SUSPENSI
Disusun oleh :
Nurhasanah
Iip
Denny
Dimpi
Febri
Profesi Apoteker
INSTITUT SAINS DAN TEHNOLOGI NASIONAL
KATA PENGANTAR
Kami panjatkan syukur alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, serta
karuniaNya kepada kami semua, hingga kami dapat menyelesaikan makalah Tehnologi Sediaan Farmasi
tentang ‘Suspensi’
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun isi
materinya. Oleh karena itu, kami menerima segala saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki kesalahan kami.
Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan informasi Dan menambah pengetahuan bagi kita
semua.
Dalam bidang industri farmasi, perkembangan tekhnologi farmasi sangat berperan aktif dalam
peningkatan kualitas produksi obat-obatan. Hal ini banyak ditunjukkan dengan banyaknya sediaan
obat-obatan yang disesuaikan dengan karakteristik dari zat aktif obat, kondisi pasien dan
peningkatan kualitas obat dengan meminimalkan efek samping obat tanpa harus mengurangi atau
Sekarang ini banyak bentuk sediaan obat yang dijumpai di pasaran antara lain: Dalam bentuk
sediaan padat: Pil, Tablet, Kapsul, Supposutoria. Dalam bentuk sediaan setengah padat: Krim,
Salep. Dalam bentuk cair: Sirup, Eliksir, Suspensi, Emulsi dan lain-lain. Suspensi merupakan salah
satu contoh dari bentuk sediaan cair, yang secara umum dapat diartikan sebagai suatu sistem
disperse kasar yang terdiri atas bahan padat tidak larut tetapi terdispersi merata ke dalam
pembawanya. Bentuk suspensi yang di pasarkan ada 2 macam, yaitu suspensi siap pakai atau
suspensi cair yang langsung bias diminum, dan suspensi yang dilarutkan terlebih dahulu ke dalam
cairan pembawanya, suspensi bentuk ini digunakan untuk zat aktif yang kestabilannya dalam akhir
kurang baik dan sebagai pembawa dari suspensi yaitu berupa air dan minyak.
Sediaan dalam bentuk suspensi diterima baik oleh para konsumen dikarenakan penampilan
baik itu dari segi warna ataupun bentuk wadahnya. Penggunaan dalam bentuk suspensi bila
dibandingkan dengan larutan sangatlah efisien sebab suspensi dapat mengurangi penguraian zat
mempelajari pembuatan sediaan dalam bentuk suspensi yang sesuai dengan persyaratan suspensi
yang ideal ataupun stabil agar selanjutnya dapat diterapakan pada pelayanan kefarmasian dalam
kehidupan masyarakat.
Berdasarkan latar belakang dan beberapa uraian mengenai Suspensi ini, dapat dirumuskan
2.1 PENGERTIAN
Suspensi Menurut Farmakope Indonesia IV adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat
Suspensi menurut Farmakope Indonesia III adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat
dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa.
Suspensi menurut USP XXVII, suspensi oral adalah sediaan cair yang menggunakan partikel-
partikel padat terdispersi dalam suatu cairan pembawa cair atau flavouring agent yang cocok untuk
pemakaian oral.
Menurut formularium nasional, suspensi adalah sediaan cair yang mengandung obat padat, tidak
Suspensi merupakan sistem heterogen yang terdiri dari 2 fase yaitu Fase Kontinyu ( Fase Luar)
umumnya berupa cairan atau setengah padat dan Fase terdispersi ( Fase Dalam) merupakan bahan
yang tidak larut tetapi terdispersi ke seluruh fase luar.Diameter fase dispersi dapat berkisar dari
sekitar 0,5 hingga 100 µm.Umumnya fase dalam ( zat terlarut ) akan terpisah setelah penyimpanan.
A. suspensi oral
B. suspensi topikal
D. suspensi optalmik
Suspensi oral adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam
pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai dan ditujukan untuk penggunaan oral.
Beberapa suspensi yang diberi etiket sebagai susu atau magma termasuk dalam kategori ini.
Beberapa suspensi dapat langsung digunakan , sedangkan yang lain berupa campuran padat
yang harus dikonstitusikan terlebih dahulu dengan pembawa yang sesuai segera sebelum
B.Suspensi Topikal
Suspensi topikal adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam
pembawa cair yang ditujukan untuk penggunaan pada kulit. Beberapa suspensi yang diberi
Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair mengandung partikel-partikel halus yang
D.suspensi Optalmik
Suspensi optalmik adalah sediaan cair steril yang mengandung partikel-partikel yang
terdispersi dalam cairan pembawa untuk pemakaian pada mata. Obat dalam suspensi harus dalam
bentuk termikronisasi agar tidak menimbulkan iritasi atau goresan pada kornea. Suspensi obat
mata tidak boleh digunakan bila terjadi massa yang mengeras atau penggumpalan.
E.Suspensi Injeksi
Suspensi untuk injeksi adalah sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium cair yang
sesuai dan tidak disuntikkan secara intravena atau kedalam larutan spinal .
Suspensi untuk injeksi terkonstitusi adalah sediaan padat kering dengan bahan pembawa
yang sesuai untuk membentuk larutan yang memenuhi semua persyaratan untuk suspensi steril
Dalam makalah ini yang akan dibahas khusus tentang suspensi oral.
Salah satu problem yang dihadapi dalam proses pembuatan suspensi adalah cara
memperlambat penimbunan partikel serta menjaga homogenitas dari partikel. Cara tersebut
1. Ukuran partikel.
Ukuran partikel erat hubungannya dengan luas penampang partikel tersebut serta daya tekan
keatas dari cairan suspensi itu. Hubungan antara ukuran partikel merupakan perbandingan terbalik
dengan luas penampangnya. Sedangkan antara luas penampang dengan daya tekan keatas
merupakan hubungan linier. Artinya semakin besar ukuran partikel semakin kecil luas
penampangnya. (dalam volume yang sama) .Sedangkan semakin besar luas penampang partikel
daya tekan keatas cairan akan semakin memperlambat gerakan partikel untuk mengendap,
sehingga untuk memperlambat gerakan tersebut dapat dilakukan dengan memperkecil ukuran
partikel.
2 Kekentalan (viscositas)
Kekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran dari cairan tersebut, makin
terdapat didalamnya. Dengan demikian dengan menambah viskositas cairan, gerakan turun dari
partikel yang dikandungnya akan diperlambat. Tetapi perlu diingat bahwa kekentalan suspensi
tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah dikocok dan dituang.
d2 ( D -D0) g
V = -------------------------
Apabila didalam suatu ruangan berisi partikel dalam jumlah besar , maka partikel tersebut
akan susah melakukan gerakan yang bebas karena sering terjadi benturan antara partikel tersebut.
Benturan itu akan menyebabkan terbentuknya endapan dari zat tersebut, oleh karena itu makin
besar konsentrasi partikel, makin besar kemungkinan terjadinya endapan partikel dalam waktu
yang singkat.
4 Sifat/muatan partikel
Dalam suatu suspensi kemungkinan besar terdiri dari beberapa macam campuran bahan yang
sifatnya tidak selalu sama. Dengan demikian ada kemungkinan terjadi interaksi antar bahan
tersebut yang menghasilkan bahan yang sukar larut dalam cairan tersebut. Karena sifat bahan
tersebut sudah merupakan sifat alam, maka kita tidak dapat mempe-ngaruhinya.
Stabilitas fisik suspensi farmasi didefinisikan sebagai kondisi suspensi dimana partikel tidak
mengalami agregasi dan tetap terdistribusi merata. Bila partikel mengendap mereka akan mudah
tersuspensi kembali dengan pengocokan yang ringan. Partikel yang mengendap ada kemungkinan
dapat saling melekat oleh suatu kekuatan untuk membentuk agregat dan selanjutnya
Bila dua fase berada bersama-sama, maka batas antara keduanya disebut sebagai antar
muka.Dalam suspensi, terjadi antar muka padat dan cair.Fenomena antar muka dalam farmasi
cair.Tetapi seharusnya dipahami bahwa setiap permukaan adalah suatu antar muka karena
Tegangan permukaan adalah gaya per satuan panjang (dyne/cm) yang harus diberikan sejajar
pada permukaan untuk mengimbangi tarikan ke dalam akibat gaya kohesi. Tegangan
antarmuka adalah gaya per satuan panjang yang terdapat pada antarmuka dua fase.
partikel– partikel yang tersuspensi. Kerja (W) diperlukan untuk mengubah suatu padatan
menjadi partikel – partikel kecil dan mendispersikannya dalam suatu pembawa. Luas
permukaan yang membesar sebagai akibat mengecilnya ukuran partikel berpengaruh terhadap
energi bebas permukaan yang mengarah kepada ketidak stabilan sistem suspensi secara
termodinamika. Kenaikan kerja (W) atau energi bebas permukaan (∆F )merupakan akibat dari
Dimana γsl adalah tegangan antarmuka antara medium cair dan partikel padat.
Suatu sistem akan cenderung berusaha mencapai kondisi stabil dengan menurunkan energi
bebas permukaannya hingga dicapai kesetimbangan ∆F= 0. Keadaan stabil ini dapat dicapai
Pada suatu sistem suspensi, kecenderungan mencapai kondisi stabil (secara termodinamika)
juga terjadi. Agar energi bebas permukaan mengecil, maka tegangan permukaan diturunkan
meskipun energi bebas permukaan tidak dapat mencapai nol. Disamping itu partikel
membentuk agglomerate (gumpalan),baik bentuk flokulat (gumpalan yang lunak dan ringan)
maupun aggregat (gumpalan yang lekat). Gabungan partikel ini justru merupakan tanda
suspensi, terbentuknya endapan tidak dapat dihindari, hanya saja harus di rancang agar laju
sedimentasi menjadi lebih lambat dan endapan yang terbentuk dapat diredispersi.
Gaya pada permukaan partikel mempengaruhi derajat flokulasi dan aggregasi dalam suatu
suspensi.Gaya tarik menarik yang terjadi pada pengecilan luas permukaan tersebut adalah jenis
gaya London-van der Waals;sedangkan gaya tolak-menolak timbul dari interaksi lapisan
listrik rangkap di sekitar tiap partikel. Sifat listrik antarmuka timbul karena muatan partikel
yang membentuk lapisan listrik rangkap serta potensial zeta yang dihasilkan.
Partikel-partikel yang terdispersi dalam media cair bisa menjadi bermuatan melalui salah satu
Adsorpsi selektif dari spesies ionik tertentu yang ada dalam larutan.
Ion yang diadsopsi dapat berasal dari ion yang ditambahkan dalam larutan atau ion
hidronium atau ion hidroksil dari air suling (fase luar). Kebanyakan partikel terdispersi menjadi
Muatan partikel muncul dari ionisasi gugus-gugus (COOH) yang terletak di permukaan
partikel.
Muatan permukaan partikel timbul karena perbedaan konstanta dielektrik antara partikel
1. Saat permukaan partikel padat berhubungan dengan suatu larutan polar yang
mengadsorpsi suatu muatan. Misalnya partikel bermuatan negatif karena partikel tersebut
mengadsorpsi anion dari larutan. Ion yang diadsopsi pada permukaan disebut sebagai ion
didefinisikan sebagai perbedaan potensial antara permukaan sebenarnya dan daerah netral
2. Setelah anion diadsopsi pada permukaan partikel, maka pada larutan akan tertinggal
sejumlah kation dan sisa anion. Kation-kation tersebut akan ditarik ke permukaan oleh gaya
listrik permukaan sekaligus menolak anion lain yang mendekat sesaat setelah adsopsi permukaan
sempurna (jika adsorbsi anion pada permukaan telah sempurna, maka anion yang mendekat
kemudian akan ditolak oleh gaya listrik sementara kation akan ditarik mendekat). Ion dengan
sebagai counterion ataugegenion. Kation yang mendekati permukaan akan terikat kuat dan
merupakan permukaan sejati dari partikel. Lapisan lsitrik yang terbentuk adalah lapisan yang
3.Sisakation yang tidak terikat pada anion permukaan terdistribusi menjauh dari permukaan.
Kation-kation yang tersebar pada jarak tertentu dari permukaan partikel akan memiliki
konsentrasi yang sama dengananionyang tertolak oleh muatan permukaan sehingga penetralan
listrik tercapai.
4.Lapisan listrik yang terbentuk pada antarmuka adalah merupakan lapisan ganda dari muatan
berbagai keadaan listrik yang timbul. Potensial pada permukaan zat padat yang disebabkan
Nernst (E) didefinisikan sebagai perbedaan dalam potensial antara permukaan yang
zeta (ζ)didefinisikan sebagai perbedaan potensial antara permukaan dari lapisan yang
terikat erat (bidang iris) dan daerah netral listrik dari larutan itu.
2. Potensial zeta (ζ) berperan dalam kestabilan sistem yang mengandung partikel-partikel
terdispersi karena potensial inilah yang mengatur derajat tolak menolak antara partikel
terdispersi yang bermuatan sama dan saling berdekatan dan bukan potensial Nernst. Zeta
potensial menunjukkan adanya penolakan antara 2 ion yang berlawanan.Bila potensial zeta
dikurangi dibawah harga tertentu, gaya tolak menolak akan sangat lemah, akibatnya
4. Suatu formula suspensi yang ideal menunjukkan partikel yang tidak larut terdispersi dalam
bentuk tunggal. Bagaimanapun, dalam suatu sediaan suspensi, partikel terdispersi akan
mengendap dan memisah dengan pembawanya pada penyimpanan. Hal ini tidak menjadi
masalah sepanjang partikel dapat terdispersi kembali menjadi partikel tunggal dalam fase
luarnya dengan pengocokan yang sedang. Kemampuan partikel zat padat untuk dapat
terdispersi kembali sangat penting dalam meminimalkan variasi dosis obat pada
kekentalan medium pendispersi dapat menjadi tahanan partikel terdispersi untuk dapat
mengendap,tetapi tidak sangat kental sehingga sulit dituang.Disamping itu, jenis endapan
yang terbentuk juga harus dirancang untuk membentuk jenis endapan flokulasi yang
dapat terdispersi kembali.Partikel terdispersi harus berukuran kecil dan tunggal sehingga
Bahan pensuspensi atau suspending agent dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
atau mengembang atau mengikat air sehingga campuran tersebut membentuk mucilago atau lendir.
Dengan terbentuknya mucilago maka viskositas cairan tersebut bertambah dan akan menambah
stabilitas suspensi. Kekentalan mucilago sangat dipengaruhi oleh panas, pH dan proses fermentasi
bakteri .
- Satu botol ditambah dengan asam dan dipanaskan, kemudian keduanya disimpan ditempat yang
sama.
- Setelah beberapa hari diamati ternyata botol yang ditambah dengan asam dan dipanaskan
mengalami penurunan viskositas yang lebih cepat dibanding dengan botol tanpa pemanasan.
Didapat sebagai eksudat tanaman akasia sp, dapat larut dalam air, tidak larut dalam alkohol,
bersifat asam. Viskositas optimum dari mucilagonya antara pH 5 – 9. Dengan penambahan suatu
zat yang menyebabkan pH tersebut menjadi diluar 5 – 9 akan menyebabkan penurunan viskositas
yang nyata.
Mucilago gom arab dengan kadar 35 % kekentalannya kira-kira sama dengan gliserin. Gom ini
mudah dirusak oleh bakteri sehingga dalam suspensi harus ditambahkan zat pengawet
( preservative).
§ Chondrus
Diperoleh dari tanaman chondrus crispus atau gigartina mamilosa, dapat larut dalam air, tidak larut
dalam alkihol, bersifat alkali. Ekstrak dari chondrus disebut caragen, yang banyak dipakai oleh
industri makanan. Caragen merupakan derivat dari saccharida, jadi mudah dirusak oleh bakteri,
§ Tragacanth
Merupakan eksudat dari tanaman astragalus gumnifera. Tragacanth sangat lambat mengalami
hidrasi, untuk mempercepat hidrasi biasanya dilakukan pemanasan, Mucilago tragacanth lebih
kental dari mucilago dari gom arab. Mucilago tragacanth baik sebagai stabilisator suspensi saja,
§ Algin
Diperoleh dari beberapa species ganggang laut. Dalam perdagangan terdapat dalam bentuk
garamnya yakni Natrium Alginat. Algin merupakan senyawa organik yang mudah mengalami
fermentasi bakteri sehingga suspensi dengan algin memerlukan bahan pengawet. Kadar yang
Suspending agent dari alam bukan gom adalah tanah liat.Tanah liat yang sering dipergunakan
untuk tujuan menambah stabilitas suspensi ada 3 macam yaitu bentonite, hectorite dan veegum.
Apabila tanah liat dimasukkan ke dalam air mereka akan mengembang dan mudah bergerak jika
Sifat ketiga tanah liat tersebut tidak larut dalam air, sehingga penambahan bahan tersebut
kedalam suspensi adalah dengan menaburkannya pada campuran suspensi. Kebaikan bahan
suspensi dari tanah liat adalah tidak dipengaruhi oleh suhu/panas dan fermentasi dari bakteri,
A Derivat selulosa
Termasuk dalam golongan ini adalah metil selulosa (methosol, tylose), karboksi metil selulosa
Dibelakang dari nama tersebut biasanya terdapat angka/nomor, misalnya methosol 1500. Angka
ini menunjukkan kemampuan menambah viskositas dari cairan yang dipergunakan untuk
melarutkannya. Semakin besar angkanya berarti kemampuannya semakin tinggi. Golongan ini
tidak diabsorbsi oleh usus halus dan tidak beracun , sehingga banyak dipakai dalam produksi
makanan. Dalam farmasi selain untuk bahan pensuspensi juga digunakan sebagai laksansia dan
Yang paling terkenal dalam kelompok ini adalah Carbophol 934 (nama dagang suatu pabrik)
.Merupakan serbuk putih bereaksi asam, sedikit larut dalam air,tidak beracun dan tidak mengiritasi
kulit, serta sedikit pemakaiannya.Sehingga bahan tersebut banyak digunakan sebagai bahan
a. Metode dispersi
Dengan cara menambahkan serbuk bahan obat kedalam mucilago yang telah terbentuk kemudian
baru diencerkan.
Perlu diketahui bahwa kadang-kadang terjadi kesuka-ran pada saat mendispersi serbuk dalam
vehicle, hal tersebut karena adanya udara, lemak, atau kontaminan pada serbuk. Serbuk yang
sangat halus mudah kemasukan udara sehingga sukar dibasahi. Mudah dan sukarnya serbuk
terbasahi tergantung besarnya sudut kontak antara zat terdispers dengan medium. Bila sudut
kontak ± 90o serbuk akan mengambang diatas cairan. Serbuk yang demikian disebut memiliki
sifat hidrofob. Untuk menurunkan tegangan antar muka antara partikel zat padat dengan cairan
b.Metode praesipitasi.
Zat yang hendak didispersi dilarutkan dahulu dalam pelarut organik yang hendak dicampur
dengan air. Setelah larut dalam pelarut organik diencer- kan dengan larutan pensuspensi dalam
air. Akan terjadi endapan halus dan tersuspensi dengan bahan pensuspensi.
Sistem flokulasi
Dalam sistem flokulasi, partikel terflokulasi terikat lemah,cepat mengendap dan pada
Sistem deflokulasi
Dalam sistem deflokulasi partikel deflokulasi mengendap perlahan dan akhirnya membentuk
sedimen, dimana terjadi agregasi akhirnya terbentuk cake yang keras dan sukar tersuspensi
kembali.
Deflokulasi :
2. Sedimentasi yang terjadi lambat masing - masing partikel mengendap terpisah dan ukuran
4. Akhirnya sedimen akan membentuk cake yang keras dan sukar terdispersi lagi
5. Ujud suspensi menyenangkan karena zat tersuspensi dalam waktu relatif lama. Terlihat bahwa
Flokulasi :
4. Sedimen tidak membentuk cake yang keras dan padat dan mudah terdispersi kembali seperti
semula
5. Ujud suspensi kurang menyenangkan sebab sedimentasi terjadi cepat dan diatasnya terjadi daerah
D. Formulasi Suspensi
suspensi structured vehicle, adalah larutan hidrokoloid seperti tilose, gom, bentonit, dan lain-lain.
2. Lalu ditambah zat pemflokulasi, biasanya berupa larutan elektrolit, surfaktan atau polimer.
4. Apabila dikehendaki agar flok yang terjadi tidak cepat mengendap, maka ditambah structured
vehicle
5. Produk akhir yang diperoleh ialah suspensi flokulasi dalam structured vehicle
Bahan pemflokulasi yang digunakan dapat berupa larutan elektrolit, surfaktan atau polimer.
Untuk partikel yang bermuatan positif digunakan zat pemflokulasi yang bermuatan negatif, dan
sebaliknya. Contohnya suspensi bismuthi subnitras yang bermuatan positif digunakan zat
pemflokkulasi yang bermuatan negatif yaitu kalium fosfat monobase. Suspensi sulfamerazin yang
bermuatan negatif digunakan zat pemflokulasi yang bermuatan positif yaitu AlCl3 (Aluminium
trichlorida)
Bahan Pengawet
Penambahan bahan lain dapat pula dilakukan untuk menambah stabilitas suspensi, antara lain
penambahan bahan pengawet. Bahan ini sangat diperlukan terutama untuk suspensi yang
menggunakan hidrokoloid alam, karena bahan ini sangat mudah dirusak oleh bakteri.
Sebagai bahan pengawet dapat digunakan butil p. benzoat (1 : 1250), etil p. benzoat (1 : 500 ),
Disamping itu banyak pula digunakan garam komplek dari mercuri untuk pengawet, karena
memerlukan jumlah yang kecil, tidak toksik dan tidak iritasi. Misalnya fenil mercuri nitrat, fenil
1. Volume sedimentasi
ditujukan dari penyelidikan sedimentasi (atau lebih tepat endapan) adalah volume
perbandingan dari volume akhir endapan V1 terhadap volume awal dan sebelum
mengendap, jadi
F = V u / Vo -------------- (A)
Di mana:
F = volume sedimentasi
Vu = volume endapan
2. Derajat flokulasi
Adalah suatu rasio volume sedimen akhir dari suspensi terflokulasi (F) terhadap volume sedimen
β = F / F∞
dimana:
β = derajat flokulasi
3. Metode reologi
Digunakan cara Freeze – thaw cycling yaitu temperatur diturunkan sampai titik beku, lalu
dinaikkan sampai mencair kembali. Dengan cara ini dapat dilihat pertumbuhan kristal, yang pokok
baik digunakan untuk orang yang sulit mengkonsumsi tablet, pil, kapsul. terutama untuk
anak-anak
memiliki homogenitas yang cukup tinggi
lebih mudah di absorpsi daripada tablet, karna luas permukaan kontak dengan permukaan
saluran cerna tinggi
dapat menutupi rasa tidak enak/pahit dari obat
dapat mengurangi penguraian zat aktif yang tidak stabil dalam air
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam