KAJIAN PUSTAKA
Belajar dimulai sejak manusia lahir sampai akhir hayat. Sedangkan Trianto (2014)
menyatakan belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan
pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat diindikasikan
(2007) yang menyatakan belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk
bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa tua melalui
rangkaian proses belajar sepanjang hayat. Rangkaian proses belajar itu dilakukan
9
10
keterampilan dan kemampuan, serta perubahan aspek-aspek yang lain yang ada
dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran
merupakan bantuan yang diberikan guru agar dapat terjadi proses perolehan ilmu
dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan
kepercayaan pada siswa. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk
1. Teori kognitivisme
menggunakan media/ alat bantu melalui berbagai metode. Teori belajar yang
berkembang berdasarkan teori ini ialah teori perkembangan kognitif Piaget, teori
yakni pendapat bahwa pengetahuan berasal dari individu dan terpisah dengan
kematangan biologis.
b. teori Bruner
Teori belajar Bruner ialah belajar penemuan atau Discovery Learning. Belajar
didorong untuk belajar sendiri secara mandiri. Siswa terlibat aktif dalam penemuan
abstraksi sebagai objek budaya. Guru mendorong dan memotivasi siswa untuk
Di dalam proses belajar Bruner mementingkan partisipasi aktif dari tiap siswa
penemuan-penemuan baru yang belum dikenal atau pengertian yang mirip dengan
c. teori Ausubel
bahwa bahan pelajaran akan lebih mudah dipahami jika bahan ajar dirasakan
bermakna bagi siswa. Proses belajar terjadi melalui tahap-tahap antara lain: a)
2. Teori konstruktivisme
itu tidak sesuai lagi. Menurut teori ini, satu prinsip paling penting dalam psikologi
pendidikan bahwa guru tidak dapat hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada
siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuannya. Hal ini sejalan dengan
merupakan kunci utama dari belajar bermakna. Belajar bermakna tidak akan
masalah yang nyata dan mendorong mereka untuk memecahkan masalah mereka
kontroversi atau melakukan percobaan. Ide dasarnya bahwa siswa cenderung kuat
mengingat konsep yang mereka temukan sendiri. Belajar untuk menemukan paling
sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajaran tidak disajikan dengan
menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam
ingatan, tidak akan mudah dilupakan siswa. Dengan belajar penemuan anak juga
belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan sendiri problem yang dihadapi.
sebagai model pembelajaran. Oleh karenanya, istilah yang sering muncul adalah
siswa disajikan materi pembelajaran yang masih bersifat belum tuntas atau belum
dengan inkuiri (inqury) dan Problem Solving. Tidak ada perbedaan yang prinsipil
pada ketiga istilah ini, pada Discovery Learning lebih menekankan pada
dengan Discovery ialah bahwa pada Discovery masalah yang diperhadapkan kepada
siswa semacam masalah yang direkayasa oleh guru. Sedangkan pada inkuiri
pembimbing dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif,
siswa sesuai dengan tujuan. Kondisi seperti ini ingin mengubah kegiatan belajar
15
mengajar yang teacher oriented (berorientasi pada guru ) menjadi student oriented
muridnya untuk menjadi seorang problem solver, seorang scientis, historin, atau
ahli matematika. Bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, tetapi siswa
2014).
melalui proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau
prinsip, pelajaran tidak disajikan dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan siswa
a. Dalam penemuan siswa memiliki kesempatan untuk terlibat secara aktif dalam
c. Siswa juga belajar merumuskan strategi tanya jawab yang tidak rancu dan
dalam menemukan.
bermakna.
kasus, lebih mudah ditransfer untuk aktifitas baru dan diaplikasikan dalam
Ada sejumlah ciri-ciri proses pembelajaran yang sangat ditekankan oleh teori
b. Mendorong siswa sebagai pencipta kemauan dan tujuan yang ingin dicapai.
hasil.
k. Mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dalam dialog atau diskusi dengan
c. Siswa terlihat aktif secara dialog atau diskusi dengan guru atau siswa lainnya.
diskusi.
interaktif.
a. strategi induktif
Strategi ini terdiri atas dua bagian, yakni bagian data atau contoh khusus dan
bagian generalisasi (kesimpulan). Data atau contoh khusus tidak dapat digunakan
menggunakan strategi induktif ini selalu mengandung resiko apakah kesimpulan itu
selalu benar atau salah. Karenanya kesimpulan yang digunakan dengan strategi
b. strategi deduktif
sebelumnya.
b. Menyajikan materi pelajaran yang diperlukan sebagai dasar bagi para siswa
mengarah pada pemecahan masalah yang aktif dan belajar penemuan, misalnya
c. Guru juga harus memperhatikan cara penyajian yang enaktif, ikonik, dan
simbolik.
Sebagai tutor, guru sebaiknya memberikan umpan balik pada waktu yang tepat.
e. Menilai hasil belajar merupakan suatu masalah dalam belajar penemuan. Secara
beberapa prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar secara
contoh-contoh generalisasi)
20
Guru memaparkan topik yang akan dikaji, tujuan belajar, motivasi, dan memberikan
penjelasan ringkas
Guru mengajukan permasalahan atau pertanyaan yang terkait dengan topik yang dikaji
Kelompok mengorganisasikan dan menganalisis data serta membuat laporan hasil percobaan
atau pengamatan
Discovery Learning di kelas, ada beberapa prosedur yang harus dilaksanakan dalam
timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Disamping itu guru dapat memulai
Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar
agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya
dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis. Pada tahap ini berfungsi untuk
22
tahap ini adalah siswa belajar secara aktif untuk menemukan sesuatu yang
Pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang telah
ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada
e. verification (pembuktian)
Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan
benar atau tidaknya hipotesis yang telah ditetapkan tadi dengan temuan alternative,
tafsiran, atau informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis yang telah dirumuskan
terdahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau
tidak.
23
kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian
atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi. Berdasarkan hasil
menekankan pentingnya penguasaan pelajaran atas makna dan kaidah atau prinsip-
prinsip yang luas yang mendasari pengalaman seseorang, serta pentingnya proses
berikut:
b. Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan ampuh
c. Menimbulkan rasa senang pada siswa karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan
berhasil.
d. Metode ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai dengan
kecepatannya sendiri.
j. Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar
yang baru.
lebih teransang.
seutuhnya.
belajar.
berikut:
25
a. Model ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi
siswa yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan abstrak atau berfikir atau
b. Model ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena
dengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan cara-cara belajar yang lama.
e. Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA kurang fasilitas untuk mengukur
akanditemukan oleh siswa karena telah dipilih terlebih dahulu oleh guru
(Kurniasih, 2014).
materi ajar, menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan, dan memiliki motivasi
Menurut Purba (2006), bahwa Asam dan basa sudah dikenal sejak zaman dulu.
Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti cuka. Istilah basa
26
(alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Basa digunakan dalam
pembuatan sabun. Dan juga sudah lama diketahui bahwa asam dan basa saling
dalam buah jeruk berfungsi untuk memberi rasa limun yang tajam. Cuka
mengandung asam asetat, dan asam tanak dari kulit pohon digunakan untuk
menyamak kulit. Asam mineral yang lebih kuat telah dibuat sejak abad
pertengahan, salah satunya adalah aqua forti (asam nitrat) yang digunakan oleh para
Asam (acid) menurut Arhenius asam adalah zat yang ada dalam air akan
melepas ion H+ jadi pembawa sifat asam adalah ion H+ (ion hidrogen). Basa adalah
senyawa yang dalam air dapat menghasilkan ion hidroksida (OH-), jadi pembawa
sifat basa ialah ion OH-. Menurut Bronsted-Lowry, asam adalah zat yang mudah
melepas proton. Sehingga semakin kuat asam makin kuat dia melepas proton (H+)
Cara yang paling mudah untuk menentukan sifat asam dan basa adalah dengan
menggunakan indikator asam basa, misalnya kertas lakmus. Kertas lakmus merah
akan berubah menjadi biru jika dicelupkan pada larutan basa. Sementara itu, kertas
lakmus biru akan berubah menjadi merah jika dicelupkan kedalam larutan asam.
Jika dilarutkan kedalam larutan netral, kertas lakmus tidak berubah warna. Selain
menggunakan indikator kimia, dalam menentukan sifat asam suatu larutan dapat
digunakan indikator alami yang berasal dari tumbuhan, misalnya daun kubis.
27
Sifat asam basa dari suatu larutan dapat dijelaskan menggunakan beberapa
teori, yaitu teori asam basa Arrhenius, teori asam basa Bronsted-Lowry, dan teori
asam basa G.N Lewis. Ketiga teori ini mempunyai dasar pemikiran yang berbeda,
tetapi saling melengkapi dan memperkaya. Hal-hal yang tidak bisa dijelaskan oleh
teori Arrhenius dapat dijelaskan dan dilengkapi oleh teori Bronsted-Lowry dan
tidak bertentangan dengan teori Arrhenius. Demikia juga G.N Lewis dapat
melengkapi hal-hal terkait asam basa yang tidak dapat dijelaskan oleh teori
Bronsted-Lowry.
Svante Arrhenius mengemukakan bahwa asam adalah suatu zat yang jika
dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion hidronium (H+), sedangkan basa adalah
Berdasarkan jumlah ion H+ atau OH– yang dihasilkan dalam reaksi ionisasi,
(menghasilkan 1 ion H+ atau OH–) dan asam–basa poliprotik (menghasilkan > 1 ion
H+ atau OH–). Beberapa contoh asam dan basa serta reaksi ionisasinya dapat dilihat
Menurut teori Bronsted–Lowry, asam adalah spesi (ion atau molekul) yang
berperan sebagai proton donor (pemberi proton atau H+) kepada suatu spesi yang
lain. Basa adalah spesi (ion atau molekul) yang bertindak menjadi proton akseptor (
serah terima elektron. Menurutnya, asam lewis merupakan suatu senyawa yang
mampu menerima pasangan elektron dari senyawa lain, atau akseptor pasangan
elektron, sedangkan basa lewis adalah senyawa yang dapat memberikan pasangan
Asam dan basa merupakan dua senyawa kimia yang sangat penting dalam
asam, misalnya asam sitrat pada jeruk, dan asam cuka pada cuka makan. Basa
merupakan senyawa yang mempunyai sifat licin, rasanya pahit, dan beberapa
29
bersifat caustik, seperti natrium hidroksida. Meskipun asam dan basa dapat
dibedakan dari rasanya, tetapi tidak disarankan (dilarang) untuk mencicipi asam
dan basa yang ada dilaboratorium. Asam dan basa dapat diidentifikasi
menggunakan indikator. Indikator merupakan zat warna yag warnanya berbeda jika
berada dalam kondisi asam dan basa. Indikator yang biasa digunakan adalah kertas
meter.
cara mengamati perubahan warna kertas lakmus ketika bereaksi dengan larutan.
Ada dua jenis kertas lakmus, yaitu lakmus merah dan lakmus biru. Kertas lakmus
merah yang dicelupkan ke larutan asam tidak akan berubah warna, tetapi jika
dicelupkan kedalam larutan basa, akan berubah warna menjadi biru. Sebaliknya,
jika kertas lakmus biru dicelupkan ke larutan asam, lakmus akan berubah menjadi
Gambar 2.4 Kertas Lakmus Biru Gambar 2.5 (a) Larutan asam dapat
dan Merah
memerahkan lakmus biru, (b) Larutan
basa dapat membirukan lakmus merah
Indikator asam–basa merupakan suatu zat yang mempunyai warna tertentu.
Larutan indikator asam–basa selain dapat digunakan untuk membedakan sifat asam
dan basa suatu zat, juga dapat digunakan untuk mengukur pH, namun larutan
indikator asam–basa tidak memastikan secara tepat nilai pH, namun hanya
bergantung pada pH. Indikator asam– basa sangat berguna dalam penentuan titik
akhir titrasi asam–basa. Daerah pH dan perubahan warna untuk beberapa indikator
berubah pada setiap satuan nilai pH. Indikator universal ada yang berbentuk larutan
atau kertas (stik) yang dilengkapi dengan peta warna dan pH nya.
dari zat–zat kimia). Selain indikator buatan, identifikasi asam basa juga dapat
a b c
Gambar 2.7 Beberapa Indikator Alami, (a) Hydrangea, (b) Kunyit, (c) Kol Merah
Untuk dapat mengetahui nilai pH suatu larutan dapat juga dilakukan dengan
dilengkapi dengan elektrode kaca. Jika elektrode kaca ini dimasukkan kedalam
larutan, akan timbul beda potensial yang diakibatkan oleh adanya ion H + dalam
larutan. Besarnya beda potensial ini ditunjukkan dengan adanya angka yang
konsentrasi ion H+. Oleh karena itu, setiap kali melakukan pengukuran pH meter
harus dikalibrasi dengan menggunakan larutan yang sudah diketahui pH nya secara
kedalam yang diukur dan secara otomatis jarum penunjuk akan menunjuk pada
belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Menurut Sudjana (2006) hasil
pengalaman belajar. Hasil belajar yang dicapai oleh siswa erat kaitannya dengan
tujuan pembelajaran yang direncanakan oleh guru sebelumnya, jadi dapat dikatakan
bahwa standar keberhasilan dalam belajar dapat dilihat dari sejauh mana guru dan
siswa berhasil dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ada. Hasil tersebut dapat
dilihat dalam perilaku siswa atau hasil dalam bentuk angka yaitu tes hasil belajar.
Hasil belajar yang akan dilihat dalam penelitian ini adalah daya ingat yang
dicapai oleh siswa dalam belajar materi ikatan kimia. Agar dapat mencapai hasil
belajar yang optimal dalam pengetahuan, maka metode pembelajaran serta faktor-
perubahan perilaku secara positif serta kemampuan yang dimiliki siswa dari suatu
interaksi proses belajar dan mengajar yang berupa hasil belajar intelektual, strategi
kognitif, sikap dan nilai. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan
Menurut Slameto (2010) membagi hasil belajar dalam tiga ranah, yaitu ranah
a. ranah kognitif
Hasil belajar kognitif adalah perubahan perilaku yang terjadi dalam kawasan
kognisi. Bloom membagi dan menyusun secara hirarkhis tingkat hasil belajar
kognitif mulai dari yang paling rendah dan sederhana yaitu hafalan sampai yang
paling tinggi dan kompleks yaitu evaluasi. Makin tinggi tingkat maka makin
sebelumnya. Enam tingkat itu adalah hafalan (C1), pemahaman (C2), penerapan
(C3), analisis (C4), sintesis (C5), dan evaluasi (C6) (Purwanto, 2014).
yang disimpan dalam otak digunakan untuk merespon suatu masalah. Kemampuan
dengan fakta. Menghafal fakta tidak lagi cukup karena pemahaman menuntut
b. ranah afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar afektif
tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap
34
hubungan sosial.
c. ranah psikomotor
a. faktor internal
Berdasarkan faktor internalnya hasil belajar dapat dibagi menjadi dua yaitu
sebagai berikut:
1) faktor fisiologis
Secara Umum kondisi fisiologis, seperti kondisi kesehatan yang prima, tidak
dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani dan sebagainya.
2) faktor psikologis
Setiap individu dalam hal ini siswa pada dasarnya memiliki kondisi psikologis
yang berbeda-beda, tentunya hal ini turut mempengaruhi hasil belajarnya. Beberapa
faktor psikologis meliputi intelegensi (IQ), perhatian, minat, bakat, motif, motivasi,
b. faktor eksternal
Berdasarkan faktor eksternalnya hasil belajar dapat dibagi menjadi dua yaitu
sebagai berikut:
35
1) faktor lingkungan
fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan alam misalnya suhu, kelembaban dan lain-
lain. Belajar ditengah hari diruang yang memiliki ventilasi udara yang kurang
tentunya akan berbeda suasana belajarnya dengan yang belajar dipagi hari yang
udaranya masih segar dan diruang yang cukup mendukung untuk bernapas lega.
2) faktor instrumental
dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi
unsur atau lebih media yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, video dan
1) Multimedia linier adalah suatu multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat
aplikasi game, dan lain sebagainya. Ciri khas multimedia jenis ini terletak pada
grafik user interface seperti icon atau button, pop-up menu, scroll bar dan lain-lain
adalah bagaimana siswa belajar. Belajar dalam pengertian aktifitas mental siswa
bersifat relatif konstan. Dengan demikian aspek yang menjadi penting dalam
Dari uraian di atas, apabila kedua konsep tersebut kita gabungkan maka
digunakan dalam proses pembelajaran, dengan kata lain untuk menyalurkan pesan
perhatian dan kemauan belajar sehingga secara sengaja proses belajar terjadi,
tepat dan baik, akan memberi manfaat yang sangat besar bagi para guru dan siswa.
Secara umum manfaat yang dapat diperoleh adalah proses pembelajaran lebih
37
menarik, lebih interaktif, lama waktu belajar dapat dipersingkat karena multimedia
hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan pesan dan isi pelajaran dan
kemungkinannya dapat diserap oleh siswa, kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan
dan proses belajar mengajar dapat dilakukan di mana dan kapan saja, serta sikap
dapat dieleminir, antara lain dalam buku ajar tidak mampu untuk menampilkan
Gambar bergerak (video, film dan lainnya), tidak dapat berinteraksi langsung
dengan sumber informasi lain. Selain bagi peserta didik, buku ajar berbasiskan
semakin banyak yang dapat diberikan kepada siswa (hal ini dapat menjadikan
pemahaman visual yang lebih banyak, atau dapat menggantikan pemahaman yang
simulasi.
karakteristik komponen lain, seperti: tujuan, materi, strategi dan juga evaluasi
pembelajaran.
38
lain.
terkendalikan.
bentuk respon, baik berupa jawaban, pemilihan, keputusan, percobaan dan lain-
lain.
Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media bahwa media harus
Jika tujuan atau kompetensi yang dicapai bersifat memahami isi bacaan maka
media cetak yang lebih tepat digunakan. Kalau tujuan pembelajaran bersifat
motorik (gerak dan aktivitas), maka media film dan video bisa digunakan (Fuadiah,
2017).
atau prinsip.
erat dengan metode saintifik. Metode saintifik (ilmiah) pada umumnya melibatkan
pemaparan data yang diperoleh melalui pengamatan atau percobaan. Oleh sebab itu,
berbagai sumber.
Pembelajaran kimia merupakan mata pelajaran bagi kalangan siswa SMA IPA
dimana konsep mata pelajaran kimia ini bersifat abstrak dan kompleks, sehingga
pemahaman banyak materi lain yaitu stoikiometri, sifat materi, kesetimbangan, dan
hanya diperoleh sekedar dari teori saja tetapi bisa diberikan melalui pengalaman
langsung dengan praktikum. Materi asam basa yang dipelajari mencakup teori asam
basa dan indikator asam basa, sehingga materi pokok asam basa ini bersifat hafalan,
empiris yang diperoleh melalui wawancara dengan salah satu guru kimia di SMAN
2 Kota Jambi materi ini diajarkan dengan menerapkan model pembelajaran Direct
pembelajarannya berpusat pada guru, siswa cenderung untuk menerima saja apa
Sehingga oleh karna itu, dalam proses pembelajaran tersebut guru dituntut harus
belajar siswa dan memecahkan masalah dengan pembelajaran yang lebih bermakna
serta mengaitkan materi kimia dengan kehidupan sehari-hari. Salah satu model
situasi student dominated learning, sedangkan guru berperan sebagai mediator dan
Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian Hadi,dkk (2016) yang menyimpulkan
belajar siswa pada aspek pengetahuan dan ketrampilan pada materi hidrolisis garam
41
dan model Discovery Learning disertai LKS berpengaruh terhadap prestasi siswa
pada aspek pengetahuan dan ketrampilan pada materi hidrolisis garam. Discovery
Kemudian untuk lebih menarik perhatian siswa dalam belajar maka digunakan
multimedia pembelajaran asam basa. Teks dan gambar membuat multimedia ini
menjadi lebih mudah diikuti dan diingat, sehingga pesan yang disampaikan melalui
multimedia ini tersimpan dalam memori jangka panjang yang tidak mudah
dilupakan. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Rya,dkk (2013) dalam
dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa, aktivitas belajar yang
dimaksud adalah aktivitas siswa selama proses belajar yang meliputi aktivitas oral,
visual, emosional, dan menulis sedangkan prestasi belajar meliputi aspek kognitif,