Anda di halaman 1dari 26

PANDUAN

PEMDERtAN INFORMASI
DAN EDMASI RS HUSADA

JAKARTA,
TAHL N 2016
J� x`11 Sq��)

RUMAH SAM-
f �. j: OM

JI. Flava Mangga I3esar No, 137 139, Jnkarfa 10730, Indonesia
KO1AI< PU: 21 1 65 /,1111' 10001
-i Fl : ii ��- l) 020 0109, 6-190090, 601 0560 (Hurlincp Fax. (62.21) 619 7494

F-mail: hus3dw3fiusarJa.co.id Websile. I0Ip:llvrvrw.husa Ia.cn.id

IEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RUMAII SAK.I:T IIUSADA


No. 009/Inr/SIUDirut/I/2017
TE NTANG

PANDUAN PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI RS IIUSADA

DIREKTUR UTAMA I T MAH SAKIT IIUSADA,

M.cnimbang :

a. bahwa Pemberian Informasi dan Edukasi merupakan upay;l untuk


meningkatkan pe>,igetahuan guna mendukung pc:nyelellggaraan
pembangunan kesehatan;
b. bahwa sehubungan denga:i butir a diperlukan strategi dan metocle 11c ildid.ikan
sehingga dapat nlembantu perubalian perilaku kearah yang le-bill hoik yang
dituangkan dalam Panduan Pemberian Informasi dan Edukasi;
c. bahwa sehubungan dengan butir a dan b, maka perlu Panduan l'c :Illberia.n
Inforinasi dan Edukasi Rumah Sakit IIusada yang ditetapkan dengaiii Surat
Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Husada

1 Undang - undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009 tentang Keschatal.n.:,


2. Undang-Undang Republik Irwonesia No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakil;
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.46 tahun 2014 tentang sistem
Informasi Kesehatan;
4. Permenkes No. 004 tahun 23 12 tentang Petunjuk Teknis Promosi Kes halan Rumah
Sakit.

MEMUTUSKAN

Kesatu : KEPUTUSAN DIREKTU.It UTAMA RS IIUSADA TENTANG PAN DUAN


PEMBERIAN INFOItIVIAc;1 DAN EDUKASI RUMAII SAKIT IJ t 1,5ADA,
RUMAH SAKIT US
YJI Raya klingga Bessr Mo. 137 - 134, Jakarta 10730, Indonesia
KOTAK PO^a 2165/..1I(T 10001
1rl: (62-21, 026 0109, 6490090.601 0000 (1-lunli0q) Fax. (62-21) €49 7494
E-mail: h u ada©husadaco.id Websile. hllp //r,ww.Isjsa4a.cc.id

Icj3PUTUSAN DIREEICTUR UTAMA RUMAH SAKIT HUSADA No.


009 /Int/SIC/Dirut/1/2017

Kedua Menetapkan Panduan Pemberian Informasi dan Edukasi Rumah Sakit 1-lu sada
sebagaimana terlampir sebagai pedoman bagi Tim PKRS, staf tenaga medic
dan penunjang medis serta non lnedis terkait dalam menjalankan tugasny<:I;

Ketiga : Merupakan kewajiban bagi Tim PKRS, staf tenaga medis dan penunjang medic
Berta non medis terkait untuk nm n`aati dan menjalankan panduan yang
ditetapkan;

Keempat : Panduan Pemberian Informasi nan Edukasi Rumah Sakit Husada agar dirc.visi
setiap 3 (tiga) tahun sesuai den,--al perkembangan dan hasil evaluasi
pencrapar nya;

Kclima : Pembinaan dan pengawasan pelak.sanaan Panduan Pemberian Inforinusi (i.1n


Edukasi Rumah Skit Husada dibawah pengawasan Direktur Utama mckilui
Ketua Tim PKRS RS Husada;

].Ceenam : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.dan apabila dikemudian lari
terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan sebagalilnuna
mcstinya.

Ditetapkan di : Jakarta,
Pada tanggal :I0 Januari 20 17
Direksi RS Husada

Dr.Erniody; SpAn, KIC.MK1e.:;


Direktur Utarna
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang lvlaha Esa, atas segala rahmat yang telah
dikaruniakan kepada penyusun, sehingga Panduan Pemberian Informasi dan
Edukasi Rumah Sakit Husada ini dapat diselesaikan.

Derigan adanya Panduan Pernberian Informasi dan Edukasi RS Husada ini, di


harapkan tenaga keperawatan dan tenaga penunjang pelayanan kesehatan
mempunyai panduan dan petunjuk datum memberikan pelayanan kesehatan sesuai
dengan standar-standar yang berlaku. Pada akhirnya dapat tercipta suasana ketja
yang produktif dan tertib yang berdampak pada layanan yang bermutu dan aman.

Besar harapan kami Panduan Pemberian Informasi dan Edukasi RS Husada


ini dapat dijalankan dengan sebaik-bail:nya khususnya dalam upaya meningkatkan
mutu pelayanan keperawatan di Rumah Sakit Husada.

Jakarta, Desember 2016


Penyusun,

Tim PKRS
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...


DAFTAR ISI ... ii
BAB 1 DEFINIS ... 1
BAB 2 RUANG LINGKUP ... 4
BAB 3 TATA LAKSANA ...
1 Tahap asesmen pasien ... 10

2. Tahap penyampaian informasi ... 10


3. Tahap verifikasi ... II
BAB 4 DOKUMENTASI ... 13

DAFTAR PUSTAKA ... 15

ii
LAMPTRAN

1 SPO Pemberian informasi dan edukasi ...

i
HA13 1

DEFINISI

Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang tepat waktu, akurat, lengkap,
tidak ragu-raga dan dimengerti oleh peneritna instruksi akan mengurangi
kesalahan-kesalahan dan akan meningk;atkan keselamatan pasien. Komunikasi
dapat dilakukan secara elektronik, lisan atau tertulis. Informasi adalah pesan yang
disampaikan oleh komunikator kepada komunikan. Proses informasi meliputi
empat tahap, yakni tahap sensasi, presepsi, memori dan berfikir. Proses ini
memungkinkan individu dapat memahami kualitas fisik lingkungannya.
Selanjutnya individu mempersiapkan objek atau pun hubungan-hubungan yang
diperoleh, kemudian menyimpulkan atati menafsirkan informasi tersebut. Sensasi
yang telah dipersiapkan oleh individu kemudian direkam oleh memori.

Komunikasi efektif adalah sebuah proses penyampaian pikiran atau informasi dari
seseorang kepada orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain
tersebut mengerti betul apa yang dimaksud oleh penyampai pikiran-pikiran atau

informasia (Kornaruddin, 1994; Schermerhorn, Hunt & Osborn, 1994; Koontz &
Weihrich, 1988). Dalam pemberian l.elayanan asuhan kepada pasien diperlukan
saling keija sama antara pasien, keluarga dan tim medis, untuk menimbulkan
kerja sama yang baik maka diperlukan komunikasi efektif dari tim medis kepada
pasien dan atau keluarga dimana tujuannya agar pasien dan atau keluarga dapat
mengerti apa yang harus dilakukannya dalam bekerja sarna guna mencapai
keadaan yang lebih balk untuk pasien atau dengan kata lain saling kooperatif.
Maka dari itu komunikasi yang efekti ° sangat di perlukan dalam memberikan
asuhan kepada pasien.

Informasi adalah suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada


komunikan, yang berupa data, fakta, gagasan, konsep, kebijakan, aturan, standar,
norma, pedoman atau acuan yang dihara:pkan dapat diketahui, dipahami, diyakini,
dan diimplementasikan oleh kornnnikan. Edukasi adalah penambahan
pengetahuan dan kemarnpuan seseorang melalui teknik praktik belajar atau

1
inttraksi, dengan tujuan UntUk menging;:it fakta atau kondisi nyata, dengan cara

memberi dorongan terhadap pengaiahan diri, aktif memberikan


informasiinformasi atau ide Baru (Craven dan Hirnle, 1 996 dalam Suliha, 2002).

Edukasi Kesehatan adalah kegiatan upa•'a rneningkatkan pengetahuan kesehatan

perorangan paling sedikit mengenai l ,engelolaan faktor risiko penyakit dan


perilaku hidup bersih dan sehat dalam upaya meningkatkan status kesehatan

peserta, inencegah tirnbulnya kembali penyakit dan Inemulihkan penyakit.


Menurut Ross, (1998) dalam (Afiatin, 2007), pendidikan yang berusaha
mengubah pengetahuan, sikap dan perilaku, Iebih penting dibandingkan hanya
sekedar memberikan informasi tanpa disertai usaha pembentukan sikap dan

perubahan perilaku nyata. Haloran, 9'70) menyatakan bahwa interaksi dengan


tatap muka langsung antara pihak penerima pesan dan pihak penyampai pesan
merupakan intervensi dua arah yang lebih memungkinkan untuk menghasilkan
perubahan.

Dengan dernikian peningkatan pengetahuan yang bertujuan untuk mengubah sikap

akan lebih efektif jika disampaikan dengan cara tatap muka langsung. Menurut

Ross, (1998) dalarn (Afiatin, 2007), pendidikan yang berusaha mengubah


pengetahuan, sikap dan perilaku, Iebih penting dibandingkan hanya sekedar
memberikan informasi tanpa disertai usaha pembentukan sikap dan perubahan
perilaku nyata. Haloran, (1970) menyatakan bahwa interaksi dengan tatap muka
langsung antara pihak penerima pesan dan pihak penyampai pesan merupakan
intervensi dua arah yang lebih memungkinkan untuk menghasilkan perubahan.
Upaya agar masyarakat berperilaku 'ai:aLi mengadopsi perilaku kesehatan dengan
cara persuasi, bujukan, himbauan, ajak-an, memberikan informasi, memberikan
kesadaran, dan sebagainya, melalui- kegiatan yang disebut pendidikan atau
penyuluhan kesehatan.

Memang dampak yang timbal dari cara ini terhadap perubahan perilaku
masyarakat memakan waktu yang lama, dibanding dengan cara koersi. Narnun
demikian bila perilaku tersebut be:rhasil diadopsi masyarakat, maka akan
langgeng, bahkan selama hidup dilakukan. Dalam rangka pembinaan dan
peningkatan perilaku kesehatan masyarakat, tampaknya pendekatan edukasi
(pendidikan kesehatan) lebih tepat dibandingkan dengan pendekatan koersi. Dapat
disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan adalah suatu bentuk intervensi atau
upaya yang ditujukan kepada perilaku, agar perilaku tersebut kondusif untuk
kesehatan.

Dengan perkataan lain pendidikan kesehatan mengupayakan perilaku individu,


kelornpok, atau masyarakat mempunyai pengaruh positf terhadap pemeliharaan
dan peningkatan kesehatan.

3
DA-13 2

RUANG LTNGKUP

Ruang lingkup pemberian informasi dan edukasi dapat dilihat dari berbagai
dimensi, antara lain dunensi sasaran pencidikan, dimensi tempat pelaksanaan atau
aplikasinya, dan dimensi tingkat pelayz.nan kesehatan.

I Sasaran pendidikan kesehatan dapat dikelompokkan n:enjadi:


a. Pendidikan kesehatan individual dengan sasaran individu

b. Pendidikan kesehatan kelompck dengan sasaran kelompok


c. Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat 2.
Tempat pelaksanaan pendidikan kesehatan
a. Pendidikan kesehatan di sekela i, ditakukan dengan sasaran murid dan
guru
b. Pendidikan kesehatan di rumah sakit, dilakukan di rurnah sakit dengan
sasaran pasien, keluarga pasien. pengunjung, petugas rumah sakit, dan

masyarakat sekitar rumah sakii.


c. Pendidikan kesehatan di posyz.ndu atau desa binaan dengan sasaran

masyarakat sekitar
3. Tingkat pelayanan pendidikan kesehatan
Dirnensi tingkat pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan dapat dilakukan
berdasarkan lima tingkat pencegahan (five levels of prevention) dari
Leave] and Clark, sebagai berikut:
a. Prornosi kesehatan (Health Promotion)
Dalarn tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan misalnya dalam
peningkatan gizi, kebiasaan hidup, perbaikan sanitasi lingkungan, hygiene
perorangan, dan sebagainya.
b. Perlindungan Khusus (Specific: Protection)
Dalam program imunisasi sebagai bentuk pelayanan perlindungan khusus ini
pendidikan kesehatan sargat diperlukan terutama di negara-negara
berkembang. Hai ini karena kesadaran masyarakat tentang pentingnya
imunisasi sebagai cara perlindun.gan terhadap penyakit pada orang dewasa
maupun pada anak-anaknya masih rendah.

4
c. Pengobatan Segera (Early Diagnosis and Prompt Treatment)
Dikarenakan rendahnya penge?al*.uan dan kesadaran masyarakat terhadap
kesehatan dan penyakit, maka searing sulit mendeteksi penyakit-penyakit
yang terjadi di dalam masya.rakat. Bahkan kadang-kadang masyarakat
sulit atau tidak mau diperiksa Jan diobati penyakitnya. Hal ini akan
menyebablcan masyarakat tidak memperoleh pelayanan kesehatan yang
Iayak. Oleh sebab itu pendidikan. kesehatan sangat diperlukan pada tahap
ini.

d. Pembatasan Cacat (Disability I.imitation)


Oleh karena kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat tentang
kesehatan dan penyakit, seringkali mengakibatkan masyarakat tidak
melanjutkan pengobatannya samk.ai tuntas. Dengan kata lain tnereka tidak
melakukan pemeriksaan dan pengobatan yang komplit terhadap
penyakitnya. Pengobatan yang tidak layak dan sempurna dapat
mengakibatkan orang yang bersangkutan menjadi cacat atau memiliki
ketidakmampuan untuk melakukan sesuatu. Oleh karena itu pendidikan
kesehatan juga diperlukan pada. tahap ini.
e. Rehabilitasi (rehabilitation)
Setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu, kadang-kadang orang
menjadi cacat. Untuk memulihkan cacatnya tersebut kadang-kadang
diperlukan latihan-latihan tertentu. Oleh karena kurangnya pengertian dan
kesadaran orang tersebut, is tida ic atau segan melakukan latihan-latihan

yang dianjurkan. Di samping itu., orang yang cacat setelah sembuh dari
penyakit, kadang-kadang male untuk kembali ke masyarakat. Sering
terjadi pula masyarakat tidak mau menerima mereka sebagai anggota
masyarakat yang normal. Ole:h sebab itu jelas pendidikan kesehatan
diperlukan bukan raja untuk orang yang cacat tersebut, tetapi juga perlu
pendidikan kesehatan kepada masyarakat.

5
Panduan komunikasi efektif ini diterapkan dilingkup rurnah sakit yang ditujukan
kepada:

1 Pernberi pelayanan saat member E'..n informasi lisan atau melalui telepon
tenting pelayanan, jam operasional, clan proses untuk mendapatkan pelayanan
dirumah sakit kepada masyarakat.
2. Antar pemberi pelayanan didalarn dan keluar rumah sakit.
3. Petugas informasi saat memberikan informasi pelayanan rumah sakit kepada
pelanggan
4. Petugas PKRS saat memberikan edukasi kepada pasien
5. Seniua karyawan saat berkomunikasf via telpon dan lisan.

Pelaksana panduan ini adalah seluruh. pemberi pelayanan, petugas laboratorium,


petugas radiologi, petugas informasi, ;pe.laksana PKRS, dan semua karyawan di
rumah sakit. Dengan tujuan :

1. Mendeskripsikan prosedur unto;.. mernastikan pesan yang disampaikan


koanunikator akan sampai pada komunikan dengan benar dan lengkap

2. Mengurangi kesalahan persepsi akibat kornunikasi secara lisan


3. Tercapainya 5 hal pokok, yaitu :
a. Membuat pendengar mendengarkan apa yang kita katakan

b. Membuat pendengar memahami apa yang mereka dengar

c. Membuat pendengar menyetujui apa yang telah mereka dengar (atau


tidak rnenyetujui apa yang kita katakan, tetapi dengan pemaharnan yang

benar)

d. Membuat pendengar mengarlbiltindakan yang sesuai dengan maksud


kita dan rnaksud kita bisa mereka terima
e. Memperoleh umpan balik dari pendengar

Sifat Komunikasi itu bisa bersifat informasi (asuhan) dan edukasi (Pelayanan
promosi). Akses informasi dapat di peroleh dengan rnelalui Customer Service,
Admission,dan Website. Komunikasi yang bersifat infomasi asuhan didalarn
rumah sakit adalah:

6
l Jam pelayanan

Pelayanan yang tersedia


3.
Cara mendapatkan pelayanan
4.
Sumber alternatif mengenai asulran dan pelayanan yang diberikan ketika
kebutuhan asuhan pasien melebihi kemampuan rumah sakit. Pasien dan
5.
kelurganya diberikan informasi pada waktu admision
6.
Penjelasan meliputi infonnasi tentang pelayanan yang diharapkan
7. Penjelasan meliputi informasi teritang hasil
pelayanan yang diharapkan
8. Penjelasan meliputi informasi tentang perki
raan biaya kepada pasien dan
keluarganya
9.
Penjelasan cukup bagi pasien dan keluarganya unuk membuat keputusan
yang benar

Sedang komunikasi yang bersifat Edukasi.(Pelayanan Promosi) adalah

2. Edukasi tentang obat (Lihat peaoman pelayanan farmasi).


Edukasi tentang penyakit (Lihat Pedornan Pasien).
3.
Edukasi pasien tentang apa yang harus di hindari (Lihat Pedornan
Pelayanan Fisioterapi)
4.
Edukasi tentang apa yang harus dilakukan pasien untuk meningkatkan
kualitas hidupnya pasca dari rumah sakit (Lihat Pedoman Pelayanan

5. Pedornan Gizi, Pedoman Fisioter&pi, Pedoman Farmasi).


Edukasi tentang Gizi (Lihat Pedoinan Gizi).

Akses untuk rnendapatkan mated edukasimelalui unit PKRS (Promosi Keschatan


Rumah Sakit). Pemberian edukasi dais informasi diberikan oleh sernua petugas
yang adadi Rumah Sakit baik petugas m€dis -naupun non medis. Edukasi dapat
diberikan kepada siapa saja yang berada di Iingkungan Rumah Sakit maupun di
luar Rumah Sakit, rnisalnya pelanggan

dan pelanggan eksternintern (petugas Rumah Sakit dan k eluarga )


(pasien, 'pengunjung,
keluarga, pedagang,
masyarakat).Dalam pemberian materi atau pesan yang akan diberikan kepada
sasaran hares disesuaikan dengan kebutuhan kesehatan pasien keluarga dan
masyarakat, sehingga dapat dirasakan langsung manf aatnya.

7
BA]3 3

TATA LA,.KSANA

Secara ringkas ada 5 (lima) hal yang pt'nting cara penyampaian informasi dan
edukasi agar efektif dalam berkomunikasi dengan pasien, yaitu:
1 Materi informasi apa yang disampaikan
a. Tujuan anamnesis dan pemeriksaan fisik (kernungkinan rasa tidak
nyarnan/sakit saat pemeriksaan)
b. Kondisi saat ini dan berbagai I:ernungkinan diagnosis
c. Berbagai tindakan medis yang akan dilakukan untuk menentukan
diagnosis, termasuk manfaat, risiko, serta kemungkinan efek
samping/kornplikasi juga hash dan interpretasi dari tindakan medis yang

telah dilakukan untuk menegakkan diagnosis


d. Prognosis
e. Dukungan (support) yang tersedia
2. Siapa yang diberi informasi
a. Pasien, apabila dia menghendaki dan kondisinya memungkinkan

b. Keluarganya atau orang lain yang ditunjuk oleh pasien


c. Keluarganya atau pihak lain yang menjadi wali/pendamping dan
bertanggung jawab atas pasienn jika kondisi pasien tidak memungkinkan
untuk berkomunikasi sendiri s,,-c,ira langsung .
3. Kapan nienyampaikan informasi, segera jika kondisi dan situasinya

memungkinkan
4. Di mana menyampaikannya

a. Ruang praktik dokter


b. Bangsal/ruangan tempat pasien dirawat
c. Ruang diskusi
5. Bagaimana menyampaikannya
a. Informasi penting sebaiknya dikomunikasikan secara langsung, tidak
melalui telepon, juga tidak diberikan dalam bentuk tulisan yang dikirim

melalui pos, faks, sms, internet


b. Persiapan meliputi:
1) Mated yang akan disampai,lcan (bila diagnosis, tindakan medis,
prognosis sudah disepakati ok.h tim)
2) Ruangan yang nyaman, memperhatikan privasi, tidak terganggu orang
lalu lalang, suara gaduh dart tvv/radio, telepon

3) Waktu yang cukup


c. Media yang digunakan, seperti leaflet, lembar balik, dll. Tanyakan kepada
pasien/keluarga, sejauh mana pengertian pasien/keluarga tentang hal yang
akan dibicarakan, informasi y,zng diinginkan dan amati kesiapan
pasien/keluarga menerima informasi yang akan diberikan. Ada empat
langkah yang terangkum dalam ;atu kata untuk melakukan komunikasi,
yaitu SAJI (Poernomo, leda SS., Program Family Health Nutrition, Depkes

RI, 1999).
S = Salam
A = Ajak Bicara
J= Jelaskan
1= Ingatkan
Secara rinci penjelasan mengenai SAJI adalah sebagai berikut:

Salam:
Bert salam dan sapa, tunjukkan bahwa petugas kesehatan bersedia
meluangkan waktu untuk berbicara dengan pasien/keluarga.

Ajak Bicara:
Usahakan berkomunikasi secar.a dua arah. Jangan bicara sendiri. Dorong
agar pasien/keluarga mau dan dapat mengemukakan pikiran dan
perasaannya. Tunjukkan bahwa petugas kesehatan menghargai
pendapatnya, dapat memahanii kecemasannya, serta mengerti
perasaannya. Petugas kesehata:i dapat menggunakan pertanyaan terbuka
maupun tertutup dalam usaha menggali informasi.

Jelaskan:
Bert penjelasan mengenai hal-hal yang menjadi perhatiannya, yang ingin
diketahuinya, dan yang akan dijalani/dihadapinya agar is tidak teijebak

9
oleh pikirannya sendiri. Luruskan persepsi yang keliru. Berikan penjelasan
mengenai penyakit, terapi, atau apapun secara jelas.

Ingatkan:
Pemberian informasi dan edukasi yang dilakukan bersama pasien mungkin
memasukkan berbagai materi secara luas, yang tidak mudah diingatnya
keinbali. Di bagian akhir pereakapan; ingatkan pasien/keluarga untuk hal-
hal yang penting dan koreksi untul: persepsi yang keliru. Selalu melakukan
klarifikasi apakah pasien teiah mengerti benar, maupun klarifikasi
terhadap hai-hal yang rnasih Delum jelas bagi kedua belah pihak serta
rnengulang kembali akan pesan-pesan kesehatan yang penting.

Tata laksana pemberian informasi dan edukasi dengan tahapan sebagai berikut:

1 Tahap assesmen pasien


Kebutuhan penyuluhan setiap pasien diakses dan dirnasukkan ke dalam
rekarn medisnya, agar edukasi dapat dipahami dengan balk dilakukan dahulu
assesment/penilaian terhadap pasien dan keluarga. Sebelurn melakukan
edukasi, petugas menilai dulu kebutuhan edukasi pasien dan keluarga
berdasarkan (data ini didapatkan dari RM):
a. Keyakinan dan nilai-nilai pasien dan keluarga.
b. Kemampuan membaca, tingkat pendidikan dan bahasa yang digunakan.
c. Hambatan emosional dan motivasi (ernosional : depresi, senang dan
marah).
Keterbatasan fisik dan kongnitif.
CaTa,bela ar ya.n.,-g disukal
f PerluPenerj-,mah.atau. idak',,,r ..•,,t

g. Kesediaan pasien untuk menerima informasi.


h. Metode
2. Tahap penyampaian informasi dan edukasi yang efektif.
Setelah melalui tahap assesmen pasie7n, ditemukan:
b. Pasien dalarn kondisi balk sernua dan emosionalnya senang, maka proses

komunikasinya mudah disampaik.an.

10
C, Jika pada tahap assessmen diternukan hambatan fisik (tuna rungu dan
tuna wicara), maka komunikasi yang efektif adalah memberikan leaflet

kepada pasien dan keluarga 3ekandung (istri, anak, ayah, atau saudara
sekandung) dan menjelaskan kepada. mereka.
d. Jika pada tahap asesmen diternuk.an hambatan emosional pasien ( pasien
marah atau depresi), maka komunikasi yang efektif adalah memberikan
materi edukasi, atau berikan edukasi melalui keluarga.
e. Jika ditemukan pasien mengalarr i hambatan dalam bahasa, rumah sakit
memfasilitasi petugas sesuai dengan bahasa yang dibutuhkan.
f. Metode yang dipakai dal.tm . pemberian informasi dan edukasi
menggunakan teknik langsun€; yaitu: Seminar, cerarnah dan dernonstrasi.
Sedangkan untuk yang tidak langsung: Leaflet, Pemasangan poster,
Papan pengumuman, Media elektronik (Radio, TV) dan Majalah. Metode
yang diberikan untuk pasier► rawat inap menggunakan teknik tanya
jawab, ceramah, atau demonstrasi. Sedangkan pemberian edukasi dan
informasi untuk pasien rawat jalan dapat melalui tatap muka, pemberian
leaflet, pemasangan poster, papan pengumuman, dan media elektronik.

3. Tahap verifikasi.
Pemahaman yang ditunjukkan ole:h pasien dan atau keluarga dapat

diwujudkan dalarn bentuk :


1 Mengulangi materi yang diberikan
2. Mendemonstrasikan/memperagak.an ketrampilan yang diajarkan

3. Mampu menunjukkan perubahan perilaku sesuai yang diajarkan

4. Bila kesulitan dengan bahasa, pasien dapat menggunakan bahasa isyarat


atau dengan melibatkan keluaiganya.
Cara verifikasi bahwa pasien dan I elyarga menerima dan memahami edukasi

yang diberikan :

a. Apakah pasien pada tahap Cara memberikan edukasi dan informasi,


kondisi pasien baik dan senang, ►inaka verifikasi yang dilakukan adalah
menanyakan kembali edukasi yang telah diberikan.
b. Pertanyaannya adalah "materi. edukasi yang telah disampaikan, kira- kira
apa yang bapak/ibu bisa pelajari?"

11
c. Apakah pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi,
pasiennya mengalami hambatan f,sik, maka verifikasinya adalah dengan
pihak keluarga dengan pertanyaan yang sarna dari materi yang telah
disampaikan, kira - kira yang bapak / ibu bisa pelajari ?"
d. Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, ada
hambatan emotional (marah atau depresi), maka verifikasinya adalah
dengan tanyakan kembali sejauh r.-►ana pasiennya mengerti tentang materi
edukasi yang diberikan dan mhs.mi. Prosesnya pertanyaan ini bisa via
telepon atau datang langsung ke karnar pasien setelah pasien tenang atau
edukasi di berikan kepada keluarga.

12
BAD. 4

DOKUMENTASI

Sebelum mem.berikan edukasi pada pasien/keluarga, penilaian kebutuhan edukasi


hares dikaji terlebih dahulu oleh Do�(ter dan petugas kesehatan lainnya.
Kebutuhan edukasi masing-musing pasien tidaklah sama, tergantung dengan
kondisi pasien saat itu. Kebutuhan edukasi pasien meliputi: tindakan pencegahan,
intervensi diet, peralatan khusus, peticegahan risiko jatuh, manajemen nyeri,
penyakit, pengobatan, transfuse darah, vaksinasi, pelayanan rohani dan lain-lain
yang tertuang dalam formulir penilaian ed_ikasi.

Cara pendokumentasian untuk form pl"Inilaian edukasi hanya dengan menuliskan


check listyang sudah disediakan dalarn lembar edukasi terintegrasi. Penilaian
edukasi wajib diisi oleh oleh semua petugas kesehatan yang memberikan
pelayanan asuhan kepada pasien dan keluarga. Materi yang diberikan dapat ditulis
di koloin materi edukasi dengan menjabarkannya. Apabila materi tersebut
dibukukan atau bentuk leaflet dapat menuliskan kode buku atau leaflet tersebut di
kolom materi edukasi dengan dibubuhkan tandatangan pemberi edukasi (petugas
kesehatan) dan penerima edukasi (pasen /keluarga). Sedangkan untuk pemberian
informasi dan edukasi di Rawat Jalan hanya menuliskan apa yang telah
disampaikan di kolom edukasi. Semu.a pemberian informasi dan edukasi
didokumentasikan pada formulir peniber'ian informasi dan edukasi terintegrasi
yang tersimpan dalam rekam medis pasien.

Dokurnentasi pelaksanaan pemberian informasi dan edukasi di luar Rumah Sakit


kegiatan yang dilaksanakan oleh petugasPKRS terkait pemberian informasi dan
edukasi di luar Rurnah Sakit merupakan salah satu program untuk meningkatkan
pengetahuan, kemampuan, kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap
pemeliharaan kesehatan. Jenis kegiatan yang rutin dilaksanakan Rumah Sakit
seperti Posyandu dan pendidikan kesehatan di Daera!i Binaan, pendidikan
keseliatan di sekolah, siaran radio/televise yang sudah bekerjasarna dengan Rumah

13
Sakit. Sernua kegiatan harus terdokurnetitasikan dalarn bentuk laporan kegiatan
Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKR.S),

14
DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2010). Standar promosi kesehatan


di
Rumah sakit (PKRS). Jakarta: Pusat Promosi Kesehatan

(2009). Undang_Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tentang

Rumah

Sakit.

-(2012). Peraturan menteri Ke:;ehatan Republik Indonesia


Nomor 004 Tentang Petunjuk Teknis Promosi'Kesehatan Rumah
sakit.

(2014). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 69 Tentang Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban

Pasien.

Berman, A., Snyder, S., & Frandsen, G. (2016). Kozier & Erb's; Fundamentals
of

nursing: Concept, process anci practice. 10th Ed. New Jersey:


Pearson

Education Inc.

Potter & Perry. (2009).Fundamental keperawatan. 7th Ed. Adrina & Marina,
peneijemah. Jakarta: Salemba Medika.

Arnold, E.C,&Boggs.K.U.(2007).Interpersonal Relationship: Professional


Communication skills for Nurses.(5 th ed.). St Louis : Elseiver
15
Lampiran I : SPO Pemberian informasi dan edukasi

PEM;(i ERIAN INFORMASI DAN EDUKASI

-,g 19241 , x No. Dokumc>> No. Revisi Halaman


O1/PKRS/12 A 1/2
RUMAII SAKIT
HIJSAI)A

Dite 4 kart }Y
STANDAR Direktur Ut r�rf�J .S Husada
Tanggal Terbit "
PROSEDUR
OPERASIONAL
Sp
NN
Peugertian remberian maU:ri-materi edukasi kepada pasien
keluarga berkaitan dengan kondisi kesehatannya

Sebagai acuan penerapan Iangkah-langkah untuk metnberikan


Tujuan informasi tenting al-hal yang harus diperhatikan pasien dan atau
keluarga berhubungan dengan kondisi kesehatan pasien

Kebijakan SK Direktur Utama RS Husada nomor 057/Int/SK/Dirut/X/2016


tentang Penetapan Kebijakan Pelayanan Rumah Sakit Husada

A. Persiapan Mat
1 Formulir pengkajian awal
2. Alat tuli3
3. Materi edukasi sesuai kebutuhan
4. Leaflet
B. Persiapan I'asien/Keluarga
1 Siapkan lingkungan yang nyaman
2. Berikar; penjelasan tujuan dilakukan pemberian edukasi
C. Pelaksanaaii
1 Cuct tangan sesuai standar
Prosedur 2. Ucapaka:.n salam . "Selamat pagi/siang/malam
Bapak/lbu/'Saudara"
3. Perkenri;ka;t diri "Saya Suster/Bidan Dewi"
4. Pastikan identitas pasien
5. Ciptakan suasana yang nyaman dan hindari tampak Ielah
6. Jelaskan tniiteri edukasi kepada pasein dan atau keluarga
7. Lakukar; verifikasi kepada pasien dan atau keluarga
terhada:; materi edukasi yang telah diberikan
8. Berikar. formulir edukasi untuk ditandatangani oleh pasien
atau keluarga

16
PEMBE:RIAN INFORMASI DAN EDUI ASI

7,` 1924 iT%.t No. Dokum :-n : No. Revisi Halaman


RUMAII SAKIT 01/PKRS/1.2 A 2/2
I-IUSADA
Ditet�tSkn \4 -'r
STANDAR Direktur Utaa ZS Husada \'
Tanggal terbit
PROSEDUR HIS +J I AI )A
OPERASIONAL
Dr. Erniddy, Sp\ti\ IC, MKe
9. Berikaiitic)i-nortelepoiiyangbisadihubul� eJlkC sewiiktu-
waktu diperlukan
1 0. Tawarkan bantuan kembali "Apakah masih ada yang dapat
saya baiitu?"
11 Ueapkaii terima kasih dan semoga lekas sembuh
1 2. B.erdiri ketika pasien hendak pulang
13. Dokumcntasi kegiatan pemberian informasi dan edukasi
1 4. Cuci tangan

0 Semua uni pelayanan RS 1lusada

17
Lampiran 1: SPO Pemberian informasi dan edukasi

PEMBFI RIAN INFORMASI DAN EDUICASI

No. Dokumen

RUMAII SAKIT O1/PKRS/l2 i


HUSADA

STANDAR Diteta'p.kT �_
PROSEDUR Direktur Util iRS Husada
r
OPERASIONAL �,tS dtJS }:1 � ~

Dr. Erb.iddy, SpAr 1C, MKe

Pengertian Pemberian mareri materi edukasi kepada pasien thin atAu'


keluarga berkaitan dengan kondisi kesehatannya

Sebagai acuari penerapan langkah-langkah untuk memberikan


Tujuan
informasi tentang hal-hal yang harus diperhatikan pasien dan atau
keluarga berhubungan dengan kondisi kesehatan pasien

Kebijakan SK Direktur Utaina RS Husada nomor 057/lnt/SK/Dirut/X/2016


tentang Penetapan Kebijakan Pelayanan Rurnah Sakit Husada
A. Persiapan Alat
1. Formul r pengkajian awal
2. Alat tulis
3. Materi edukasi sesuai kebutuhan
4. Leaflet
B. Persiapan Pasien/Keluarga
1. Siapkar. lingkungan yang nyaman
2. Berikan penjelasan tujuan dilakukan pemberian edukasi
C. Pelaksana.in
1. Cuci tan gan sesuai standar
Prosedur 2. Ucapakan salam
Bapak/l bt./Saudara" "Selamat pagi/siang/malam
3.
Perkenalkan diri "Saya Suster/Bidan Dewi"
4. Pastikan identitas pasien
5.
Ciptakan suasana yang nyaman dan hindari tampak lelah
6.
Jelaskan materi edukasi kepada pasein dan atau keluarga
7.
Lakukan verifikasi kepada pasien dan atau keluarga
terhadap materi edukasi yang telah diberikan
8.
Berikav, formulir edukasi untuk ditandatangani oleh pasien
atau keluarga

16
PEMRIAN INFORMASI DAN EDUKASI:(3E

9824' No. Dokutnen : No. Revisi Halaman


RUMAII SAKIT 0l /PKRS/:;2 i ?. A 2/2
HUSADA
Ditet ISlca� `s
STANDAR Direktur Ut -ra S Husada
PROSEDUR Tanggal terhit :
OPERASIONAL
Dr. Errilc?dy, Sp`A1,\CIC, MKes��
9 B ertkan n:otnor telepon yang btsa dihub i,3t�ta13ew ktu.. -
w a kt i" uctrer 1 u k an ---J
10. Tawarkar: bantuan kembali "Apakah masih ada yang dapat
Prosedur saga bant_t?"
11 . Ucapka.n terima kasih dan semoga lekas sembuh
12. Berdiri ke;tika pasien hendak pulang
13. Dokumentasi kegiatan pernberian informasi dan edukasi
14. Cuci tangan

Unit Terkait • Semua unit pelayanan RS Husada

17

Anda mungkin juga menyukai