisingan dengan intensitas
antara 85 – 90 dBA.
C. Pengukuran dengan Grid
Untuk mengukur dengan Grid adalah dengan membuat contoh data
kebisingan pada lokasi yang di inginkan. Titik–titik sampling harus dibuat
dengan jarak interval yang sama diseluruh lokasi. Jadi dalam pengukuran
lokasi dibagi menjadi beberpa kotak yang berukuran dan jarak yang sama,
misalnya : 10 x 10 m. kotak tersebut ditandai dengan baris dan kolom untuk
memudahkan identitas.

2.4 Nilai Ambang Batas Kebisingan


Nilai ambang Batas Kebisingan adalah angka 85 dB yang dianggap aman
untuk sebagian besar tenaga kerja bila bekerja 8 jam/hari atau 40 jam/minggu.
Nilai Ambang Batas untuk kebisingan di tempat kerja adalah intensitas tertinggi
dan merupakan rata-rata yang masih dapat diterima tenaga kerja tanpa
mengakibatkan hilangnya daya dengar yang tetap untuk waktu terus-menerus tidak
lebih dari dari 8 jam sehari atau 40 jam seminggunya. Waktu maksimum bekerja
adalah sebagai berikut
Standarisasi Kebisingan sesuai dengan KepmenKes No. 1405 tahun 2002

WAKTU PEMAJANAN PER


INTENSITAS KEBISINGAN DALAM dBA
HARI

8 Jam 85

4 88

2 91

1 94

30 Menit 97

15 100

7,5 103

3,75 106

1,88 109

0,94 112

28,12 detik 115

14,06 118

7,03 121
3,52 124

1,76 127

0,88 130

0,44 133

0,22 136

0,11 139

2.4 Zona Kebisingan


Daerah dibagi sesuai dengan titik kebisingan yang diizinkan
a) Zona A : Intensitas 35 – 45 dB. Zona yang diperuntukkan bagi tempat
penelitian, RS, tempat perawatan kesehatan/sosial & sejenisnya.
b) Zona B : Intensitas 45 – 55 dB. Zona yang diperuntukkan bagi
perumahan, tempat Pendidikan dan rekreasi.
c) Zona C : Intensitas 50 – 60 dB. Zona yang diperuntukkan bagi
perkantoran, Perdagangan dan pasar.
d) Zona D : Intensitas 60 – 70 dB. Zona yang diperuntukkan bagi industri,
pabrik, stasiun KA, terminal bis dan sejenisnya.
e) Zona Kebisingan menurut IATA (International Air Transportation
Association)
f) Zona A: intensitas > 150 dB → daerah berbahaya dan harus dihindari
g) Zona B: intensitas 135-150 dB → individu yang terpapar perlu memakai
pelindung telinga (earmuff dan earplug)
h) Zona C: 115-135 dB → perlu memakai earmuff
i) Zona D: 100-115 dB → perlu memakai earplug
2.5 Prosedur Pengukuran
a) Posisikan sound level meter pada kedudukan yang merepresentasikan
tingkat intensitas bising di tempat itu.
b) Aktifkan pengukuran dengan mengatur saklar geser pada kedudukan Lo
atau Hi. Lo atau Low Intensity berada pada skala 40 s/d 80 dB, sedangkan
Hi atau High Intensity berada pada skala 80 s/d 120 dB.
c) Pencatatan pada satu kedudukan akan terkait dengan pembacaan skala
minimum dan skala maksimum.
d) Ambil jumlah titik kedudukan sebanyak yang diperlukan.

2.6 TEMPERATURE GUN

Di dalam suatu lingkungan kerja, pekerja akan menghadapi tekanan lingkungan.


Tekanan lingkungan tersebut dapat berasal dari kimiawi, fisika, biologis, dan psikis.
Tekanan lingkungan kerja fisik khususnya lingkungan kerja panas memegang
peranan yang penting, oleh sebab itu lingkungan kerja dan meningkatkan
produktivitas (Santoso,1985).
Surat edaran Menteri Tenaga Kerja No. SE-51/MEN/1999 tentang Nilai
Ambang Batas untuk iklim kerja dan Nilai Ambang Batas untuk temperature tempat
kerja, ditetapkan Nilai Ambang Batas untuk ilkim kerja adalah situasi kerja yang
masih dapat dihadapi oleh tenaga kerja dalam pekerjaan sehari-hari yang tidak
mengakibatkan penyakit/gangguan kesehatan untuk waktu kerja terus-menerus
tidak melebihi dari 8 jam sehari dan 20 jam dalam seminggu.
2.7 Dasar Hukum Pengukuran Temperature

 Keputusan Menteri Tenaga Kerja, Nomor KEP.51/MEN/1999, tentang Nilai


Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja
 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan , Nomor 05 tahun 2018 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Lingkungan Kerja pasal 9 ,
pengukuran dan pengendalian iklim kerja harus dilakukan pada tempat kerja
yang memiliki sumber bahaya tekanan panas dan tekanan dingin . tempat
kerja yang memiliki sumber tekanan panas merupakan tempat kerja yang
terdapat sumber panas dan/atau memiliki ventilasi yang tidak memadai

Sedangkan tempat kerja yang memiliki sumber bahaya tekanan dingin


merupakan tempat kerja yang terdapat sumber dingin dan/atau dikarenakan
persyaratan operasi . jika hasil pengukuran tempat kerja melebih NAB (Nilai
Ambang Batas) atau standar harus segera dilakukan pengendalian

2.8 Standarisasi

Nilai Ambang Batas Iklim Kerja Indeks Suhu Basah Dan Bola (ISBB) Yang
Diperkenankan.
ISBB
Pengaturan waktu kerja (0C)
setiap jam Beban Kerja
Waktu Kerja Waktu Ringan Sedang Berat
Istirahat
Bekerja 30,0 26,7 25,0
terus-
menerus
(8 jam/hari) 25% istirahat 30,6 28,0 25,9
75% kerja 50% istirahat 31,4 29,4 27,9
50% kerja 75% istirahat 32,2 31,1 30,0
25% kerja

Paparan panas WBGT yang di perkenankan sebagai NAB (dalam0C WBGT).

Alokasi
Waktu WBGT (Nilai WBGT dalam Batas tindakan (Nilai WBGT dalam
0 0
untuk C) C)
Siklus Ringan Sedang Berat Sangatberat Ringan Sedang Berat Sangatberat
kerja
dan
pemulihan
75-100% 31,0 28,0 - - 28,0 25,0 - -
50-75% 31,0 29,0 27,5 - 28,5 26,0 24,0 -
25-50% 32,0 30,0 29,0 28,0 29,5 27,0 25,5 24,5
0-25% 32,5 31,5 30,0 30,0 30,0 29,0 28,0 27,0
2.9 LUX METER

2.10 Dasar hukum Pencahayaan

Pencahayaan adalah sebagai penerangan rumah atau bangunan kita agar kita
dapat merasakan kenyamanan dalam beraktivitas baik di dalam maupun diluar.

Lux Meter merupakan salah satu instrument atau alat perangkat yang
digunakan untuk mengukur tingkat pencahayaan pada suatu ruangan. Pada ruangan
dengan kegunaan serta fungsi yang sudah pasti berbeda, maka akan membutuhkan
intensitas pencahayaan yang juga pasti berbeda. Tujuan dari pengaturan pada
tingkat pencahayaan ini adalah untuk menghemat energy serta mengetahui Nilai
Ambang Batas (NAB) paparan cahaya terhadap Pekerja.

Berdasarkan cara pengukurannya, Pencahayaan dibagi menjadi 3 macam:

1. Pencahayaan Lokal atau Steempat di tempat objek kerja, baik berupa meja
kerja maupun peralatan
2. Pencahayaan umum yaitu penerangan di seluruh area tempat kerja.
a. Untuk ruang yang tidak teratur misalnya adanya penghalang, susunan
lampu tidak teratur maka titik pengukuran acak dan banyak
b. Untuk ruang yang teratur misal tidak ada hambatan atau rintangan atau
sekat dalam pengukuran makan titik pengukuran harus berdasarkan luas
ruangan.
3. Pantulan cahaya atau Reffectance diukur dengan cara membandingkan
intensitas pantulan dengan instensitas sumber chaya lokal.

Peraturan Menteri Perburuhan Nomor 7 Tahun 1964 Syarat Kesehatan, Kebersihan


Serta Penerangan Dalam Tempat Kerja.

NAB Pencahayaaan menurut PerMen Perburuhan No. 7 Tahun 1964:


NO Area Kegiatan Tingat
Penerangan
(Lux)
1 Penerangan darurat 10 Lux

2 Penerangan untuk halaman dan jalan dalam lingkungan 20 Lux


perusahaan
3 Pekerjaan yang membedakan barang kasar, seperti: 50 Lux
· Mengerjakan bahan-bahan kasar
· Mengerjakan arang atau abu
· Mengerjakan barang-barang yang besar
· Mengerjakan bahan tanah atau batu
· Gang-gang, tangga di dalam gedung yang selalu dipakai
· Gudang-gudang untuk menyimpan barang-barang besar
dan kasar
4 Pekerjaan yang membedakan barang-barang kecil secara 100 Lux
sepintas, seperti:
· Mengerjakan barang-barang besi dan baja yang
setengah selesai
· Pemasangan yang kasar
· Penggilingan padi
· Pengupasan/pengambilan dan penyisihan bahan kapas
· Mengerjakan bahan-bahan pertanian
· Kamar mesin dan uap
· Alat pengangkut orang dan barang
· Ruang-ruang penerimaan dan pengiriman dengan kapal
· Tempat menyimpan barang-barang sedang dan kecil
· Kakus, tempat mandi dan tempat kencing
5 Pekerjaan membeda-bedakan barang-barang kecil agak teliti, 200 Lux
seperti:
· Pemasangan alat-alat yang sedang (tidak kasar)
· Pekerjaan mesin dan bubut yang kasar
· Pemeriksaan atau percobaan kasar terhadap barang-
barang
· Menjahit tekstil atau kulit yang berwarna muda
· Pemasukan dan pengawetan bahan-bahan makanan
dalam kaleng
· Pembungkusan daging
· Mengerjakan kayu
· Melapis perabot
6 Pekerjaan perbedaan yang teliti daripada barang-barang kecil, 300 Lux
seperti:
· Pekerjaan mesin yang teliti
· Pemeriksaan yang teliti
· Percobaan-percobaan yang teliti dan halus
· Pembuatan tepung
· Penyelesaian kulit dan penenunan bahan-bahan katun
atau wol berwarna muda
· Pekerjaan kantor yang berganti-ganti menulis dan
membaca, pekerjaan arsip dan seleksi surat-surat
7 Pekerjaan membeda-bedakan barang-barang halus dengan 500-100
kontras sedang dan dalam waktu yang lama, seperti: lux
· Pemasangan yang halus
· Pekerjaan-pekerjaan mesin yang halus
· Pemeriksaan yang halus
· Penyemiran yang halus dan pemotongan gelas kaca
· Pekerjaan kayu yang halus (ukir-ukiran)
· Penjahit bahan-bahan wol yang berwarna tua
· Akuntan, pemegang buku, pekerjaan steno, mengetik
atau pekerjaan kantor yang lama dan teliti
8 Pekerjaan yang membedakan barang-barang yang sangat halus Paling
dengan kontras yang sangat kurang untuk waktu yang lama, Sedikit
seperti: 1000 Lux
· Pemasangan ekstra halus (arloji, dll)
· Pemeriksaan yang ekstra halus (ampul obat)
· Percobaan alat-alat yang ekstra halus
· Tukang mas dan intan
· Penilaian dan penyisihan hasil-hasil tembakan
· Penyusunan huruf dan pemeriksaan copy dalam
percetakan
· Pemeriksaan dan penjahitan bahan pakaian berwarna tua
2.11 RADIASI

Radiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam

bentuk panas, partikel atau gelombang elektromagnetik/cahaya (foton) dari sumber

radiasi. Ada beberapa sumber radiasi yang kita kenal di sekitar kehidupan kita,

contohnya adalah televisi, lampu penerangan, alat pemanas makanan (microwave

oven), komputer, dan lain-lain.Radiasi dalam bentuk gelombang elektromagnetik

atau disebut juga dengan foto adalah jenis radiasi yang tidak mempunyai massa

dan muatan listrik. Misalnya adalah gamma dan sinar-X, dan juga termasuk radiasi

tampak seperti sinar lampu, sinar matahari, gelombang microwave, radar dan

handphone.

2.12 MACAM– MACAM RADIASI

Ditinjau dari massanya, radiasi dapat dibagi menjadi radiasi elektromagnetik

dan radiasi partikel. Radiasi elektromagnetik adalah radiasi yang tidak memiliki

massa. Radiasi ini terdiri dari gelombang radio, gelombang mikro, inframerah,

cahaya tampak,sinar X, sinar gamma dan sinar kosmik. Radiasi partikel adalah

radiasi berupa partikel yang memiliki massa, misalnya partikel beta, alfadan

neutron. Jika ditinjau dari "muatan listrik"nya, radiasi dapat dibagi menjadi radiasi

pengion dan radiasi non-pengion. Radiasi pengion adalah radiasi yang apabila

menumbuk atau menabrak sesuatu, akan muncul partikel bermuatan listrik yang

disebut ion. Peristiwa terjadinya ion ini disebut ionisasi. Ion ini kemudian akan
menimbulkan efek atau pengaruh pada bahan,termasuk benda hidup. Radiasi

pengion disebut juga radiasi atom atau radiasi nuklir.Termasuk ke dalam radiasi

pengion adalah sinar-X, sinar gamma, sinar kosmik,serta partikel beta, alfa dan

neutron. Partikel beta, alfa dan neutron dapat menimbulkan ionisasi secara

langsung. Meskipun tidak memiliki massa dan muatan listrik, sinar-X, sinar

gamma dan sinarkosmik juga termasuk ke dalam radiasi pengion karena dapat

menimbulkan ionisasi secaratidak langsung. Radiasi non-pengion adalah radiasi

yang tidak dapat menimbulkan ionisasi.Termasuk ke dalam radiasi non-pengion

adalah gelombang radio, gelombang mikro,inframerah, cahaya tampak dan

ultraviolet.

2.13 PENGERTIAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang dapat merambat

tanpamemerlukan medium dan merupakan gelombang transversal.

2.14 PENGERTIAN RADIASI ELEKTROMAGNETIK

Radiasi elektromagnetik adalah salah satu bentuk energy yang merambat

padakecepatan cahaya, yaitu 300.000 km per detik. Ketika merambat, energinya

beralih bolak- balik di antara medan listrik dan magnet. Ketika medan listrik

menguat maka medan magnetmelemah, dan sebaliknya. Laju perpindahan anta

rmedan ini disebut frekuensi radiasi. Setiap radiasi elektromagnetik memiliki


frekuensi masing-masing. Contohnya, gelombang radiomemiliki frekuensi lebih

rendah disbanding gelombang cahaya tampak, dan gelombangwarna cahaya biru

mempunyai frekuensi yang lebih tinggi disbanding gelombang warnacahaya

merah. Frekuensi radiasi elektromagnetik yang diukur dengan satuan hertz

(Hz),adalah jumlah getaran maksimum yang dicapai oleh medan listrik dalam

hitungan satu detik.Para ilmuwan berpendapat bahwa radiasi elektro magnetik

merambat dalam bentuk gelombang. Penyebabnya, kekuatan medan listrik dan

magnet senantiasa berubah-ubah naikdan turun ketika merambat menembus ruang.

Panjang gelombang adalah jarak yang ditempuh oleh satu daur gelombang,

terhitung mulai saat medan listrik menurun (dari nilaimaksimum ke nilai

minimumnya) hingga kembali ke nilai maksimum. Sebab itu, panjang

gelombangadalah sama dengan kecepatan cahaya dibagi frekuensi gelombang.

Sinyal dari stasiun radio yang berfrekuensi siaran 1.200 kilohertz (atau 1.200.000

Hz) memiliki panjang gelombang sekitar 250 meter.


B. PERMENAKER No. 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Lingkungan Kerja.

Menurut PERMENAKER No. 5 Tahun 2018 pasal 16-19, pencahayaan meliputi:

a. Pencahayaan alami
Pencahayaan alami adalah pencahayaan yang dihasikan oleh sinar matahari.
b. Pencahayaan buatan
Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh benda-benda penerangan
seperti lampu, dll.

NO Area Kegiatan Tingat


Penerangan
(Lux)
1 Penerangan darurat 10 Lux

2 Halaman dan Jalan 20 Lux


3 Pekerjaan yang membedakan barang kasar, seperti: 50 Lux
a. Mengerjakan bahan-bahan kasar
b. Mengerjakan arang atau abu
c. Mengerjakan barang-barang yang besar
d. Mengerjakan bahan tanah atau batu
e. Gang-gang, tangga di dalam gedung yang selalu dipakai
f. Gudang-gudang untuk menyimpan barang-barang besar dan kasar
4 Pekerjaan yang membedakan barang-barang kecil secara sepintas, 100 Lux
seperti:
a. Mengerjakan barang-barang besi dan baja yang setengah selesai
(semi-finished)
b. Pemasangan yang kasar
c. Penggilingan padi
d. Pengupasan/pengambilan dan penyisihan bahan kapas
e. Mengerjakan bahan-bahan pertanian
f. Kamar mesin dan uap
g. Alat pengangkut orang dan barang
h. Ruang-ruang penerimaan dan pengiriman dengan kapal
i. Ruang menyimpan barang-barang sedang dan kecil
j. Toilet, tempat mandi dan tempat kencing
5 Pekerjaan membeda-bedakan barang-barang kecil agak teliti, seperti: 200 Lux
a. Pemasangan alat-alat yang sedang (tidak kasar)
b. Pekerjaan mesin dan bubut yang kasar
c. Pemeriksaan atau percobaan kasar terhadap barang-barang
d. Menjahit tekstil atau kulit yang berwarna muda
e. Pemasukan dan pengawetan bahan-bahan makanan dalam kaleng
f. Pembungkusan daging
g. Mengerjakan kayu
h. Melapis perabot
6 Pekerjaan perbedaan yang teliti daripada barang-barang kecil, seperti: 300 Lux
a. Pekerjaan mesin yang teliti
b. Pemeriksaan yang teliti
c. Percobaan-percobaan yang teliti dan halus
d. Pembuatan tepung
e. Penyelesaian kulit dan penenunan bahan-bahan katun atau wol
berwarna muda
f. Pekerjaan kantor yang berganti-ganti menulis dan membaca,
pekerjaan arsip dan seleksi surat-surat
7 Pekerjaan membeda-bedakan barang-barang halus dengan kontras yang 500-100 lux
sedang dan dalam waktu yang lama, seperti:
a. Pemasangan yang halus
b. Pekerjaan-pekerjaan mesin yang halus
c. Pemeriksaan yang halus
d. Penyemiran yang halus dan pemotongan gelas kaca
e. Pekerjaan kayu yang halus (ukir-ukiran)
f. Penjahit bahan-bahan wol yang berwarna tua
g. Akuntan, pemegang buku, pekerjaan steno, mengetik atau
pekerjaan kantor yang lama dan teliti
8 Pekerjaan yang membedakan barang-barang yang sangat halus dengan 1000 Lux
kontras yang sangat kurang untuk waktu yang lama, seperti:
a. Pemasangan yang ekstra halus (arloji, dll)
b. Pemeriksaan yang ekstra halus (ampul obat)
c. Percobaan alat-alat yang ekstra halus
d. Tukang mas dan intan
e. Penilaian dan penyisihan hasil-hasil tembakan
f. Penyusunan huruf dan pemeriksaan copy dalam percetakan
g. Pemeriksaan dan penjahitan bahan pakaian berwarna tua
BAB III

HASIL PENELITIAN

Anda mungkin juga menyukai