Nama Kelompok
1. Wisnu Widyatmoko (041711323049)
2. Erlin (041711323050)
1. DEFINISI AKUNTANSI
Menurut AICPA, akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan dan pengikhtisaran
dengan beberapa cara tertentu dalam ukuran moneter,transaksi dan kejadian-
kejadian yang umumnya bersifat keuangan termasuk menafsirkan hasil-hasilnya.
Menurut American Accounting Association (AAA), akuntansi merupakan proses
pengidentifikasian, pengukuran dan melaporkan informasi ekonomi untuk
memungkinkan adanya penilaian-penilaian keputusan yang jelas dan tegas
bagi pengguna informasi tersebut
Menurut Accounting Principles Board (APB), akuntansi adalah suatu aktivitas jasa,
yang menyediakan informasi kuantitatif terutama yang mempunyai sifat dalam
pengambilan keputusan ekonomi
Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa akuntasi adalah
aktivitas jasa yang berfungsi memberikan informasi kuantitatif mengenai
kesatuan ekonomi terutama yang bersifat keuangan yang bermanfaat dalam
pengambilan keputusan.
2 Causal View
Causal double-entry memperlakukan kenaikan penurunan total aset dari transaksi sebagai
hubungan sebab dan akibat. Dualitas berhubungan dengan asosiasi sebab-akibat ini. Di sisi
lain, dualitas dalam pendekatan classificational menunjukkan dua klasifikasi dan
kenaikan dan penurunan total aset merupakan masalah yang terpisah.
3 Significance of Double-Entry
Kontribusi signifikan double-entry lebih dibanding single-entry adalah bahwa
status keuangan saat ini dari suatu perusahaan sepenuhnya dicatat oleh peristiwa
masa lalu. Pada tanggal tertentu, aset dan kewajiban menggambarkan posisi
sekarang dari suatu perusahaan, dan rekening modal, termasuk pendapatan,
dapat dilihat sebagai ringkasan dari peristiwa masa lalu.
2. BADAN-BADAN OTORITAS
Badan yang memiliki otoritas untuk membuat peraturan akuntasi di Indonesia antara lain :
Pada umumnya, kita sering membuat perbedaan antara teori dan praktek.
Beberapa pengertian yang dikaitkan dengan istilah ini, antara lain:
1. Teori adalah abstrak, konstruksi, yang dibandingkan dengan sesuatu yang
operasional di dunia nyata. Misalnya, teori penyusutan, teori penganggaran
modal, atau beberapa teori lainnya. Dengan ini berarti, penjelasan rasional
atas topik yang diberikan, seperti penyusutan dan penganggaran modal.
2. Teori merupakan sistem komprehensif yang meliputi postulat dan dalil-dalil yang ada.
Semua pengertian di atas semua benar, tergantung pada konteks konteks ketentuan yang
diterapkan. Pada bagian ini, akan dibahas deskripsi singkat. Teori akuntansi adalah sistem
deduktif yang rumit yang terdiri dari tiga tingkat berbeda dari laporan penurunan umum.
Bagan di atas menjelaskan alur panah menunjukkan bahwa pernyataan tingkat tertentu secara
logis berasal dari beberapa pernyataan tingkat sebelumnya yang terdiri dari 3 tingkat, yaitu:
1. Level pertama terdiri atas sebagian besar pernyataan umum yang meliputi:
a. Postulat atau asumsi dasar. Contohnya adalah asumsi “going concern”.
b. Pengertian , contohnya yaitu biaya, nilai, aset, hutang, pendapatan, dan beban.
c. Tujuan dari akuntansi juga termasuk jajaran level pertama.
2. Pada level kedua meliputi prinsip dan standard akuntansi. contohnya adalah
prinsip biaya historis dan pengakuan pendapatan dan prinsip-prinsip matching.
3. Tingkat level yang terakhir terdiri dari pernyataan pada prosedur khusus
akuntansi, seperti penyusutan garis lurus dalam penilaian persediaan LIFO.
Namun ahli teori akuntansi belum mampu menunjukkan derivasi logis dengan cara
yang formal, sehingga FASB lebih memilih menggunakan ketentuan “kerangka
konseptual” dibandingkan teori ini.
Pada tahun antara 1978 dan 1985, FASB menerbitkan enam pernyataan
konsep berikut yang membangun kerangka konseptual, sebagai berikut:
FASB dalam kerangka konseptualnya mengarah pada tujuan, karakteristik
kualitatif atas laporan keuangan (seperti relevansi dan reliabilitas), dan komponen dasar
dari akuntansi. Apabila dihubungkan dengan skema sebelumnya, maka tujuan dan
karakteristik kualitatif dapat disebut sebagai tujuan akuntansi, sedangkan elemen dasar
akuntansi merujuk pada definisi umum yang mendasar. FASB juga menjelaskan metode
pengukuran setiap elemen yang ada pada laporan keuangan, jika dikaitkan dengan
skema maka termasuk level ketiga yaitu, prinsip dan metode. Hal yang perlu
diperhatikan yaitu desain keseluruhan teori akuntansi umum saat kita membahas
berbagai aspek teori sehingga dilihat di mana setiap bagian cocok dengan keseluruhan.
Dalam akuntansi, kita sering membuat perbedaan antara prosedur dan teori.
Sebagaimana yang dicerminkan pada struktur umum teori-teori akuntansi, teori itu mencakup
baik rasionalitas dan proseduralnya. Kedua hal tersebut membentuk hubungan yang terintegrasi.
Agar memperoleh pemahaman yang baik dalam praktik akuntansi, diharapkan memahami
konsep rasionalitas dan prosedur praktisnya. Akuntan yang hanya familiar dengan dimensi
praktik, hanya akan memiliki pengetahuan akuntansi yang dangkal. Demikian juga, seseorang
yang hanya familiar dengan aspek akuntansi yang umum dan tidak mengetahui seluk-beluk dari
aplikasi praktiknya hampir tidak bisa dipanggil seorang akuntan.
Sebab dalam akuntansi, kita tidak dapat membuktikan secara logika bahwa
metode yang diberikan adalah diturunkan dari prinsip-prinsip tertentu, yang mana
telah diturunkan dari pernyataan pertama ( first-levelstatement ), adanya
ketidaksetujuan tentang di tingkat mana suatu pernyataan berada. Misalnya, apakah
perlu adanya “ going concern “ antara postulat atau ”prinsip”?. Oleh karena itu kita
bergantung banyak pada intuisi dan pemahaman umum kita atas akuntansi tentang
di mana dan bagaimana bagian-bagian yang berbeda dapat menyatu bersama.
TEORI PENGUKURAN
Skala pengukuran
Menurut stevens, skala dibagi menjadi :
1. Nominal
Dalam skala nominal, angka hanya berguna
sebagai label 2. Ordinal
Terciptanya skala ordinal ketika suatu operasi memeringkatkan objeck dengan sifat
yang diberikan
3. Interval
Dalama skala interval tidak hanya memberi peringkat kepada objeknya, tetapi
termasuk jarak interval skala yang diketahui dan sama
4. Rasio
Skala rasio merupakan skala yang memberikan peringkat kepada objek/ peristiwa,
interval antar objek diketahui dan sama, dan jarak paling tidak satu lainnya diketahui
FLAT MEASUREMENTS
Menurut Gampbell, pengukuran dapat dilakukan hanya jika teori empiris yang telah
terkonfirmasi ada untuk mendukung pengukuran.
Dalam akuntansi, variabel atau properti yang bisa di oberservasi dengan jelas untuk
dipertimbangkan hubungan pada konsep yang ada tanpa harus mengkonfirmasi
teori untuk mendukung hubungan ini.
Realibility dan Accuracy
Tidak ada pengukuran yang terbebas dari eror terkecuali perhitungan.
Sumber Error
1. Operasi pengukuran dinyatakan dengan tidak tepat
Menentukan properti yang terdiri dari beberapa operasi tidak dinyatakan dengan
tepat dan tidak terinterpretasi dalam ukurang yang tepat.
Contohnya, dalam menghitung income melibatkan beberapa banyak hal, yang mana
sering terinterpretasi berbeda oleh akuntan yang berbeda pula dan juga perhitungan
matematika operasi tidak cocok dengan nilai actual properti yang dihitung
2. Alat Pengukur
Pengukur dapat salah menafsirkan aturan, bias, atau menerapkan atau membaca
instrumen secara tidak benar. Contohnya, jika 10 orang mengukur panjang ruangan
yang jelas namun kemungkinan akan ada hasil 10 pengukuran yang berbeda.
3. Instrumen
Instrumen tidak butuh menjadi alat fisik namun bisa menjadi grafik, table nomer,
dan index harga. Contohnya, beberapa mempertimbangkan Consumer Price
Index untuk harga umum tingkat penyesuaian untuk menjadi cacat
4. Lingkungan Hidup
Pengaturang yang mana operasi pengukuran dilakukan dapat memiliki efek pada
hasil akhir. Contohnya, kondisi cuaca dapat mempengaruhi instrument atau alat
pengukur, kebisingan dapat mengganggu proses pengukuran, jika dalam
accounting tekanan dari manajemen dapat mempengaruhi keputusan accounting.
Reliable Measurement
Reliable adalah terbukti konsisten yang baik dalam suatu operasi untuk
menghasilkan hasil yang memuaskan atau hasil sendiri untuk penggunaan tertentu,
atau reliable adalah pengukuran berkaitan dengan ketepatan dengan properti yang
spesifik diukur dengan menggunakan serangkaian operasi tertentu.
Accurate Measurement
Meskipun prosedur pengukuran sudah sangat reliable dan menghasilkan hasil
yang tepat namun belum tentu akurat.
4. OBJECTIVE OF ACCOUNTING
Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No.1 “Objectives of Financial
Reporting by Business Enterprises” dijelaskan :
Financial reporting should be provide information that is useful to present and
potential investors and creditors and other users in making rational investments,
credit, and similiar decisions .(paragragh 34)
Penjelasan diatas sesuai dengan yang telah dibahas pada Chapter 1, dimana sejarah
mencatat bahwa akuntansi sangat responsif terhadap kebutuhan para penggunanya.
Penyediaan informasi bagi para pengguna adalah poin penting dalam akuntansi. Perubahan
atau dinamika sosial dan ekonomi, serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
membuat adanya tuntutan dari users untuk memberikan informasi laporan keuangan yang lebih
berguna. Sebagai seorang akuntan, maka harus berperan aktif dalam melihat permintaan user
dan selalu bekerja keras memperbarui kualitas pelaporan keuangan. Apabila data informasi
akuntansinya tidak informatif, maka investor tentu akan mencari sumber lainnya.
Implikasi dari teori Pasar yang Efisien (Efficient Market Hypothesis Theory) terhadap
manajemen keuangan adalah bahwa perusahaan akan semaksimal mungkin mengusahakan
peningkatan kinerja keuangan perusahaan lebih baik dari tahun ke tahunnya misalnya saja
dengan melakukan aksi korporasi misalnya menerbitkan saham baru, mengumumkan kenaikan
laba dan dividen, merger, pemecahaan saham (stock split), atau aksi korporasi lainnya. Dengan
adanya teori Pasar yang Efisien maka para analis atau pimpinan perusahaan berusaha keras
untuk memaksimalisasikan kerja untuk memberikan kinerja yang terbaik bagi
perusahaan. Yang juga kemudian akan berdampak positif bagi posisi perusahaan di
pasar modal.