LAPORAN PUSKESMAS Edit
LAPORAN PUSKESMAS Edit
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Derajat kesehatan masyarakat suatu negara dipengaruhi oleh
keberadaan sarana kesehatan. Undang- undang nomor 36 tahun 2009
tentang kesehatan masyarakat menyatakan bahwa fasilitas pelayanan
kesehatan suatu alat dan/ atau tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan baik promotif, preventif,
kuratif, maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah daerah dan/
atau masyrakat (Dinkes Jateng, 2018). Puskesmas merupakan pelayanan
terdepan di masyarakat dimana puskesmas di jadikan sebagai pelayanan
pertama di masyarakat
Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2008, tempat yang
paling banyak dikunjungi untuk rawat jalan adalah puskesmas yaitu
sebesar 35,50%, diikuti oleh praktek dokter sebesar 30,11%, dan petugas
kesehatan sebanyak 28,82%. Tercatat provinsi dengan presentase
penduduk yang berobat jalan ke Puskesmas terbesar adalah Papua Barat
sebesar 73,83% diikuti oleh Nusa Tenggara Timur sebesar 73,36% dan
Papua 72,36%. Sedangkan Provinsi dengan presentase penduduk berobat
jalan ke Puskesmas terendah di Sumatra Utara yaitu sebesar 20,28%
diikuti oleh propvinsi Jawa Timur sebesar 26, 18%, dan Riau sebesar
28,75%.
Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2017, jumlah
Puskesmas di Indonesia sebanyak 9.825 Puskesmas . Jumlah Puskesmas
tertinggi berada di Jawa Barat yaitu 1.056 puskesmas, diikuti oleh Jawa
Timur yaitu 963 Puskesmas dan dan Jawa Tengah yaitu 876
Puskesmas.Rata- rata Rasio Puskesmas Per Kecamatan di Indonesia
sebesar 1,36. Rasio Puskesmas Per Kecamatan tertinggi berada di DKI
Jakarta yaitu 7,73, diikuti Bali yaitu 2,11 dan Kalimantan Timur yaitu
1,74. Jumlah Puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan sesuai
standar di Indonesia sebanyak 3.225 Puskesmas yang tersebar di 332
1
Kabupaten di Indonesia. Jumlah Puskesmas yang memberikan pelayanan
kesehatan sesuai standar tertinggi berada di Jawa Tengah 502 Puskesmas
yang tersebar di 35 Kabupaten, disusul Jawa Barat yaitu 499 Puskesmas
yang tersebar di 19 Kabupaten dan Jawa Timur yaitu 455 Puskesmas yang
tersebar di 32 Kabupaten. Jumlah Puskesmas Rawat Inap dan Non Rawat
Inap di Indonesia masing-masing sebanyak 3.454 Puskesmas dan 6.371
Puskesmas. Jumlah tertinggi untuk Puskesmas Rawat Inap berada di Jawa
Timur sebanyak 520 Puskesmas, diikuti Jawa Tengah sebanyak 322
Puskesmas dan Jawa Barat sebanyak 185 Puskesmas. Untuk Jumlah
Puskesas Non Rawat Inap tertinggi berada di Jawa Barat sebesar 871
Puskesmas,diikuti Jawa Tengah 554 Puskesmas, dan Jawa Timur sebanyak
443 Puskesmas.
Sedangkan menurut Profil Kesehatan Jawa Tengah tahun 2017,
Sampai dengan Desember 2017 jumlah Puskesmas di Jawa Tengah
sebanyak 881 unit bertambah 6 unit di banding tahun 2016 yaitu masing-
masing 1 Puskesmas di Kabupaten Rembang, Kabupaten Temanggung,
Kabupaten Pekalongan, dan 3 unit Puskesmas di Kabupaten Pemalang.
Jumlah tersebut terdiri dari 344 unit Puskesmas rawat inap dan 537 unit
Puskesmas non rawat inap. Ada perubahan di tahun 2016 yaitu perubahan
24 Puskesmas non rawat inap menjadi rawat inap. Peningkatan Jumlah
puskesmas tidak mengindikasikan secara langsung seberapa baik keadaan
Puskesmas mampu memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan primer di
masyarakat.
Profil Kesehatan Kota Surakarta Tahun 2017 menyebutkan bahwa
Kota Surakarta memiliki 17 UPTD Puskesmas. Jumlah di Fasilitas
Kesehatan Kota Surakarta, diketahui 17 UPTD Puskesmas di Surakarta
tidak memiliki dokter spesialis. Sedangkan jumlah dokter umum di UPTD
Puskesmas Surakarta berjumlah 26 orang, dengan jumlah dokter umum
laki- laki sebanyak 10 orang dan dokter umum perempuan sebanyak 16
orang. Jumlah dokter gigi di UPTD Puskesma di Surakarta berjumlah 19
orang, 17 orang berjenis kelamin perempuan dan 2 orang berjenis kelamin
laki- laki. Jumlah tenaga keperawatan di UPTD Puskesmas di Surakarta
2
sudah memnuhi standar pelayanan puskesmas yaitu sebanyak 95 orang
dan jumlah perawat sebanyak 101 orang dengan 23 orang perawat laki-
laki dan 78 perawat perempuan, sedangkan jumlah perawt gigi di UPTD
Pusesmas di Surakarta sebanyak 16 orang berjenis kelamin perempun.
Kratonan merupakan salah satu unit Puskesmas yang ada di Kota
Surakarta. Puskesmas Kratonan memiliki 1 puskesmas induk, dan 2
puskesmas pembantu (Pustu). Melalui laporan ini penulis akan
menjabarkan mengenai gambaran Puskesmas Kratonan dan berbagai
macam kegiatan yang ada di dalamnya.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran tentang Puskesmas Kratonan dan mengetahui
kegiatan apa saja yang dilakukan di Puskesmas Kratonan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengertian Puskesmas secara umum
b. Mengetahui kegiatan pokok Puskesmas secara umum
c. Mnegetahui fungsi Puskesmas secara umum
d. Mengetahui gambaran umum Puskesmas Kratonan
e. Mengetahui Program Puskesmas Kratonan
f. Mengetahui kegiatan mahasiswa yang ada di Puskesmas Kratonan
C. Ruang Lingkup
Dalam penulisan laporan ini penulis memberikan asuhan keperawatan
komunitas kepada Kelurahan Kratonan dalam masalah lingkungan dan
kesehatan.
D. Sistematika Penulisan
Penulisan laporan ini disusun menjadi lima bab yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang, tujuan penulisan, ruang
3
lingkup dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORI
Bab ini menjelaskan tentang pengertian puskesmas,
kegiatan pokok puskesmas, tujuan dari puskesmas
dan fungsi puskesmas.
BAB III KEGIATAN PRAKTIK
Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum dari
puskesmas, program puskesmas serta kegiatan
mahasiswa di puskesmas.
BAB IV PEMBAHASAN
Bab empat ini menjelaskan tentang kesenjangan
program-peogram yang ada di puskesmas selama
melakukan praktik.
BAB V PENUTUP PENUTUP
Meliputi kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Puskesmas
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Permenkes RI No. 75 Tahun 2014
Tentang Puskesmas).
5
17. Kesehatan Lanjut Usia.
18. Pembinaan Pengobatan Tradisional.
C. Tujuan Puskesmas
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh
puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan
nasional, yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar
terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Trihono, 2005).
D. Fungsi Puskesmas
Menurut Trihono (2005) ada 3 (tiga) fungsi puskesmas yaitu:
pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan yang berarti
puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau
penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat
dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta
mendukung pembangunan kesehatan. Disamping itu puskesmas aktif
memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan
setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk
pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah
mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa
mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
Pusat pelayanan kesehatan strata pertama berarti puskesmas
bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat
pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan
kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggungjawab puskesmas
meliputi :
1. Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang
bersifat pribadi (privat goods) dengan tujuan utama
menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan
perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharan kesehatan dan
pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah
6
rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah dengan
rawat inap.
2. Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang
bersifat publik (public goods) dengan tujuan utama
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah
penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat
disebut antara lain adalah promosi kesehatan, pemberantasan
penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi,
peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana,
kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan
masyarakat lainnya.
7
BAB III
KEGIATAN PRAKTIK
8
2. Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang ada di wilayah Puskesmas
Kratonan terdiri dari 1 Puskesmas, 3 Puskesmas Pembantu, dan 2
Bidan Praktek Swasta.
Jumlah Jejaring
Kelurahan Jumlah Puskesmas
PUSTU BPS Poskesdes
Kratonan 1 0 0 0
Danukusuman 0 1 2 0
Joyotakan 0 2 0 0
Jumlah 1 3 2 0
3. Tenaga Kesehatan
Gambaran tentang SDM Kesehatan di UPT Puskesmas Kratonan tahun
2018 adalah sebagai berikut :
a. Kepala Puskesmas : 1 orang
b. Ka Subbag TU : 1 orang
c. Dokter Gigi : 1 orang
d. Apoteker : 1 orang (Non PNS)
e. Perawat : 7 orang
f. Perawat gigi : 1 orang
g. Bidan : 5 orang
h. Analis Kesehatan : 2 orang
i. Penyuluh Kesehatan : 1 orang
j. Sanitarian : 1 orang
k. Nutrisionis : 1 orang
l. Asisten Apoteker : 4 orang
m. Perekam Medis : 1 orang (Non PNS)
n. Pengadministrasi Keuangan : 2 Orang (1 orang Non PNS)
o. Pengadministrasi Sarpra : 1 orang
p. Pengadministrasi RM : 3 orang
9
q. Pengemudi : 1 orang
r. Kebersihan : 3 orang (2 orang Non PNS)
B. Program Puskesmas
1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan KB
a. Angka Kematian Ibu
Beberapa upaya yang telah dilakukan oleh UPT Puskesmas
Kratonan dalam rangka penurunan angka kematian ibu yaitu:
1) Penguatan pelayanan dasar : Bimbingan teknis ke pelayanan
swasta, dan Bidan Praktek Mandiri (BPM).
2) Pembentukan sistim jejaring antara Puskesmas dengan
seluruh klinik Bersalin, Bidan praktek mandiri dan Rumah
Sakit di kota Surakarta dalam pelaporan kejadian kematian
ibu.
3) Sistim survailance dalam pelacakan kematian ibu.
4) Deteksi Dini dengan menggunakan instrumen Score Pudji
Rochyati
5) Adanya Mitra Informasi di setiap Kelurahan
6) Implementasi P4K (Program Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi), yaitu salah satu kegiatan dalam
pelayanan antenatal dan merupakan upaya meningkatkan
pengetahuan ibu hamil, suami dan keluarganya tentang semua
resiko kehamilan, bahaya kehamilan dan persalinan, serta
mengajak ibu hamil, suami dan masyarakat sekitarnya untuk
melakukan perencanaan. Meskipun dalam pelaksanaannya
masih ditemui beberapa kendala, diantaranya : Striker tidak
dipasang, pengisian tidak lengkap.
7) GSI (Gerakan Sayang Ibu), yaitu suatu gerakan bersama yang
dilakukan masyarakat dan pemerintah dalam rangka
memenuhi hak reproduksi perempuan dan hidup ibu dan bayi.
Dengan gerakan ini diharapkan akan muncul kepedulian
masyarakat terhadap pemenuhan hak-hak tersebut.
10
8) Kunjungan dokter spesialis kebidanan dan penyakit
kandungan di puskesmas untuk melakukan pemeriksaan
terhadap ibu hamil resiko tinggi dan transfer of knowledge
kepada petugas puskesmas.
9) Kegiatan Audit Maternal Perinatal yang bertujuan untuk
melakukan analisa penyebab kematian.
10) Kegiatan kelas hamil adalah kegiatan untuk pembelajaran
tentang segala seluk beluk kehamilan, persalinan, masa nifas
dan perawatan bayi, bagi ibu hamil dan pendamping (suami
atau saudara terdekat).
11
Sedangkan untuk Bumil dengan AGB, berdasarkan laporan
dari petugas Gizi Puskesmas Kratonan sebanyak 25 orang dari
400 ibu hamil (6,25) .
Tablet Fe adalah tablet yang mengandung Fe dan asam
folat, Ibu hamil mendapat Fe 3 adalah ibu yang selama
kehamilannya minimal mendapat 90 tablet Fe. Distribusi talet Fe
ditujukan untuk mengurangi kasus kurang darah (anemia) pada
ibu hamil. Program pemberian tablet Fe gratis baru terbatas pada
ibu hamil karena besarnya dana yang dibutuhkan untuk bisa
menyediakan tablet Fe bagi seluruh ibu hamil minimal 90 tablet
per ibu hamil, juga terkait dampak resiko terhadap kematian ibu
saat persalinan karena perdarahan.
Jika dilihat dari angka bumil Anemia tahun 2017 sebesar
6,25%, maka dapat dikatakan bahwa bumil di wilayah UPT di
Puskesmas kratonan statusnya baik.
12
Berdasarkan data dari Bapermas Kecamatan Serengan,
Jumlah PUS tahun 2017 sebanyak 2599 Dari jumlah PUS yang
ada 76,64% telah menjadi perserta KB aktif.
13
baru lahir dengan Berat Lahir Rendah (<2500 gr) sebanyak 17
(4,9%). Dibanding tahun 2016 angka lebih tinggi (3,6%).
Jika dilihat dari Status Gizi Bumil, angka BBLR sebanding
dengan angka bumil KEK yang juga mengalami peningkatan
dibandingkan dengan angka bumil KEK tahun 2016.
d. Pemberian ASI Esklusif
Bayi mendapat ASI eksklusif adalah bayi 0-6 bulan yang diberi
ASI saja tanpa makanan atau cairan lain kecuali obat, vitamin dan
mineral berdasarkan recall 24 jam. Cakupan pemberian ASI
eksklusif diperoleh dari hasil pendataan yang dilakukan oleh kader
pada bulan Februari dan Agustus setiap tahunnya.
Target bayi mendapatkan ASI eksklusif adalah 76,5%,
sementara capaian UPT Puskesmas Kratonan sebesar 75,48%.
Capaian ini menurun dibanding tahun 2016 (77,22%).
Beberapa upaya yang dilakukan untuk dapat meningkatkan
cakupan ASI eksklusif adalah :
1) Kelompok Pendukung Ibu (KP-Ibu)
Adalah kelompok masyarakat yang terdiri dari ibu hamil
dan ibu menyusui dengan didampingi oleh motivator dari
kalangan mereka sendiri yang diberi pelatihan khusus, serta
fasilitator dari puskesmas. Kegiatan ini bertujuan sebagai
sarana untuk saling berbagi pengalaman dan informasi tentang
pemberian ASI. Sampai tahun 2017 sudah dibentuk KP-Ibu di
seluruh kalurahan.
2) Advokasi Inisiasi Menyusu Dini (IMD) ke sarana pelayanan
kesehatan
Sudah dilaksanakan koordinasi dan pembinaan terhadap
sarana pelayanan kesehatan yang ada di wilayah UPT
Puskesmas Kratonan, bahwa semua pelayanan meIaksanakan
IMD.
3) Advokasi penyediaan ruang Laktasi di Perkantoran dan
Tempat-tempat Umum
14
Hal ini sudah dilaksanakan terutama di kantor-kantor
pemerintah. Untuk kantor-kantor swasta secara bertahap akan
dilakukan koordinasi, agar semua tempat-tempat umum
menyediakan ruang laktasi.
e. Pemberian Kapsul Vitamin A pada Balita
Kapsul vitamin A bayi dan anak balita dilakukan pada
bulan pebruari dan Agustus, sedangkan ibu nifas mendapatkan
2(dua) kapsul vitamin A selama masa nifas.
Hasil cakupan pemberian vitamin A tahun 2017 di UPT
Puskesmas Kratonan untuk bayi sebesar 100% dan anak balita
sebesar 100%. Hasil ini sama dengan target yang ditetapkan oleh
Dinas Kesehatan Kota Surakarta yaitu 100%.
Tingginya capaian pemberian vitamin A di UPT Puskesmas
Kratonan dikarenakan seluruh posyandu yang ada sebanyak 30
Posyandu semuanya dalam kategori aktif serta mudahnya akses
terhadap fasilitas pelayanan kesehatan, dan tentunya peran aktif
dari promosi kesehatan baik berupa penyuluhan langsung maupun
melalui media masa yang ada di UPT Puskesmas Kratonan.
Di UPT Puskesmas Kratonan pemberian kapsul vitamin A
dosis tinggi juga mulai diberikan bagi balita sakit. Pemberian ini
diintegrasikan dengan program managemen terpadu balita sakit
(MTBS).
f. Penimbangan Balita di Posyandu
Salah satu indikator peran serta masyarakat di bidang
kesehatan adalah cakupan balita yang datang dan ditimbang di
Posyandu (D/S). Cakupan D/S tahun 2017 adalah sebesar 80,08%,
sudah dia atas target Kota sebesar 77%.
g. Pelayanan Imunisasi
Idealnya bayi harus mendapat imunisasi dasar lengkap yang
terdiri dari BCG satu kali, DPT tiga kali, Polio empat kali,
Hepatitis B tiga kali, dan campak satu kali. Cakupan imunisasi
lengkap selama ini dilihat dari status imunisasi campak.
15
Selama tahun 2017, dari jumlah sasaran bayi sebanyak 346
bayi, dan yang telah lengkap 335 (96,82%). Hal ini masih di bawah
target SPM sebesar 98%.
16
c. Pemberian makanan tambahan bagi balita dengan gizi buruk atau
gizi kurang.
d. Pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil KEK.
17
6. Kegiatan Posyandu Lansia
Mahasiswa ikut berpartisipasi dalam kegiatan Posyandu Lansia, seperti
pengukuran tekanan darah, berat badan, tinggi badan, dan melakukan
penyuluhan dengan sasaran Lansia, seperti Nutrisi Lansia, Hipertensi,
Asam Urat, Osteoporosis, dll.
7. Senam Lansia dan Cek Kesehatan
Mahasiswa ikut berpartisipasi dalam kegiatan senam lansia yang
diadakan setiap hari Rabu lalu dilanjutkan dengan cek kesehatan.
18
BAB IV
PEMBAHASAN
Namun beberapa program kerja yang menurut kami belum terlaksana dan
tersosialisasikan dengan baik adalah General Medical Check Up (GMC) dan
kader kesehatan remaja. Untuk program GMC, selama kami menjumpai
masyarakat dalam pendataan kelurga sehat, ada beberapa yang sudah tahu, namun
beberapa masih belum mengetahui tentang program tersebut. Padahal menurut
kami, pemeriksaan kesehatan umum sangatlah penting mengingat program
tersebut dapat menjadi sarana deteksi dini terhadap adanya penyakit, terutama
penyakit tidak menular dalam masyarakat. Untuk program kader kesehatan remaja
seperti yang tercantum dalam profil puskesmas belum terlaksana.
19
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat
ternyata masih menyimpan berbagai permasalahan yang kini banyak
dikeluhkan oleh masyarakat. Tidak hanya dilihat dari segi sarana dan
prasarana yang kurang memadai, tetapi juga dari segi komunitas yang
demikian pula adanya. Oleh karena itu, diperlukan perhatian khusus
dari pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat serta komitmen untuk merubah sistem pelayanan
Puskesmas yang dinilai buruk oleh masyarakat. Selain itu, Puskesmas
juga harus memiliki standar pelayanan yang dapat memenuhi seluruh
kebutuhan masyarakat untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan
masyarakat.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
20
Depkes,2008. Profil kesehatan indonesia tahun 2008. Tersedia di
http://www.depkes.go.id/folder/view/01/structure-publikasi-pusdatin-
profil-kesehatan.html Diunduh tanggal 12 desember 2018
Depkes,2018. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017. Tersedia di
http://www.depkes.go.id/folder/view/01/structure-publikasi-pusdatin-
profil-kesehatan.html Diunduh tanggal 12 desember 2018
Dinkes kota surakarta, 2014. Profil kesehatan kota surakarta tahun 2014.
Tersedia di http://dinkes.surakarta.go.id/ . Diunduh tanggal 12 desember
2018
Dinkes jateng,2018.profil kesehatan jawa tengah tahun 2017.
https://dinkesjatengprov.go.id/v2018/ Diunduh tanggal 12 desember 2018
Rahma C. 2012. Konsep Dasar Puskemas. Tersedia di
http://repository.usu.ac.id diunduh tanggal 12 Desember 2018
21