Anda di halaman 1dari 6

BAB III

METODE
3.1 ALAT
a. Jas laboratorium
b. Hand scoon
c. Kacamata pelindung (safety glases)
d. Masker (face mask)
e. Pelindung rambut/ penutup kepala (cap)
f. Alat pelindung kaki/ sepatu
g. Pass box
h. Laminar Air Flow (LAF)
i. Tissue dan handuk bersih
3.2 BAHAN
a. Air
b. Detergen
c. Sabun antiseptik
d. Larutan Desinfektan (Etanol 70 %)
3.3 PROSEDUR KERJA
3.3.1 Prosedur Tetap Mencuci Tangan
Basahi tangan dengan air bersih kemudian diambil sabun antiseptik dan
digosokkan pada kedua telapak tangan bagian atas dan bawah serta di sela-sela jari
dan kuku selama 20 detik. Bilas tangan dengan air mengalir dan bersih selama 10
detik. Tutup kran dengan beralaskan lap bersih atau bila memungkinkan dengan
siku. Keringkan tangan dengan lap bersih atau pengeringan listrik (Direktorat Bina
Farmasi Komunitas dan Klinik, 2009). Adapun prosedur mencuci tangan dijelaskan
secara lebih lengkap sebagai berikut.
a. Dibuka bungkus pembersih kuku.
b. Dicuci tangan dari ujung jari hingga siku dengan air mengalir.
c. Diambil sabun antiseptik dan dioleskan pada tangan dari ujung jari
hingga siku.
d. Disikat dengan pembersih kuku hingga bersih.
e. Dibersihkan sela-sela jari, punggung dan telapak tangan, pergelangan
tangan hingga siku sampai bersih.
f. Dibilas dengan satu tangan hingga bersih, lakukan hal yang sama
terhadap tangan.
g. Biarkan air menetes dari siku. Dikeringkan tangan dengan blower atau
dengan tissue.
h. Pastikan posisi siku berada lebih rendah dari pergelangan tangan.
i. Diatur kembali lengan baju seperti seharusnya, digunakan tissue untuk
melapisi tangan.
j. Pastikan tidak menyentuh permukaan yang mengkontaminasi.
3.3.2 Prosedur Tetap Berganti Pakaian
Sebelum memasuki ruangan steril harus melalui ruangan-ruangan ganti
pakaian, dimana pakaian biasa diganti dengan pakaian pelindung khusus untuk
mengurangi pencemaran jasad renik dan partikel.
Pakaian steril disimpan dan ditangani sedemikian rupa setelah dicuci dan
disterilkan untuk mengurangi rekontaminasi jasad renik dan debu. Berikut ini
prosedur yang dilakukan di ruang ganti pakaian.
1. Ruangan Ganti Pakaian Pertama
Pakain biasa dapat dilepaskan di ruang ganti pakaian pertama. Jam tangan dan
perhiasan dilepaskan dan disimpan atau diserahkan kepada petugas. Setelah itu
pakaian dan sepatu dilepas dan disimpan pada tempat yang telah disediakan.
Prosedur penggunaan APD untuk grey area :
a. Masuk ke staging room/locker room
b. Dipasang penutup rambut dan penutup jambang.
c. Dimasukkan aksesoris dan barang lain di locker.
d. Dibersihkan make up bila ada.
e. Dipilih baju steril dengan ukuran yang sesuai.
f. Ditanggalkan baju luar dan sepatu pada locker room.
2. Ruangan Ganti Pakaian Kedua
Petugas harus mencuci tangan, lengan hingga siku dengan menggunakan
larutan desinfektan (yang setiap minggu diganti). Selanjutnya kaki dicuci dengan
sabun dan air lalu dibasuhi dengan larutan desinfektan.
Tangan dan lengan dikeringkan dengan lap bersih, tissue atau pengering
tangan listrik yang otomatis. Setelah itu diambil pakaian steril dan dipakai dengan
cara sebagai berikut.
a. Penutup kepala hendaklah menutupi seluruh rambut dan diselipkan ke dalam
leher baju. Selanjutnya dipasang penutup mulut untuk menutupi mulut, hidung,
hingga dagu dan penutup kaki hingga menyelubungi seluruh kaki dan ujung
kaki.
b. Celana atau baju terusan (overall) lalu diselipkanke dalam penutup kaki.
Penutup kaki diikat agar tidak turun saat bekerja ujung lengan. Sarung tangan
digunakan dan dimasukkan ujung baju kedalam sarung tangan. Diambil kaca
mata pada tahap akhir ganti pakaian.
c. Sarung tangan dibasahi dengan alkohol 70 % atau larutan desinfektan.
d. Membuka pintu untuk memasuki ruang penyangga udara dan ruang steril
hendaklah dengan menggunakan siku tangan dan mendorongnya.
e. Setiap selesai bekerja dan meninggalkan ruangan steril petugas melepaskan
sarung tangan dan meletakkannya pada wadah yang sudah ditentukan dan
mengganti pakaian sebelum keluar dengan urutan yang berlawanan ketika
memasuki ruangan steril.
(Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, 2009)
Secara detail, penggunaan APD untuk White Area :
a. Lepaskan pakaian dan sepatu kerja di bagian pertama Ruang Ganti
Pakaian dan simpan di tempat yang telah disediakan.
b. Cuci tangan dan lengan sampai siku dengan detergen yang tersedia dan
air yang banyak, keringkan tangan dan dengan alat pengering udara
panas. Kemudian desinfeksi dengan etanol 70%.
c. Setelah menginjak keset kaki yang mengandung disinfektan lanjutkan
langkah ke bagian ke dua dari Ruang Ganti.
d. Ambil seperangkat pakaian steril dari bungkusan dan kenakan sesuai
urutan berikut.
 Kenakan baju.
 Pakai penutup kepala sehingga menutupi seluruh rambut dan
selipkan ke dalam leher baju terusan.
 Pakai penutup mulut hingga menutupi janggut.
 Sarungkan penutup kaki sehingga menyelubungi sampai ujung kaki,
ikat kencang sehingga tidak turun waktu bekerja. Selipkan ujung
bawah celana atau baju terusan ke dalam penutup kaki.
 Pakai sarung tangan. Selipkan ujung lengan baju ke dalam sarung
tangan, kemudian desinfeksi dengan etanol 70% atau larutan
disinfektan lain.
 Pakai kacamata pelindung pada tahap akhir ganti pakaian.
e. Buka pintu Ruang Penyangga dan Ruang Steril dengan mendorongnya
dengan siku tangan.
3.3.3 Prosedur Tetap Penggunaan Pass Box
1. Cara penggunaan pass box yang dilengkapi dengan UV
Hubungkan passbox dengan sumber listrik yang sesuai (jika
passboxnya automatik). Selanjutnya nyalakan pass box dengan menekan
tombol ON pada switch, lalu tunggu sampai lampu indikator menyala. Jika
lampu hijau menyala, pintu pass box dalam keadaan tidak terkunci dan siap
dibuka. Setelah itu, masukkan alat dan bahan ke dalam pass box lalu pintu
pass box ditutup. Selanjutnya dibuka pintu pass box dari dalam ruangan steril
lalu dikeluarkan alat dan bahan dari dalam pass box dengan hati-hati.
2. Cara penggunaan pass box yang manual
Bersihkan pass box sesuai dengan prosedur tetap pembersihan pass
box. Pastikan pintu pass box yang berada dalam ruang steril dalam keadaan
tertutup. Dibuka pintu pass box. Dimasukkan alat dan bahan ke dalam pass
box lalu ditutup kembali pintu pass box. Setelah itu buka pintu pass box dari
dalam ruangan steril lalu keluarkan alat dan bahan dari dalam pass box
dengan hati-hati.
(Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, 2009)
3.3.4 Prosedur Tetap Penggunaan Laminar Air Flow (LAF)
Hubungkan LAF dengan sumber listrik yang sesuai (220 volt) lalu nyalakan
blower dan lampu UV minimal 15 menit sebelum digunakan. Setelah itu lampu UV
dimatikan. Selanjutnya dibuka pintu penutup LAF dan letakkan secara horisontal
di atas meja. Dibersihkan permukaan LAF dengan Iso Propol Alkohol (IPA) atau
alkohol 70% menggunakan lap yang tidak berserat pada bagian dinding dari atas ke
bawah dengan gerakan satu arah. Lantai dari belakang ke depan dengan gerakan
satu arah. Namun jangan menyemprotkan alkohol langsung ke arah HEPA filter.
Seka semua bahan dan alat yang akan dimasukkan ke dalam LAF dengan alkohol
70 %. Lalu letakkan bahan dan alat di dalam LAF sesuai tata letak dan biarkan 5
menit untuk menghilangkan turbulensi udara (Direktorat Bina Farmasi Komunitas
dan Klinik, 2009)
3.3.5 Prosedur Tetap Melepaskan Alat Pelindung Diri
a. Menanggalkan sarung tangan luar:
Ditempatkan jari-jari sarung tangan pada bagian luar manset. Diangkat
bagian sarung tangan luar dengan menariknya ke arah telapak tangan. Jari-jari
sarung tangan luar tidak boleh menyentuh sarung tangan dalam ataupun kulit.
Ulangi prosedur dengan tangan lainnya. Angkat sarung tangan luar sehingga ujung-
ujung jari berada dibagian dalam sarung tangan.Pegang sarung tangan yang
diangkat dari dalam sampai seluruhnya terangkat. Kemudian buang sarung tangan
tersebut ke dalam kantong tertutup.
b. Menanggalkan baju pelindung:
Buka ikatan baju pelindung. Tarik keluar dari bahu dan lipat sehingga
bagian luar terletak di dalam.Tempatkan dalam kantong tertutup.
c. Tanggalkan tutup kepala dan buang dalam kantong tertutup
d. Menanggalakan sarung tangan dalam: Bagian luar sarung tangan tidak boleh
menyentuh kulit. Dibuang pada kantong tertutup.
e. Tempatkan Kantong tertutup tersebut dalam kontainer buangan sisa.
Kemudian lakukan langkah mencuci tangan.
(Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, 2009).
Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik. 2009. Pedoman Dasar Dispensing
Sediaan Steril. Jakarta: Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik

Anda mungkin juga menyukai