Anda di halaman 1dari 15

TEORI AKUNTANSI

NATURE AND SCOPE OF ACCOUNTING

Nama Kelompok
1. Wisnu Widyatmoko (041711323049)

2. Erlin (041711323050)

3. Putri Nira Alentia (041711323066)

4. Nio Irmalia (041711323074)

5. Aprilia Rahmawati (041711323075)

6. Tara Narulita Honora (041711323082)

7. Zunita Rachmaniar (041711323083)


8. Ima Aizi Saitri (041711323088)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA
TAHUN AJARAN 2018-2019

1. DEFINISI AKUNTANSI
Menurut AICPA, akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan dan pengikhtisaran
dengan beberapa cara tertentu dalam ukuran moneter,transaksi dan kejadian-
kejadian yang umumnya bersifat keuangan termasuk menafsirkan hasil-hasilnya.
Menurut American Accounting Association (AAA), akuntansi merupakan proses
pengidentifikasian, pengukuran dan melaporkan informasi ekonomi untuk
memungkinkan adanya penilaian-penilaian keputusan yang jelas dan tegas
bagi pengguna informasi tersebut
Menurut Accounting Principles Board (APB), akuntansi adalah suatu aktivitas jasa,
yang menyediakan informasi kuantitatif terutama yang mempunyai sifat dalam
pengambilan keputusan ekonomi
Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa akuntasi adalah
aktivitas jasa yang berfungsi memberikan informasi kuantitatif mengenai
kesatuan ekonomi terutama yang bersifat keuangan yang bermanfaat dalam
pengambilan keputusan.

Logic of Double-Entry Accounting


1 Classificational View
Pandangan tradisional double-entry merupakan sistem dua classificational dengan
fokus pada total aset. Persamaan akuntansi merangkum posisi classificational, yaitu

Aset = Kewajiban + Modal


Sisi kiri persamaan menunjukkan fitur dari total aset, dan sisi kanan menunjukkan
fitur ekuitas. Dengan kata lain, dalam pencatatan double-entry, kita melihat satu
objek, total aset, dalam dua karakteristik

2 Causal View
Causal double-entry memperlakukan kenaikan penurunan total aset dari transaksi sebagai
hubungan sebab dan akibat. Dualitas berhubungan dengan asosiasi sebab-akibat ini. Di sisi
lain, dualitas dalam pendekatan classificational menunjukkan dua klasifikasi dan
kenaikan dan penurunan total aset merupakan masalah yang terpisah.

3 Significance of Double-Entry
Kontribusi signifikan double-entry lebih dibanding single-entry adalah bahwa
status keuangan saat ini dari suatu perusahaan sepenuhnya dicatat oleh peristiwa
masa lalu. Pada tanggal tertentu, aset dan kewajiban menggambarkan posisi
sekarang dari suatu perusahaan, dan rekening modal, termasuk pendapatan,
dapat dilihat sebagai ringkasan dari peristiwa masa lalu.

2. BADAN-BADAN OTORITAS
Badan yang memiliki otoritas untuk membuat peraturan akuntasi di Indonesia antara lain :

1. Ikatan Akuntansi Indonesia Tujuan IAI antara lain


a. Mengembangkan penelitian, pendidikan dan
pelatihan serta pemasyarakatan teori dan praktik
profesi dan jasa lain yang terkait dengan akuntansi
b. Meningkatkan kecakapan dan tanggung jawab
profesi setiap anggota
2. Institusi Akuntan IAPI adalah organisasi profesi akuntan publik yang mandiri
Publik Indonesia yang diatur dalam Peraturan Kementrian Keuangan
no.17/PMK.01/2008 yang mengakui IAPI sebagai organisasi
profesi akuntan publik yang berwenang melaksanakan ujian
sertifikasi akuntan publik ,penyusunan dan penerbitan
standar profesional dan etika akuntan publik, serta
penyelenggaraan program pendidikan berkelanjutan
3. Badan Pengawas Pasar Sebuah lembaga dibawah kementrian keuangan indonesia
Modal dan Lembaga yang bertugas membina, mengatur dan mengawasi
Keuangan (Bapepam –LK) kegiatan pasar modal , merumuskan dan melaksanakan
kebijakan dan standarisasi teknis dibidang keuangan

Di dunia, ada beberapa badan yang memiliki otoritas untuk menetapkan


peraturan akuntasi antara lain:
1. American Institute Of a. AICPA merupakan organiasi profesi yang
Certified Public Accountans mengkoordinasikan para akuntan publik yang
(AICPA) bersertifikat di Amerika Serikat. Lembaga ini
memiliki dua komite teknis yaitu accounting standars
executive commte (AcSec) dan auditing standards
commite (AuSec).
b. AICPA mendirikan Accounting Priciples Board

(APB) dengan tujuan untuk mengajukan


rekomendassi tertulis mengenai prinsip akuntansi,
menentukan praktik akuntansi dan mempersempit
celah perbedaan yang ada serta ketidakkonsitenan
yang terjadi dalam praktik akuntansi saat ini.
2. The American Accounting AAA merupakan organisasi untuk para akuntan dari
Association (AAA) bidang akademik maupun individu yang tertarik degan
perbaikan praktik dan teori akuntasi.
3. The Financial Accounting FASB merupakan organisasi sektor swasta yang
Standard Board (FASB) menggantikan APB di tahun 1973 sebagai badan yang
bertanggung jawab untuk menetapkan standar-standar
akuntansi, FASB merupakan badan yang bersifat
otoritatif dengan tugas menetapkan dan meningkatkan
standar laporan akuntansi keuangan.. Standar akuntansi
keuangan yang diterbitkan oleh FASB dipandang sebagai
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
4. Securities and Exchange SEC dibentuk pertama kalinya pada tahun 1934, dimana
Commision (SEC) peran utamanya adalah untuk mengatur penerbitan dan
transaksi perdagangan sekuritas oleh emiten kepada
khalayak ramai (publik). SEC juga mewajibkan
perusahaan public agar laporan keuangan eksternalnya
diaudit oleh akuntan independen.
5. Governmental Accounting GASB dibentuk pada tahun 1984 oleh FAF dengan tugas
Standards Board (GASB) menetapkan standar akuntansi keuangan pemerintah
6. National Association Of National Association of Accountants (NAA) terdiri
Accountant (NAA) terutama dari akuntan industri. Penelitian dalam biaya
dan akuntansi manajerial.
7. Canadian Institute of Badan akuntansi yang paling berpengaruh di Kanada
Chartered Accountants (CICA) adalah Canadian Institute of Chartered Accountants
(CICA). Akuntansi publik dilisensikan oleh masing-
masing goverenment provinsi dan dalam kebanyakan
kasus dibatasi untuk akuntan yang “chartered”.
3. TEORI AKUNTANSI

Pada umumnya, kita sering membuat perbedaan antara teori dan praktek.
Beberapa pengertian yang dikaitkan dengan istilah ini, antara lain:
1. Teori adalah abstrak, konstruksi, yang dibandingkan dengan sesuatu yang
operasional di dunia nyata. Misalnya, teori penyusutan, teori penganggaran
modal, atau beberapa teori lainnya. Dengan ini berarti, penjelasan rasional
atas topik yang diberikan, seperti penyusutan dan penganggaran modal.
2. Teori merupakan sistem komprehensif yang meliputi postulat dan dalil-dalil yang ada.
Semua pengertian di atas semua benar, tergantung pada konteks konteks ketentuan yang
diterapkan. Pada bagian ini, akan dibahas deskripsi singkat. Teori akuntansi adalah sistem
deduktif yang rumit yang terdiri dari tiga tingkat berbeda dari laporan penurunan umum.

Bagan di atas menjelaskan alur panah menunjukkan bahwa pernyataan tingkat tertentu secara
logis berasal dari beberapa pernyataan tingkat sebelumnya yang terdiri dari 3 tingkat, yaitu:
1. Level pertama terdiri atas sebagian besar pernyataan umum yang meliputi:
a. Postulat atau asumsi dasar. Contohnya adalah asumsi “going concern”.
b. Pengertian , contohnya yaitu biaya, nilai, aset, hutang, pendapatan, dan beban.
c. Tujuan dari akuntansi juga termasuk jajaran level pertama.
2. Pada level kedua meliputi prinsip dan standard akuntansi. contohnya adalah
prinsip biaya historis dan pengakuan pendapatan dan prinsip-prinsip matching.
3. Tingkat level yang terakhir terdiri dari pernyataan pada prosedur khusus
akuntansi, seperti penyusutan garis lurus dalam penilaian persediaan LIFO.
Namun ahli teori akuntansi belum mampu menunjukkan derivasi logis dengan cara
yang formal, sehingga FASB lebih memilih menggunakan ketentuan “kerangka
konseptual” dibandingkan teori ini.
Pada tahun antara 1978 dan 1985, FASB menerbitkan enam pernyataan
konsep berikut yang membangun kerangka konseptual, sebagai berikut:
FASB dalam kerangka konseptualnya mengarah pada tujuan, karakteristik
kualitatif atas laporan keuangan (seperti relevansi dan reliabilitas), dan komponen dasar
dari akuntansi. Apabila dihubungkan dengan skema sebelumnya, maka tujuan dan
karakteristik kualitatif dapat disebut sebagai tujuan akuntansi, sedangkan elemen dasar
akuntansi merujuk pada definisi umum yang mendasar. FASB juga menjelaskan metode
pengukuran setiap elemen yang ada pada laporan keuangan, jika dikaitkan dengan
skema maka termasuk level ketiga yaitu, prinsip dan metode. Hal yang perlu
diperhatikan yaitu desain keseluruhan teori akuntansi umum saat kita membahas
berbagai aspek teori sehingga dilihat di mana setiap bagian cocok dengan keseluruhan.
Dalam akuntansi, kita sering membuat perbedaan antara prosedur dan teori.
Sebagaimana yang dicerminkan pada struktur umum teori-teori akuntansi, teori itu mencakup
baik rasionalitas dan proseduralnya. Kedua hal tersebut membentuk hubungan yang terintegrasi.
Agar memperoleh pemahaman yang baik dalam praktik akuntansi, diharapkan memahami
konsep rasionalitas dan prosedur praktisnya. Akuntan yang hanya familiar dengan dimensi
praktik, hanya akan memiliki pengetahuan akuntansi yang dangkal. Demikian juga, seseorang
yang hanya familiar dengan aspek akuntansi yang umum dan tidak mengetahui seluk-beluk dari
aplikasi praktiknya hampir tidak bisa dipanggil seorang akuntan.
Sebab dalam akuntansi, kita tidak dapat membuktikan secara logika bahwa
metode yang diberikan adalah diturunkan dari prinsip-prinsip tertentu, yang mana
telah diturunkan dari pernyataan pertama ( first-levelstatement ), adanya
ketidaksetujuan tentang di tingkat mana suatu pernyataan berada. Misalnya, apakah
perlu adanya “ going concern “ antara postulat atau ”prinsip”?. Oleh karena itu kita
bergantung banyak pada intuisi dan pemahaman umum kita atas akuntansi tentang
di mana dan bagaimana bagian-bagian yang berbeda dapat menyatu bersama.

Need For Theory


Sejak APB dan FASB menerbitkan peraturan yang disepakati, maka diatur secara
memaksa dalam pemilihan metode. Namun, praktik akuntansi dengan metode tertentu dapat
diperbolehkan secara kenyataannya, karena adanya sejumlah prosedur alternatif yang
diizinkan. Adapun hal tersebut dinyatakan dalam laporan khusus AICPA dalam komite NYSE
yang mana disampaikan bahwa suatu alternatif yang lebih praktis adalah memberikan
kebebasan pada suatu perusahaan untuk memilih metode yang diinginkan dalam suatu
kerangka batasan yang luas. Doktrin yang membolehkan setiap perusahaan memilih
metodenya secara khusus selanjutnya menjadi suatu pertimbangan yang diinginkan.
Kebebasan ini menjadi suatu sumber adanya “ kebingungan “ di beberapa pihak. AICPA
mencoba menerapkan suatu aturan dengan menerbitkan sejumlah resolusi, namun tak
semuanya berhasil. Alasannya adalah resolusi yang diterbitkan hanya menjadi suatu “
distillation of practice “ yang didukung komite ad hoc dibanding dengan suatu prinsip yang
memang disusun oleh susunan prinsip dasar yang memiliki kekuatan yang lebih tinggi. APB
mengakui hal ini ketika mendeklarasikan prinsip akuntansi yang diterima umum bersifat
konvensional ( secara umum diterima berdasarkan suatu persetujuan ) alih-alih adanya
turunan secara formal dari susunan postulat atau konsep dasar. Prinsip itu dikembangkan
dari basis pengalaman, alasan tertentu, tingkat penggunaan, dan keperluan praktis saja.
Sumber dari otoritas akuntansi timbul dalam jumlah besar. Contohnya, IRS mengakui
konsep LIFO dalam rangka valuasi sediaan dan “ accelerated method “ untuk depresiasi, oleh
sebab hal itu diakui dalam profesi. Petinggi bisnis terkadang membujuk akuntan untuk
merancang skema akuntansi yang diterima dalam rangka minimalisasi pajak. Karena suatu
metode tidak mendasar diterapkan dalam suatu sektor akuntansi atau adanya motif lain di
belakangnya, bukan berarti hal tersebut dapat dianggap layak, namun hal itu berarti bahwa
konsep yang inkonsisten-lah yang menjadi masalah. Oscar Gellein – mantan anggota APB dan
FASB berpendapat bahwa karena adanya keterbatasan kerangka konseptual, “ Hukum
Greshman terkadang mengambil alih : praktik yang buruk menutupi suatu praktik yang telah baik
adanya “. Baik APB maupun FASB telah mengikuti dasar yang ditetapkan AICPA untuk
memberikan jawaban terkait pertanyaan spesifik di bidang akuntansi. Namun dalam rangka
melengkapi jawaban atas masalah khusus tertentu, hal itu mensyaratkan adanya suatu teori atas
asal suatu jawaban dinyatakan. Karena tidak adanya titik terang atas suatu prinsip akuntansi
yang diterima secara umum, rekomendasi dari badan-badan otoritas akuntansi dipandang
menjadi solusi yang bersifat ad hoc untuk mengendalikan masalah pada saat itu. FASB
memandang bahwa adanya teori umum dapat membawa kepada suatu konsistensi terkait
standar akuntansi serta menentukan dasar, fungsi, dan batasan dalam akuntansi keuangan dan
penyusunan laporan keuangan. FASB pun memperdebatkan terkait teori yang komprehensif
menghasilkan keuntungan tertentu dalam profesi, yang mana suatu teori dapat :
1. Membimbing otorita akuntansi untuk bertanggungjawab menghasilkan standar akuntansi
2. Menyediakan suatu “ kerangka “ referensi untuk menyelesaikan masalah akuntansi
atas ketidakhadiran suatu standar yang benar-benar resmi diundangkan
3. Menentukan batasan judgment dalam menyusun laporan keuangan
4. Meningkatkan pemahaman pengguna laporan keuangan dan kerahasiaan laporan keuangan
5. Meningkatkan komparabilitas
Dari pernyataan FASB diatas, alasan berdirinya kumpulan teori akuntansi adalah
menjawab pertanyaan, yang mana setiap jawabannya dapat diselesaikan sesuai dengan
standar yang benar-benar ditetapkan. Suatu teori dapat dipandang sebagai suatu model
yang mewakili suatu hal yang nyata. Anggaplah kita membangun suatu kota dalam rangka
menentukan berapa banyak waktu yang dihabiskan mobil untuk mencapai suatu titik
dari titik tertentu. Adapun model yang disusun haruslah realistis sehingga bisa
menghasilkan suatu pemahaman tertentu.

Agreement On Postulate And Principle


Sejak 1930an, baik individu dan badan otoritas telah mengusahakan untuk
membentuk suatu tatanan postulat akuntansi. Tujuannya secara eksplisit adalah
menegaskan keyakinan terkait apa yang telah diundangkan dalam komponen utama
dari teori-teori akuntansi. Pemeriksaan setiap percobaan ini mengungkapkan adanya
konsistensi pemahaman terkait asumsi dasar, yang mana terdiri dari
1 Entity. Aktivitas ekonomi telah dipimpin dan teridentifikasi lewat suatu entitas tertentu.
2 Monetary Unit. Uang digunakan sebagai satuan moneter pengukuran objek ekonomis dan
setiap kejadian
3 Exchange Prices. Data akuntansi menggunakan basis harga secara historis, masa kini,
atau pertukaran di masa mendatang
4 Continuity. Entitas dipandang memiliki masa waktu tak terbatas, kecuali adanya bukti
lain yang kontras
5 Time Period. Aktivitas ekonomi dilakukan dalam periode spesifik tertentu.
Dalam akuntansi konvensional, berikut ini secara khusus standar-standarnya yaitu
historical cost measurement, pengakuan pendapatan, matching, dan disclosure.

THE SCIENTIFIC VIEW AND ACCOUNTING


A. Apa itu teori ?
Teori merupakan pernyataan yang bersifat umum/universal, menjelaskan secara
khusus suatu proses, peristiwa/fenomena berdasarkan observasi beberapa fakta.
Menurut Godfrey, dalam mengaitkan antara teori dengan kenyataan , dikenal
tiga jenis hubungan, yaitu :
1. Syntactic
Teori dirumuskan dengan garis logis. Hubungan itu dirumuskan dalam bentuk
aturan seperti aturan bahasa, aturan matematik, dan lain sebagainya.
2. Semantic
Teori menghubungkan konsep dasar dari suatu teori ke objek nyata.hubungan
ini dituangkan dalam bentuk aturan yang sesuai atau definisi operasional.
Semantic menyangkut hubungan kata, tanda, atau simbol dari kenyataan
sehingga teori itu lebih mudah dipahami, realistis, dan berarti.
3. Pragmatic
Tidak semua teori memiliki aspek pragmatis. Disini pragmatis itu berkaitan
dengan pengaruh kata-kata, simbol terhadap manusia. Akuntansi dianggap
memiliki kemampuan mempengaruhi perilaku manusia.

B. Paradigma dan Perkembangan Ilmiah Akuntansi


Paradigma merupakan suatu cara pandang yang mendasar, bagaimana cara kita
melihat, memikirkan, memaknai, dan juga menyikapi serta memilih tindakan atas sebuah
fenomena yang ada dan terjadi (cara pandang individu terhadap suatu objek). Dalam
akuntansi, paradigma misalnya historical cost, current cost, exit price, the efficient markets
hypothesis dan agency theory. Paradigma dapat berevolusi seiring dengan
berkembangnya zaman begitupun dengan akuntansi yang merupakan sebuah
ilmu dengan berbagai paradigma (multiple paradigm science).
Dalam suatu riset Chariri dan Ghozali (2001) menuliskan bahwa pendekatan klasikal
lebih menitikberatkan pada pemikiran normative yang mengalami kejayaannya pada tahun
1960-an. Pada tahun 1970-an terjadi pergeseran pendekatan dalam riset akuntansi dari
normative ke positive research yang dipelopori oleh Watt dan Zimmerman. . Alasan yang
mendasari pergeseran ini adalah bahwa pendekatan tidak dapat menghasilkan teori
akuntansi yang siap digunakan dalam praktik sehari-hari. Alasan kedua yang mendasari
usaha pemahaman akuntasi secara empiris secara mendalam adalah adanya “gerakan” dari
masyarakat peneliti akuntansi yang menitikberatkan pada pendekatan ekonomi dan perilaku
perkembangan ekonomi keuangan, terutama munculnya hipotesis pasar efisien (Efficient
Market Hypothesis) dan teori keagenan (Agency Theory), yang menciptakan suasana baru
bagi riset empiris manajemen dan akuntansi.
C. Teori Akuntansi Normatif dan Positif
Teori akuntansi positif berupaya menjelaskan sebuah proses, yang menggunakan
kemampuan, pemahaman, dan pengetahuan akuntansi serta penggunaan kebijakan
akuntansi yang paling sesuai untuk menghadapi kondisi tertentu dimasa mendatang. Teori
akuntansi positif pada prinsipnya beranggapan bahwa tujuan dari teori akuntansi adalah
untuk menjelaskan dan memprediksi praktik-praktik akuntansi. Sedangkan teori normatif
dianggap merupakan pendapat pribadi yang subjektif, sehingga tidak dapat diterima begitu
saja dan harus dapat diuji secara empiris agar memiliki dasar teori yang kuat. Dalam
praktik, para profesional dalam bidang akuntansi telah menyadari
sepenuhnya bahwa teori akuntansi positif lebih cenderung diterapkan
dibanding teori akuntansi normatif.

D. Demand for Accounting Research


1. Information Demand
Pihak manager, kreditor, investor, auditor dan analis keuangan perlu memahami dan
memprediksi bagaimana efek dari accounting alternatives untuk
keberlangsungan suatu entitas. Adanya regulasi pemerintah juga menambah
demand for information penting bagi masyarakat agar mereka dapat memastikan
bagaimana regulasi pemerintah tersebut dan efeknya di masa depan.
2. Pedagogic Demand
Mempelajari akuntansi itu sulit karena adanya keberagaman prosedur
akuntansi, oleh karena itu para peneliti menguji dulu sistem akuntansi yang
ada dan mengidentifikasikan perbedaan dan persamaannya.
3. Justification Demand
Bagi auditor accounting research digunakan sebagai dasar argumen dengan
manager. Bagi manager, digunakan untuk dasar pertimbangan atas
keberlangsungan perusahaan.

TEORI PENGUKURAN

Menurut Norman Campbell, Teori Pengukuran ialah penentuan angka-angka yang


mengambarkan sifat material sistem yang didasrkan pada hokum yang mengatur sifat tersebut
Menurut Stevens adalah penentuan angka-angka yang berkaitan atau memiliki
kaitan dengan objek atau peristiwa sesuai dengan peraturan.

Skala pengukuran
Menurut stevens, skala dibagi menjadi :
1. Nominal
Dalam skala nominal, angka hanya berguna
sebagai label 2. Ordinal
Terciptanya skala ordinal ketika suatu operasi memeringkatkan objeck dengan sifat
yang diberikan
3. Interval
Dalama skala interval tidak hanya memberi peringkat kepada objeknya, tetapi
termasuk jarak interval skala yang diketahui dan sama
4. Rasio
Skala rasio merupakan skala yang memberikan peringkat kepada objek/ peristiwa,
interval antar objek diketahui dan sama, dan jarak paling tidak satu lainnya diketahui

Operasi yang diperbolehkan atas skala tertentu

1. Skala nominal : operasi aritmetika tidak dapat digunakan


2. Skala ordinal : operasi aritmetika tidak dapat digunakan. Kita tidak dapat
menambah, mengurangi, mengalikan atau membagi angka-angka atau interval pada
skala
3. Skala interval : Penambahan dan pengurangan dapat digunakan sehubungan
dengan nomor tertentu pada skala serta interval, tetapi perkalian dan pembagian tidak
dapat digunakan dengan mengacu pada nomor tertentu
4. Skala ratio : semua operasi aritmatika dasar penambahan, pengurangan, perkalian
dan pembagian, dan juga aljabar, geometri analitik, kalkulus, dan metode statistik

FLAT MEASUREMENTS
Menurut Gampbell, pengukuran dapat dilakukan hanya jika teori empiris yang telah
terkonfirmasi ada untuk mendukung pengukuran.
Dalam akuntansi, variabel atau properti yang bisa di oberservasi dengan jelas untuk
dipertimbangkan hubungan pada konsep yang ada tanpa harus mengkonfirmasi
teori untuk mendukung hubungan ini.
Realibility dan Accuracy
Tidak ada pengukuran yang terbebas dari eror terkecuali perhitungan.
Sumber Error
1. Operasi pengukuran dinyatakan dengan tidak tepat
Menentukan properti yang terdiri dari beberapa operasi tidak dinyatakan dengan
tepat dan tidak terinterpretasi dalam ukurang yang tepat.
Contohnya, dalam menghitung income melibatkan beberapa banyak hal, yang mana
sering terinterpretasi berbeda oleh akuntan yang berbeda pula dan juga perhitungan
matematika operasi tidak cocok dengan nilai actual properti yang dihitung

2. Alat Pengukur
Pengukur dapat salah menafsirkan aturan, bias, atau menerapkan atau membaca
instrumen secara tidak benar. Contohnya, jika 10 orang mengukur panjang ruangan
yang jelas namun kemungkinan akan ada hasil 10 pengukuran yang berbeda.

3. Instrumen
Instrumen tidak butuh menjadi alat fisik namun bisa menjadi grafik, table nomer,
dan index harga. Contohnya, beberapa mempertimbangkan Consumer Price
Index untuk harga umum tingkat penyesuaian untuk menjadi cacat

4. Lingkungan Hidup
Pengaturang yang mana operasi pengukuran dilakukan dapat memiliki efek pada
hasil akhir. Contohnya, kondisi cuaca dapat mempengaruhi instrument atau alat
pengukur, kebisingan dapat mengganggu proses pengukuran, jika dalam
accounting tekanan dari manajemen dapat mempengaruhi keputusan accounting.

5. Atribut yang Tidak Jelas


Apa yang harus diukur tidak jelas, khususnya jika pengukuran melibatkan suatu
konsep yang sebenarnya tidak bisa diukur secara langsung. Contohnya,
mengukur kemampuan seorang mekanik

Reliable Measurement
Reliable adalah terbukti konsisten yang baik dalam suatu operasi untuk
menghasilkan hasil yang memuaskan atau hasil sendiri untuk penggunaan tertentu,
atau reliable adalah pengukuran berkaitan dengan ketepatan dengan properti yang
spesifik diukur dengan menggunakan serangkaian operasi tertentu.

Accurate Measurement
Meskipun prosedur pengukuran sudah sangat reliable dan menghasilkan hasil
yang tepat namun belum tentu akurat.

Scientific Approach Applied to Accounting


Misconceptions of Purpose
Seorang akuntan yang percaya akan pendekatan ilmiah akan meminta bukti
empiris untuk mendukung praktik akuntansi yang mana praktisi dapat
merekomendasikan metode yang paling tepat untuk situasi tetentu berdasarkan
bukti ini. Bahkan sering akuntan tidak yakin validitasnya.
Kebenaran absolut diinginkan, yang mana itu tidak memungkinkan. Karena itu, tidak
akan membuahkan hasil untuk mencari yang tidak mungkin. Mempertimbangkan berbagai
argumen, bahwa pengukuran kecuali menghitung akan melibatkan eror, sehingga
kita harus mengurangi konsep idealis pada benar atau salah dalam ilmiah

Testing Accounting Theory


Testing teori akuntansi dengan cara menentukan apakah data kuantitatif yang
dihasilkan secara keseluruhan dari teori berguna dalam menentukan keputusan?
Pengambil keputusan menggunakan informasi akuntansi untuk membuat prediksi
tentang perusahaan kemudian membuat keputusan berdasarkan prediksi contohnya
dalam membeli saham suatu perusahaan. Untuk mencari bukti menentukan apakah
informasi berguna ? jawabannya adalah tidak bisa. Sehingga kendala ini menjadi
hambatan pada pendekatan ilmiah dalam bidang akuntansi.

Other Viewpoints on Testing


Karena dalam melakukan tes teori akuntansi mengalami kesusahan, maka FASB
mencoba untuk membuat konseptual framework berdasarkan basis “consensus.
Jika ada kesepakatan umum tentang kebenaran kerangka kerja, maka
harapannya adalah bahwa prinsip dapat dirumuskan dan praktik dapat dievaluasi
dengan referensi kerangka kerja ini.
Ketidakmampuan untuk menguji sistem akuntansi secara langsung untuk
menentukan apakah mereka menyajkan informasi yang berguna telah menyebabkan
FASB untuk merekomendasikan “qualitative characteristics” dipertimbangkan sesuai
kriteria pada data pilihan untuk dilaporkan.

4. OBJECTIVE OF ACCOUNTING
Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No.1 “Objectives of Financial
Reporting by Business Enterprises” dijelaskan :
Financial reporting should be provide information that is useful to present and
potential investors and creditors and other users in making rational investments,
credit, and similiar decisions .(paragragh 34)
Penjelasan diatas sesuai dengan yang telah dibahas pada Chapter 1, dimana sejarah
mencatat bahwa akuntansi sangat responsif terhadap kebutuhan para penggunanya.
Penyediaan informasi bagi para pengguna adalah poin penting dalam akuntansi. Perubahan
atau dinamika sosial dan ekonomi, serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
membuat adanya tuntutan dari users untuk memberikan informasi laporan keuangan yang lebih
berguna. Sebagai seorang akuntan, maka harus berperan aktif dalam melihat permintaan user
dan selalu bekerja keras memperbarui kualitas pelaporan keuangan. Apabila data informasi
akuntansinya tidak informatif, maka investor tentu akan mencari sumber lainnya.

Informasi untuk Pengambilan Keputusan


Dalam SFAC Paragraf ke 34, dijelaskan bahwa tujuan pelaporan keuangan adalah untuk
menyediakan informasi yang bermanfaat bagi investor dan kreditur (sekarang maupun potensial)
dan pengguna lain dalam pengambilan keputusan investasi, kredit dan keputusan lainnya secara
rasional. Jelaslah bahwa fokus informasi keuangan menurut tujuan di atas adalah pihak investor
dan kreditur. Investor sebagai pihak penyandang dana suatu perusahaan
memerlukan informasi keuangan yang akan membantu dalam pengambilan keputusan investasi,
misalnya apakah investor akan tetap menanamkan dananya pada perusahaan tersebut atau
akan memindahkan ke investasi lain. Bagi calon investor tentu juga ingin mengetahui
kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba, tingkat pengembalian investasi, dan prospek
mendatang perusahaan. Bagi para kreditor sebelum mengambil keputusan untuk memberi atau
tidak kredit kepada suatu perusahaan tentu juga perlu mempertimbangkan mengenai
kemampuan perusahaan untuk mengembalikan kreditnya jika telah jatuh tempo.
Sehubungan dengan manfaat informasi keuangan dalam pengambilan keputusan
investasi dan kredit, FASB mensyaratkan bahwa laporan keuangan harus mampu
menjadi informasi yang mudah untuk dipahami bagi pihak-pihak yang memiliki
pemahaman yang cukup mengenai aktivitas bisnis dan ekonomi, dan yang ingin
mempelajari informasi dengan kemauan yang memadai. Hal ini dimaksudkan agar
informasi keuangan dapat membantu pihak nonprofesional maupun pihak yang
profesional dalam pengambilan keputusan, terutama pihak yang berkepentingan untuk
mempelajari bagaimana menggunakan alat bantu informasi tersebut secara tepat.

Informasi yang Bermanfaat


Sesuai SFAC No 2, ada 2 karakteristik utama dalam informasi yang penting
dalam pembuatan keputusan yaitu relevance dan reliable. Suatu informasi bersifat
relevance ketika adanya perbedaan dalam keputusan user, sedangkan reliable ketika
dapat mewakili apa yang diinginkan untuk ditunjukkan. APB menerangkan kedua hal ini
sebagai tujuan kualitatif. Gagasan selanjutnya yaitu tujuan utama akuntansi perlu
dikaitkan dengan kepentingan umum, sehingga kebenaran, keadilan dan kewajaran pun
termasuk didalamnya. Dalam laporan auditor, CPA mensertifikasi bahwa data keuangan
diterbitkan dengan penuh kewajaran. Bila suatu laporan bersifat benar, wajar, dan tepat
maka dapat dikatakan informasi itu reliable dan relevant. Kata “useful information”
selanjutnya terkait dengan karakteristik relevansi dan reliabilitasnya laporan keuangan,
termasuk dengan cakupan tujuan etika terkait kebenaran, kewajaran, dan keadilan.

E. EFFICIENT MARKET HYPOTHESIS THEORY


Menurut Teori Efficient Market Hypothesis (EMH) bahwa harga saham yang terbentuk
merupakan refleksi dari seluruh informasi yang ada di Pasar Modal. Statman (1998,
p.18) menyatakan bahwa investor tidak dapat mengalahkan return pasar secara
sistematis dan harga saham adalah rasional. Ada tiga bentuk dari Teori EMH:

a. Bentuk lemah (Weak Form)


Dalam Weak form EMH, harga saham akan mencerminkan seluruh historical information,
seperti volum data tradings ebelumnya, rate of return, dan harga sebelumnya. Menurut Relly &
Brown (2012:142), hipotesis ini menunjukan bahwa tingkat pengembalian yang lalu dan data
historis lainnya tidak memiliki hubungan atau kaitan dengan tingkat pengembalian di masa
depan. Dalam keadaan pasar seperti ini maka seorang investor akan melakukan jual beli
berdasarkan data historis yang belum tentu mencerminkan keadaan pasar sekarang. Namun jika
investor ingin mencapai suatu keuntungan atau memprediksi harga dan pengembalian dimasa
datang, maka sebaiknya investor tidak menjadikan data historis sebagai
acuan dalam melakukan keputusan berinvestasi. Seperti yang dikatakan oleh Dwita
Amelia Fitriani (2009: 11) dalam penelitiannya bahwa: “Dalam pasar bentuk ini, akan
lebih baik bagi investor untuk melakukan analisis fundamental bila dibandingkan dengan
analisis teknikal dalam rangka mengambil kelebihan imbal hasil pada jangka panjang.”
b. Bentuk semi-kuat (Semi-strong Form)
Bentuk pasar Semistrongmemiliki tingkat efisiensi pasar yang lebih besar dibandingkan
bentuk pasar lemah atau weak form. Pada bentuk pasar semistorng maka data historis yang
berupa informasi mengenai saham (harga, volum, dan sebagainya) dipasar modal diketahui
dan dijadikan acuan investor untuk mengambil keputusan investasi selanjutnya, selain dari
itu informasi atau berita publik juga diperoleh dan dijadikan sebagai acuan bagi
investordalam mengambil langkah investasi selanjutnya. Harga saham yang tercerminkan
dalam Semistrong FormEMH adalah harga saham sudah mencakupi seluruh informasi
publik seperti adanya pembagian dividen, adanya pemecahan saham atau stocks split,
berita ekonomi juga politik dinegara dan sebagainya. Namun pada pasar Semistorng, masih
terdapat kendala dimana informasi yang diterima oleh investor sering kali tidak
mencerminkan keadaaan yang sebenarnya. Hal ini disebabkan karena masih banyak
informasi-informasi privat yang tidak diketahui sehingga informasi yang tersebar sering kali
tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Selain dari pada itu pada bentuk pasar
Semistrong, investor akan terkena biaya atas transaksi yang dilakukan.

c. Bentuk Kuat (Strong Form)


Pada kondisi pasar yang lemah dan semi kuat, data historis dan informasi publik akan
menjadi acuan investor untuk mengambil keputusan dalam investasi, namun pada keadaan
pasar yang kuat dikondisikan bahwa informasi yang akan diperoleh investor tidak hanya
informasi publik, melainkan termasuk informasi privat. Keadaan pasar akan dikatakan sempurna
atau kuat jika informasi privat tercerminkan kedalam harga saham sehingga tidak adainformasi
yang dimiliki atau tersimpan sendiri oleh seorang individu khususnya individu dalam suatu
perusahaan. Hipotesis dalam ini juga mengasumsikan dimana keadaan pasar sempurna yang
berarti semua orang dapat memperoleh informasi-informasi di waktu yang sama tanpa adanya
biaya yang harus dikeluarkan. Halini didukung oleh pernyataan dari Relly
& Brown, (2012:142) bahwa: “Stock prices fully reflect all information from public and
private sources.” Pada kenyataannya melalui penelitian sebelumnya, keberadaan pasar
dalam bentuk kuat atau Storng formsangat sulit ditemukan disuatu pasar modal. Hal ini
dipicu oleh karena adanya hasil penelitian yang menyatakan bahwa terdapat faktor internal
atau individu didalam suatu entitas yang dapat mengambil aksi terlebih dahulu untuk
mendapatkan keuntungan sebelum informasi yang diketahuinya disebarkan kepada publik.

Implikasi dari teori Pasar yang Efisien (Efficient Market Hypothesis Theory) terhadap
manajemen keuangan adalah bahwa perusahaan akan semaksimal mungkin mengusahakan
peningkatan kinerja keuangan perusahaan lebih baik dari tahun ke tahunnya misalnya saja
dengan melakukan aksi korporasi misalnya menerbitkan saham baru, mengumumkan kenaikan
laba dan dividen, merger, pemecahaan saham (stock split), atau aksi korporasi lainnya. Dengan
adanya teori Pasar yang Efisien maka para analis atau pimpinan perusahaan berusaha keras
untuk memaksimalisasikan kerja untuk memberikan kinerja yang terbaik bagi
perusahaan. Yang juga kemudian akan berdampak positif bagi posisi perusahaan di
pasar modal.

Anda mungkin juga menyukai