Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam dunia bisnis pasti terdapat berbagai permasalahan baik


permasalahan yang berasal dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan.
Dalam menyelesaikan permasalahan tersebut, manajer dituntut untuk
menciptakan suatu strategi yang tepat agar mampu menyelesaikan permasalahan
tersebut. Para manajer juga harus bisa mengenali peluang pasar, mengambil
tindakan yang diperlukan untuk membenarkan kekurangan perusahaan, atau
memformulasikan strategi baru dan diharapkan mampu menjadi lebih efektif
untuk menjadi pesaing yang kuat.Karena itu muncullah manajemen strategis
untuk membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya.

Manajemen strategik adalah seni dan ilmu penyusunan, penerapan, dan


pengevaluasian keputusan-keputusan lintas fungsional yang dapat
memungkinkan suatu perusahaan mencapat sasarannya. Manajemen strategik
adalah proses penetapan tujuan organisasi, pengembangan kebijakan dan
perencanaan untuk mencapai sasaran tersebut, serta mengalokasikan sumber daya
untuk menerapkan kebijakan dan merencanakan pencapaian tujuan organisasi.
Manajemen strategik mengkombinasikan aktivitas-aktivitas dari berbagai bagian
fungsional suatu bisnis untuk mencapai tujuan organisasi.Manajemen strategik
memberikan arahan menyeluruh untuk perusahaan dan terkait erat dengan bidang
perilaku organisasi.Inti dari manajemen strategik adalah mengidentifikasi tujuan
organisasi, sumber dayanya, dan bagaimana sumber daya yang ada tersebut dapat
digunakan secara paling efektif untuk memenuhi tujuan strategis.Dengan adanya
manajemen strategik, diharapkan perusahaan dapat bertahan dengan baik dalam
jangka panjang dan mampu menghadapi perubahan – perubahan yang terjadi.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Manajemen Strategik ?

2. Apa saja Istilah Kunci dalam Manajemen Strategik ?

3. Bagaimana Model dari Manajemen Strategik ?

4. Apa saja Manfaat dari Manajemen Strategik ?

5. Bagaimana Perangkap dalam Manajemen Strategik ?

6. Apa yang menjadi Pedoman agar Manajemen Strategik dapat berjalan


dengan efektif ?

7. Bagaimana Perbandingan antara Strategi Bisnis dan Strategi Militer ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari Manajemen Strategik.

2. Untuk mengetahui Istilah Kunci dalam manajemen Strategik.

3. Untuk mengetahui Model Manajemen Strategik.

4. Untuk mengetahui Manfaat dari Manajemen Strategik.

5. Untuk memahami Perangkap dalam Manajemen Strategik.

6. Untuk mengetahui Pedoman untuk Manajemen Strategik yang Efektif.

7. Untuk mengetahui Perbandingan antara Strategi Bisnis dan Strategi


Militer.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MANAJEMEN STRATEGIK

1. DEFINISI

 Manajemen Strategik dapat diartikan sebagaiseni dan sains dalam


menformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi keputusan lintas
fungsional yang membuat organisasi dapat memperoleh tujuannya.

 Berfokus pada pengintegrasian manajemen, pemasaran, keuangan dan


akuntansi, produksi dan operasi, penelitian dan pengembangan, serta
sistem informasi untuk memperoleh kesuksesan organisasi.

 Tujuan manajemen strategik adalah untuk menemukan dan


menciptakan kesempatan yang baru serta berbeda untuk esok/masa
depan.

2. TAHAP – TAHAP

3
 Proses Manajemen Strategik terdiri atas tiga tahap :

a. Formulasi Strategi, mencakup :

- Pengembangan visi dan misi

- Mengidentifikasi kesempatan dan ancaman eksternal


organisasi

- Menentukan kekuatan dan kelemahan internal

- Menciptakan tujuan jangka panjang

- Memulai strategi alternatif

- Memilih strategi khusus untuk dicapai

 Isu – isu formulasi strategi mencakup penentuan bisnis baru yang


akan dimasuki dan bisnis baru yang akan dihindari, apakah akan
memperluas operasi atau mendiversifikasi, apakah akan memasuki
pasar internasional, apakah akan menggabungkan usaha atau
membentuk joint venture, dan cara menghindari pengambil alihan
paksa.

b. Implementasi Strategi

 Memerlukan perumusan tujuan tahunan, kebijakan yang


memotivasi karyawan, dan pengalokasian sumber daya oleh
perusahaan.

 Mencakup :

- Pengembangan budaya suportif – strategi

- Penciptaan struktur organisasi yang efektif

4
- Pengarahan kembali usaha pemasaran

- Persiapan anggaran

- Pengembangan dan penggunaan sistem informasi

- Pengaitan kompensasi karyawan dengan kinerja organisasi

 Disebut sebagai “tahapan aksi” dari manajemen strategik, yang


artinya memobilisasi karyawan dan manajer untuk mengubah
strategi yang diformulasikan ke dalam tindakan, membutuhkan
disiplin, komitmen, dan pengorbanan personal.

c. Evaluasi Strategi

 Adalah tahapan final dalam manajemen strategik, yang berfungsi


untuk mengetahui ketika strategi tertentu tidak berjalan dengan
baik.

 Tiga aktivitas fundamental dari evaluasi strategi :

- Meninjau faktor internal dan eksternal yang merupakan basis


untuk strategi saat ini

- Mengukur kinerja

- Mengambil tindakan korektif

3. MENGINTEGRASIKAN INTUISI DAN ANALISIS

 Intuisi secara khusus berguna dalam mebuat keputusan pada situasi


dengan ketidakpastian yang besar atau preseden yang kecil. Intuisi
juga membantu ketika variable – variable yang saling terkait ada atau

5
ketika harus memilih di antara berbagai alternatif yang
membingungkan.

 Intuisi dan analisis saling melengkapi satu sama lain. Manajer di


semua level dalam organisasi memasukkan intuisi dan penilaian
mereka ke dalam analisis manajemen strategik.

 Proses manajemen strategik adalah usaha untuk menduplikasi apa


yang ada dalam pikiran orang yang hebat dan intuitif yang
mengetahui bisnis, serta mengasimilasi dan mengintegrasikan
pengetahuannya menggunakan analisis dalam memformulasi strategi
yang efektif.

4. BERADAPTASI TERHADAP PERUBAHAN

 Proses manajemen strategik didasarkan pada keyakinan bahwa


organisasi sebaiknya secara berkelanjutan memonitor kejadian
internal dan eksternal, sehingga perubahan yang tepat waktu dapat
dibuat saat dibutuhkan.

 Agar dapat bertahan, semua organisasi harus mengidentifikasi dan


beradaptasi terhadap perubahan. Proses manajemen strategik
bertujuan membuat organisasi beradaptasi secara efektif untuk
berubah.

B. ISTILAH KUNCI DALAM MANAJEMEN STRATEGIK

 Ada sembilan istilah kunci dalam manajemen strategik, yaitu :

1. Keunggulan bersaing

6
 Ketika sebuah perusahaan dapat melakukan sesuatu yang tidak
bisa dilakukan perusahaan pesaing, atau memiliki sesuatu
yang diinginkan perusahaan pesaing, seperti memiliki banyak
kas pada neraca dan memiliki asset tetap yang lebih sedikit.

 Sebuah perusahaan dapat mempertahankan keunggulan


bersaing hanya untuk periode tertentu karena perusahaan
pesaing mengintimidasi dan mengikuti keunggulan ini.

 Perusahaan harus berusaha untuk memperoleh keunggulan


bersaing berkelanjutan, dengan cara :

 Secara berkelanjutan beradaptasi terhadap perubahan


dalam tren eksternal dan kejadian dan kapabilitas
kompetensi internal, serta sumber daya

 Secara efektif menformulasi, mengimplementasi, dan


mengevaluasi strategi utama faktor – faktor tersebut.

2. Para penyusun strategi (strategist)

 Adalah individu yang paling bertanggung jawab untuk


kesuksesan atau kegagalan organisasi, seperti CEO, presiden,
pemilik, direktur, dan lain – lain.

 Bertugas membantu organisasi memperoleh, menganalisis, dan


mengelola informasi, dengan cara menelusuri industry dan
tren kompetitif, mengembangkan model prediksi dan analisis
scenario, mengevaluasi kinerja divisi dan perusahaan,
menandai kesempatan untuk memasuki pasar,
mengidentifikasi ancaman bisnis, dan mengembangkan
rencana tindakan kreatif.

3. Pernyataan visi dan misi

7
 Pernyataan visi menggambarkan tujuan perusahaan ke depan,
sedangkan pernyataan misi menjelaskan nilai dan prioritas dari
organisasi yang secara luas menentukan arah di masa yang
akan datang dalam berorganisasi

4. Kesempatan dan ancaman eksternal

 Mengacu kepada ekonomi, sosial, kultur, demografis,


lingkungan, politik, hukum, pemerintahan, teknologi, dan tren
kompetitif serta kejadian yang mungkin secara signifikan
menguntungkan atau merugikan organisasi di masa yang akan
datang.

 Berada di luar kendali organisasi secara tunggal, seperti :

 Pemasaran bergerak secara cepat ke Internet

 Harga komoditas makanan meningkat

 Tarif bunga meningkat

 Ketersediaan modal yang tidak dapat diambil secara


berlebihan

 Kompetisi harga yang ketat antar perusahaan

 Pasar global menawarkan pendapatan dengan pertumbuhan


tertinggi

 Dan lain – lain.

 Perlu dilakukan analisis industri atau pemindaian lingkungan


untuk mengetahui kesempatan dan ancaman eksternal yang
ada.

5. Kelemahan dan kekuatan internal

8
 Adalah aktivitas organisasi terkendali yang dilakukan secara
baik atau buruk. Kedua hal tersebut timbul dalam aktivitas
manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi,
penelitian dan pengembangan, dan system manajemen
informasi dalam bisnis.

 Kekuatan dan kelemahan ditentukan secara relative terhadap


pesaing dan juga oleh elemen – elemen yang lebih dari
sekedar kinerja.

 Faktor internal dapat ditentukan dalam berbagai cara,


termasuk menghitung rasio, mengukur kinerja, dan
membandingkan dengan periode sebelumnya dan rata – rata
industri.

6. Tujuan jangka panjang

 Didefinisikan sebagai hasil spesifik yang berusaha dicapai


oleh organisasi dalam mengejar misi dasarnya, dengan jangka
waktu lebih dari satu tahun.

 Tujuan ini penting untuk kesuksesan organisasi karena


memberikan arah, membantu dalam evaluasi, menciptakan
sinergi, mengungkapkan prioritas, memfokuskan koordinasi,
dan menyediakan dasar untuk aktivitas perencanaan yang
efektif, pengorganisasian, pemotivasian, dan pengendalian.

7. Strategi

 Dimaksudkan untuk pencapaian tujuan jangka panjang, yang


mungkin mencakup ekspansi geografis, diversifikasi, akuisisi,
pengembangan produk, penetrasi pasar, pengurangan,
divestasi, likuidasi, dan joint venture.

9
 Strategi adalah tindakan potensial yang membutuhkan
keputusan manajemen puncak dan sumber daya perusahaan
yang besar, dan memengaruhi kesejahteraan jangka panjang
organisasi, biasanya paling sedikit lima tahun, dan berorientasi
masa depan.

8. Tujuan tahunan

 Adalah pijakan jangka pendek yang harus diperoleh organisasi


untuk mencapai tujuan jangka panjang.

 Bersifat dapat diukur, kuantitatif, menantang, realistis,


konsisten, dan diprioritaskan, biasanya dinyatakan dalam
istilah manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi,
produksi/operasi, R&D, dan penyelesaian SIM.

 Mewakili dasar dalam pengalokasian sumber daya dan penting


dalam implementasi strategi, sedangkan tujuan jangka panjang
penting dalam formulasi strategi.

9. Kebijakan

 Adalah alat yang digunakan untuk mencapai tujuan tahunan,


yang mencakup pedoman, aturan, dan prosedur yang dibuat
untuk mendukung usaha untuk memperoleh tujuan yang
dinyatakan, atau disebut juga pedoman dalam pembuatan
keputusan dan menangani situasi yang berulang dan terjadi
kembali

 Kebijakan memungkinkan konsistensi dan koordinasi di dalam


dan di antara departemen dalam organisasi.

10
C. MODEL MANAJEMEN STRATEGIK

 Proses manajemen strategik dapat dipelajari dan diaplikasikan secara


paling baik menggunakan suatu model. Setiap model
merepresentasikan jenis proses tertentu.

 Model ini tidak menjamin kesuksesan, namun merepresentasikan


pendekatan yang jelas dan praktis untuk memformulasi,
mengimplementasi, dan mengevaluasi strategi.

 Model menunjukkan hubungan di antara komponen – komponen


besar dari proses manajemen strategik.

 Contoh Model Manajemen Strategik :

Gambar : Model Manajemen Strategik


Sumber: https://goenable.wordpress.com/tag/komponen-model-manajemen-strategik/

D. MANFAAT MANAJEMEN STRATEGIK

 Manajemen Strategik membuat organisasi lebih proaktif dalam


membentuk masa depannya sendiri, dengan memulai dan

11
memengaruhi (bukan hanya merespons) aktivitas sehingga dapat
mengendalikan nasibnya sendiri.

 Manajemen Strategik membantu organisasi untuk memformulasi


strategi melalui penggunaan pendekatan yang lebih sistematik, logis,
dan rasional terhadap pilihan strategik.

 Manajemen Strategik sebagai suatu kesempatan yang diberikan proses


untuk memberdayakan individu, yaitu tindakan untuk memperkuat
efektivitas karyawan dengan mendorong mereka untk berpartisipasi
dalam pengambikan keputusan dan melatih inisiatif dan imajinasi.

 Dibagi menjadi dua :

1. Manfaat Keuangan

 Penelitian mengindikasikan bahwa organisasi yang


menggunakan konsep manajemen strategik lebih
menguntungkan dan berhasil dari pada yang tidak
menggunakan konsep manajemen strategik. Perusahaan yang
menggunakan konsep manajemen strategik menunjukkan
peningkatan signifikan dalam penjualan, tingkat keuntungan,
dan produktivitas daripada perusahaan yang tidak
menggunakan aktivitas perencanaan sistematis.

 Perusahaan berkinerja tinggi cenderung melakukan


perencanaan sistematis untuk mempersiapkan diri menghadapi
fluktuasi di masa depan dalam lingkungan internal dan
eksternal, sehingga dapat menunjukkan kinerja keuangan
jangka panjang yang superior dibandingkan dengan
industrinya.

2. Manfaat Non – Keuangan

12
 Selain membantu perusahaan menghindari kegagalan
keuangan, manajemen strategik menawarkan keuntungan
berwujud lainnya, seperti :

- Meningkatnya kesadaran atas ancaman eksternal, yaitu


kemampuan dalam pencegahan masalah oleh organisasi karena
membuat interaksi di antara manajer pada semua tingkat divisi
dan fungsi

- Pemahaman yang meningkat akan strategi pesaing

- Produktivitas karyawan yang meningkat

- Berkurangnya resistensi terhadap perubahan

- Pemahaman yang lebih jelas dari hubungan kinerja – imbalan

 Proses menajemen strategik menyediakan dasar untuk


mengidentifikasi dan merasionalisasi kebutuhan perubahan
untuk semua manajer dan karyawan perusahaan.

 Greenly menyatakan bahwa manajemen strategik menawarkan


keuntungan sebagai berikut:

- Memberikan identifikasi, prioritas, dan eksploitasi terhadap


kesempatan

- Menyediakan pandangan objektif terhadap masalah


manajemen

- Menggambarkan kerangka kerja untuk peningkatan aktivitas


koordinasi dan pengawasan

- Meminimalisasi efek buruk dari kondisi dan perubahan

13
- Memberikan keputusan besar secara lebih mendukung tujuan
yang telah ditetapkan

- Memberikan alokasi waktu dan sumber daya yang lebih efektif


untuk mencari peluang

- Menyediakan sumber daya dan waktu yang lebih sedikit yang


dipakai untuk mengoreksi kekeliruan atau keputusan khusus

- Membuat kerangka kerjauntuk komunikasi internal


antaranggota

- Membantu mengintegrasikan perilaku individu hingga ke


upaya total

- Menyediakan dasar untuk menjelasakan tanggung jawab


individu

- Mendorong pemikiran maju

- Menyediakan pendekatan yang koperatif, terintegrasi, dan


antusias untuk menangani masalah dan peluang

- Mendorong sikap yang menyenangkan terhadap

- Memberikan tingkat kedisiplinan dan formalitas pada urusan


manajemen.

E. PERANGKAP DALAM MANAJEMEN STRATEGIK

 Perencanaan strategik adalah proses yang rumit dan sangat terperinci


yang membawa organisasi ke dalam teritori yang tidak terpetakan.

14
Perencanaan strategik tidak memberikan resep yang siap-untuk-
digunakan untuk sukses; namun, hal tersebut membawa organisasi
melewati perjalanan dan menawarkan kerangka kerja untuk
mengarahkan pertanyaan – pertanyaan dan pemecahan masalah.

 Beberapa lubang perangkap yang harus diperhatikan dan dihindari


dalam perencanaan strategis adalah:

- Menggunakan perencanaan strategis untuk meraih kontrol atas


keputusan dan sumber daya

- Melakukan perencanaan strategis hanya untuk memenuhi


akreditasi atau persyaratan regulative

- Terlalu buru-buru bergerak dari pengembangan misi ke


perumusan strategi

- Gagal mengkomunikasikan rencana kepada karyawan, yang


terus bekerja tanpa pengarahan

- Manajer puncak membuat banyak keputusan intuitif yang


bertentangan dengan rencana formal

- Top manajer tidak aktif mendukung proses perencanaan


strategis

- Gagal menggunakan rencana sebagai standar untuk mengukur


kinerja

- Mendelegasikan perencanaan ke " perencana "alih-alih


melibatkan semua manajer

- Gagal melibatkan karyawan kunci dalam semua fase


perencanaan

15
- Gagal menciptakan iklim kolaboratif untuk mendukung
perubahan

- Perencanaan dipandang sebagai hal yang tidak perlu atau tidak


penting

- Terpaku pada masalah yang dihadapi saat ini, sehingga tidak


mampu membuat persiapan yang memadai

- Terlalu formal dalam perencanaan, sehingga fleksibilitas dan


kreativitas terhambat

 Ada beberapa alasan perusahaan tidak menerapkan manajemen


strategik :

- Kurangnya pengetahuan atau pengalaman dalam perencanaan


strategis – tidak ada pelatihan perencanaan strategis

- Struktur penghargaan yang buruk - ketika sebuah organisasi


mencapai kesuksesan, sering kali memberikan penghargaan
yang kurang sesuai. Bila terjadi kegagalan, mungkin
perusahaan akan menghukum. Kondisi seperti ni, membuat
individu tidak tertarik berbuat apa-apa daripada mengambil
resiko.

- Dalam usaha untuk bertahan- suatu organisasi bisa jadi begitu


terpuruk dalam manajemen dan berjuang keras mengatasinya,
sehingga tidak ada waktu untuk menyusun rencana

- Menyia-nyiakan waktu - beberapa perusahaan melihat


perencanaan membuang-buang waktu karena tidak ada produk
pasar yang dihasilkan, padahal waktu yang diluangkan untuk
perencanaan adalah investasi

16
- Terlalu mahal - beberapa organisasi melihat perencanaan
terlalu mahal karena mengerahkan sumber daya.

- Kemalasan - orang mungkin enggan mengerahkan usaha untuk


merumuskan rencana.

- Puas dengan keberhasilan - terutama jika perusahaan berhasil,


individu mungkin merasa tidak perlu membuat rencana karena
mereka merasa akan baik-baik saja dengan keadaan saat ini.
Tetapi keberhasilan saat ini tidak menjamin keberhasilan
besok

- Takut gagal - dengan tidak mengambil tindakan , hanya ada


sedikit risiko kegagalan kecuali masalah tersebut sangat
mendesak dan penting. Jika ada sesuatu yang layak
diperjuangkan, selalu ada risiko kegagalan.

- Terlalu percaya diri – semakin banyak pengalaman, orang


cenderung tidak mengandalkan lagi rencana formal. Terlalu
percaya diri atau terlalu mengandalkan pengalaman dapat
membawa kehancuran. Pemikiran ke depan tidak akan sia-sia
dan cenderung menunjukkan profesionalisme

- Pengalaman buruk masa lalu - orang mungkin sebelumnya


pernah memiliki pengalaman buruk dengan perencanaan
,terutama kasus-kasus di mana perencanaan tersebut terlalu
panjang , rumit , tidak praktis ,dan tidak fleksibel .

- Kepentingan pribadi - ketika seseorang telah nyaman dengan


sistem perencannan yang lalma atau keyakinan diri
menggunakan sistem lama dirasa sudah efektif, rencana baru
bisa sebagai ancaman

- Takut akan sesuatu yang belum jelas - orang kadang merasa


tidak yakin akan kemampuan mereka untuk belajar

17
keterampilan-keterampilan baru,akan kemampuan beradaptasi
mereka dengan sistem baru , atau akan kemampuan mereka
untuk mengambil peran baru .

- Perbedaan pendapat – beberapa orang mungkin percaya bahwa


rencana itersebut salah karena kemungkinan mereka melihat
situasi dari sudut pandang yang berbeda . Orang yang berbeda
memiliki persepsi yang berbeda pula atas situasi yang terjadi.

- Kecurigaan - karyawan bukan tak mungkin tidak percaya


management.

F. PEDOMAN UNTUK MANAJEMEN STRATEGIK YANG EFEKTIF

 Kegagalan mengikuti pedoman tertentu dalam menjalankan


manajemen strategik dapat menimbulkan kritik terhadap proses dan
menciptakan masalah bagi organisasi. Isu-isu seperti "Apakah
manajemen strategik dalam perusahaan kita merupakan proses
manusia atau proses kertas ?" sebaiknya ditetapkan.

 Manajemen strategik tidak boleh menjadi sebuah mekanisme birokrasi


untuk memperjuangkan dan melanggengkan kepentingan pribadi.
Manajemen strategik harus menjadi sebuah proses yang membuat
manajer dan karyawan di dalam organisasi lebih familiar dengan isu-
isu strategis dan solusi alternatif yang masuk akal untuk
menyelesaikan beragam persoalan tersebut.

 Manajemen strategis tidak boleh menjadi ritualistic, tak terjangkau,


terpaku, terlalu formal, dapat diprediksi, dan kaku. Sebuah pedoman
penting untuk manajemen strategik yang efektif adalah keterbukaan
pikiran. Kemauan dan keinginan untuk mempertimbangkan informasi
baru , sudut pandang baru , ide-ide baru , dan gagasan baru adalah hal

18
yang penting. Semua anggota organisasi harus memiliki semangat
untuk mencari dan belajar.

 Para penyusun strategi seperti chief executive officer (CEO), presiden,


pemilik bisnis kecil, dan kepala lembaga pemerintah harus bersedia
mendengarkan dan memahami posisi manajer untuk dapat menata
kembali posisi-posisi yang ada sesuai yang diinginkan manajer.
Manajer dan karyawan di seluruh perusahaan harus dapat
menggambarkan posisi para penyusun strategi sesuai yang mereka
harapkan.

 Keputusan strategis harus memilih, seperti memilih antara


pertimbangan jangka panjang dibandingkan dengan pertimbangan
jangka pendek atau memaksimalkan keuntungan dibandingkan
dengan meningkatkan kekayaan pemegang saham. Pemilihan strategi
semacam ini melibatkan penilaian dan preferensi subjektif.

 Tujuh belas Pedoman untuk Manajemen Strategik yang Efektif :

1. Lebih mengarah ke People process daripada paper process.

2. Menjadi sebuah proses pembelajaran bagi semua manajer dan


karyawan.

3. Cenderung menggunakan kata-kata yang didukung angka.

4. Sederhana dan tidak rutin.

5. Bervariasi tugas, anggota tim, format pertemuan, dan bahkan


kalender perencanaan.

6. Menantang asumsi yang mendasari strategi perusahaan saat ini.

7. Terbuka pada berita buruk.

8. Keterbukaan dan semangat mencari serta belajar.

19
9. Tidak menjadi mekanisme birokrasi.

10. Tdak menjadi ritualistis atau diatur.

11. Tidak terlalu formal, dapat diprediksi, atau kaku.

12. Tidak mengandung jargon atau bahasa misterius.

13. Tidak menjadi sistem formal untuk dikontrol.

14. Tidak mengabaikan informasi kualitatif.

15. Tidak dikendalikan oleh "teknisi."

16. Jangan terlalu banyak mengejar strategi sekaligus.

17. Menggunakan Pemahaman "etika yang baik adalah bisnis yang


baik"

G. MEMBANDINGKAN STRATEGI BISNIS DAN MILITER

 Warisan militer yang kuat mendasari studi manajemen strategik.


Istilah – istilah seperti tujuan, misi, kekuatan, dan kelemahan pertama
kali diformulasikan untuk menempatkan permasalahan di medan
perang.

 Menurut Webster New World Dictionary , strategi adalah "ilmu


perencanaan dan mengarahkan operasi militer besar-besaran, ilmu
bagaimana bermanuver menyerang ke dalam posisi yang paling
menguntungkan sebelum benar-benar dengan musuh."

 Kata Strategi berasal dari bahasa Yunani strategos , yang mengacu


pada seorang jenderal militer dan menggabungkan stratos (tentara)
dan agos (memimpin) . Sejarah perencanaan strategik dimulai di

20
militer. Tujuan utama dari strategi bisnis dan strategi militer adalah"
untuk memperoleh keunggulan bersaing."

 Persamaan strategi bisnis dan strategi militer :

1. Organisasi bisnis maupun organisasi militer mencoba


memanfatkan kekuatan mereka sendiri untuk mengeksploitasi
kelemahan lawan. Jika strategi suatu perusahaan itu salah (tidak
efektif) , maka semua efisiensi di dunia ini mungkin tidak cukup
untuk mencapai keberhasilan. Bisnis atau militer yang sukses
umumnya bukan hasil yang baik dari strategi yang tak disengaja
(kebetulan). Sebaliknya, kesuksesan adalah hasil dari perhatian
terus menerus terhadap perubahan kondisi eksternal dan internal
serta perumusan dan adaptasi wawasan dengan kondisi tersebut.

2. Elemen kejutan memberikan keuntungan kompetitif yang besar di


militer dan strategi bisnis; Sistem informasi yang menyediakan
data tentang strategi dan sumber daya “lawan” atau pesaing juga
sangat penting.

3. Konflik militer dan kompetisi bisnis sangat serupa, sehingga


banyak teknik manajemen strategik yang diaplikasikan untuk
bisnis dan militer. Para penyusun strategi bisnis memiliki akses ke
wawasan-wawasan berharga para pemikir militer yang telah
diolah selama kurun waktu yang panjang. Perumusan dan
penerapan strategi yang unggul dapat mengalahkan keunggulan
lawan dari segi jumlah dan sumber daya.

4. Baik organisasi bisnis maupun militer harus beradaptasi terhadap


perubahan dan secara konstan memperbaiki diri agar mencapai
kesuksesan.Tak jarang, perusahaan tidak mengubah strategi

21
mereka ketika kondisi lingkungan dan persaingan menuntut
perubahan.

 Perbedaan strategi bisnis dan strategi militer :

Perbedaan mendasar antara militer dan strategi bisnis adalah strategi


bisnis diformulasikan , diimplementasikan , dan dievaluasi dengan
asumsi persaingan. Sedangkan strategi militer didasarkan pada
asumsi konflik.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Manajemen Strategik dapat diartikan sebagai seni dan sains dalam


menformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsional
yang membuat organisasi dapat memperoleh tujuannya.Tahap – tahap dalam
perancangan Manajemen Strategik adalah merumuskan/memformulasi,
implementasi atau melaksanakan, dan yang terakhir adalah mengevaluasi. Tentu
saja dalam penerapannya, Manajemen Strategik pasti mengalami permasalahan,
seperti adanya perbedaan pendapat, kemalasan dari para pelakunya, ketidak
konsistenan, dan lain – lain. Semua dikembalikan kepada manajer dan
karyawannya dalam hal mengatasi permasalahan tersebut dan menjaga agar
Manajemen Strategik dapat berjalan cengan baik.

Semakin baik manajemen strategik, maka semakin baik pula perusahaan


dalam hal beradaptasi dan merespons perubahan – perubahan yang terjadi,
sehingga dapat bertahan dalam ruang lingkup bisnis dalam waktu yang lama.

B. Saran

22
Adapun saran dari pembahasan ini adalah hendaknya semua perusahaan dapat
menerapkan Manajemen Strategik dalam lingkup perusahaannya, agar
perusahaan dapat bertahan lama dan mampu mencapai tujuannya.

Demikianlah makalah ini kami buat, kami sadar dalam makalah ini masih
banyak kesalahan dalam penulisan maupun dalam penyampaiannya. Untuk itu,
kritik dan saran yang membangun sangat kami perlukan guna memperbaiki
makalah kami selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

DAFTAR PUSTAKA

David, Fred R., dan Forest R. David. 2016. Manajemen Strategik: Suatu
Pendekatan Keunggulan Bersaing, edisi ke-15. Jakarta: Salemba Empat.

23

Anda mungkin juga menyukai