Anda di halaman 1dari 11

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Transjakarta adalah sistem transportasi Bus Rapid Transit (BRT) pertama di Asia
Tenggara dan Selatan, yang beroperasi sejak tahun 2004 di Jakarta, Indonesia. Sistem ini
didesain berdasarkan sistem TransMilenio yang sukses di Bogota, Kolombia. Transjakarta
dirancang sebagai moda transportasi massal pendukung aktivitas ibu kota yang sangat padat.
Transjakarta merupakan sistem BRT dengan jalur lintasan terpanjang di dunia (230,9 km),
serta memiliki 243 stasiun BRT (sebelumnya disebut halte) yang tersebar dalam 13 koridor
(jalur), yang awalnya beroperasi dari 05.00 - 22.00 WIB, dan kini beroperasi 24 jam di sebagian
koridornya.
Ide pembangunan proyek Bus Rapid Transit di Jakarta muncul sekitar tahun 2001. Kemudian
ide ini ditindaklanjuti oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu, Sutiyoso. Sebuah institut
bernama Institute for Transportation & Development Policy (ITDP) menjadi pihak penting
yang mengiringi proses perencanaan proyek ini. Konsep awal dibuat oleh PT Pamintori Cipta,
sebuah konsultan transportasi yang sudah sering bekerjasama dengan Dinas Perhubungan DKI
Jakarta. Selain pihak swasta, terdapat beberapa pihak lain yang juga mendukung keberhasilan
dari proyek ini, di antaranya adalah badan bantuan Amerika (USAID) dan The University of
Indonesia’s Center for Transportation Studies (UI-CTS).
Transjakarta memulai operasinya pada 15 Januari2004, ditandai dengan peresmian Koridor 1,
dengan tujuan memberikan jasa angkutan yang lebih cepat, nyaman, dan terjangkau bagi warga
Jakarta. Sejak awal pengoperasian Transjakarta, harga tiket ditetapkan untuk disubsidi
oleh pemerintah daerah. Dalam rangka sosialisasi dan pengenalan angkutan massal ini
kepada masyarakat, pada 2 minggu pertama pengoperasiannya (15-30 Januari 2004) pengguna
Transjakarta tidak dikenakan tarif. Mulai 1 Februari 2004, tarif Transjakarta mulai
diberlakukan seharga Rp2000. Pada tahun 2012, Dinas Perhubungan DKI Jakarta memutuskan
untuk menaikkan tarif Transjakarta seharga Rp3500.
Beberapa pengembangan pasca-peresmian Koridor 1 terus dilakukan, antara lain lowongan
supir bus yang terbuka bagi perempuan, perbaikan sarana-prasarana bus dan stasiun BRT,
pemberlakuan zona khusus perempuan, penempatan petugas di dalam bus, sterilisasi jalur
Transjakarta dengan portal manual maupun otomatis, uji coba sistem contra-flow (jalur
Transjakarta yang berlawanan arah dengan jalur umum yang bersinggungan) serta pelayanan
bagi pengguna penyandang cacat dengan nama "Transjakarta Cares

Transportasi penunjang Transjakarta terus diupayakan. Jalur bus pengumpan (feeder busway)
juga dioperasikan pada tahun 2011 di tiga wilayah, yaitu SCBD, Puri Kembangan, dan Tanah
Abang, namun ditutup pada bulan Desember 2012 karena operator menganggap rute-rute
tersebut sepi pengguna dan menimbulkan kerugian. Saat ini, angkutan penunjang Transjakarta
terdiri atas bus pengumpan yang beroperasi di dalam kota maupun di daerah perbatasan.
Pada tanggal 21 April 2016, bertepatan dengan Hari Kartini, PT Transportasi Jakarta
meluncurkan bus khusus perempuan. Ada dua bus khusus perempuan yang diluncurkan. Bus
tersebut berwarna putih-merah muda dan hanya beroperasi di Koridor 1 saja. Sesuai dengan
namanya bus tersebut hanya bisa dinaiki oleh pengguna perempuan saja dan bus tersebut
dikemudikan oleh pramudi perempuan.
Dengan pertimbangan bahwa Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan
Perpres Nomor 4 Tahun 2015 masih terdapat kekurangan dan belum menampung
perkembangan kebutuhan Pemerintah mengenai pengaturan atas Pengadaan Barang/Jasa yang
baik, pemerintah memandang perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
Atas dasar pertimbangan tersebut, pada 16 Maret 2018, Presiden Joko Widodo telah
menandatangani Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah (tautan: Perpres Nomor 16 Tahun 2018).

Korupsi adalah tindakan seseorang yang menyalahgunakan kepercayaan dalam suatu masalah
atau organisasi untuk mendapatkan keuntungan. Tindakan korupsi ini terjadi karena beberapa
faktor faktor yang terjadi di dalam kalangan masyarakat.
Faktor penyebab korupsi itu ada 2 yaitu:
A. faktor internal
B. faktor eksternal
Faktor internal merupakan sebuah sifat yang berasal dari diri kita sendiri. Terdapat
beberapa faktor yang ada dalam faktor internal ini, antara lain ialah:
1. Sifat Tamak
Sifat tamak merupakan sifat yang dimiliki manusia, di setiap harinya pasti manusia meinginkan
kebutuhan yang lebih, dan selalu kurang akan sesuatu yang di dapatkan. Akhirnya munculah
sifat tamak ini di dalam diri seseorang untuk memiliki sesuatu yang lebih dengan cara korupsi.

2. Gaya hidup konsumtif


Gaya hidup konsumtif ini dirasakan oleh manusia manusia di dunia, dimana manusia pasti
memiliki kebutuhan masing masing dan untuk memenuhi kebutuhan tersebut manusia harus
mengonsumsi kebutuhan tersebut,dengan perilaku tersebut tidak bisa di imbangi dengan
pendapat yang diperoleh yang akhirnya terjadilah tindak korupsi

B. Faktor eksternal
Secara umum penyebab korupsi banyak juga dari faktor eksternal, faktor faktor tersebut antara
lain :
1. faktor politik
Faktor politik ini adalah salah satu faktor eksternal dalam terjadinya tindak korupsi. Di dalam
sebuah politik akan ada terjadinya suatu persaingan dalam mendapatkan kekuasaan. Setiap
manusia bersaing untuk mendapat kekuasaan lebih tinggi, dengan berbagai cara mereka
lakukan untuk menduduki posisi tersebut. Akhirnya munculah tindak korupsi atau suap
menyuap dalam mendapatkan kekuasaan.
2. faktor hukum
Faktor hukum ini adalah salah satu faktor eksternal dalam terjadinya tindak korupsi. Dapat kita
ketahui di negara kita sendiri bahwa hukum sekarang tumpul ke atas lancip kebawah. Di hukum
sendiri banyak kelemahan dalam mengatasi suatu masalah. Sudah di terbukti bahwa banyak
praktek praktek suap menyuap lembaga hukum terjadi dalam mengatasi suatu masalah.
Sehingga dalam hal tersebut dapat dilihat bahwa praktek korupsi sangatlah mungkin terjadi
karena banyak nya kelemahan dalam sebuah hukum yang mendiskriminasi sebuah masalah.

3. faktor ekonomi
Sangat jelas faktor ekonomi ini sebagai penyebab terjadinya tindak korupsi. Manusia hidup
pasti memerlukan kebutuhan apalagi dengan kebutuhan ekonomi itu sangatlah di pentingkan
bagi manusia. Bahkan pemimpin ataupun penguasa berkesempatan jika mereka memiliki
kekuasaan sangat lah ingin memenuhi kekayaan mereka. Di kasus lain banyak pegawai yang
gajinya tidak sesuai dengan apa yang di kerjakannya yang akhirnya ketika ada peluang, mereka
di dorong untuk melakukan korupsi.

4. faktor organisasi
Faktor organisasi ini adalah faktor eksternal dari penyebab terjadinya korupsi. Di suatu tempat
pasti ada sebuah organisasi yang berdiri, biasanya tindak korupsi yang terjadi dalam organisasi
ini adalah kelemahan struktur organisasi, aturan aturan yang dinyatakan kurang baik, kemudian
kurang adanya ketegasan dalam diri seorang pemimpin. Di dalam suatu struktur organisasi
akan terjadi suatu tindak korupsi jika di dalam struktur tersebut belum adanya kejujuran dan
kesadaran diri dari setiap pengurus maupun anggota.
Berkaitan dengan korupsi kesempatan dalam pengadaan barang dan jasa Bus TransJakarta ini
dimanfaatkan oleh beberapa pihak yang tidak bertanggung jawab dikarenakan Bus
TransJakarta merupakan transportasi yang sedang menjadi unggulan masyarakat di wilayah
DKI Jakarta maka dengan ini Kasus Korupsi Pengadaan Barang dan Jasa Bus TransJakarta
Tahun 2013.
BAB II

Dasar Teori

Pengadaan Barang dan Jasa Dalam Perpres ini disebutkan, bahwa metode pemilihan
Penyedia Barang/ Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya terdiri atas: a. E-purchasing; b.
Pengadaan Langsung; c. Penunjukan Langsung; d. Tender Cepat; dan e. Tender. E-
purchasing sebagaimana dimaksud, menurut Perpres ini, dilaksanakan untuk
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang sudah tercantum dalam katalog elektronik.

Sedangkan Pengadaan Langsung sebagaimana dimaksud dilaksanakan untuk


Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai paling banyak Rp200.000.000,00
(dua ratus juta rupiah), Penunjukan Langsung sebagaimana dimaksud dilaksanakan untuk
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dalam keadaan tertentu. Adapun Tender Cepat
sebagaimana dimaksud dilaksanakan dalam hal: a. spesifikasi dan volume pekerjaannya sudah
dapat ditentukan secara rinci; dan b. Pelaku Usaha telah terkualifikasi dalam Sistem Informasi
Kinerja Penyedia, dan Tender sebagaiana dimaksud dilaksanakan dalam hal tidak dapat
menggunakan metode pemilihan Penyedia sebagaimana dimaksud dalam keadaan tertentu.
“Metode evaluasi penawaran Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dilakukan
dengan: a. Sistem Nilai; b. Penilaian Biaya Selama Umur Ekonomis; atau c. Harga Terendah,”
bunyi Pasal 39 Perpres ini. Adapun Metode pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi, menurut
Perpres ini, terdiri atas: a. Seleksi; b. Pengadaan Langsung; dan c. Penunjukan Langsung.

Seleksi sebagaimana dimaksud, menurut Perpres ini, dilaksanakan untuk Jasa Konsultansi
bernilai paling sedikit di atas Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah). Sedangkan Pengadaan
Langsung sebagaimana dimaksud dilaksanakan untuk Jasa Konsultansi yang bernilai sampai
dengan paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah), dan Penunjukan Langsung
sebagaimana dimaksud dilaksanakan untuk Jasa Konsultansi dalam keadaan tertentu. “Dalam
hal dilakukan Penunjukan Langsung untuk Penyedia Jasa Konsultansi sebagaimana dimaksud
, diberikan batasan paling banyak 2 (dua) kali,” bunyi Pasal 41 ayat (6) Perpres ini. Metode
evaluasi penawaran Penyedia Jasa Konsultansi, menurut Perpres ini, dilakukan dengan:
a.Kualitas dan Biaya; b. Kualitas; c. Pagu Anggaran; atau d. Biaya Terendah.

Korupsi adalah tindakan seseorang yang menyalahgunakan kepercayaan dalam suatu masalah
atau organisasi untuk mendapatkan keuntungan. Tindakan korupsi ini terjadi karena beberapa
faktor faktor yang terjadi di dalam kalangan masyarakat.
Teori Vroom.
Teori Vroom menyatakan bahwa terdapat hubungan antara kinerja seseorang dengan
kemampuan dan motivasi yang dimiliki sebagaimana tertulis dalam fungsi berikut:

P = f (A , M)
P = Performance
A = Ability
M = Motivation

Berdasarkan Teori Vroom tersebut, kinerja (performance)seseorang merupakan fungsi dari


kemampuannya (ability) dan motivasi (motivation). Kemampuan seseorang ditunjukkan
dengan tingkat keahlian (skill) dan tingkat pendidikan (knowledge) yang dimilikinya. Jadi,
dengan tingkat motivasi yang sama seseorang dengan skill dan knowledge yang lebih tinggi
akan menghasilkan kinerja yang lebih baik. Hal tersebut terjadi dengan asumsi variabel M
(Motivasi) adalah tetap. Tetapi Vroom juga membuat fungsi tentang motivasi sebagai berikut:
M = f (E , V)
M = Motivation
E = Expectation
V = Valance/Value

Motivasi seseorang akan dipengaruhi oleh harapan (expectation) orang yang bersangkutan dan
nilai (value) yang terkandung dalam setiap pribadi seseorang. Jika harapan seseorang adalah
ingin kaya, maka ada dua kemungkinan yang akan dia lakukan. Jika nilai yang dimiliki positif
maka, dia akan melakukan hal-hal yang tidak melanggar hukum agar bisa menjadi kaya.
Namun jika dia seorang yang memiliki nilai negatif, maka dia akan berusaha mencari segala
cara untuk menjadi kaya salah satunya dengan melakukan korupsi.
2. Teori Kebutuhan Maslow.
Maslow menggambarkan hierarki kebutuhan manusia sebagai bentuk piramida. Pada tingkat
dasar adalah kebutuhan yang paling mendasar. Semakin tinggi hierarki, kebutuhan tersebut
semakin kecil keharusan untuk dipenuhi. Hierarki tersebut terlihat dalam piramida berikut ini:

Gambar 1. Hierarki Kebutuhan Maslow


Teori Kebutuhan Maslow tersebut menggambarkan hierarki kebutuhan dari paling mendasar
(bawah) yaitu hingga naik paling tinggi adalah aktualisasi diri. Kebutuhan paling mendasar
dari seorang manusia adalah sandang dan pangan (physical needs). Selanjutnya kebutuhan
keamanan adalah perumahan atau tempat tinggal, kebutuhan sosial adalah berkelompok,
bermasyarakat, berbangsa. Ketiga kebutuhan paling bawah adalah kebutuhan utama (prime
needs) setiap orang. Setelah kebutuhan utama terpenuhi, kebutuhan seseorang akan meningkat
kepada kebutuhan penghargaan diri yaitu keinginan agar kita dihargai, berperilaku terpuji,
demokratis dan lainya. Kebutuhan paling tinggi adalah kebutuhan pengakuan atas kemampuan
kita, misalnya kebutuhan untuk diakui sebagai kepala, direktur maupun walikota yang dipatuhi
bawahannya. Jika seseorang menganggap bahwa kebutuhan tingkat tertingginya pun adalah
kebutuhan mendasarnya, maka apa pun akan dia lakukan untuk mencapainya, termasuk dengan
melakukan tindak pidana korupsi.
3. Teori Klitgaard.
Klitgaard memformulasikan terjadinya korupsi dengan persamaan sebagai berikut:

C=M+D–A
C = Corruption
M= Monopoly of Power
D= Discretion of official
A= Accountability

Menurut Robert Klitgaard, monopoli kekuatan oleh pimpinan (monopoly of power) ditambah
dengan tingginya kekuasaan yang dimiliki seseorang (discretion of official) tanpa adanya
pengawasan yang memadai dari aparat pengawas (minus accountability), menyebabkan
dorongan melakukan tindak pidana korupsi.

4. Teori Ramirez Torres.


Menurut Torres suatu tindak korupsi akan terjadi jika memenuhi persamaan berikut:
Rc > Pty x Prob
Rc = Reward
Pty = Penalty
Prob = Probability
Dari syarat tersebut terlihat bahwa korupsi adalah kejahatan kalkulasi atau perhitungan (crime
of calculation) bukan hanya sekedar keinginan (passion). Seseorang akan melakukan korupsi
jika hasil (Rc=Reward) yang didapat dari korupsi lebih tinggi dari
hukuman (Pty=Penalty) yang didapat dengan kemungkinan (Prob=Probability)tertangkapnya
yang kecil.

5. Teori Jack Bologne (GONE)


Menurut Jack Bologne akar penyebab korupsi ada empat, yaitu:
G = Greedy
O = Opportunity
N = Needs
E = Expose
Greedy, terkait keserakahan dan kerakusan para pelaku korupsi. Koruptor adalah orang yang
tidak puas akan keadaan dirinya. Opportuniy, sistem yang memberi peluang untuk melakukan
korupsi. Needs, sikap mental yang tidak pernah merasa cukup, selalu sarat dengan kebutuhan
yang tidak pernah usai. Exposes, hukuman yang dijatuhkan kepada para pelaku korupsi yang
tidak memberi efek jera pelaku maupun orang lain.

BAB III
Lokasi Kasus

DKI Jakarta merupakan ibukota negara Indonesia yang memiliki wilayah atau daerah yang
sudah maju atau pun lebih berkembang daripada daerah ah atau wilayah lainnya di Indonesia.
Hal ini mempengaruhi pada jumlah penduduk yang ada di DKI Jakarta serta diikuti dengan
transportasi yang menunjang aktivitas warga DKI Jakarta. Pengadaan Barang dan Jasa armada
bus transjakarta menjadi kebutuhan yang dianggap perlu, guna memberikan pelayanan dan
kenyamanan armada transportasi umum bagi warga DKI Jakarta.
Kasus korupsi pengadaan barang dan jasa Bus TransJakarta ini dilakukan pada tahun 2013 di
Jakarta. Hal ini dikarenakan pada tahun tersebut jumlah unit armada transportasi Transjakarta
sedang sangat dibutuhkan. Dugaan kasus korupsi pengadaan barang dan jasa Bus TransJakarta
ini Bermula dengan datangnya Bus TransJakarta yang dikirim dari Cina dalam kondisi bekas,
hanya saja bagian luar atau body pada Bus TransJakarta yang terlihat baru maka dari itu patut
dicurigai adanya kasus korupsi dalam pengadaan barang dan jasa armada Bus TransJakarta.
Dalam kasus ini telah sampai pada pengadilan Jakarta dan beberapa pihak yang diduga terlibat
dalam kasus korupsi pengadaan barang dan jasa Armada Bus TransJakarta ini turut dipanggil
dan diselidiki termasuk wakil gubernur DKI Jakarta Basuki Cahya Purnama atau yang disebut
Ahok.
BAB IV
Pembahasan
Pengadaan barang dan jasa armada Bus TransJakarta menjadi permasalahan karena adanya
dugaan kasus korupsi di mana bus yang dibeli dari Cina sebagian besar mengalami kerusakan.
Pemerintah telah membeli bus Transjakarta yang berasal dari Cina senilai 848 miliar rupiah di
mana anggaran tersebut untuk 300 armada Bus TransJakarta. 90 diantaranya telah beroperasi
namun sisa Armada Bus TransJakarta memiliki masalah terhadap bahan atau mesin bus yang
ditemukan berkarat dan dinyatakan bekas.

Pengamat Politik Universitas Indonesia Arbi Sanit menduga adanya permainan politik dalam
kasus dugaan korupsi pengadaan bus Transjakarta yang mengarah pada Gubernur DKI Jakarta
Joko Widodo (Jokowi), yang saat ini maju sebagai calon presiden dalam pemilihan presiden
mendatang. "Ada permainan politik di balik pembentukan opini bahwa Jokowi terlibat kasus
tersebut. Jadi saat ini ada upaya menyerang Jokowi dengan kampanye hitam," ujar Arbi saat
dihubungi wartawan di Jakarta, Sabtu (24/5).

Padahal, lanjut Arbi, Jaksa Agung Basrief Arief telah menyatakan bahwa Jokowi tidak terlibat
dalam kasus koruspi pengadaan bus Transjakarta tersebut. Selama ini, segelintir orang
berupaya menyeret Jokowi dalam kasus korupsi pengadaan bus Transjakarta.

Arbi menambahkan mantan Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono sengaja
menyeret nama Jokowi dalam kasus tersebut. Menurut Arbi, Udar sengaja menyeret nama
Jokowi dalam kasus korupsi bus Transjakarta karena memang ingin mengorbankan mantan
bosnya yang sedang maju dalam pemilu presiden. "Lagunya Udar sama seperti koruptor lain,
selalu melempar tanggung jawab ke atas. Padahal dia sudah diberikan kewenangan. Udar itu
seperti maling teriak maling," kata Arbi. Di sisi lain, Arbi menilai, Udar telah dimanfaatkan
juga oleh lawan politik Jokowi untuk menjatuhkan nama baik kandidat presiden yang diusung
empat partai itu di mata masyarakat. "Saya melihatnya lebih mengarah ke sana. Ini terjadi
karena pertarungan menjelang pemilu presiden semakin keras," pungkas Arbi.

Berdasarkan teori yang ada korupsi berdasarkan Faktor politik ini adalah salah satu faktor
eksternal dalam terjadinya tindak korupsi. Di dalam sebuah politik akan ada terjadinya suatu
persaingan dalam mendapatkan kekuasaan. Setiap manusia bersaing untuk mendapat
kekuasaan lebih tinggi, dengan berbagai cara mereka lakukan untuk menduduki posisi tersebut.
Akhirnya munculah tindak korupsi atau suap menyuap dalam mendapatkan kekuasaan.
Sedangkan berdasarkan teori korupsi, jenis kasus pengadaan barang dan jasa ini termasuk
kedalam teori Menurut Robert Klitgaard, monopoli kekuatan oleh pimpinan (monopoly of
power) ditambah dengan tingginya kekuasaan yang dimiliki seseorang (discretion of
official) tanpa adanya pengawasan yang memadai dari aparat pengawas (minus
accountability), menyebabkan dorongan melakukan tindak pidana korupsi.
Serta memungkinkan bersinggungan dengan teori Greedy, terkait keserakahan dan kerakusan
para pelaku korupsi. Koruptor adalah orang yang tidak puas akan keadaan dirinya. Opportuniy,
sistem yang memberi peluang untuk melakukan korupsi. Needs, sikap mental yang tidak
pernah merasa cukup, selalu sarat dengan kebutuhan yang tidak pernah usai. Exposes, hukuman
yang dijatuhkan kepada para pelaku korupsi yang tidak memberi efek jera pelaku maupun
orang lain.
Dari beberapa teori yang dikaitkan dengan kasus korupsi pengadaan barang dan jasa armada
bus transjakarta, maka pihak pihak terkait yang terlibat telah menjalani persidangan dan pihak
terkait yang terbukti menjalankan tindak korupsi pengadaan barang jasa ini telah dijerat
hukuman.
BAB V
Penutup

A. Kesimpulan

Tindak kasus korupsi pengadaan barang dan jasa armada bus transjakarta merupakan
kasus yang merugikan keuangan negara. Hal yang disebabkan karena adanya faktor
politik serta adanya kesempatan pemangku jabatan menjadikan kasus ini dapat dengan
mudah dicurangi, serta keserakahan dan ketidak puasan manusia terhadap harta juga
mendorong terjadinya kasus korupsi pengadaan barang dan jasa armada bus
transjakarta.

B. Saran
1. Pengawasan dalam pengadaan barang dan jasa terhadap negara perlu
diperhatikan dan lebih diawasi dengan ketat.
2. Pemangku jabatan serta kekuasaan tidak boleh dianggap benar, tetap harus ada
yang mengawasi dalam pengadaan barang dan jasa
3. Peningkatan iman dan kejujuran dalam pemilihan pemangku jabatan/penguasa
harus lebih ditingkatkan.
4. Hukuman atau sanksi yang dijatuhkan kepada para koruptor harus lebih
ditegakkan dan diberikan sanksi seberat-beratnya agar adanya efek jera.
DAFTAR PUSTAKA

http://politkum.blogspot.com/2013/04/teori-korupsi-dan-macam-macam-korupsi.html?m=1
https://www.google.com/amp/m.merdeka.com/amp/jakarta/ada-permainan-politik-dalam-
kasus-pengadaan-bus-transjakarta.html
https://setkab.go.id/inilah-perpres-nomor-162018-tentang-pengadaan-barangjasa-pemerintah/

Anda mungkin juga menyukai