PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
bakteri bisa terjadi melalui berbagai cara antara lain melalui udara, makanan,
minuman, tangan yang dimasukkan kedalam mulut atau menyentuh suatu media
yang terkontaminasi bakteri (Radji, 2015). Sampai saat ini orang-orang telah
penularan penyakit. Namun dalam beberapa hal mungkin tidak terduga oleh
masyarakat yaitu ada beberapa lokasi atau tempat dimana penularan penyakit
kadang terabaikan oleh mereka, salah satu tempat yang memungkinkan terjadinya
penularan atau penyebaran penyakit adalah tempat yang sering disentuh secara
bergantian oleh banyak orang (Saputra, 2015). Mesin absensi fingerprint adalah
mesin untuk memberikan data kehadiran pegawai secara otomatis dan cepat yang
satu jari tangan di alat deteksi mesin fingerprint (Asmira, 2016). Hal ini
memungkinkan untuk penularan penyakit atau agen penyebab penyakit dari satu
yang hidup di tubuh manusia. Mayoritas organisme yang hidup pada kulit adalah
1
dan Non Hemolyticcus, Micrococcus dan bakteri Coryneform misalnya
Selain flora normal, pada tangan manusia juga bisa terdapat bakteri yang
bisa menjadi patogen karena tangan merupakan bagian tubuh yang paling sering
kontak dengan dunia luar dan digunakan sehari-hari untuk melakukan aktivitas,
tubuh, makanan atau minuman yang terkontaminasi saat tidak dicuci dapat
memindahkan bakteri pada orang lain yang mungkin tidak sadar bahwa dirinya
mengaku telah mencuci tangan dengan sabun. Namun setelah dilakukan penelitian
32% hanya mencuci tangan dengan air (Depkes RI 2014). Di negara Swaziland
pada tahun 2010, 50% keluarga perkotaan cenderung mempraktekkan cuci tangan,
dibandingkan dengan hanya 26% di daerah pedesaan. Selain itu dinegara Afrika
lainnya yaitu Rwanda, hanya 2% dari populasi mencuci tangan. Pada saat yang
sama, 96% dari rumah tangga terkaya di Mongolia mencuci tangan mereka
dengan benar, dibandingkan dengan 10% dari yang termiskin (UNICEF, 2012).
terdapat peningkatan proporsi berprilaku cuci tangan secara benar pada tahun
2013 di banding pada tahun 2007 yang hanya 23,2%. Pada tahun 2013 rerata
nasional perilaku cuci tangan secara benar sebesar 47,0% dan lima Provinsi
2
terendah adalah Sumatra Barat (29,0%), Papua (29.0%), Kalimantan Barat
(32,3%), Sumatra Utara (32,9%) dan Aceh (33,6%). Untuk Provinsi Lampung
perilaku mencuci tangan dengan benar pada tahun 2013 mengalami peningkatan
yang cukup besar. Mulanya hanya 15,4% di tahun 2007 dan mengalami
peningkatan pada tahun 2013 menjadi sebesar 46,7% (Depkes RI, 2014).
perkotaan, dan banyaknya produk-produk instan yang serba cepat dan praktis,
maka muncul produk inovasi pembersih tangan tanpa air yang dikenal dengan
pembersih tangan antiseptik atau hand sanitizer. Produk hand sanitizer ini
tangan (Desiyanto, dkk, 2013). Jenis produk hand sanitizer inipun juga semakin
merupakan institusi besar yang memiliki lebih dari 200 tenaga dosen dan tenaga
administrasi, fingerprint merupakan metode yang dipakai oleh institusi ini untuk
untuk mengetahui daya hambat Hand Sanitizer terhadap bakteri yang terdapat
Tahun 2017.
3
1.2 Rumusan Masalah
Tahun 2017.
laboratorium.
4
1.4.3 Bagi Keilmuan
Judul penelitian ini adalah efektivitas hand sanitizer terhadap bakteri yang
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Januari Tahun 2017 hingga
hambat hand sanitizer terhadap biakan bakteri dengan metode disc difussion.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bakteri
bakteri materi genetiknya tidak diselimuti oleh selaput membran inti, sel bakteri
disebut dengan sel prokariotik dan struktur selnya lebih sederhana dibandingkan
infeksi tersering dan bakteri mempunyai bentuk serta ukuran yang sangat
beragam, yaitu sebagian besar sel bakteri memiliki diameter 0,2–2 mikron
panjang 2–8 mikron. Secara umum bentuk bakteri digolongkan menjadi tiga
golongan utama, yaitu bentuk kokus (bulat), bentuk basil (batang) dan bentuk
spriral. Dinding sel bakteri mengandung kompleks karbohidrat dan protein yang
menjadi dua sel yang berukuran sama, ini disebut dengan pembelahan biner.
Untuk nutrisi, bakteri umumnya menggunakan bahan kimia organik yang dapat
diperoleh secara alami dari organisme hidup atau organisme yang sudah mati,
sedangkan beberapa bakteri yang lain memperoleh nutrisi dari subtansi organik
(Radji, 2015).
Struktur sel bakteri terdiri atas tiga bagian penting, yaitu struktur ekternal
sel, struktur dinding sel dan struktur internal sel (Radji, 2015).
6
Sumber : (Irianto, 2006)
Adapun struktur Ekternal Sel Bakteri terdiri dari beberapa bagian, yaitu :
1. Glikokaliks
gula merupakan istilah umum untuk subtansi yang dapat menyelimuti permukaan
sel. Jika terstruktur dan menempel dengan kuat di seluruh permukaan dinding sel,
2. Flagel
nanometer dan pada umumnya mengandung protein yang disebut dengan flagelin.
7
3. Fimbria dan Pili
pendek, lurus dan lebih kecil dari pada flagel, yang berfungsi untuk menempel
Sedangkan fimbria terdapat di seluruh permukaan sel bakteri, organ ini berperan
4. Dinding Sel
Dinding sel bakteri mempunyai struktur yang sangat kompleks yang terdiri
atas komponen kaku dan kuat serta berfungsi untuk mempertahankan bentuk dan
keutuhan sel. Hampir semua sel prokariot mempunyai dinding sel, dinding sel ini
lentur untuk dapat menahan tekanan osmotik yang tinggi di dalam sel bakteri
(Radji, 2015).
Adapun struktur Internal Sel Bakteri terdiri dari beberapa bagian, yaitu :
1. Membran sitoplasma
dinding sel yang melapisi sitoplasma sel. Fungsi penting membran sitoplasma
adalah sawar selektif untuk keluar masuknyasenyawa kimia dari luar dan dari
dalam sel.
2. Sitoplasma
8
rendah. Sitoplasma terdiri atas area nuckleus yang mengandung DNA, ribosom,
3. Area Nukleus
Area nukleus atau nukleolus sel bakteri mengandung DNA untai ganda
dikelilingi oleh membran inti sel dan tidak mengandung protein histon. Selain itu
area nukleus juga mengandung plasmid yanng merupakan elemen materi genetik
antibiotik.ss
4. Ribosom
Semua sel, memiliki ribosom yang berfungsi penting untuk sintesis protein.
5. Mesosom
lekukan ke dalam yang relatif besar yang disebut mesosom. Berfungsi sebagai
tempat kerja enzim yang terlibat dalam respirasi dan transpor elektron.
6. Inklusi
nutrisi bagi sel, subtansi cadangan tersebut dikenal sebagai inklusi (Radji, 2015).
Endospora adalah bentuk istirahat (laten) dari beberapa jenis bakteri gram-positif
9
dan terbentuk didalam sel bakteri jika kondisi tidak menguntungkan bagi
ribosom. Dinding endospora yang tebal tersusun atas protein dan menyebabkan
endospora tahan terhadap kekeringan, radiasi cahaya, suhu tinggi dan zat kimia.
manusia disebut flora normal. Kulit merupakan organ terbesar dalam tubuh
manusia, oleh sebab itu di kulit banyak terdapat mikroorganisme, yang sebagian
besar tidak berbahaya atau bahkan bermanfaat untuk hostnya. Flora normal yang
menempati kulit terdiri dari dua jenis yaitu flora normal atau mikroorganisme
patogen yang tinggal di kulit atau mukosa selama kurun waktu tertentu (jam, hari,
rendah) dan jumlahnya lebih sedikit dibandingkan flora tetap. Pada kondisi terjadi
10
perubahan keseimbangan, flora transien dapat menimbulkan penyakit (Jawetz
dkk, 2013).
Staphylococcus Epidermidis
Spesies mirococcus
Diptheroids
Spesies Propionbacterium
Spesies Peptostreptococcus
biasanya membawanya pada kulit, saluran pernapasan atas dan genetalia. Pada
rendah. Sedangkan jika organisme bersentuhan dengan selaput lendir atau kulit
yang terkelupas, resiko infeksi meningkat dan resiko infeksi bertambah besar
tertentu untuk dapat menyebar atau ditransmisikan kepada orang lain, yaitu :
11
- Harus ada agen, sesuatu yang dapat menyebabkan penyakit (virus, bakteri,
dan lain-lain).
- Agen ini mempunyai tempat untuk dapat hidup (sebagai inang). Banyak
patogen) berlipat ganda dalam tubuh manusia dan ditularkan dari satu
- Agen itu harus punya lingkungan yang cocok di luar inang untuk dapat
lingkungan yang cocok untuk dapat hidup sampai menginfeksi orang lain.
- Harus ada orang yang dapat terjangkit penyakit (inang yang rentan).
Manusia terpapar kepada agen penyebab penyakit setiap hari, tetapi tidak
- Agen harus punya jalan untuk berpindah dari inangnya untuk menulari
Darah atau cairan tubuh ; jika darah atau cairan tubuh yang
Kontak ; sentuhan atau cara kontak lainnya dengan luka terbuka atau
12
Fekal-Oral ; memasukkan jari kedalam mulut setelah memegang
terkontaminasi.
Banyak bakteri ditularkan dari satu orang ke orang lainnya melalui tangan.
bakteri ke bagian lain pada tubuhnya atau ke orang lain, dan mengakibatkan
ditularkan dari satu pasien ke pasien lain melalui tangan petugas rumah sakit.
Tempat masuk bakteri patogen ke dalam tubuh yang paling sering adalah
atas dan bawah), saluran pencernaan (terutama mulut), genital dan saluran kemih.
Daerah abnormal membran mukosa dan kulit (misalnya luka terbuka, luka bakar,
dan luka lainnya) juga sering menjadi tempat masuk bakteri. Kulit dan membran
13
2.4 Media Perbenihan
bakteri diperlukan suatu subtansi yang sudah diatur komposisi nutisinya yaitu
media. Untuk melakakukan hal ini harus diketahui jenis-jenis nutrisi yang
kondisi optimum bagi pertumbuhannya banyak macam media tersedia dan dikenal
untuk isolasi, identifikasi dan pemeliharaan bakteri. Namun demikian tidak semua
media dapat mendorong pertumbuhan bakteri. Bakteri amat beragam baik dalam
pertumbuhan bakteri seperti ekstrak daging atau ragi. Ekstrak daging mengandung
pepton dan asam amino. Pepton dipakai dalam kultur media sebagai sumber
mudah dilepas unsur nitrogennya. Selain itu bakteri juga ada yang membutuhkan
penyubur darah, serum serta logam dari garam-garam anorganik sebagai “trace
elements” mikro seperti Ca, Mn, Mg, Zn, Co, Fe, Cu (Sutarman, 2000)..
14
Dari berbagai macam media yang sudah ada baik yang diramu maupun
dalam bentuk siap pakai untuk keperluaan isolasi, identifikasi dan pemeliharaan
1. Energi
3. Nitrogen (N)
sedangkan N dari nitrogen organik diperoleh dari protein / pepton atau asam-
asam amino.
4. Belerang (S)
Sumber S untuk kebutuhan nutrisi ada 2 yaitu S yang berasal dari senyawa
amino.
15
5. Fosfat
Fosfat dipakai biasanya dalam bentuk garam seperti kalium dihidrogen fosfat
Beberapa spesies bakteri ada yang memerlukan unsur loga tertentu, unsur-
unsur ini diperlukan dan berguna untuk mengaktifkan enzim agar rekasi
biokimiawi dalam sel berjalan lancar. Unsur logam ini pemakainnya sedikit
7. Vitamin
vitamin B komplek.
8. Penyubur
penyubur kedalam media penyubur yang biasa dipakai antara lain :darah,
9. NaCl
16
10. Agar-agar
pemadat.
11. Air
Air mutlak diperlukan selain sebagai pelarut bahan media. Umumnya bakteri
penghambat yang biasa dipakai antara lain : kristal violet, brilian green, bile
zat petunjuk yang sering dipakai adalah : fenol red, neural red dan
(Sutarman, 2000).
17
Kondisi fisik yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri dapat di lihat pada tabel
berikut :
Kondisi
Kondisi Fisik Tipe Bakteri Biakan / Inkubasi
Suhu Psikrofil 0-300C
Mesofil 25-470C
Termofil Obligat 45-750C
Termofil Fakultatif 25-550C
Oksigen Aerob Obligat O2 bebas mutlak perlu
Anaerob Obligat Mati bila ada o2 bebas
Anaerob Fakultatif Tumbuh baik ada o2 atau
tidak ada
Anaerob Aerotoleran Tidak mati dengan adanya
O2
Miroaerofilik Tubuh baik dengan sedikit
O2 bebas
pH Bakteri Patogen pH optimum 7,2-7,6
Cahaya Foto Sintetik Harus ada sumber cahaya
Sumber : Sutarman Kultur Media Bakteri, 2000
Di tinjau dari sudut keperluan atau penggunaan dan sifat-sifatnya dari lebih 90
yang tak diinginkan serta dapat tidaknya menumbuhkan bakteri yang sulit
18
Klasifikasi media perbenihan bakteri dapat dilihat pada tabel berikut.
Dasar
Klasifikasi Sifat Media Contoh
19
Beberapa contoh jenis media yang digunakan khususnya pada isolasi
Media Bakteri
2.5 Antimikroba
penting dalam mengkontrol populasi mikroba di dalam tanah, air, limbah dan
penting yang telah merombak cara pengobatan penyakit infeksi adalah protonsil
20
pada tahun 1935, yang dapat menyembuhkan infeksi yang disebabkan oleh
Penggunaan Antiseptik
daripada terhadap bakteri Gram-negatif, faktor penting dari sifat resitensi tersebut
dapat dipastikan jika antiseptik tersebut dapat merusak atau mengubah struktur sel
miroba. Kelainan struktur tersebut antara lain kerusakan pada dinding sel,
21
2.6 Hand Sanitizer
Hand sanitizer adalah cairan atau gel antiseptik yang digunakan untuk
mencuci tangan tanpa perlu air untuk membilasnya, hand sanitizer dapat
tangan atau hand sanitizer digunakan untuk membunuh bakteri yang telah
permukaan tubuh saja, seperti halnya untuk pemakaian di kulit tangan kita. Dalam
potensi sebagai antiseptik yang cukup optimal pada kadar 70%. Hand sanitizer
dibawa dan cepat digunakan tanpa perlu menggunakan air. Hand sanitizer
digunakan ketika dalam keadaan darurat di mana kita tidak bisa menemukan air.
Kelebihan ini diutarakan menurut US Food and Drug Administration (FDA) dapat
membunuh kuman dalam waktu kurang lebih 30 detik. Hand sanitizer memiliki
berbagai macam zat yang terkandung. Secara umum mengandung alkohol 60-
90%. Menurut Center for Disease Control (CDC) hand sanitizer terbagi menjadi
dua yaitu mengandung alkohol dan tidak mengandung alkohol Hand sanitizer
dengan kandungan alkohol antara 60-95% memiliki efek anti mikroba yang baik
22
memperbaiki praktik kebersihan tangan. Dengan adanya hand sanitizer angka
sadar membersihkan tangan secara signifikan naik lebih tinggi, terutama setelah
menggunakan toilet dan sebelum makan siang. ini dapat mencegah terkontaminasi
pemelihan jenis antibiotik yang diuji maupun cara interprestasinya diatur dalam
Uji dapat dilakukan dengan metode difusi cakram atau dilusi tabung.
hambat. Metode difusi lebih banyak digunakan secara rutin karena biaya
operasional yang jauh lebih murah. Hasil dari kedua metode tersebut dapat
Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi hasil uji kepekaan, antara lain
antibiotik yanng digunakan, suhu dan lama inkubasi. Hasil dibaca dengan
mengukur diameter zona inhibisi yang terjadi setelah masa inkubasi (Penuntun
23
a. Metode difusi cakram (Disk Diffusion Method)
Prinsip Pemeriksaan :
bertujuan untuk menentukan aktivitas agen antimikroba. Blank Disc yang berisi
agen antimikroba diletakkan pada media agar. Area jernih mengindikasikan ada
nya zona hambat pertumbuhan bakteri oleh agen antimikroba pada permukaan
media agar. Pada cara ini digunakan cakram kertas saring (blank disc) yang
pada waktu dan suhu tertentu sesuai dengan kondisi optimum dari mikroba yang
diuji. Pada umumnya hasil yang dapat bisa diamati setelah diinkubasi selama 18-
24 jam dengan suhu 370C. Hasil pengamatan adalah adanya zona hambat
24
- Metode Parit
Suatu lempeng agar yang telah diinokulasi dengan bakteri yang diuji dibuat
sebidang parit. Parit tersebut teerisi zat antimikroba kemudian diinkubasi pada
waktu dan suhu optimum yang sesuai untuk mikroba yang diuji. Hasil
pengamatan yang akan diperoleh berupa ada tidaknya zona hambat yang terbentuk
Pada lempeng agar yang telah diinokulasikan denngan bakteri yang diuji
dibuat suatu lubang yang selanjutnya diisi dengan zat antimikroba. Kemudian
setiap lubang itu diisi dengan zat yang diuji, setelah diinkubasi pada suhu dan
waktu yang sesuai dengan mikroba yang diuji dilakukan pengamatan dengan
melihat pada ada atau tidaknya zona hambat di sekeliling lubang (Bonang,G.,
1992).
Prinsip Pemeriksaan :
Concentration).
25
Interpretasi hasil
pertumbuhan bakteri.
FKUI, 2012)
26
2.8 Kerangka Teori
Tempat perkembang
biakan bakteri, sebagai
contoh fingerprint
- Fekal-Oral :
Perkembang Biakan memasukkan jari
Bakteri kedalam mulut
setelah memegang
benda-benda yang
terkontaminasi
Proses sterilisasi tanpa mencuci
tangan menggunakan tangan sebelumnya
hand sanitizer
- Kontak :
sentuhan atau cara
Penghambatan Bakteri kontak lainnya
dengan luka
terbuka atau
pustul yang pecah
Terbentuk
zona hambat
Biakan bakteri
Hand Sanitizer Hasil swab
pada fingerprint
Tidak terbetuk
zona hambat
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
melihat daya hambat hand sanitizer terhadap hasil biakan bakteri yang berasal
Lampung.
Peneltian ini dilakukan pada bulan Februari Tahun 2017 sampai bulan
Bahan yang diuji pada penelitian ini merupakan Hand sanitizer yang
yang berasal dari hasil swab yang dilakukan pada alat deteksi dimesin absensi
28
3.5 Identifikasi Variabel
Variable bebas pada penelitian ini adalah hand sanitizer yang mudah
Triptone Soya Agar (TSA), diukur dengan diameter zona hambat yang terbentuk
dalam milimeter.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : Autoclave, mikro pipet,
bunsen, korek api, ose, cawan petri, paper disc, jangka sorong, swab steril,
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : Triptic Soya Agar
(TSA), Brain Heart Infusion Broth (BHIB), paper disc yang masih kosong, hand
29
3.7.2 Pembiakan Bakteri Hasil Swab
BHB (BHIB dibuat dengan cara 9,25 gram BHIB dilarutkan dalam 250 ml
autoclave, kemudian Larutan agar yang sudah steril dituangkan dalam cawan petri
dan dibiarkan hingga membentuk gel. Setelah media agar siap, Goreskan swab
steril pada alat deteksi absensi fingerprint lalu usapkan pada media agar yang
telah dibuat. Setelah proses penggoresan selesai, inkubasi pada suhu optimum
pertumbuhan bakteri
Basuh paper disc kosong dengan hand sanitizer, letakkan paper disc yang telah
mengandung hand sanitizer pada media agar yang telah disiapkan untuk
perkembang biakan bakteri hasil swab pada alat fingerprint yang sebelumnya
telah di goreskan hasil swab dari alat deteksi fingerprint. kemudian inkubasi pada
suhu 370C selama 24 jam, Setelah diinkubasi selama 24 jam lihat hasil zona
hambat yang terbentuk dan diukur menggunakan penggaris atau jangka sorong.
30
3.8 Definisi Operasional
31