Anda di halaman 1dari 4

A.

RUANGAN PRODUK STERIL


Pada pembuatan produk steril dibedakan 4 Kelas kebersihan:
1. Kelas A
Zona untuk kegiatan yang berisiko tinggi, misal zona pengisian, wadah
tutup karet, ampul dan vial terbuka, penyambungan secara aseptis. Umumnya
kondisi ini dicapai dengan memasang unit aliran udara laminar (laminar air
flow) di tempat kerja. Sistem udara laminar hendaklah mengalirkan udara
dengan kecepatan merata berkisar 0,36 – 0,54 m/detik (nilai acuan) pada
posisi kerja dalam ruang bersih terbuka. Keadaan laminar yang selalu terjaga
hendaklah dibuktikan dan divalidasi. Aliran udara searah berkecepatan lebih
rendah dapat digunakan pada isolator tertutup dan kotak bersarung tangan.
2. Kelas B
Untuk pembuatan dan pengisian secara aseptis, Kelas ini adalah
lingkungan latar belakang untuk zona Kelas A.
3. Kelas C dan D: Area bersih untuk melakukan tahap proses pembuatanyang
mengandung risiko lebih rendah.

Gambar 1.1 Tata LetakRuangProduksiSterildengan Proses Aseptis

1
B. KLASIFIKASI RUANG BERSIH DAN SARANA UDARA BERSIH
Ruang bersih dan sarana udara bersih diklasifikasikan sesuai dengan EN
ISO 14644-1. Klasifikasi hendaklah dibedakan dengan jelas dari pemantauan
lingkungan pada saat operasional. Jumlah maksimum partikulat udara yang
diperbolehkan untuk tiap Kelas kebersihan adalah sebagai berikut:

Gambar 1.2 KlasifikasiRuangBersihdanSaranaUdaraBersih

Untuk tujuan klasifikasi zona Kelas A, perlu diambil sampel udara


minimum 1 m3 per lokasi pengambilan sampel. Untuk Kelas A klasifikasi
partikulat udara adalah ISO 4.8 ditentukan oleh batas jumlah partikel dengan
ukuran > 5,0 μm. Untuk Kelas B (nonoperasional) klasifikasi partikulat udara
adalah ISO 5 untuk kedua ukuran partikel. Untuk Kelas C, klasifikasi
partikulat udara adalah ISO 7 untuk nonoperasional dan ISO 8 untuk
operasional. Untuk Kelas D (nonoperasional), klasifikasi partikulat udara
adalah ISO 8. Untuk tujuan klasifikasi, metodologi EN/ISO 14644-1
menjelaskan jumlah lokasi minimal untuk pengambilan sampel udara dan
volume sampel berdasarkan batas ukuran partikel terbesar bagi Kelas
kebersihan terkait serta metode untuk mengevaluasi data yang terkumpul.

C. PEMANTAUAN RUANG BERSIH DAN SARANA UDARA BERSIH


Untuk zona Kelas A, pemantauan partikel hendaklah dilakukan selama
proses kritis berlangsung, termasuk perakitan alat, kecuali bila dijustifikasi
bahwa kontaminasi yang terjadi dalam proses dapat merusak alat penghitung

2
partikel atau menimbulkan bahaya, misal organisme hidup dan bahan
berbahaya radiologis. Pada kasus demikian, pemantauan selama kegiatan rutin
penyiapan alat hendaklah dilakukan sebelum terpapar ke risiko kontaminasi
tersebut di atas. Pemantauan selama kegiatan proses yang disimulasikan
hendaklah juga dilakukan. Frekuensi pengambilan sampel dan ukuran sampel
dalam pemantauan zona Kelas A hendaklah ditetapkan sedemikian
rupasehingga mudah diintervensi. Kejadian yang bersifat sementara dan
kegagalan sistem apa pun dapat terdeteksi dan memicu alarm bila batas
waspada terlampaui. Jumlah rendah dari partikel yang berukuran > 5,0 μm di
lokasi di titik pengisian pada saat proses pengisian berlangsung tidak selalu
dapat tercapai. Hal ini dapat diterima karena ada sebaran partikel atau tetesan
produk itu sendiri.
Sistem yang sama dianjurkan untuk Kelas B, walaupun frekuensi
pengambilan sampel dapat dikurangi. Kepentingan akan sistem pemantauan
partikel hendaklah ditetapkan berdasarkan efektivitas pemisahan Kelas A dan
Kelas B yang berdampingan. Pemantauan Kelas B hendaklah dilakukan pada
frekuensi dan jumlah sampel yang memadai sehingga perubahan pola
kontaminasi dan kegagalan sistem dapat terdeteksi dan memicu alarm bila
batas waspada terlampaui.
Sistem pemantauan partikel udara dapat terdiri dari beberapa alat
penghitung partikel yang independen; suatu jaringan dari serangkaian titik
pengambilan sampel yang dihubungkan dengan manifold pada satu
penghitung partikel; atau kombinasi dari kedua sistem tersebut. Sistem yang
dipilih hendaklah disesuaikan dengan ukuran partikel. Bila dipakai cara
pengambilan sampel jarak jauh, panjang pipa dan radius dari tiap tekukan
dalam pipa hendaklah diperhitungkan terhadap risiko kehilangan partikel di
sepanjang pipa. Pemilihan sistem pemantauan hendaklah mempertimbangkan
risiko yang ditimbulkan oleh bahan yang dipakai pada proses produksi, misal
bahan yang terkait dengan mikroorganisme hidup atau radiofarmaka.
Jumlah sampel yang diambil untuk pemantauan secara otomatis biasanya
tergantung dari kecepatan pengambilan sampel udara dari sistem yang dipakai.

3
Volume sampel tidak perlu sama dengan jumlah sampel untuk tujuan
klasifikasi dari ruang bersih dan sarana penghasil udara bersih.
Pada zona Kelas A dan B, pemantauan jumlah partikel ukuran > 5,0
μmmenjadi penting karena merupakan sarana untuk deteksi dini kegagalan.
Partikel ukuran >5μmkadang-kadang dapat terdeteksi yang merupakan
pembacaan semu, hal ini disebabkan oleh lonjakan elektris, stray light,
kejadian tidak terdugadan lain-lain. Namun, pembacaan partikel dalam jumlah
rendah yang terjadi secara berurutan ataupun terus-menerus merupakan
indikasi kemungkinan terjadi pencemaran dan perlu diinvestigasi. Kejadian
tersebut merupakan indikasi dini kegagalan pada sistem tata udara, mesin
pengisi atau merupakan indikasi dari kebiasaan yang kurang sesuai selama
perakitan alat dan kegiatan rutin.
Pemantauan area Kelas C dan D pada saat kegiatan rutin hendaklah
dilakukan sesuai dengan prinsip manajemen risiko mutu. Persyaratan batas
waspada ataupun batas bertindak tergantung pada jenis proses yang dilakukan,
tetapi “waktu pemulihan” yang direkomendasikan hendaklah tercapai.
Batas mikroba yang disarankan untuk pemantauan area bersih selama
kegiatan berlangsungyaitu :

Gambar 1.3 Batas MikrobaPemantauan Area Bersih

Catatan: (*) Nilai rata-rata


(**) Cawan papar dapat dipaparkankurang dari 4 jam

Anda mungkin juga menyukai

  • Kromatografi Kolom
    Kromatografi Kolom
    Dokumen1 halaman
    Kromatografi Kolom
    yesi supartika
    Belum ada peringkat
  • Farmakoterapi Osteoporosis
    Farmakoterapi Osteoporosis
    Dokumen29 halaman
    Farmakoterapi Osteoporosis
    yesi supartika
    Belum ada peringkat
  • Bahan Mentah
    Bahan Mentah
    Dokumen8 halaman
    Bahan Mentah
    yesi supartika
    Belum ada peringkat
  • Dokumen
    Dokumen
    Dokumen2 halaman
    Dokumen
    yesi supartika
    Belum ada peringkat
  • Topliss
    Topliss
    Dokumen9 halaman
    Topliss
    yesi supartika
    Belum ada peringkat
  • Resume 3,4
    Resume 3,4
    Dokumen1 halaman
    Resume 3,4
    yesi supartika
    Belum ada peringkat
  • Resume 3,4
    Resume 3,4
    Dokumen1 halaman
    Resume 3,4
    yesi supartika
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen54 halaman
    Bab Ii
    yesi supartika
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen5 halaman
    Bab Ii
    yesi supartika
    Belum ada peringkat
  • Perhitungan Tonisitas
    Perhitungan Tonisitas
    Dokumen32 halaman
    Perhitungan Tonisitas
    dprayetno
    100% (10)
  • 1 Daftar - Pustaka
    1 Daftar - Pustaka
    Dokumen2 halaman
    1 Daftar - Pustaka
    yesi supartika
    Belum ada peringkat