Anda di halaman 1dari 3

1.

Siapakah yang bertanggung jawab atas kesalahan laporan keungan suatu perusahaan
yang telah di audit oleh Akuntan Publik?
Hal ini diatur secara tegas dalam pasal 44 PMK No. 17/PMK.01/2008. Inti peraturan itu
bahwa Akuntan Publik atau KAP bertanggung jawab atas seluruh jasa yang diberikannya.
Lebih jauh diatur dalam pasal 1366 KUHPerdata bahwa pertangungjawaban, dalam konteks
tulisan ini, seorang Akuntan Publik terhadap pihak yang dirugikan, tidak saja untuk kerugian
yang dialami oleh pihak yang dirugikan tersebut sebagai akibat dari perbuatannya, akan
tetapi termasuk juga untuk kerugian yang disebabkan kelalaian ataupun kekurang hati-
hatiannya. Dan dalam pasal 1367 KUHPerdata bahwa Akuntan Publik juga
bertanggungjawab terhadap perbuatan orang-orang yang menjadi tanggungannya.
2. Dapatkah AkP lain membetulkan suatu LPK yang telah resmi keluar tanpa
persetujuan AkP terdahulu?
Harus dengan persetujuan AkP terdahulu. Hal ini dikarenakan semakin lama mengenal klien,
maka auditor tidak perlu lagi terlalu bergantung pada estimasi dan representasi manajemen.
Seluruh informasi beserta polanya sudah dapat dipahami oleh Akp terdahulu. Artinya, AkP
terdahulu telah memiliki pengetahuan lebih (client-specific knowledge) tentang perusahaan
klien.
Auditor berkelajutan adalah auditor yang mengaudit laporan keuangan periode berjalan dan
satu atau beberapa periode segera sebelum periode berjalan.
Jika kantor akuntan publik melakukan merger dengan kantor akuntan publik lain, dan kantor
akuntan publik yang baru menjadi auditor klien terdahulu salah satu kantor akuntan yang
melakukan merger, kantor akuntan yang baru dapat menerima tanggung jawab dan
menyatakan suatu pendapat atas laporan keuangan untuk periode atau periode-periode yang
lalu, demikian juga laporan keuangan periode sekarang. – SA 508
3. Apakah peran dan tanggung jawab Akuntan Manajemen dalam suatu pelaksanaan
audit perusahaan?
Peran akuntan manajemen menjadi penting terutama dalam hal penyajian informasi akuntansi
dalam laporan keuangan perusahaan secara transparan kepada para pemakai laporan
keuangan. Hal ini sesuai dengan salah satu aturan BAPEPAM yang menyatakan bahwa
laporan keuangan perusahaan publik harus mengandung unsur keterbukaan (transparan)
dengan mengungkapkan kejadian ekonomis yang bermanfaat kepada para pemakai laporan
keuangan. Praktik yang dikembangkan dalam rangka transparansi, diantaranya perusahaan
diwajibkan untuk mengungkapkan transaksi-transaksi penting yang berkaitan dengan
perusahaan, risiko yang dihadapidan rencana/ kebijakan perusahaan yang akan dijalankan.
Selain itu, perusahaan juga perlu untuk menyampaikan kepada semua pihak tentang struktur
kepemilikan perusahaan serta perubahan-perubahan yang terjadi.
Peran akuntan manajemen dalam penyajian informasi perusahaan kepada pemakainya
menjadi sangat penting karena ketidaktranparanan akan mengakibatkan berkurangnya
manfaat informasi. Bagi akuntan manajemen, meskipun dia bekerja untuk pihak manajemen,
mereka tetap harus memegang profesionalisme mereka karena akuntan sebagai profesi dalam
melaksanakan tugasnya dibatasi oleh kode etik dan mereka harus tetap menjaga public trust
dari masyarakat. Memangsering terjadi konflik dalam diri akuntan yang bekerja pada
perusahaan karena di satu pihak mereka harus tetap memegang kode etik profesi namun di
lain pihak kadangkala mereka harus menuruti keinginan manajemen perusahaan tempat
mereka bekerja untuk melakukan suatu pekerjaan yang tidak sesuai dengan kode etik. Bila
terjadi hal yang demikian, keputusan uantuk berdiri pada pihak yang mana ada pada diri
akuntan. Bila akuntan tersebut memiliki integritas dalam melaksanakan tugasnya, tentu dia
tetap memegang etika profesi untuk mengungkapakan informasi akuntansi dalam laporan
keuangan perusahaan secara fair sesuai dengan prinsip dan standar yang berlaku. Dengan
ditegakkannya prinsip fairness ini, paling tidak akuntan berperan membantu pihak
stakeholders dalam menilai perkembangan suatu perusahaan dan membantu mereka untuk
membandingkan kondisi perusahaan dengan perusahaan yang lainnya. Untuk itu, laporan
keuangan yg disajikan harus memiliki daya banding (comparability). Daya banding dapat
diperoleh jika informasi akuntansi disajikan secara konsisten, baik konsisten dalam
pemakaian metode akuntansi maupun konsisten dalam pengukurannya. Jika penggunaan
metode dan prinsip penyajian setiap tahunnya berbeda, akan sulit kiranya para pemakai untuk
melakukan perbandingan atau melakukan penilaian terhadap perkembangan usaha
perusahaan.
Peran akuntan manajemen, internal auditor, dan komite audit menjadi penting terutama
dalam hal penyajian informasi akuntansi dalam laporan keuangan perusahaan secara
transparan kepada pemakainya. Ini sesuai dengan salah satu aturan BAPEPAM yang
menyatakan bahwa laporan keuangan perusahaan publik harus mengandung unsur
keterbukaan (tranparansi) dengan mengungkapan kejadian ekonomis yang bermanfaat
kepada pemakainya. Praktik yang dikembangkan dalam rangka transparansi diantaranya
perusahaan diwajibkan untuk mengungkapkan transaksi-transaksi penting yang berkait
dengan perusahaan, risiko yang dihadapi dan rencana/kebijakan perusahaan (corporate action)
yang akan dijalankan. Selain itu, perusahaan juga perlu untuk menyampaikan kepada semua
pihak tentang struktur kepemilikan perusahaan serta perubahan-perubahan yang terjadi.

Tanggung jawab yang dimiliki oleh seorang akuntan manajemen, yaitu:

1. Perencanaan, menyusun dan berpartisipasi dalam mengembangkan sistem perencanaan,


menyusun sasaran-sasaran yang diharapkan, dan memilih cara-cara yang tepat untuk
memonitor arah kemajuan dalam pencapaian sasaran.
2. Pengevaluasian, mempertimbangkan implikasi-implikasi historical dan kejadian-kejadian
yang diharapkan, serta membantu memilih cara terbaik untuk bertindak.
3. Pengendalian, menjamin integritas informasi finansial yang berhubungan dengan
aktivitas organisasi dan sumber-sumbernya, memonitor dan mengukur prestasi, dan
mengadakan tindakan koreksi yang diperlukan untuk mengembalikan kegiatan pada cara-
cara yang diharapkan.
4. Menjamin pertanggungjawaban sumber, mengimplementasikan suatu sistem pelaporan
yang disesuaikan dengan pusat-pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi
sehingga sistem pelaporan tersebut dapat memberikan kontribusi kepada efektifitas
penggunaan sumber daya dan pengukuran prestasi manajemen.
5. Pelaporan eksternal, ikut berpartisipasi dalam proses mengembangkan prinsip-prinsip
akuntansi yang mendasari pelaporan eksternal.

Anda mungkin juga menyukai